Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eddy Prahasta
Bandung: Informatika, 2004
910.285 EDD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rudolf Doni Abrauw
"[ABSTRAK
Kota Jayapura merupakan salah satu wilayah yang berada di utara pulau Papua dan
berhadapan langsung dengan lempeng pasifik, sehingga berpotensi terhadap bencana
geologi, salah satunya adalah longsor, walaupun demikian tidak hanya dipengaruhi
oleh pergerakan lempeng pasifik tetapi juga dari kondisi kemiringan lereng di Kota
Jayapura yang bervariasi dari dataran rendah (0-8%) sampai perbukitan (>45%),
sehingga untuk kajian ini kemiringan lereng serta sesar dan juga kondisi kegempaan
yang sewaktu-waktu terjadi karena kota Jayapura berada pada wilayah rawan gempa
maka sangatlah berpotensi terhadap longsor yang dipengaruhi oleh kegempaan dan
adanya sesar. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan wilayah rawan dan risiko
longsor di Kota Jayapura dengan menggunakan dua model pendugaan, pertama
adalah Model Pendugaan Longsor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi dengan paramater curah hujan, geologi, jenis tanah, lereng dan penggunaan
lahan; kedua adalah Model Pendugaan Kombinasi (Puslittanak tahun 2004 dan Shabi,
H. et. al tahun 2012) dengan parameter kemiringan lereng, curah hujan, geologi, jenis
tanah, jarak sesar dan kerapatan vegetasi. Hasil penelitian dengan menggunakan
olahan Sistem Informasi Geografis (SIG) serta validasi lapangan menujukkan bahwa
dari total luas wilayah kajian ada perbedaan luas wilayah rawan longsor dengan
klasifikasi tinggi, yang mana model pendugaan pertama menghasilkan luas wilayah
rawan longsor tinggi sebesar 16.780 Ha, sementara itu model kedua sebesar 2.184
Ha. Kedua model tersebut divalidasi dengan data di lapangan dan data kejadian
longsor, menunjukkan bahwa model kedua lebih sesuai dengan kondisi lapangan dan
representatif untuk mengindentifikasi rawan longsor di Kota Jayapura, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model tersebut dapat digunakan lebih lanjut untuk keperluan
mitigasi.

ABSTRACT
Jayapura city is one area in the north of the island of Papua and dealing directly with
the Pacific plate, so the potential for geological disasters, one of which is a landslide,
however is not only affected by the influence of the Pacific plate movement but also
of the condition of the slope in the city of Jayapura varies from lowlands (0-8%) to
the hills (> 45%), so that for the assessment of slope and seismic faults and also the
condition that at any time there because the city of Jayapura located in earthquake
region then it has the potential to landslides which affected by seismicity and the
presence of faults. This study aims to map landslide susceptibility areas and risk in
Jayapura by using two prediction models, the first is the Model Estimation of
landslide Directorate of Volcanology and Geological Hazard Mitigation with
parameters rainfall, geology, soil type, slope and land use; The second is a
combination Estimation Model (Puslittanak 2004 and Shabi, H. et. al in 2012) with
the parameters slope, rainfall, geology, soil type, fault distance and density of
vegetation. Processed research results using Geographic Information System (GIS)
and field validation showed that of the total study area there are vast differences in
landslide-prone areas with higher classification, which first prediction models to
produce high landslide prone area of 16,780 hectares, while the second model of
2,184 Ha. Both models are validated with field data and landslide occurrence data,
showing that both models are better suited to field conditions and to identify landslide
prone representative in Jayapura, so that it can be concluded that the model can be
used further for mitigation purposes.;Jayapura city is one area in the north of the island of Papua and dealing directly with
the Pacific plate, so the potential for geological disasters, one of which is a landslide,
however is not only affected by the influence of the Pacific plate movement but also
of the condition of the slope in the city of Jayapura varies from lowlands (0-8%) to
the hills (> 45%), so that for the assessment of slope and seismic faults and also the
condition that at any time there because the city of Jayapura located in earthquake
region then it has the potential to landslides which affected by seismicity and the
