Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novini
Abstrak :
In a highly competing business and business environment uncertainty, firms are demanded to look for a right and perfect strategy to anticipate it. Unfortunately, not every firm has a strategy, especially small firms. PT. XYZ is a small family business that doing business in electrical and mechanical contracting for 28 years. In the last two years, the revenue of PT. XYZ has declined. To anticipate the continuous decline, PT. XYZ needs a strategy. Strategy for PT. XYZ is made through strategy formulation?s tools which are SWOT Matrix and SPACE Matrix that use input from EFE Matrix and IFE Matrix.
Tingginya persaingan dunia usaha dan ketidakpastian lingkungan usaha saat ini menuntut setiap perusahaan untuk mencari strategi apa yang paling tepat dan sesuai untuk mengatasinya. Sayangnya, tidak semua perusahaan mempunyai strategi, apalagi perusahaan dengan skala kecil. PT. XYZ adalah sebuah perusahaan keluarga yang bergerak dalam bidang jasa Kontraktor Listrik dan Mekanikal dengan skala kecil yang sudah berdiri selama 28 tahun. Dalam dua tahun terakhir, pendapatan usaha PT. XYZ mulai menurun. Untuk menghindari turunnya pendapatan usaha yang berkelanjutan, PT. XYZ memerlukan sebuah strategi. Strategi untuk PT. XYZ dibuat dengan menggunakan alat formulasi strategi yaitu SWOT Matrix dan SPACE Matrix yang menggunakan input dari EFE Matrix dan IFE Matrix.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26545
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Ayu Rifamutia Krishna Devi
Abstrak :
Munculnya teknologi telah memberikan dampak kemajuan terhadap industri perekrutan, mengubah metode tradisional menjadi proses yang lebih efisien dan jelas. Dengan integrasi platform dan alat digital, saat ini perekrut memiliki akses ke berbagai kemajuan teknologi yang meningkatkan kemampuan mereka untuk menarik dan merekrut talenta terbaik. Pekerja kerah biru adalah anggota kelas pekerja yang melakukan pekerjaan manual. Studi ini berfokus pada analisis niat pekerja kerah biru untuk menggunakan platform e-recruiting yang bernama Pintarnya, menggunakan model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) dan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS SEM). Sebanyak 212 responden berpartisipasi dalam penelitian ini, yang dapat membantu menganalisis faktor Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, dan Facilitating Condition yang mempengaruhi kesediaan mereka untuk mengadopsi platform Pintarnya. Berdasarkan hasil pengolahan data, usage behavior dipengaruhi oleh behavioral intention, behavioral intention dipengaruhi oleh performance expectancy dan social influence. Melalui analisis data, dirumuskan strategi komprehensif dengan menggunakan matriks SWOT dan metode penilaian RICE. Strategi ini bertujuan guna memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan proses rekrutmen, mengatasi hambatan potensial, dan mengoptimalkan efektivitas platform. Temuan dan strategi yang diprioritaskan dari penelitian ini dapat menjadi sumber daya yang berharga bagi pemangku kepentingan dalam industri perekrutan, memungkinkan mereka untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dan membuat keputusan untuk meningkatkan adopsi dan pemanfaatan platform perekrutan elektronik seperti Pintarnya di kalangan pekerja kerah biru. ...... The advent of technology has revolutionized the recruiting industry, transforming traditional methods into more efficient and streamlined processes. With the integration of digital platforms and tools, recruiters now have access to a wide range of technological advancements that enhance their ability to attract and hire top talent. A blue-collar worker is a member of the working class who does manual labor and/or skilled trades. Blue-collar jobs can be either skilled or unskilled. This study focuses on analyzing the intentions of blue-collar workers to use the e-recruiting platform called Pintarnya, employing the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) model and Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS SEM). A total of 212 respondents participated in the study, shedding light on the factors of Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, and Facilitating Conditions influencing their willingness to adopt the Pintarnya platform. Based on the results of data processing, usage behavior is influenced by performance expectations, social influence and behavioral intentions. Through data analysis, a comprehensive strategy was formulated by utilizing the SWOT matrix and the RICE scoring method. This strategy aims to benefit technology to enhance the recruitment process, addressing potential barriers and optimizing the platform's effectiveness. The findings and prioritized strategies from this research can be valuable resources for stakeholders in the recruitment industry, enabling them to harness the power of technology and make informed decisions to enhance the adoption and utilization of e-recruiting platforms like Pintarnya among blue-collar workers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Lianto
Abstrak :
