Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
End to End Quality of Service is a way to provide data package service in a telecommunication network that based on Right Price, Right Service Level, and Right Quality. The goal of this research is to analyze the impact of End to End QoS use on 3G telecommunication network for voice service and data. This research uses an analysis method by doing the application on the lab. The result that is achieved in this research shows that End to End QoS is very influental to the Service Level Agreement to the users of the telecommunication service.
621 COMMIT 6 (1-2) 2012
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitya Estu Nurpramana
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis pengaruh restrukturisasi utang RDI/SLA pada likuiditas, struktur modal, dan kinerja keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Rekening Dana Investasi (RDI) bersumber dari dalam negeri dan Subsidiary Loan Agreement (SLA) bersumber dari luar negeri. RDI/SLA merupakan pinjaman pemerintah kepada BUMN yang aktifitasnya mendukung program prioritas nasional. Data yaitu 19 BUMN yang mengalami restrukturisasi utang RDI/SLA periode 2014-2019. Data dianalisis dengan menggunakan Wilcoxon signed rank test. Variabel untuk likuiditas yaitu current ratio (CR), quick ratio (QR), dan cash ratio (KR). Untuk struktur modal yaitu total debt to total assets (TDTA), shorterm debt to total assets (SDTA), dan longterm debt to total assets (LDTA). Untuk kinerja keuangan yaitu operating margin (OPM), return on assets (ROA), dan return on equity (ROE). Hasil uji menunjukkan bahwa restrukturisasi utang RDI/SLA berpengaruh secara signifikan pada CR tetapi tidak pada QR dan KR sebagai ukuran untuk likuiditas. Pada penurunan struktur modal restrukturisasi utang RDI/SLA berpengaruh signifikan untuk SDTA, tetapi tidak pada TDTA dan LDTA. Pada peningkatan kinerja keuangan restrukturisasi utang RDI/SLA berpengaruh signifikan untuk semua pengukuran OPM, ROA, dan ROE. Hal ini menunjukkan bahwa restrukturisasi utang RDI/SLA berpengaruh pada perbaikan keuangan BUMN hanya dalam jangka pendek.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2022
336 ITR 7:3 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus I. Santoso
Abstrak :
Hubungan antara business users dan Departemen TI dalam rangka penyediaan dan penyelenggaraan layanan umumnya tidak mengandal kan kesepakatan tingkat layanan (SLA). Padahal keberadaan SLA dapat menjadi dasar pengukuran dan standar tingkat layanan yang dibutuhkan oleh business users sperti ketersediaan layanan (availability) dan respon times. Utamanya hal ini diperlukan untuk aplikasi-aplikasi kritikal dan core seperti Global Purchase Order (GPO) yang di implmentasikan pada Perusahaan XYZ. Oleh karenanya perlu ditelaah mekanisme dan prosedur yang terkait pengembangan SLA. Dalam pengembangan SLA ini misalnya memperhatikan penerjemahan kebutuhan pengguna, survey dan wawancara untuk menangkap kebutuhan spesifik dari pengguna, analisa arsitektur layanan untuk mengidentifikasi komponen-komponen untuk tercapainya SLA, serta analisa proses bisnis untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan terhadap proses-proses yang berjalan di perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Proyek Akhir ini mengembangkan kerangka pengelolaan SLA agar dapat membantu penerapan penyelenggaraan layanan TI di lapangan. Namun proyek ini tidak mencakup implementasi kerangka pengembangan SLA yang disempurnakan. Untuk implementasi lebih lanjut, kerangka ini perlu diuji dan di evaluasi bersama dengan kedua belah pihak penyedia dan pengguna layanan agar dapat mencapai hasil yang maksimal dan disepakati.
