Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendrik Andrianto
Abstrak :
Tesis ini tentang kajian perjudian sabung ayam di Bali. Dengan perhatian utama kajian pada keberlangsungan perjudian sabung ayam di Bali karena merupakan salah satu kegiatan adat, juga karena adanya hubungan patron klien antara oknum polisi dengan penyelenggara perjudian sabung ayam. Ruang lingkup masalah penelitian dalam tesis ini adalah masyarakat adat Bali, perjudian sabung ayam yang termasuk "tajen terang" yaitu perjudian yang merupakan kegiatan adat dan "tajen branangan" yaitu perjudian yang merupakan bentuk pelanggaran hukum, hubungan patronklien yang terjadi antara penyelenggara perjudian sabung ayam dengan oknum aparat polisi, aturan-aturan dalam kontes sabung ayam, penggolongan ayam aduan, aturan-aturan taruhan, karakteristik para petaruh dan pengorganisasian penyelenggaraan perjudian sabung ayam baik sebagai bentuk perjudian yang termasuk "tajen terang" maupun "tajen branangan" yang didalamnya termasuk, strategi, manajemen maupun peranan-peranan dan kewenangan-kewenangan para anggota penyelenggara. Pendekatan yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data secara etnografi dengan tehnik pengumpulan data meiaiui pengamatan, pengamatan terlibat dan wawancara berpedoman dengan lokasi penelitian di Renon, Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi profanisasi nilai-niiai sakral prosesi keagamaan tajen tabuh rah menjadi bentuk perjudian sabung ayam oieh para penjudi. Profanisasi niiai-nilai sakral oieh para penjudi, yang berbentuk perjudian sabung ayam, telah menjadi lahan oknum polisi untuk mengutip uang sehingga menjadi hubungan patron klien antara oknum polisi dengan penyelenggara perjudian sabung ayam. Tindakan oknum polisi yang melakukan "pengecukan" terhadap "saya tajen" tidak melihat apakah tajen yang sedang diadakan adalah tajen yang berkaitan dengan adat atau yang sakral atau tajen yang profan. Sebaliknya oknum polisi yang datang ke lokasi tajen, tanpa melihat apakah memiliki kewenangan atau tidak dalam melakukan pengakan hukum, dianggap mewakili kekuasaan penegakan hukum. Sehingga hubungan patron klien antara oknum polisi dengan penyelenggara tajen menunjukkan seberapa besar kekuatan polisi dalam masyarakat Bali. Selain itu tindakan oknum polisi tersebut juga menunjukkan pentingnya polisi memerlukan uang "cash and carry". Yang dengan demikian prinsip uang °cash and carry telah menjadi kebudayaan oknum-oknum polisi. Implikasi kajian tesis ini adalah pelarangan dan penindakan secara tegas terhadap perjudian yang selalu rnengiringi pelaksanaan tajen. Memberikan pemahaman terhadap anggota Polri batasan-batasan tajen yang berkaitan dengan adat dan tajen yang bukan adat. Sehingga setiap anggota Polri memahami mana tajen yang melangar hukum dan mana tajen yang bukan pelanggaran hukum. Dalam memberikan batasan-batasan tajen adat dan tajen yang pelanggaran hukum hendaknya Polri melibatkan pemuka-pemuka adat setempat. Sebab penerapan praktek-praktek adat antara satu desa adat dengan desa adat lainnya berbeda (desa mawacara), sehingga berbeda pula dalam pelaksanaan tajen sebagai pelengkap upacara dalam suatu desa adat. E. Daftar Kepustakaan : 26 buku + 6 artikel + 3 makaiah
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T10861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Zakia Anwar
Abstrak :
Sabung Ayam atau adu ayam dalam antropologi adalah tradisi di mana manusia bersaing sabung ayam mereka dengan satu sama lain untuk kepentingan pribadi atau budaya. Banyak penelitian tentang sabung ayam yang masih antroposentris hanya fokus pada aspek budaya. Bahkan hubungan timbal balik antara manusia dan alam dan unsur-unsur alami (hewan) adalah diabaikan. Oleh karena itu, penelitian ini akan fokus pada perspektif baru, yaitu multispesies Perspektif antropologis yang menganggap manusia dan non-manusia sama analisis. Penelitian ini dilakukan pada beberapa pria di Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah. Data diambil dengan wawancara mendalam dan observasi partisipan. Berdasarkan temuan di lapangan, pria dari Kampung Laut telah lama hidup berdampingan dengan sabung ayam. Ini dibuktikan oleh fakta bahwa tradisi sabung ayam telah ada sejak Kampung Laut masih di Segara Anakan. Dari dulu sampai sekarang, para pejuang ayam yang bertarung dalam adu ayam di Kampung Laut tidak pernah mati. Bukti ini bahwa para lelaki di Kampung Laut menyadari jika sabung ayam juga merupakan makhluk hidup, maka harus demikian diawetkan. Interaksi antara pria dan sabung ayam menciptakan perasaan emosional diantara mereka. Perlakuan baik laki-laki terhadap sabung ayam menciptakan kebalikan hubungan dalam mutualisme simbiosis. Pria mendapat manfaat karena adu ayam, dan juga sebaliknya sebaliknya, sabung ayam juga mendapat manfaat dari sabung ayam. Apalagi, sabung ayam juga berkontribusi bagi masyarakat Kampung Laut. Saya berpendapat bahwa etnografi multispecies Perspektif yang digunakan dalam penelitian ini akan memberikan kerangka kerja baru dalam membuat holistik penjelasan tentang hubungan manusia dengan unsur-unsur alam dan hewan. Karena dalam penelitian ini, manusia bukan satu-satunya subjek utama, tetapi begitu juga sabung ayam. Spesies non-manusia juga memiliki hak dan hak yang sama dengan manusia.