Cabang Jakarta Pasar Rumput (CJPR) merupakan jaringan PT Bank X (Persero) yang ruang lingkup kegiatan operasionalnya digolongkan sebagai cabang Spoke C. Dalam beberapa tahun terakhir kinerja CJPR menga]ami penurunan yang disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu tingginya tingkat persaingan dengan hadirnya outlet/cabang dari bank pesaing dan cabang lain Bank X yang letaknya berdekatan dengan kawasan Pasar Rumput serta faktor internal, yaitu kondisi CJPR pasca merger serta faktor -faktor lain yang lebih bersifat kualitatif dan berdimensi non keuangan seperti : permasalahan pelayanan (service excellent), kepegawaian (human resources) dan proses internal cabang. Selama ini pengukuran kinerja CJPR hanya ditinjau dari aspek keuangan saja dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai indikator pengukuran, pedahal permasalahan yang dihadapi cabang sebagian besar berdimensi non keuangan sehingga diperlukan suatu konsep pengukuran kinerja yang dapat menyeimbangkan antara aspek keuangan dan non keuangan yang lebih bersifat komprehensif Balanced Scorecard merupakan metode pengukuran kinerja yang memperluas tolok ukur strategi perusahaan menjadi 4 (empat) perspektif yaitu : perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal bisnis, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, serta mampu menerjemahkan visi, misi, dan strategi cabang ke depan. Dalam implementasinya, metode BSC perlu didukung dengan matriks SWOT dan matriks House of Quality serta teori-teori pendukung lainnya antara lain konsep pengukuran kinerja, Analytical Hierarchy Process (AHP), analisis SWOT dan metode Quality Function Deployment. Dengan pengukuran tersebut CJPR akan mengetahui faktor-faktor strategis, nilai kinerja masing-masing perspektif BSC serta langkahlangkah perbaikan bagi tolok ukur yang belum optimal. Langkah-langkah penelitian diawali dengan observasi terhadap lingkungan eksternal dan internal CJPR, mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan, menetapkan tujuan penelitian, mengumpulkan teori-teori yang mendukung penyelesaian permasalahan penelitian, mengumpulkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder melalui metode wawancara, focused group discussion dengan para manajer CJPR, manajer HR kantor pusat, dan beberapa nasabah serta data-data yang telah terdokumentasi di cabang. Dari hasil penelitian diperoleh : terdapat 13 (tiga betas) faktor-faktor strategis (key success factor) yang terbagi pada empat perspektif BSC. Pada perspektif keuangan terdapat 3 (tiga) faktor strategis, yaitu : memacu pertumbuhan laba, memperbaiki komposisi dana, mengurangi beban overhead. Pada perspektif pelanggan terdapat 4 (empat) faktor strategis, yaitu : meningkatkan account share, akuisisi pelanggan, menunjang saluran distribusi melalui penggunaan fasilitas internet dan sms banking, mempertahankan nasabah dengan menjaga image dan kualitas pelayanan. Pada perspektif proses internal terdapat 3 (tiga) faktor strategis, yaitu : memperbaiki proses internal cabang, kegiatan promosi produk/jasa baru, kelengkapan produk/jasa. Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran terdapat 3 (tiga) faktor strategis, yaitu : pengembangan pegawai yang mendukung strategis bisnis cabang, meningkatkan koordinasi dengan unit kerja SDM, aktip memberikan saran inovasi produkljasa.. Selain itu, dari faktor-faktor strategis cabang kemudian diturunkan 25 (dua puluh lima) tolok ukur (key performance indicator) yang terbagi pada keempat perspektif BSC. Dari hasil pengukuran kinerja, diperoleh nilai kinerja perspektif keuangan tahun 2002 mengalami peningkatan sebesar 7,47 % dibandingkan tahun 2001, nilai kinerja perspektif pelanggan tahun 2002 mengalami penurunan sebesar 3,48% dibandingkan tahun 2001, nilai kinerja perspektif proses internal tahun 2002 mengalami penurunan sebesar 3 % dibandingkan tahun 2001, nilai kinerja perspektif pertumbuhan & pembelajaran pada tahun 2001 berada di bawah rata-rata (nilai nilai kinerja 1,50) dan terus merosot sebesar 4,67% pada tahun 2002 (nilai kinerja 1,43). Hasil pengukuran kinerja secara keseluruhan CJPR tahun 2001 dan 2002 tergolong rata-rata, namun total nilai kinerjanya sendiri pada tahun 2002 mengalami penurunan sebesar 0.63 % dibandingkan tahun 2001. Penurunan tersebut terjadi karena nilai kinerja masing-masing perspektif pada tahun 2002 rata-rata mengalami penurunan dibandingkan tahun 2001 (kecuali perspektif keuangan). Perbandingan beberapa tolok ukur pokok antara CJPR dengan Cabang A, diperoleh hasil, sebagai berikut : pada tahun 2001 nilai kinerja Cabang A terhadap tolok ukur pencapaian jumlah kredit, cost eficiency, funding mix giro/simpanan berjangka relatif lebih baik dibandingkan CJPR. Sedangkan pada tahun 2002 nilai kinerja CJPR terhadap tolok ukur pencapaian jumlah kredit, pencapaian feebase income, pertumbuhan jumlah rekening dan funding mix tabungan relatif lebih baik dibandingkan Cabang A. Tolok ukur yang memenuhi kriteria harusdiperbaiki karena pencapainnya belum optimal adalah : pencapaian dana, cost efficiency, funding mix giro, pertumbuhan jumlah rekening, jumlah rekening tutup, customer retention, jumlah gangguan sistem transaksi, jumlah gangguan mesin ATM, waktu tunggu nasabah, jumlah kerusakan inventaris cabang, penyelesaian keluhan pegawai, pertemuan intern, rotasi pegawai, ketidakhadiran pegawai. Tolok