This relatioship between business users and IT Department in term of providing services is generally not base on SLA. In fact, can be used as measurement and standard of service level that needed by the business users such as availability and response time. Most important that SLA is needed for core and mission-critical application like Global Purchase Order (GPO) which is implemented by XYZ Corporation. Therefore, the mechanism and procedure need to be created to develop related SLA. This SLA development is concern to translate user requirement, survey and interview to capture specific user requirement, service architecture analyzing to identify whether SLA can be achieved, and business process analyzing to capture a big picture of the whole process running in the organization for doing business. The Final Project discussed the development of SLA to help implementation of IT service in the field. However, this project is not cover the implementation of the SLA itself. For further mplementation, this SLA framework must be tested and evaluated with both party the service recipient and service provider to get maximum result and best suite with the organization.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Ladyana
Abstrak :
Proses implementasi layanan Virtual Account tidak mampu bersaing dengan bank pesaing saat ini, sementara layanan ini sangat berpotensi meningkatkan pendapatan bank. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi penerapan layanan Virtual Account yang sudah berjalan selama ini, serta mengidentifikasikan faktor-faktor yang menghambat proses implementasi layanan Virtual Account di Permata Bank. Analisis terhadap hasil evaluasi dengan membandingkan kondisi sekarang dengan standar yang berlaku menggunakan teoti benchmarking, serta merekomendasikan saran-saran perbaikan untuk meningkatkan Service Level Agreement (SLA). Hasil yang ingin dicapai adalah peningkatan SLA layanan Virtual Account sehingga dapat bersaing di pasar melalui perbaikan proses. Saran-saran perbaikan yang diusulkan melalui proses streamlining dan added value analysis.
Virtual Account implementation process was not able to compete with competitors bank today, while the service is potential to increase the revenue of banks. This study aims to evaluate the application of Virtual Account service that has been running for this, as well as to identify the obstacles from the process of virtual account implementation. The result will be analyzed by comparing current conditions with the standards using benchmarking theory, and recommend suggestions for improvements to increase the Service Level Agreement (SLA). Results to be achieved is an increase in SLA Virtual Account services that can compete in the market. Suggestions for improvement are proposed through streamlining processes and added value analysis.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadila Amanda Zuliani
Abstrak :
Famili Asteraceae tercatat memiliki spesies terbanyak yaitu 162 spesies yang termasuk dalam kategori invasif karena memiliki karakter khusus antara lain tumbuh di lingkungan yang tidak menguntungkan, menghasilkan biji yang banyak, tingkat perkembangbiakan yang tinggi dan kemampuan dalam penyebaran biji. Pertumbuhan Asteraceae dipengaruhi oleh intenistas cahaya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat pengaruh intensitas cahaya terhadap tanaman yaitu dengan keberadaan naungan. Karakter Specific Leaf Area (SLA) pada tumbuhan akan memberikan respons terhadap naungan yang akan mempengaruhi fotosintesis dan kandungan nitrogen (N) di tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara naungan dengan respons SLA dan nilai Specific Leaf Area (SLA) dari Synedrella nodiflora, Mikania micrantha dan Tridax procumbens. Penelitian dilakukan di lingkungan Kampus UI, Depok selama 4 bulan dari bulan Februari hingga Juni 2019 dengan metode purposive random sampling. Pengambilan sampel dibagi dalam 7 kompartemen di area terbuka dan tertutup dengan menggunakan kuadrat berukuran 1x1 m. Jumlah plot terbuka dan tertutup yang ditemukan sebanyak 71 plot. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan yang kuat dan tidak searah antara naungan dengan SLA yang artinya bila intensitas cahaya mengalami kenaikan maka nilai SLA akan menurun atau sebaliknya. Nilai SLA untuk masing-masing spesies memperoleh nilai lebih tinggi di plot tertutup dibanding plot terbuka. ...... The Asteraceae family has the highest species, 162 species included in the invasive category because they have special characteristics such as growing in an unfavorable environment, producing many seeds, high breeding rates and the ability to distribute seeds. Asteraceae growth is affected by light intensity. One way that can be used to see the intensity of light on plants is to use shade. Specific Leaf Area (SLA) characters in plants will respond to shade that will affect photosynthesis and nitrogen (N) content in the soil. This study aimed to study the correlation between shade and SLA response and the value of Specific Leaf Area (SLA) from Synedrella nodiflora, Mikania micrantha and Tridax procumbens. The research was conducted at campus UI, Depok for 4 months from February to June 2019 with a purposive random sampling method. Sampling is divided into 7 compartments in the open and closed area with a square of 1x1 m. The number of open and closed plots found was 71 plots. Based on the results of the study, there is a strong and unidirectional relationship between shade and SLA which means that if the light intensity increases then the SLA value will decrease or vice versa. SLA values for each species scored higher in closed plots than in open plots.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Frederick Hofmeyr
Abstrak :
ABSTRACT
This educational practice report discusses the content and learning outcomes of a debate course focussing on current affairs for second year undergraduate English majors at Osaka University. A profile of the learners is presented, after which the course structure and regular class procedures are outlined. This is followed by an analysis of how participation in debates and accompanying activities may help learners to improve their linguistic competence in English, drawing upon concepts from interactionist second language acquisition (SLA) theory. The final section of the paper examines the complex concept of critical thinking and then considers the ways in which participation in debate activities may help learners to develop and consolidate the cognitive skills and approaches associated with this notion.
