Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gilar Awaliansyah
Abstrak :
Penambahan aditif tertentu pada bahan bakar, bertujuan untuk mendapatkan bahan bakar berkualitas tinggi. Dengan menambahkan sedikit Biogasoline pada bensin premium makna sifat-sifat dari bensin premium tersebut akan tetap ada dan bilangan oktana dari bensin tersebut dapat meningkat, mengingat tingginya bilangan oktana yang dimiliki oleh Biogasoline ini. dimana rninyak kelapa sawit merupakan bahan baku alternatif yang sangat potensial da!am pembuatan Biogasoline. Dari hasil pengujian yang dilakukan Laboratorium Termodinamika Departemen Teknik Mesin FTUI untuk membuat analisa kinerja mesin Otto yang telah dilakukan didapat bahwa pencampuran Biogasoline 5% terbukti memberikan efek pembakaran yang lebih sempuma pada Premium. Penurunan konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) hingga 4% dan kenaikan efisiensi thermal (11th) hingga 5%. untuk pencampuran Biogasaline 5% untuk variasi bukaan throttle, d!mana pencampuran senyawa ini memberikan penurunan kadar HC pada gas buang Membandingkan hasH tersebut dengan Biogasoline yang ditambah senyawa Nitrogen (Nitrous) dengan komposisi yang sama yaitu 5% Peningkatan nilai BHP terjadi pada pencampuran Premium dengan (Biogasoline+Nitrous) 5% pada kondisi menanjak, hingga mencapai 11.1% lcbih baik dan kenaikan efisiensi thermal (11th) hingga 11 % dari Premium. Untuk emisi C02 ada peningkatan 4,6% hila premium dicampur dengan (Biogasoline+Nitrous) 5% untuk kondisi menanjak dan peningkatan kadar NO~ sampai 28% · Penambahan senyawa Nitrous pada Biogasoline 5% sebagai aditif peningkat angka oktan terbukti efektif memperbaiki performa mesin dan Dapat menghemat penggunaan minyak mentah.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bramantika Aditya Nugroho
Abstrak :
Perkembangan dunia otomotif berkembang dengan pesat, dengan semakin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Seiring dengan itu bertambah pula kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM). Akan tetapi, ketersediaan BBM itu sendiri semakin lama semakin berkurang. Oleh karena itu, harus dilakukan penghematan pemakaian BBM. Salah satu cara adalah dengan menambahkan aditif pada bahan bakar, dengan tujuan agar proses pembakaran lebih baik, sehingga meningkatkan performa mesin serta mengurangi kadar emisi gas buang. Penelitian ini akan membahas tentang perbandingan aditif oksigenat dengan non oksigenat sebagai aditif pada motor otto empat langkah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Termodinamika Departemen Teknik Mesin FTUI. Parameter yang akan dianalisa adalah daya (BHP), konsumsi bahan bakar spesifik, efisiensi termal, dan kadar emisi yang dihasilkan (HC, CO, CO2, O2, dan NOX). Aditif serta komposisi yang digunakan pada penelitian ini adalah: Griffon 0,33 gr, Power 21 0,1 , ELF 0,25 %, dan Prima Ace 0,25 %. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa penambahan Griffon 0,33 gr pada Premium menaikkan daya sampai 14,7%, penurunan nilai SFC sampai 24,3 %, peningkatan efisiensi termal 32,1 %, serta penurunan kadar HC, O2 dan CO dan peningkatan kadar CO2 dan NOX. Hasil tersebut secara keseluruhan, merupakan hasil rata-rata terbaik apabila dibandingkan dengan aditif yang lain. ......Improvement in automotive world has rapidly increase, it is marked by the total of vehicle produced every day, with that conditions, the needs of oil fuel is also increase. But the supply of oil fuel itself will be decrease, because oil fuel is one of the non renewable energy. For that we have to save the use of oil fuel. One of the way to save the fuel, is to add on additive in the gasoline, so that the combustion process will be better, and the result of that are the engine performance will be better also and the reduction of exhaust emission. This research will explain about comparison of oxygenate additive with non oxygenate additive as an additive on four stroke otto engine. Research are held on Mechanical Engineering Department, Engineering Faculty University of Indonesia. Parameter that will be analyzed is power (BHP), specific fuel consumption, thermal efficiency, dan percentage of emission (C, CO, CO2, O2, and NOx). The additive and its composition that we used are Griffon 0,33 gr, Power 21 0,1 %, ELF 0,25 %, and Prima Ace 0,25 %. From the experiment, we obtain that if griffon 0,33 gr add on Premium will increase engine power until 14,7 %, SFC drop until 24,3 %, thermal efficiency raise until 32,1 %, and decrease HC, O2 and CO emission, also increase CO2 and NOX emission. This result is the best average result compare to the other additive.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Budiyanto
Abstrak :
ABSTRAK Setiap tahunnya Indonesia mengalami peningkatan dalam jumlah pelanggan listrik. Namun, masih banyak daerah-daerah yang belum mendapatkan suplai listrik atau sering terjadi gangguan. Oleh karena itu dibutuhkan generator set (genset) sebagai suplai listrik utama atau sebagai cadangan untuk daerah-daerah tersebut. Gas alam dapat digunakan sebagai bahan bakar genset karena ketersediaan di Indonesia yang melimpah dan lebih ramah lingkungan. Namun, ketersediaan genset berbahan bakar gas di Indonesia masih sangat jarang sehingga dibutuhkan peralatan tambahan seperti regulator, konverter kit, dan alat pencampur udara dengan gas agar dapat digunakan pada genset bensin termodifikasi. Dengan latar belakang dan potensi tersebut, pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja dari genset termodifikasi ketika menggunakan bahan bakar gas alam. Metode yang digunakan adalah membandingkan kinerja mesin dengan memvariasikan nilai tekanan masukan genset, yaitu 0.5 bar dan 0.03 bar. Hasil yang akan diamati adalah nilai SFC (Specific Fuel Consumption), kualitas daya, temperatur gas buang, dan tingkat kebisingan yang dihasilkan genset. Hasil dari pengujian ini adalah tegangan dan frekuensi yang dihasilkan genset masih dalam batas normal yang ditentukan, suhu gas buang dan tingkat kebisingan yang dihasilkan ketika tekanan masukkan 0,5 bar dan 0,03 bar relatif sama, dan nilai SFC yang dihasilkan ketika tekanan masukkan 0,5 bar lebih kecil dibandingkan dengan 0,03 bar