presence of faults. This study aims to map landslide susceptibility areas and risk in
Jayapura by using two prediction models, the first is the Model Estimation of
landslide Directorate of Volcanology and Geological Hazard Mitigation with
parameters rainfall, geology, soil type, slope and land use; The second is a
combination Estimation Model (Puslittanak 2004 and Shabi, H. et. al in 2012) with
the parameters slope, rainfall, geology, soil type, fault distance and density of
vegetation. Processed research results using Geographic Information System (GIS)
and field validation showed that of the total study area there are vast differences in
landslide-prone areas with higher classification, which first prediction models to
produce high landslide prone area of 16,780 hectares, while the second model of
2,184 Ha. Both models are validated with field data and landslide occurrence data,
showing that both models are better suited to field conditions and to identify landslide
prone representative in Jayapura, so that it can be concluded that the model can be
used further for mitigation purposes., Jayapura city is one area in the north of the island of Papua and dealing directly with
the Pacific plate, so the potential for geological disasters, one of which is a landslide,
however is not only affected by the influence of the Pacific plate movement but also
of the condition of the slope in the city of Jayapura varies from lowlands (0-8%) to
the hills (> 45%), so that for the assessment of slope and seismic faults and also the
condition that at any time there because the city of Jayapura located in earthquake
region then it has the potential to landslides which affected by seismicity and the
presence of faults. This study aims to map landslide susceptibility areas and risk in
Jayapura by using two prediction models, the first is the Model Estimation of
landslide Directorate of Volcanology and Geological Hazard Mitigation with
parameters rainfall, geology, soil type, slope and land use; The second is a
combination Estimation Model (Puslittanak 2004 and Shabi, H. et. al in 2012) with
the parameters slope, rainfall, geology, soil type, fault distance and density of
vegetation. Processed research results using Geographic Information System (GIS)
and field validation showed that of the total study area there are vast differences in
landslide-prone areas with higher classification, which first prediction models to
produce high landslide prone area of 16,780 hectares, while the second model of
2,184 Ha. Both models are validated with field data and landslide occurrence data,
showing that both models are better suited to field conditions and to identify landslide
prone representative in Jayapura, so that it can be concluded that the model can be
used further for mitigation purposes.]"
2015
T43571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"one of important applicatons in GIS is the ability to determine position of an address. In the past years there were significant improvement in finding address position by internet mapping APIs komersial dan internet services...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Purnomo Edhi Raharjo
"Kendala yang muncul dengan meningkatnya kebutuhan akan transportasi, terutama kendaraan roda empat adalah untuk penentuan jalur perjalanan yang efisien agar secepatnya tiba di tempat tujuan. Salah satu cara yang representatif untuk memecahkan masalah ini adalah membuat sistem yang dapat membantu para pengendara menentukan rute perjalanan. Dalam penelitian ini dirancang sebuah prototipe Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan Global Positioning System Receiver (GPS) untuk menunjukkan posisi serta kecepatan kendaraan. Data posisi dan kecepatan dikirimkan ke sistem yang akan menampilkan posisi dan kecepatan kendaraan pada PC melalui mikrokontroler. Selain GPS, digunakan kompas digital sebagai pemberi informasi arah kendaraan melalui modul yang terintegrasi dengan mikrokontroler. Dari program, kendaraan akan dipandu agar sampai ke posisi tujuan. Dari percobaan yang dilakukan pada kendaraan, data kecepatan masih bisa dibaca pada kecepatan hingga 100 km/jam. Kesalahan posisi diketahui sebesar 6.378 m dan kesalahan kecepatan minimum dan maksimum masing-masing sebesar 0.04% dan 1.35% dimana proses pengambilan data GPS, kecepatan, kompas digital ke PC membutuhkan waktu pengiriman data selama 1 detik.