Osaka: Graduate School of Language and Culture, Osaka University, 2019
400 FRO 2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Suryatama
Abstrak :
Kebutuhan availabilitas jaringan pelanggan yang meningkat hingga 99,999% menuntut penyedia layanan komunikasi data untuk terus siap dalam memberikan layanannya sesuai dengan SLA yang ditentukan dengan tetap mempertimbangkan nilai ekonomi agar margin dapat tetap terjaga. Maka, pada penelitian ini dilakukan sebuah analisis tekno ekonomi untuk menjawab permasalahan tersebut. Analisis teknis dilakukan dengan menganalisis peningkatan availabilitas jaringan pelanggan berdasarkan pada reliabilitas media aksesnya. Selain itu juga dilakukan proses uji coba teknologi M2M berbasis seluler menggunakan tunneling Bridge EoIP over SSTP pada jaringan MPLS provider komunikasi data sehingga dapat berfungsi menjadi media akses baru. Hasil yang diperoleh bahwa untuk mencapai availabilitas 99,999 diperlukan 4 buah media akses yang saling diversitas. Kemudian hasil pengujian kinerja media akses M2M menunjukkan rata-rata waktu ping 160 miliseconds, rata-rata throughput 1Mbps, dan rata-rata jitter 21 miliseconds. Hasil ini dinilai mampu untuk menjadikan M2M sebagai salah satu opsi penggunaan media akses untuk pemenuhan kebutuhan SLA pelanggan tersebut. Sementara untuk menilai kelayakan secara ekonomi, analisis dilakukan dengan membandingkan nilai ekonomi dari investasi penggunaan media akses M2M dengan media akses yang lain melalui beberapa skenario penyelenggaraan. Dari semua skenario yang di buat, maka skenario gabungan dengan menggunakan M2M sebagai salah satu media akses dapat memberikan nilai NPV yang tertinggi hingga 42 miliar dalam kurun waktu 5 tahun dan pengembalian modal investasi yang paling cepat hanya 1,3 tahun saja. Dibandingkan dengan skenario penyelenggaraan tanpa menggunakan media akses M2M, penggunaan media akses M2M ini memberikan peningkatan nilai ekonomi yang signifikan.
Requirements of increasing customer network availability up to 99.999% needs data communication service providers to provide services in accordance with the specified SLA while considering economic value so that margins can be maintained. So, this study conducts a techno economic analysis in order to answer this problem. Technical analysis is conducted by analyzing the increasing network availability based on the access media reliability. In addition, the trial process of cellular-based M2M technology is also carried out using tunneling Bridge EoIP over SSTP on th MPLS provider data communication network so that it can be used as a new access media. The results obtained to achieve 99.999 availability requires 4 media access with mutual diversity. Then the M2M access media testing results showed an average ping time of 160 milliseconds, an average throughput of 1Mbps, and an average jitter of 21 milliseconds. These results considered capable to make the M2M as one of the access media options to meet the customers SLA needs. While to assess economic feasibility, the analysis was carried out by comparing the economic value of investments using M2M access media with other access media through several implementation scenario. Of all the scenarios made, the combination scenario using M2M as one of the access media can provide the highest NPV value of up to 42 billion in 5 years and the fastest capital investment is only 1.3 years. Compared to the implementation scenario without using M2M access media, the use of M2M access media provides a significant increase in economic value.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Kamiludin
Abstrak :

Fenomena perbedaan tingkat perekonomian pada masyarakat Indonesia sering kita jumpai, perbedaan perkenomian ini juga terlihat pada masyarakat nelayan. Perbedaan perekonomian tersebut menjadikan nelayan menjadi anggota masyarakat yang tertinggal dan memiliki kesenjangan penghidupan pada sosial masyarakat perbedaan ekonomi tampak baik dalam lingkunan desa nelayan itu sendiri baik juga dalam lingkungan masyarakat secara umum. Dalam penelitian ini yang akan menjadi fokus penelitian adalah pola keberlanjutan mata pencaharian nelayan di Desa Sangrawayang Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini memfokuskan pada pola keberlanjutan mata pencaharian yang didasarkan oleh Sustainable Livelihood Approach atas kepemilikan aset para nelayan. Penelitian mengenai Sustainable Livelihood Approach selalu berikaitan dengan aset modal manusia, modal alam, modal sosial, modal finansial, dan modal fisik Dalam menganailis pola keberlanjutan mata pencaharian nelayan Desa Sangrawayang Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, peneliti menerapkan Analysis Coastal Livelihood Sustainability (CSLA), atau analisis keberlanjutan mata pencaharian. Metode analisis ini digunakan untuk melakukan penilaian secara objektif dalam menentukan keberlanjutan mata pencaharian nelaya Desa Sangrawayang.

