Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Threes Miranti Sujatnapradigna
1973
S2130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuriyandi F.E.H.
Abstrak :
Di Indonesia, pertumbuhan penduduk usia kerja sangatlah pesat, hal ini memberikan peluang untuk memperoleh bonus demograifi. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa mayoritas angkatan kexja di Indonesia didominasi oleh mereka yang bcrpendidikan rendah. Selain itu tingginya angka pengangguran terdidik (lulusan SLTA +), dan pencari kerja lulusan SLTA cenderung lebih lama mendapatkan pekeljaan dibandingkan lulusan yang berpendidikan rendah. Dengan dasar tersebut, penelitian ini bertujuan mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi lama mencari kenja Iulusan SLTA (SMU dan SMK) di Indonesia. Dengan menggxmakan data Sakernas Agustus 2007, akan menganalisa lamanya mencari kerja di Indonesia yang dipengamhi oleh karakteristik individu yaitu pendidikan, pelatihan, jenis kelamin, umur, daerah tinggal, status perkawinan serta status dan sektor pekezjaan yang diperoleh. Untuk menganalisis digunakan metode Hazard zmalisis dengan regresi Cox untuk melihat resiko mendapatkan pekeljaan. Hasil penelilian ini menunjukkan bahwa mereka yang tinggal di pedesaan Iebih cepat bekelja dibandingkan di perkotaan, laki - laki Iebih cepat mendapatkan pekeljaan dibandingkan perempuan, berstatus kawin lebih cepat mendapatkan pckcrjaan dibmamglmn lainnya, mereka yang pemah mendapatkan pelatihan Iebih cepat mendapatkan pekenjaan dibandingkan yang tidak pernah, mereka yang bekerja di pekerjaan informal lebih cepat mendapatkan pekerjaan lebih oepat mendapatkan pekeljaan dibandingkan pekeljaan formal. Scdangkan mereka yang lulusan SLTA tamatan SMK lebih Iambat mendapatkan pekerjaan dibandingkan tamatan SMU, mereka yang bekelja disektor manufaktur dan jasa lebih Iambat mendapatkan pckcnjaan dibandingkan sektor lainnya yaitu pertanian, kontruksi, pertambangan, listrik, lembaga keuangan dan angkutan. Dan mereka yang bemsia muda lebih lambat mendapatkan pekerjaan. ......In Indonesia, young population growth is very fast, this matter gives opportunity to get demographic In fact indicate that labor force majority is predominated by them which have low education. Most of open unemployment in Indonesia is labor force whose has high education ( SLTA +). And job search duration for grad of SLTA more longer than they whose has low education. With this background, the research purpose is to know many factors influencing that job search duration grad of SLTA in Indonesia. Using data of Sakemas in August 2007, will analysis job search duration in Indonesia influenced by individual characteristic those are education, training, gender, age, area remain, marriage status.Hazard analysis with Cox regression to see risk get work will be used to analyse the data. The Result of this research indicate that them who live in rural more faster than in urban to get the job, Male more faster than female, married status more faster than other, them who get training more faster than other, SMU more faster than SMK, informal worker more faster than formal worker, and them who work in trading sector more faster than others sector.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33992
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri Mutiara
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Purwono