ABSTRACT
Every year Indonesia get more increasing in the number of electricity customers. But there are still many areas that have not yet received electricity supply or frequent disruptions. Therefore we need a generator set (generator set) as the main electricity supply or as a backup for these areas. Natural gas can be used as generator fuel because of its abundant availability and is more environmentally friendly. However, the availability of gas-fueled generators in Indonesia is still very rare so that additional equipment such as regulators, converter kits and air and gas mixing devices, so it can be used on gasoline generators. With this background and potential, the test was carried out to determine the performance of the modified generator when using natural gas fuel. The method used is to compare engine performance by varying the value of the generator's input pressure, which is 0.5 bar and 0.03 bar. The results to be observed are the SFC (Specific Fuel Compsumption) value, power quality, exhaust gas temperature, and noise level generated by the generator set. The results of this test are the voltage and frequency generated by the generator set are still within the normal limits specified, the temperature of the exhaust gas and the level of noise produced when the input pressure is 0.5 bar and 0.03 bar is relatively the same, and the SFC value when the input pressure is 0.5 bar is smaller compared to 0.03 bar.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Agnes Tambun
Abstrak :
Sebuah perusahaan minyak dan gas memiliki sebuah plant yang terdiri dari 3 generator upstream bertipe Gas Turbine Generator (GTG) pada area pabelokan yang juga termasuk dalam salah satu daerah South Business Unit (SBU). Salah satu Gas Turbine Generator (GTG) bernama GTG G101B yang memiliki kapasitas daya 29600 kVA dan tegangan 13800 V sudah beroperasi selama 42 Tahun sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja operasional yang tentunya juga berpengaruh pada daya keluarannya. Oleh sebab itu, akan dilakukan studi karakteristik operasional dari sisi konsumsi bahan bakar menggunakan data operasional dalam periode 1 Januari 2022 hingga 30 November 2022. Penelitian menggunakan metode perhitungan tes performa melalui perhitungan Specific Fuel Consumption (SFC), Heat Rate (HR), dan Efisiensi GTG dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2016. Nilai SFC dan HR paling rendah didapatkan pada tanggal 24 Februari saat energi keluaran bernilai 294.912 MWh, dengan nilai SFC 0.167 MMSCFD/MWh dan nilai HR 19.10939735 MMBTU/MWh. Disaat bersamaan didapatkan nilai efisiensi maksimum bernilai 17.842076%. Nilai SFC dan HR paling tinggi didapatkan pada tanggal 15 September saat energi keluaran bernilai 133.88 MWh, dengan nilai SFC 0.0341 MMSCFD/MWh dan nilai HR 38.92491037 MMBTU/MWh. pada kondisi ini didapatkan juga nilai efisiensi minimum yaitu bernilai 8.759206%. SFC dan HR akan memengaruhi keluaran daya yang dihasilkan generator. Semakin rendah SFC dan HR maka akan semakin optimal kinerja suatu pembangkit. Hal tersebut ditandai dengan nilai efisiensi yang semakin baik. 3. Operasional pembangkit dapat dikatakan tidak efisien karena konsumsi bahan bakar yang digunakan berlebihan dan nilai efisiensi maksimum yang didapatkan masih di bawah standart yang ada yaitu berkisar 20—30%. ...... An oil and gas company has a plant consisting of 3 upstream generators of Gas Turbine Generator (GTG) type in a processing area, which is also part of the South Business Unit (SBU). One of the Gas Turbine Generators (GTGs) is named GTG G101B, with a power capacity of 29600 kVA and a voltage of 13800 V. It has been in operation for 42 years, so an evaluation of its operational performance is needed, which also affects its power output. Therefore, a study will be conducted on the operational characteristics in terms of fuel consumption using operational data from January 1, 2022, to November 30, 2022. The research will use performance test calculation methods, specifically Specific Fuel Consumption (SFC), Heat Rate (HR), and GTG Efficiency, with the assistance of Microsoft Office Excel 2016. The lowest values of SFC and HR were obtained on February 24 when the output energy was 294.912 MWh, with an SFC value of 0.167 MMSCFD/MWh and an HR value of 19.10939735 MMBTU/MWh. At the same time, the maximum efficiency value was obtained, which was 17.842076%. On the other hand, the highest values of SFC and HR were obtained on September 15 when the output energy was 133.88 MWh, with an SFC value of 0.0341 MMSCFD/MWh and an HR value of 38.92491037 MMBTU/MWh. In this condition, the minimum efficiency value was also obtained, which was 8.759206%. SFC and HR affect the power output generated by the generator. The lower the SFC and HR, the more optimal the performance of a power plant. This is indicated by a higher efficiency value. The operational performance of the power plant can be considered inefficient due to excessive fuel consumption, and the maximum efficiency value obtained is still below the standard range of 20-30%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library