ukur-tolok ukur tersebut selanjutnya diperbaiki kinerjanya melalui matriks House of Quality dan diperoleh hasil sebagai berikut : 8 (delapan) tingkat prioritas inisiatif perbaikan, 4 (empat) inisiatif perbaikan yang paling berpertgaruh terhadap inisiatif perbaikan lainnya, yaitu : meningkatkan jadwal intensitas pertemuan intern, menerapkan customer services excelent, menciptakan budaya menjual kepada seluruh pegawai, menerapkan konsep pemasaran Team Work Marketing. Hasil lainnya adalah terdapat 3 (tiga) unit kerja pembina sistem kantor pusat yang paling banyak berkordinasi dengan cabang dalam melaksanakan inisiatif perbaikan, yaitu : Jakarta Network Group, Central Operations Group dan Training Group. Terhadap hasil pengukuran yang diperoleh, cabang disarankan segera menetapkan action plan masing-masing inisiatif perbaikan sesuai dengan usulan format perbaikan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakti Alamsyah
Abstrak :
Dalam menghadapi era desentralisasi, RSUD Ujungberung memerlukan suatu perencanaan strategis sumber daya manusia di dalam mewujudkan visi dan mini serta rencana strategis dan program-program yang akan dilaksanakan dalam kunun waktu 2003-2007. Inilah yang menjadi alasan dan tujuan dari penelitian Mi. Untuk dapat menyusun perencanaan strategis SDM Rumah Sakit Umum Daerah Ujungberungjenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian operasional dengan teknis analisis yaitu kornbinasi dari analisis kualitatif dan kuantitatif, dibantu dengan peramalan menggunakan time series forecasting dengan teknik double exponential smoothing with linear trend melalui program QS (Quant System) Version 2.0. Penyusunan strategi ini dilakukan melalui beberapa tahap, tahap pertama (input stage) terdiri dari analisis lingkungan eksternal dan internal SDM RSUD Ujungberung, yang dilakukan oleh Consensus Decision Making Group (CDMG). Pada tahap kedua (matching stage), CDMG melakukan analisis dengan Internal-Eksternal matrix dan SWOT matrix. Secara tersendiri dilakukan analisis beban kerja dengan dasar jumlah kunjungan pasien dan jumlah hari perawatan yang disertai estimasi kunjungan pasien rawat jalan maupun rawat Map, yang akan menghasilkan salah sate contoh jumlah kebutuhan SDM. Pada tahap ketiga (decision stage) analisis dilakukan dengan menggunakan QSPMuntuk menentukan prioritas strategi. Dari hash penelitian, pada pemilihan altematif strategi dengan berdasarkan IE matrix, diketahui bahwa posisi SDM RSUD Ujungberung Kota Bandung berada pada sel I, yang artinya pada posisi pertumbuhan yang perlu dukungan baik internal maupun ekstemal. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa untuk snencapai tujuan jangka panjang SDM RSUD Ujungberung, dalam menghadapi era desentralisasi tahun 2003 - 2007 diperlukan advokasi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kota Bandung. Sebagai saran untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini adalah perlunya dibuat tim perencana untuk merumuskan langkah-langkah pengembangan SDM, membuat program pendidikan dan pelatihan serta pengelolaan SDM yang merupakan operasionalisasi dari perencanaan strategis SDM ini. ......Strategic Plan for Human Resource in Ujungberung General Hospital, Bandung, West Java Province in Applying Decentralization, 2003-2007.Within the decentralization era, Ujungberung General Hospital requires the strategic plan for human resources to concrete vision and mission and program will be conducted in period of 2003 - 2007. This is major reason of the research. To arrange the strategic plan of human resource in District General Hospital of Ujungberung, operational research has been conducted by using qualitative and quantitative analysis assisted by model prediction of time series forecasting using double exponential smoothing with linear trend through QS program (Quant System) Version 2.0. Strategy arrangement is conducted through several stages. First stage (input stage) consist of external and internal environmental analysis of Ujungberung District General Hospital done by Consensus Decision Making Group (CDMG). The second stage (matching stage), CDMG performs the analysis with Internal - External matrix and SWOT matrix. Separately, analysis of work charge is conducted based on the amount of patient visiting and day of nursing accompanied by visiting of contact care and hospitalizing care, which produce one of human resource requirement. In the third stage (decision stage), analysis is conducted by using QSPM to decide strategy priority. From the research of strategy alternative option based IE matrix, it is known that the position of Ujungberung District Hospital is in cell 1, it shows the developing position which is required both internal and external support. It is concluded that to obtain long term purpose of human resource of Ujungberung District Hospital in decentralization age of 2003- 2007, it is required the ad vocation and coordination with Bandung District Government. To follow up research result, it needs to form planning team to formulate the further steps of human resource development, to make educational and training program which operational form of human resource strategy planning.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library