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dan sektor lapangan usaha yang menyerap angkatan kerja muda umur 18-24 tahun lulusan SLTA yang meliputi jenis kelamin, tempat iinggal, status perkawinan, status pekerjaan, pelatihan dan sektor lapangan kerja (pertanian, manufaktur dan jasa). Data yang digunakan adalah data SAKERNAS bulan Agustus tahun 2007 dengan analisis diskriptif dan inferensial. Tahapan pertama penelitian adalah estimasi upah angkatan kerja dengan regresi linier. Selanjutnya dengan regresi linier menghitung probabilitas bekerja untuk menganalisis penyerapan angkatan kerja muda umur 18-24 tahun lulusan SMA dan lulusan SMK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penduduk umur 15 tahun ke atas sebanyak 164.118.3224 orang, dimana 29.284.l88 orang adalah angkatan kerja muda umur 18-24 tahun. Mereka merupakan 68,01 persen angkatan kerja muda (15-24 tahun) serta 17,84 persen dari jumlah penduduk usia kerja (15-64 mhun) dengan karakteristik 50,08 persen laki-laki, 70,70 persen berstatus tidak kawin, 47,73 persen bertempat tinggal di perkotaan dan 38,00 persen berpendidikan tamat SLTA. Pada penduduk umur 18-24 tahun tamat SLTA, berdasarkan kegiatannya 37,69 persen berstatus bekerja, 19,98 persen mencari kerja, 25,05 persen sekolah dan 17,28 persen lainnya. Hasil deskriptif upah menunjukkan bahwa upah angkatan kerja muda umur 18-24 tahun lulusan SMK lebih besar dibanding upah lulusan SMA. Hasil analisis inferensial probabilitas bekerja angkatan kerja muda umur 18-24 lulusan SLTA menunjukkan lulusan SMK lebih besar dibanding lulusan SMA. Sektor lapangan usaha yang banyak menyerap lulusan SMA adalah sektor pertanian, sektor manufaktur untuk lulusan SMK, sedangkan probabilitas bekerja Iulusan SMA dan lulusan SMK kurang pada sektor jasa. ......This research to know the factors and working field sectors that absorb the young labor forces ages 18~24 years old which graduated from SLTA that involve sex, residence, marital status, training and working Held sectors (Agriculture, manufactory, and service) and taining The data which is used is Sakernas data on august 2007 by descriptive and inferential analysis. The first step of research is wage estimation of labor forces with linier regression. Secondy by linier regression to count work probability to analyze absorb1ion of labor forces Hom 18-24 years old of SMA and SMK graduations. The result of this reseach explains that sum of people up to 15 years old are 164.118.1323 people, where 29.284.188 people are labor force of 18-24 years old. They are 68,01 percent from young labor force (15-24 years old) and 17,84 percent from sum of 15-64 years old. Their characteristics are 50,08 percent male, 70,70 percent unmarried yet status, 47,73 percent who live in the city and 38,00 percent of SLTA graduation. Based on its activity 37,69 percent is working, 19,98 percent is seeker, 25,05 percent school age and 17,28 percent the others. The result of wage descriptive analisis shown that wage at the youngs of SMK are bigger than the of wage SMA graduation. The result of inferensial analysis from working probability at young labor forces age 18-24 years old which graduated from SLTA shown that SMK graduations are bigger than SMA graduations. SMA -graduations are absorted at agriculture sector, manufacture sector for SMK graduations, meanwhile SMA and SMK graduations are not absorted in service sector.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33960
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daru Sumantri
Abstrak :
ABSTRAK
Daya pikir kreatif siswa sering terhambat sehingga mereka kurang mampu mengatasi pemecahan masalah yang terkadang sederhana. Hal ini disebabkan karena pendidikan formal yang mereka ikuti, cenderung hanya mengembangkan kemampuan reproduksi terhadap bahan pengetahuan dan kurang merangsang pemikiran kreatif siswa.