Increasing requirement for effective transportation mode, especially vehicles, is how to determine an efficient route to destination. One of representative solutions for this problem is an automatic routing which guides drivers in choosing their routes. In this research, we develop a prototype of Geographic Information System (GIS) based on Global Positioning System (GPS) receiver to display car's position and speed in a PC using a microcontroller as interface. In the system, a digital compass is used to set the direction and guide the car to its destination. The experiment results show that the prototype installed in a car worked up to speed of 100 km/h. The position error reading is measured as 6.378 m, while maximum and minimum speed error are 0.04% and 1.35%, respectively. The GPS, speed, and vehicle direction data reading from devices to PC needs transfer time 1 second for each data acquisition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51281
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Kusratmoko
"Memanfaatkan database berbasis SIG dari himpunan data fisik, sosial dan ekonomi daerah aliran Citarum yang telah tersusun, kemudian dilakukan analisis wilayah prioritas penangganan bahaya erosi. Tahap awal analisis dilakukan dengan penentuan wilyah potensi erosi dengan variabel kunci, lereng, wilayah dengan potensi erosi tinggi, jarak dari sungai utama dan tingkat perkembangan penduduk.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa sebaran wilayah potensi tinggi dan sangat tinggi di daerah aliran Citarum mengambil porsi 32.5% dari luas DAS. Angka tersebut diperkirakan cukup akurat dengan membandingkan hasil perhitungan wilayah bahaya erosi dari BRLKT, Departemen Kehutanan tahun 1987. Secara spasial diperlihatkan korelasi negatif dengan angka R = 0.59 (sign pada alpha=0.01%) antara bobot potensi erosi dengan nilai NDVI hasil interpretasi citra landsat TM tahun 2000. Wilayah hilir aliran Cikondang dan sebagian wilyah hulu cikapundung diidentifikasi sebagai wilayah dengan prioritas ke-1 dalam penangganan bahaya erosi."
2002
JUGE-3-Jan2002-42
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kegiatan eksplorasi dan produksi migas saat ini terkonsentrasi di Kawasan Barat Indonesia, yaitu Sumatera, Jawa, Madura, dan Kalimantan. Di Kawasan Timur Indonesia kegiatan eksplorasi dan ekspioitasi minyak dan gas bumi masih kurang berkembang. Konsentrasi ekspiorasi dan eksploitasi migas masih pada cekungan produksi dan cekungan dengan penemuan hidrokarbon. Pada Kawasan Timur Indonesia peluang untuk mendapatkan sumberdaya migas masih terbuka karena masih banyak cekungan yang belum diiakukan pemboran. Pada kajian ini diiakukan analisa tumpang susun (overlay )untuk mengkaj i cekungan yang secara geoiogi dan geofisika mempunyai peluang terbaik untuk mendapatkan migas. Analisa tumpang susun dilakukan menggunakan data cekungan sedimen, wilayah kerja migas, lintasan seismik, rembesan migas, penemuan migas, iapangan migas, dan anomali gaya berat. Hasil analisis diperoieh 3 kategori cekungan untuk dikembangkan.Kategori pertama terdiri atas 7 cekungan yang terbukti teiah ditemukan hidrokarbon, yaitu cekungan Laut Timor, Bone, Makassar Seiatan, Banggai, Seram, Salawati dan Bintuni. Kategori kedua terdiri atas 16 cekungan yang terbukti ditemukan adanya rembesan minyak atau gas dan oil shows pada sumur rnigas, dan Prioritas ketiga terdiri atas 24 cekungan yang merupakan cekunganfrontier."