Cockfighting or cockfighting in anthropology is a tradition where humans compete their cockfights with one another for personal or cultural interests. Many studies of cockfighting that are still anthropocentric only focus on cultural aspects. Even the mutual relationship between humans and nature and natural elements (animals) is ignored. Therefore, this research will focus on a new perspective, namely anthropological perspectives that consider humans and non-humans the same analysis. This research was conducted on several men in Kampung Laut, Cilacap, Central Java. Data were collected by in-depth interviews and participant observation. Based on findings in the field, men from Kampung Laut have long lived side by side with cockfights. This is evidenced by the fact that the cockfighting tradition has existed since Kampung Laut is still in Segara Anakan. From the beginning until now, the chicken fighters who fought in chicken fights in Kampung Laut have never died. This evidence is that the men in Kampung Laut realize that cockfights are also living things, so they must be preserved. The interaction between men and cockfighting creates emotional feelings between them. The good treatment of men towards cockfighting creates the opposite relationship in symbiotic mutualism. Men benefit from cock fighting, and vice versa on the contrary, cockfights also benefit from cockfights. Moreover, cockfighting too contribute to the Kampung Laut community. I argue that the ethnographic multispecies perspective used in this study will provide a new framework for making holistic explanations about the relationship of humans with the elements of nature and animals. Because in this study, humans are not the only main subject, but so are cockfights. Non-human species also has the same rights and rights as humans.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kunthi Tridewiyanti
Abstrak :
Tesis ini memperlihatkan sabung ayam merupakan salah satu bentuk permainan rakyat yang telah dikenal sejak dahulu dan telah dilakukan secara turun menurun oleh beberapa masyarakat di Indonesia. Akan tetapi permainan ini harus diberhentikan bahkan dihapuskan oleh masyarakt sejak dikeluarkannya peraturan tanggal 1 April 1981 tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian. tentu saja hal tersebut mengundang berbagai permasalahan di masyarakat khususnya masyarakat Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali yang penulis pilih sebagai daerah kajian. Hasil kajian menunjukkan bahwa permainan sabung ayam telah dikenal oelh masyarkat Desa Kubutambahan sejak jaman nenek moyang dan permainan itu bila ditinjau dari sifatnya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu permainan tabuh rah dan permainan tajen. Keduanya mempunyai ciri tersendiri, mulai dari pihak yang berperan dalam permainan, tempat pelaksanaan, aturan permainan sampai pelaksanaannya. Sekalipun ada bentuk permainan lainnya yang juga dikenal masyarakat tersebut, namun ternyata sebagian besar masyarakat tetap saja memilih melakukan permainan sabung ayam, mempersiapkan ayang sabungan, juga mengenal berbagai bentuk folklor lainnya yang mengandung unsur pemainan sabung ayam. misalnya dalam cerita-cerita, nyayian serta kepercayaan masyarakat. Permainan sabung ayam tetap dilakukan oleh masyarakat Desa Kubutambahan, disebabkan oleh adanya fungsi-fungsi dari permainan tersebut. Antra lain, fungsi ekonomis, religius, sosial. psikologis dan fungsi pengembangan varietas ayam. Adanya fungsi itulah menyebabkan berbafai upaya dilakukan oleh masyarakat untuk tetap melestarikan permainan itu, mulai dari upaya legitimasi, kamuflase, penyucian, penyembunyian sampai penyuapan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat itu justru memperlihatkan bahwa upaya pemerintah dalam mengefektifkan peraturan kurang berhasil, karena terkesan peraturan yang diterapkan itu tidak diindakan, bahkan dianggap bertentanan dengan kebiadaan masyarakat. Di samping itu juga memperlihatkan adanya perbedaan penilaian oleh penegak hukum, pihak agama, aparat adat maupun aparat pemerintahan. Di dalam mengurangi kurang efektifnya pelaksanaan peraturan itu, sebenarnya masyarakat puntampak secara alami mengupayakan penghapusan permainan sabung ayamn, misalnya upaya melalui penegakan hukum baik dari peraturannya sendiri maupu penegakan hukumnya, upaya melalui pendidikan, upaya di bidang perekonomian, upaya melalui kepercayaan masyarakt dan upaya melalui komunikasi. Dengan memperlihatkan upaya penghapusan yang dilakukan oleh masyarakat dari dalam sendiri sebenarnya lebih baik daripada dilakukan suatu pemaksaan penghapusan dari pihak luar yang terkadang mempunyai nilai yang berbeda.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lampe, Munsi
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S12745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library