Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoga Pratama Bina
Abstrak :
ABSTRAK
Kontribusi industri bahan kimia terhadap pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia memiliki peran signifikan. PT MIT merupakan salah satu industri bahan kimia yang kunci keberhasilannya adalah pada efektivitas manajemen rantai pasok. Penelitian ini membahas kinerja manajemen rantai pasok pada PT MIT dengan menggunakan model SCOR versi 11.0. Atribut kinerja yang diukur antara lain, reliability yang diukur dengan metrik perfect order fullfillment, cost yang diukur dengan metrik total cost to serve, dan asset management efficiency yang diukur dengan metrik days sales inventory. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja reliability dan total cost to serve pada PT MIT belum efektif.
ABSTRACT
Chemicals industry was significantly contribute to gross domestic product growth. PT MIT is one of chemicals industry which manage supply chain as success factor. This study discussed supply chain performance using SCOR model version 11.0. There are three attribute in this study. First, reliability which measured by metric perfect order fullfillment. Second, cost which measured by total cost to serve, and asset management efficiency which measured by days sales inventory. This study state that performance in attributes reliability and cost are not effective yet.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Riesna Dinawaty
Abstrak :
Tesis ini menganalisis kinerja dari pengiriman minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) menggunakan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) model 11.0. Analisis ini dilakukan pada PT XYZ Tbk. yang merupakan salah satu perusahaan penghasil CPO terbesar di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. XYZ Tbk. untuk meningkatkan kinerja rantai pasok dengan tujuan mengurangi kekosongan persediaan (Zero Stock) seperti yang terjadi di tahun 2019 & 2020, serta waktu pengiriman yang panjang. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode SCOR model 11.0 dan hasilnya menunjukkan bahwa kinerja rantai pasok dari PT. XYZ Tbk. dari sisi reability, responsiveness, dan assets management efficiency masih kurang baik. Hasil penelitian juga menunjukkan kondisi persediaan yang kurang baik karena hanya kinerja responsiveness yang dapat memenuhi target perusahaan dan best in class dengan nilai rata-rata 7 hari untuk memenuhi permintaan. Hasil penelitian ini mengindikasikan pentingnya cadangan pengaman dan membeli tambahan CPO dari pabrik lain untuk menjaga kemampuan perusahaan menciptakan supply chain yang baik. ......This study analyzes the supply chain performance of CPO’s delivery using SCOR 11.0 method. This analysis is conducted at PT XYZ Tbk, one of the largest CPO producing companies in Indonesia. This research is expected to help PT XYZ Tbk. to improve supply chain performance with the aim of reducing zero inventory as happened in 2019 & 2020 and long lead time. The results show that in terms of reliability, responsiveness, and asset management efficiency attributes the performance is below from the company’s target because only responsiveness performance can meet the company's target and best in class with an average value of 7 days to meet the demand. The results also show that the inventory level management is adequate as there is no safety stock. The research suggestion, the management need to set the safety stock and buy CPO from other manufacturers.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bolstorff, Peter
Abstrak :
The Supply Chain Council (SCC) is a nonprofit organization dedicated to developing best practices in supply chain management. Now in a newly revised, second edition, "Supply Chain Excellence" is the first and only book on the DCOR, CCOR, and SCOR Models. It gives professionals implementing new supply chain projects a clear, step-by-step guide to adopting the accepted and proven methodologies developed by the SCC. Complete with new case studies, a Value Chain Excellence project roadmap, and the addition of the DCOR and CCOR process frameworks, the second edition of "Supply Chain Excellence" gives readers all the practical tools they need, whether they're trying to improve the performance of an existing supply chain system or implement a new one.