Perlu ada perbaikan dalam pendidikan dengan menempatkan kreativitas sebagai fokus, melalui penciptaan Iingkungan belajar kreatif yaitu lingkungan yang dapat memberikan keamanan dan kebebasan psikologis bagi siswa untuk menampilkan kreativitas yang mereka miliki. Salah satu alternatif yang ditawarkan adalah belajar berkelompok, namun metode belajar kelompok tersebut tidak bolah menekankan pada belajar sacara kooperatif yang dapat membuat kecenderungan "fit in' terhadap orang Iain.

Penelitian ini melihat penerapan kegiatan belajar secara kolaborasi yang merupakan alternatif belajar berkelompok yang ditawarkan oleh sejumlah ahli, terhadap kreativitas siswa. Kegiatan belajar secara kolaborasi adalah kegiatan belajar kelompok yang melibatkan siswa dan pengajar dalam mencapai tujuan belajar bersama melalui suatu mekanisme interaksi sosial.

Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menjadikan siswa SLTA sebagai subyek dengan alasan banyak masalah yang harus diselesaikan dalam jenjang SLTA sehingga mereka perlu mengembangkan kreativitas untuk mengatasinya. Dengan menggunakan desain one group pre-test post-test, siswa menjalani tahapan proses kegiatan belajar secara kolaborasi sebanyak 2 kali seminggu selama kurang Iebih 3 bulan dengan mengambil waktu sepulang sekolah. Tahap pertama adalah pre kegiatan belajar secara koiaborasi yang merupakan masa persiapan, meliputi proses perijinan, pendataan siswa, dan pengambilan pre-test. Tahap kedua adalah kegiatan belajar secara kolaborasi yang meliputi 1 sesi pembuatan kontrak belajar, 8 sesi pembelajaran, dan 1 sesi pengambilan post-test. Alat yang digunakan adalah Cultural Fair Intelligence Test skala 3 A untuk mendata kecerdasan siswa, Tes Kreativitas Verbal split-half untuk pre-test dan post-test, materi diskusi dan pendukungnya, lembar observasi, audio dan video tape.

 Siswa yang berjumlah 15 orang dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan data awal unjuk kerja siswa dimana siswa dengan tingkat unjuk kerja yang berbeda digabung untuk menghasilkan kelompok yang heterogen. Tiap kelompok berinteraksi dengan pengajar (peneliti) dan pakar topik diskusi yang dilibatkan pada sesi-sesi pembelajaran akhir (sesi 5 - 8).

Penelitian ini menghasilkan skor pre-test post-test dan transkrip verbatim yang telah diuji reliabilitasnya melalui interrater. Hasil pre-test post-test menunjukkan adanya perubahan terhadap kreativitas siswa. Sebagian besar siswa mengalami penurunan dan hanya 5 orang siswa yang mengalami peningkatan serta seorang siswa yang tidak mengalami perubahan. Dari analisa protokoler yang dihasilkan dalam bentuk data kuantitatif, memperlihatkan tabel skor mengenai dinamika unjuk kerja kreativitas siswa dalam tiap kelompok yang dipengaruhi beragam peran yang dijalankan siswa dan pengajar selama sesi pembelajaran serta interaksi antar siswa selama kegiatan belajar secara kolaborasi

Dalam tiap kelompok, siswa memperlihatkan suatu dinamika dimana siswa menunjukkan unjuk kerja kreativitas yang cukup baik ketika mereka aktif berinteraksi dengan saling memberikan informasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas bersama dan saling menjelaskan pendapat mereka secara verbal. Unjuk kerja kreativitas juga terlihat meningkat saat kelompok aktif menjalankan peran secara menyeluruh dan saling melengkapi serta pengajar mampu mengkombinasikan perannya dengan seimbang.