Pada penelitian pola mata pencharian nelayan Desa Sangrawayang, Kecamatan Kabupaten Sukabumi, ditemukan penggolongan nelayan berdasarkan alat tangkap di bagi menjadi 3 golongan yaitu golongan nelayah buruh , nelayan perorangan, dan nelayan juragan dimana jumlah mayoritas golongan nelayan berada pada golongan nelayan buruh dapat dilihat terdapat ketidak merataan kepemilikan alat tangkap.asil penelitian pola mata pencaharian nelayan ini pihak yang paling diuntungkan adalah nelayan dengan golongan nelayan juragan. Ketimpangan sosial ekonomi terlihat sangat jelas pada Desa Sangrawayang Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Hal mendasar dalam kepemilikan aset yang menyebabkan ketimpangan sosial-ekonomi kebanyakan besar berada pada aset fisik dan aset keuangan.


The phenomenon of economic level differences in Indonesian people we often encounter, this economic difference is also seen in fishing communities. These economic differences make fishermen become members of the community who are left behind and have livelihood gaps in the social community economic differences appear to be good in the circle of fishing villages themselves as well as in the general community environment. In this study, which will be the focus of research is the pattern of sustainability of fishermen's livelihoods in Sangrawayang Village, Sukabumi Regency. This research focuses on the pattern of sustainability of livelihoods based on the Sustainable Livelihood Approach for the ownership of assets of fishermen. Research on the Sustainable Livelihood Approach has always been related to human capital assets, natural capital, social capital, financial capital, and physical capital. In analyzing the patterns of sustainable livelihood of Sangrawayang Village, Simpenan Subdistrict, Sukabumi Regency, researchers applied Sustainable Livelihood Approach (SLA), or analysis of livelihood sustainability. This analysis method is used to make an objective assessment in determining the sustainability of the livelihoods of the village of Sangrawayang Village.

In the study of the eye patterns of fishermen in Sangrawayang Village, District of Sukabumi District, it was found that the classification of fishermen based on fishing gear was divided into 3 groups, namely laborers, individual fishermen and skipper fishermen where the majority of fishermen belonged to the fishermen group. ownership of fishing gear. The results of this research on fishermen's livelihood patterns are those who benefit most from fishermen with skipper fishermen. Socio-economic inequality is very clear in Sangrawayang Village, Ciemas District, Sukabumi Regency. The basic thing in asset ownership which causes socio-economic inequality is mostly in physical assets and financial assets.