New York: American Management Association, 2007
e20441384
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Dewi Wulandari
Abstrak :
Artikel ini menganalisis kinerja proses pengadaan bahan baku utama Tinplate menggunakan kerangka SCOR 11.0. Analisis ini dilakukan di PT. Latinusa, Tbk. sebagai satu-satunya produsen Tinplate di Indonesia. Karena persaingan semakin ketat akibat kelebihan kapasitas baja global yang mempengaruhi pasar Tinplate Indonesia (dilemahkan oleh masalah harga Dumping dari tiga negara: China, Korea Selatan, dan Taiwan), PT. Latinusa, Tbk. terus mengalami kerugian finansial meskipun Dumping Duty (BMAD) telah telah diterapkan sejak tahun 2014. Dengan persaingan yang semakin ketat, PT. Latinusa, Tbk. perlu meningkatkan keunggulan dalam kinerja rantai pasoknya, khususnya dalam pengadaan bahan bakunya, karena perusahaan sepenuhnya bergantung pada pasokan dari impor dengan pasokan terbatas dan waktu tunggu yang lama. Analisis dilakukan dengan menggunakan SCOR Strategic Metric (reliability, responsiveness, and asset management efficiency), yang semuanya menghasilkan kinerja dibawah dari target yang ditetapkan. Hasilnya menunjukkan bahwa manajemen persediaan yang tidak tepat adalah faktor utama yang menyebabkan kinerja yang buruk. ......This article analyzes the performance of Tinplate's main raw material procurement process using SCOR 11.0 framework. This analysis is conducted at PT. Latinusa, Tbk. as the only Tinplate manufacturer in Indonesia. As the competition becomes tighter due to global steel overcapacity which affects Indonesia's Tinplate market (weakened by Dumping price issue from three countries: China, South Korea, and Taiwan), PT. Latinusa, Tbk. keeps having its financial injury despite Dumping Duty (BMAD) has already been applied since 2014. With tighter competition, PT. Latinusa, Tbk. needs to excel in its supply chain performance, specifically in its raw material procurement as the company is fully relied on its supply from import with limited supply and long lead time. Analysis is conducted by using SCOR Strategic Metric (reliability, responsiveness, and asset management efficiency), which all resulted in below than target stated. The results indicate that improper inventory management is the main factor that caused the poor performance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Setiawan
Abstrak :
Pada 2013, PT. Trakindo Utama membentuk divisi baru Supply Chain Prime Products untuk meningkatkan Permintaan dan kinerja Pasokan dari Pabrik ke Pelanggan. Perbaikan dilakukan secara terus menerus untuk meningkatkan kinerja, namun dalam implementasinya masih terdapat capaian KPI yang belum sesuai dengan target. Di industri alat berat, ini diduga karena perkiraan kontribusi penjualan yang tidak akurat. Selain itu, faktor pasar alat berat yang tidak sesuai dengan prediksi juga dianggap berkontribusi. Dalam tulisan ini, proses akan diidentifikasi dalam kinerja manajemen rantai pasokan yang dapat menyebabkan KPI persediaan tidak tercapai. Metode yang akan digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja rantai pasokan adalah model SCOR versi 12.0. Berdasarkan evaluasi kinerja, dapat disimpulkan bahwa rantai pasokan memiliki implementasi yang cukup efektif terutama dalam metrik Reliability. Sedangkan untuk area inventory itu sendiri masih perlu perbaikan di area Source dengan mengantisipasi proses waktu yang lama dan daerah Deliver sendiri dengan memberikan perkiraan yang akurat. Hal yang mendukung implementasi rantai pasokan yang efektif adalah komitmen manajemen melalui visi, misi dan strategi hingga level Divisi dan Departemen. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat yaitu kemampuan tim sales dalam melakukan forecast yang akurat. Pada akhirnya perusahaan diharapkan dapat menggunakan model SCOR versi 12.0 untuk melakukan pengukuran KPI agar penerapan supply chain management menjadi lebih komprehensif dengan hasil yang maksimal melalui peningkatan kompetensi tim.
In 2013, PT. Trakindo Utama formed a new division of Supply Chain Prime Products to improve Demand and Supply performance from Factory to Customer. Repairs are carried out continuously to boost performance, however in its implementation there are still achievements of KPIs that have not been in line with the target. In the heavy equipment industry, this was allegedly due to inaccurate sales contribution estimates. Besides that, the heavy equipment market factor that is not in line with predictions is also thought to have contributed. In this paper, a process will be identified in the supply chain management performance that can cause inventory KPIs to not be reached. The method that will be used to conduct supply chain performance evaluation is the SCOR model version 12.0 from level 1 to 3. Based on performance evaluation, it can be concluded that supply chain has quite effective implementation especially in Reliability metrics. While for inventory itself still need improvement in Source area by anticipating the long lead time process and Delivers own area by providing accurate forecast. Whereas the inhibiting factor is the ability of the sales team to make accurate forecasts. In the end the company is expected to be able to use the SCOR version 12.0 model to conduct KPI measurements so that the implementation of supply chain management becomes more comprehensive with maximum results through increasing team competency.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aby Herwendo
Abstrak :