Hal yang masih perlu dipertimbangkan adalah materi diskusi, waktu pelaksanaan, kriteria sekolah, keberadaan pengajar, pakar, dan alat bantu observasi.
1998
S2753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achril Zalmansyah
Abstrak :
ABSTRAK
Tes kemahiran berbahasa Indonesia dirancang sedemikian rupa, tanpa mengenal jenis pekerjaan atau jabatan seseorang, sebagai alat uji yang sangat ideal, baik bagi penjaringan pekerja atau pegawai teladan, siswa/mahasiswa, guru maupun calon pegawai negeri sipil. Tes kemahiran berbahasa Indonesia bagi guru bidang studi bahasa Indonesia tingkat SLTA sangat diperlukan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui penguasaan bahasa Indonesia para guru bidang studi bahasa Indonesia tingkat SLTA di Kabupaten Pringsewu. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar peserta memperoleh nilai antara 500--600 yang berarti baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa UKBI merupakan alat uji yang dapat digunakan untuk mengukur penguasaan bahasa Indonesia seorang guru serta penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Leentje Salamah
Abstrak :
ABSTRAK Berbagai upaya penanggulangan terhadap pengetahuan AIDS di Indonesia telah dilakukan pemerintah Indonesia, antara lain di kalangan remaja. Depkes bersama-sama Depdikbud RI telah membuat suatu modul "Penyuluhan AIDS Bagi Siswa-Siswa Sekolah Menengah". Selama empat minggu 300 siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Yayasan. BPK PENABUR diberikan penyuluhan dengan modul tersebut dengan menggunakan dua metode: Pengembangan Keterampilan (100 siswa), Ceramah (100 siswa), dan Kontrol (100 siswa). Sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan pretes dan posies kepada ketiga kelompok tersebut. Hasilnya untuk kelompok dengan metode Pengembangan Keterampilan peningkatan pengetahuan 22.0%, kelompok dengan metode Ceramah 9.0%, kelompok kontrol 3.0%. Uji McNemar menunjukkan kenaikan bermakna untuk kelompok dengan metode Pengembangan Keterampilan (X2=7.48; p<0.05; 95% CI) dan metode Ceramah (X2=5.43; pO.05; 95 %CI). Peningkatan sikap terhadap pencegahan dan penderita AIDS untuk kelompok dengan metode Pengembangan Keterampilan 18.0% (peningkatan bermakna X2=7.00; p<0.05; 95% CI); kelompok Kontrol 2.0% (peningkatan tidak bermakna: X2= 1.62; p>0.05; 95% CI). Hasil yang didapat menunjukkan bahwa ternyata eksperimen ini berhasil meningkatkan pengetahuan siswa mengenai AIDS dan sikap siswa terhadap pencegahan dan penderita HIV/AIDS. Disarankan agar semua siswa SLTA BPK PENABUR mendapatkan penyuluhan AIDS dengan menggunakan modul Penyuluhan AIDS tersebut dan penyampaiannya dengan metode Pengembangan Keterampilan.
ABSTRACT To prevent AIDS in Indonesia, the Department of Health and the Department of Education of the Republic of Indonesia together made a module 'AIDS Education For the Students of The High Schools". For four weeks 300 students were educated with the module by two methods: 100 students by the methods of Skill Development, 100 students by methods of Lecture, and the last 100 by Control only. Before and after the intervention we took pretest and posttests to the three groups. The result was: There was an increase of the group which was treated by methods of Skill Development for knowledge of AIDS 22.0%, for the group which was treated by methods of Lecture 9.0% and for the group by Control only 3.0%. McNemar test show the significance of the increase of knowledge of the group which treated by the methods of Skill Development 22.0% (X2=7.48; p<0.05; CI 95%); the group which was treated by the methods of Lecture 9.0% (X2=5.43; p<0.05; CI 95%); and for the Control group the increase was not significant 3.0% (X2=2.88; p>0.05; Cl 95%). The increase of attitude show the significance for the two groups: for the group which was treated by the methods of Skill Development 18.0% (X2=7.00; p<0.05; Cl 95%); and for the group which was treated by the methods of Lecture 17.0% (X2=6.67; p<0.05; CI 95%). For the Control group the increase was not significant (X2-1.62; p>0.05; CI 95%). All the results show that this experiment were successful in increasing the knowledge of AIDS and the attitude of the students in prevention of AIDS and their attitude towards the people living with AIDS. Our suggestion is to give all the students of the high schools at Yayasan BPK PENABUR AIDS Education with the module and the before mentioned methods of Skill Development.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adhitia Wardani Fauzyyah
Abstrak :
Tahapan perkembangan usia remaja umumnya berada pada usia siswa SLTA yang dibekali dengan tugas perkembangan untuk memiliki identitas diri yang baik. Penelitian sebelumnya menyebutkan adanya anggapan masyarakat bahwa salah satu bentuk pencapaian identitas diri siswa yang berhasil adalah mereka berhasil menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Demi memenuhi ekspektasi yang sempurna tersebut, sebagian siswa berusaha untuk istiqomah dalam belajar dengan mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Dengan menggunakan penelitian kuantitatif dan pengambilan data menggunakan purposive random sampling, penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana hubungan antara istiqomah belajar dan perfekstionisme siswa SLTA peserta bimbingan belajar serta mencoba untuk melihat pengaruh self-compassion sebagai variable moderator. Data yang diperoleh dari 90 responden menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara istiqomah belajar dengan perfeksionisme siswa (r = 0.417, p = 0.00), terdapat hubungan negatif antara perfectionism dan self-compassion (r = -0.329, p = 0.002), sementara self-compassion sebagai moderator tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam hubungan kedua variable lainnya ((Int_1 t= -0.3052, p = 0.7609). ......The stages of adolescent development are generally at the age of high school students who are equipped with developmental tasks to have a good self-identity. Previous research mentioned that there was a public opinion that one form of achieving successful students' self-identity is that they succeed in becoming students at the State Higher Education Universities (PTN). In order to meet these perfect expectations, some students try to be istiqomah in learning by following tutoring program outside of school. By using quantitative research and data collection using purposive random sampling, this research tries to see how the relationship between istiqomah learning and perfectionism of high school students participating in tutoring and trying to see the effect of self-compassion as a moderator variable. Data obtained from 90 respondents showed that there is a significant relationship between Istiqomah learning and student perfectionism (r = 0.417, p = 0.00), there is a negative relationship between perfectionism and self-compassion (r = -0.329, p = 0.002), while self-compassion as a moderator has no significant effect on the relationship between the other two variables (Int_1 t= -0.3052, p = 0.7609).