LEMIGAS, 2013
665 LPL 47 (1) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cita Ichtiara
"Sistem Informasi Geografis (SIG) pada umumnya diasosiasikan dengan suatu peta. Pada peta, informasi yang terkandung di dalamnya dapat beragam, sesuai kebutuhan pembuat atau pengguna. Seiring dengan perkembangan media digital dan bentuk komunikasinya, aplikasi SIG juga berkembang dengan makin memudahkan diakses dan tersebarnya informasi. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai aplikasi peta online, salah satunya adalah Google Maps. Penggunaan Google Maps yang dapat dikostumisasi dengan menyediakan API dapat dimanfaatkan untuk membentuk suatu aplikasi SIG mengenai kondisi geografis dan sosial kampus Universitas Indonesia (UI) Depok. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai tahapan-tahapan yang diperlukan dalam membuat suatu aplikasi SIG berbasis web.

A Geographical Information System (GIS) is most often associated with a map. A map should contains useful information for the user. The new era of information technology and the World Wide Web complement the development of GIS. As most people are familiar with, online map could be find within the internet, one of which is Google Maps. Google maps' feature to customize with its API can be use to create a web based GIS application about University of Indonesia (UI). This thesis will discuss about the steps that are necessary to build a web based GIS application, ranging from the planning to the implementation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51040
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Aurellia
"Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai Opak Wilayah Prambanan dan sekitarnya meliputi Kecamatan Prambanan dan Piyungan, Yogyakarta dengan luas area sebesar 74,84 km. Selama beberapa tahun terakhir, daerah penelitian kerap dilanda  krisis air bersih bahkan di musim penghujan.  Kejadian ini sejalan dengan semakin bertambahnya pembangunan permukiman, tempat wisata, dan penginapan di daerah tersebut. Maka, peneliti melakukan pemetaan daerah potensi resapan sebagai salah satu upaya konservasi daerah resapan air dalam perencanaan tata ruang. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk membuat peta potensi ialah metode penginderaan jauh dan SIG. Pada beberapa penelitian sebelumnya, metode ini dinilai cukup efektif dalam memetakan daerah resapan. Adapun berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat beberapa parameter yang digunakan penelitian ini untuk memetakan daerah resapan, yaitu kemiringan lereng, jenis tanah, litologi, tutupan lahan, densitas drainase, densitas kelurusan, dan curah hujan. Parameter-parameter ini kemudian diolah menjadi peta-peta tematik lalu direklasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan setiap kelasnya dalam menyerap dan meloloskan air ke akuifer. Setelah itu, dilakukan pembobotan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan hasil yaitu: kemiringan lereng 32,3%, jenis tanah 23,4%, litologi 17,6%, tutupan lahan 10,4%, densitas drainase 7,6%, densitas kelurusan 4,7%, dan curah hujan 3,7%. Hasil integrasi ketujuhparameter menghasilkan lima kelas daerah potensi resapan yaitu potensi sangat rendah mencakup 0,6% daerah penelitian, potensi rendah mencakup 7,2%, potensi moderat mencakup 29,3%, potensi tinggi mencakup 42,5%, dan potensi sangat tinggi mencakup 20,7% daerah penelitian. 