 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maniek Akbar Susetyo
Abstrak :
Perizinan berusaha berbasis risiko merupakan salah satu program dari pemerintah yang bertujuan untuk menyukseskan amanat Undang-Undang Cipta Kerja terutama pada sektor percepatan perizinan berusaha. Pada implementasinya, respon terhadap permohonan perizinan usaha berbasis risiko sepenuhnya menggunakan portal daring Online Single Submission (OSS). Permasalahan terjadi ketika pejabat/lembaga administrasi publik terkait tidak kunjung memproses permohonan izin usaha milik pelaku usaha. Ditambah lagi ketika hadir jenis usaha yang tidak memiliki pengaturan mengenai jangka waktu proses permohonan izin usaha dalam Standar Pelayanan atau Service Level Agreement (SLA). Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyelesaian masalah pada tingkatan kebijakan perizinan usaha berisiko tanpa batas waktu melalui mekanisme fiktif positif. Penelitian ini menggunakan teori good governance yang dikemukakan oleh Henk Addink (2019). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam sebagai data primer dan studi literatur sebagai data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah illustrative method. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan good governance pada proses permohonan izin usaha berisiko tanpa batas waktu terlaksana dengan cukup baik sesuai dengan indikator yang ada. Penerapan fiktif positif sebagai konsekuensi dari keadaan administrative silence dalam praktik perizinan usaha telah diatur dengan sedemikian rupa lewat peraturan umum dan peraturan sektor. ......Risk-based business licensing is one of the government's programs which aims to make the mandate of the Job Creation Law a success, especially in the sector of accelerating business licensing. In its implementation, responses to requests for risk-based business licensing completely use the Online Single Submission (OSS) online portal. Problems occur when relevant government officials/institutions fail to process business permit applications. What's more, when there are types of businesses that do not have regulations regarding the time period for the business permit application process in the Service Standards or Service Level Agreement (SLA). Therefore, this research aims to analyze problem solving at the risky business licensing policy level without time limits through positive fictitious mechanisms. This research uses the good governance theory put forward by Henk Addink (2019). The research approach used is a qualitative approach with qualitative data collection techniques through in-depth interviews as primary data and literature studies as secondary data. The data analysis used is an illustrative method. The results of this research show that the implementation of good governance indicators in the application process for risky business permits without time limits was carried out well. The application of positive fiction as a consequence of administrative silence in business licensing practices has been regulated in such a way through general regulations and sector regulations.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gimson, Ahmed
Abstrak :
Hubungan antara instansi pemerintah dan penyedia layanan umumnya menggunakan kontrak perjanjian sebagai dasar kerjasama. Sementara penyelenggaraan layanan TI tidak cukup mengandalkan kontrak, tetapi kesepakatan tingkat layanan (SLA). Padahal keberadaan SLA saja tidak menjamin hubungan yang saling menguntungkan untuk meningkatkan kualitas layanan. Karena SLA harus dikelola dengan baik melalui serangkaian proses yang berkesinambungan. Instansi pemerintah sebagai pengguna tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang SLA dan pengelolaannya. Sehingga pengelolaan SLA hanya berjalan sepihak pada penyedia layanan. Akibatnya terjadi ketimpangan karena kepentingan pemerintah tidak mendapat prioritas. Oleh karenanya perlu ditelaah mekanisme dan prosedur yang terkait pengembangan dan manajemen SLA. Dalam pengembangan SLA misalnya memperhatikan penerjemahan kebutuhan pengguna, pengukuran fungsi dan proses, pembuatan dokumen dan kontrak, serta evaluasi peningkatan layanan. Sedangkan dalam manajemen SLA perlu memperhatikan bagaimana proses dan pengawasan terhadap SLA dapat dilakukan. Proyek akhir ini mengembangkan kerangka pengelolaan SLA agar dapat membantu terlaksana di lapangan. Perubahan tidak dilakukan terhadap proses pengembangan dan manajemen SLA. Tetapi justru membuat kerangka lebih tinggi yang melingkupi proses tersebut.
Most Indonesian government offices interact with its IT suppliers using typical goods and services contract schema. The office sees IT services just like another ordinary service and would need no maintenance and management. IT service management would need more than contract to maintain technical aspects. Service Level Agreement (SLA) suits this condition. But IT service management goes beyond SLA existence. The office must learn, cope, and embrace SLA management to ensure mutual relationship with supplier. Otherwise the classic dilemma of single side management can occurs and cause problematic user requirement priority. The culture and classic dilemma of bureaucratic organization must be addressed. This paper examines mechanism and procedures which relates to SLA development and management. SLA development should aware of proper user requirement analysis, informal measurement, documentation and contracting, and service improvement evaluation. While SLA management concerns on monitoring and reporing toward service delivery. The Final Project discusses the implementation of SLA development and management from ITIL methodology. The methodology itself need no signification change. It needs a higher framework that secures the implementation instead.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2005
PA-44
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library