 

Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
A. Kadarmanta
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang peran lembaga pendidikan dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi pelajar SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) di Jakarta Barat. Tujuan penelitian 'ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan analisis terhadap kondisi saat ini maupun kendala-kendala Serta upaya yang perlu dilakukan dalam rangka pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba bagi pelajar SLTA di Jakana Barat baik yang tclah berjalan selama ini untuk masa yang akan datang. Penelitian ini adalah pcnelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyatakan bahwa lembaga pendidikan mcmiliki peran yang sangat strategis dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi pelajar SLTA. Untuk mewujudkan peran lembaga pendidikan tersebut diperlukan upaya-upaya yang efektif yang melibatkan komponen pendidikan dan komponen masyarakat. Perlunya melibatkan berbagai institusi terkait terscbut mengingat karaktcristik program pencegahan pcnyalahgunaan narkoba membutuhkan keterlibatan berbagai pihak termasuk BNN sebagai focal point serra institusi ierkait dalam penccgahan narkoba di lingkungan pemfidikan. Pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gclap narkoba bagi pelajar perlu dilakukan dcngan pendekatan prevention education, secara komprehensii dimuat di dalam kurikulum secara terintegrasi dengan mata pclajaran yang relevan. berkelanjutan, dengan materi dan metode serta evaluasi yang tcrukur. ......This thesis discusses the role of educational institutions in efforts to prevent drug abuse tor students SLTA (Senior High School) in West Jakarta. The purpose of this study is to gain knowledge and analysis of current conditions and constraints as well as the efforts that need to be done in order to prevent abuse and illicit drugs for senior high school students in West Jakarta which has been running well so far for the foreseeable future. This study is a descriptive qualitative research design. The results state that educational institutions have a very strategic role in drug abuse prevention for high school students. To realize the role of educational institutions is necessary that effective efforts that involve an educational component and community components. The necessity of involving the various relevant institutions are given the characteristics of drug abuse prevention programs requires the involvement of various parties including the BNN as a focal point as well as relevant institutions in drug prevention education in the environment. Prevention of abuse and illicit drug for the student needs to be done with the approach prevention education, comprehensive, contained in an integrated curriculum with relevant subjects. sustainable, with the materials and methods and measurable evaluation.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T32049
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>