Banyak perusahaan telah memfokuskan diri pada rantai pasokan sebagai nilai kornpetitifuya. Narnun inbound logistics sebagai bagian dalarn rantai pasokan seringkali diabaikan karena banyaknya operasi logistik yang berorientasi pada customer. Kegiatan produksi tidak bisa dipisahkan dari kemarnpuan logistik perusahaan dalarn rnernasok bahan baku yang diperlukan. Termasuk dalarn bagian logistik ini adalah aktivitas pengadaan yang rnengandalkan kerjasama yang baik antara perusahaan dengan pemasok. Karena itu perbaikan pada area ini perlu mendapat perhatian, sehingga rnarnpu rneningkatkan kinerja perusahaan. VICO Indonesia, perusahaan rninyak dan gas burni yang didirikan pada tahun 1972 adalah perusahaan joint venture. Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sarna dengan BPMIGAS yang beroperasi di blok Sanga-sanga, Kalimantan Tirnur, VICO Indonesia berkornitmen rnemproduksi dan rnemasok gas untuk industri lokal dan ekspor sesuai kontrak. Guna rnernenuhi komitmennya untuk memasok gas, rantai pasokan yang baik dan bisa dihandalkan harus selaras dengan aktivitas produksinya. Kinerja dalarn proses pengadaan barang atau jasa dipengaruhi entitas lain- di sisi internal seperti inventory dan pengguna, dan sisi eksternal seperti pemasok. Penundaan, keterlarnbatan pengirirnan, atau kesalahan dalarn pengadaan barang atau jasa bisa berakibat fatal pada aktivitas produksi. Beberapa teori rnenawarkan petunjuk untuk mengelola rantai pasokan dengan baik. Narnun dalarn praktek, ada beberapa batasan yang membatasi kemarnpuan untuk mengadakan barang ataujasa. Karya akhir ini akan menelaah lebih lanjut rnengenai efektivitas proses pengadaan yang berada dalam ruang lingkup rantai pasokan- inbound logistics. VICO Indonesia digunakan sebagai studi kasus dalam inbound logistics, khususnya dalarn industri rninyak dan gas bumi. Setiap proses akan dikaji, termasuk proses yang rnelibatkan pihak eksternal seperti pernasok. Dengan mengkaji proses ini, kinerja aktivitas pengadaan dapat diperbaiki. Karya akhir ini juga rnenelaah tentang kerjasama kernitraan sehingga dapat rnemberikan darnpak yang berarti bagi aktivitas pengadaan dan mernbawa keuntungan bagi pihak- pihak dalarn rantai pasokan. Supply Chain Operation Reference (SCOR) Model digunakan sebagai perangkat untuk ,rnengevaluasi konfigurasi rantai pasokan dan kinerjanya pada kasus ini. Model ini akan digunakan untuk rnenentukan proses mana yang rnenyebabkan penurunan kinerja. Kernudian dilakukan identifikasi terhadap hasil yang potensial bisa terjadi dengan rnernperbaiki proses internal dan rnengkornbinasikannya dengan kernitraan dengan pemasok. SCOR Model sangat bermanfaat untuk rnenelaah proses rantai pasokan dengan rnengkaji konfigurasi dan kinerja rantai pasokan pada saat ini. Dalarn karya akhir ini diperoleh hasil bahwa kepuasan pengguna terhadap pelayanan tepat waktu yang berkisar antara 26% rnasih belum efektif dibandingkan rata - rata perusahaan pada urnurnnya. Diternukan pula bahwa hubungan kernitraan antara perusahaan dengan para pernasok dapat rneningkatkan kinerja dalam pengadaan dan merniliki darnpak yang baik bagi kedua belah pihak.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Kemala Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Era pasar bebas menuntut kesiapan setiap pelaku pasar untuk responsive, efektif dan efisien dalam memenuhi permintaan pasar. Proses ini memerlukan suatu sistem logistic yang dapat memenuhi dimensi waktu, biaya dan kualitas. Logistik adalah bagian dari supply chain yang menangani arus barang, arus informasi dan arus uang. Kegiatan logistic ini tidak dapat dipisahkan dari peran Freight Forwarder di pelabuhan, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada proses logistic di pelabuhan. Metode rekayasa proses pada sistem logistic digunakan unruk mempersingkat waktu dengan terlebih dahulu melakukan penilaian kinerja terhadap proses yang terjadi saat ini sebagai dasar perbaikan proses. SCOR (Supply Chain Operation Reference) Model digunakan untuk melakukan penilaian kinerja supplu chain pada proses logistic. Selanjutnya digunakan metode Business Process Reengineering (BPR) dalam konteks supply chain untuk melakukan perbaikan pada As Is process dan To Be process yang menghasilkan waktu proses terlama 7 hari menjadi 1 hari berdasarkan hasil KPI analysis, problem/opportunity analysis, expectation/constraint analysis dan experiences/communication.
ABSTRACT
In the current free trade era, all of the actors involved are required to responsive, effective and efficient in fulfilling the demand of the market. In fulfilling the demand of the market, there has to be a logistic system that covers all of the three dimensions of time, cost and quality. Logistic is a part of supply chain that handles the flow of goods, information and money. Seaport Freight Forwarding is considered to be one of very important factors in logistics. Therefore, the logistic activities in seaport have to be reengineered in order to reach an optimal logistic system. The method of reengineering process in logistic system was implemented, first by performance assessment to the current process, which was then used as a base of the reengineering process. This performance assessment utilized the SCOR (Supply Chain Operation Reference) Model in assessing performance in the logistic process. The Business Process Reengineering (BPR) method was then used in the context of supply chain in reengineering the AS IS Process and To Be Process, which according to the results of the KPI analysis, Problem/opportunity analysis, expectation/constraint analysis and expert experiences/communication, were able to shorten yhe longest process from a 7-days process to a 1-day process.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library