The research was conducted in the Opak River Watershed in the Prambanan and surrounding areas, covering Prambanan and Piyungan sub-districts, Yogyakarta with an area of 74.84 km. Over the past few years, the study area has often been hit by a clean water crisis even in the rainy season. This incident is in line with the increasing development of settlements, tourist attractions, and inns in the area. So, the researcher conducted a mapping of potential infiltration areas as one of the efforts to conserve water catchment areas in spatial planning. One method that can be used to create a potential map is remote sensing and GIS. In some previous studies, this method was considered quite effective in mapping infiltration areas. As based on previous research, there are several parameters used by this research to map infiltration areas, namely slope, soil type, lithology, land cover, drainage density, straightness density, and rainfall. These parameters were then processed into thematic maps and reclassified according to the level of ability of each class to absorb and pass water to the aquifer. After that, weighting was done using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method with the results: slope 32.3%, soil type 23.4%, lithology 17.6%, land cover 10.4%, drainage density 7.6%, alignment density 4.7%, and rainfall 3.7%. The integration of the seven parameters resulted in five classes of infiltration potential areas: very low potential covering 0.6% of the study area, low potential covering 7.2%, moderate potential covering 29.3%, high potential covering 42.5%, and very high potential covering 20.7% of the study area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misbahul Hayat Fathul Husni
"Indonesia memiliki kekayaan sumber daya geologi yang sangat beragam mulai dari bahan galian radioaktif, bahan galian non logam, bahan galian logam, dan bahan tambang lainnya. Salah satu sumber daya geologi yang terdapat hampir di semua pulau Indonesia adalah batu gamping, potensi batu gamping di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh kepulauan Indonesia. Salah satu daerah yang memiliki potensi tersebut adalah Desa Padabeunghar, wilayah ini menjadi fokus penelitian karena memiliki banyak wilayah izin usaha untuk pertambangan gamping dengan komoditas bahan industri yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat potensi sebaran batu gamping dan karakteristik wilayah dari tingkatan potensi sebaran batu gamping. Penelitian ini menggunakan 4 variabel diantaranya adalah mineral karbonat, indeks kerapatan vegetasi, tutupan lahan, dan kelas litologi yang dilakukan pengolahan data menggunakan penginderaan jauh dan sisitem informasi geografis, hasil pengolahan tersebut dilakukan validasi lapangan dengan peninjauan karakteristik wilayah dari survey lapangan untuk mengetahui karakteristik wilayah di wilayah sebaran potensi tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa Desa Padabeunghar memiliki tingkat potensi sebaran yang sedang dengan batuan gamping ditemukan pada karakteristik tutupan lahan berupa semak belukar dan hutan.

Indonesia has a wealth of geological resources that are very diverse, ranging from radioactive minerals, non-metallic minerals, metallic minerals, and other mining materials. One of the geological resources found in almost all Indonesian islands is limestone, the potential for limestone in Indonesia is very large and is spread almost evenly throughout the Indonesian archipelago. One area that has this potential is Padabeunghar Village, this area is the focus of research because it has many business license areas for limestone mining with different industrial material commodities. This study aims to determine the level of potential distribution of limestone and regional characteristics of the level of potential distribution of limestone. This study uses 4 variables including carbonate minerals, vegetation density index, land cover, and lithology class. Data processing is carried out using remote sensing and geographic information systems. the potential distribution area. The results showed that Padabeunghar Village has a medium distribution potential level with limestone found in land cover characteristics in the form of shrubs and forests."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elbert Marangkup
"ABSTRACT
Jalan merupakan aset suatu negara yang terbagi dalam jalan nasional dan jalan daerah dan telah terdokumentasi dalam peta jaringan jalan nasional pada program Integrated Road Management System (IRMS). Total panjang jalan nasional yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia adalah 47.01,27 km, 1.789,02 km diantaranya terdapat di Provinsi Jawa Barat. Sebagai aset, jalan perlu pengenal untuk memudahkan identifikasinya. Data utama yang diperlukan dalam identifikasi jalan adalah koordinat geografis jalan tersebut. Koordinat geografis adalah bagian dari sistem informasi
geografis untuk merepresentasikan dunia nyata suatu lokasi dipermukaan bumi secara digital sehingga dapat dilihat dalam bentuk peta digital. Koordinat geograjfs tersebut didapatkan dengan melakukan pengukuran langsung dengan alat Global Positioning System (GPS) pada jalan yang dituju.
Validasi ruas jalan pada penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data jalan yang tervalidasi dan akurat berdasarkan koordinat global yang berlaku umum saat ini. Hasil pengukuran yang didapat adalah titik geografis yang menunjukkan posisi jalan tersebut diatas permukaan bumi berupa titik awal dan titik akhir, panjang jalan, dan model tikungan jalan tersebut. Data inilah yang akan menjadi dasar pembenahan data jalan bagi pemegang kepentingan selanjutnya."
Jakarta: Inspektorat Jendral Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016
AUDIT 9:18 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>