Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nathalia Christine
Abstrak :
ABSTRACT
Perdagangan manusia merupakan kejahatan lintas batas negara yang terorganisir sehingga dikenal sebagai transnational organized crime. Mayoritas korban dari perdagangan manusia adalah perempuan dan anak dibawah usia delapan belas tahun yang diperjualbelikan untuk eksploitasi seksual. Asia Selatan dalam hal ini menduduki posisi kedua sebagai kawasan dengan jumlah kasus perdagangan perempuan dan anak terbanyak yang dilakukan secara global. Meningkatnya kasus perdagangan perempuan dan anak dari tahun ke tahun di India kemudian menarik perhatian dari South Asian Association of Regional Cooperation SAARC untuk mentuntaskan kejahatan perdagangan manusia tersebut melalui pembentukan Konvensi Pencegahan dan Penanggulangan Perdagangan Perempuan dan Anak untuk Prostitusi yang dibentuk pada tahun 2002. Penelitian ini berusaha melihat advokasi SAARC terhadap Pemerintah India dalam pembentukan klausul dan kebijakan dari Konvensi Pencegahan dan Penanggulangan Perdagangan Perempuan dan Anak di India dengan menggunakan teori Policy Cycle dalam melihat tahap-tahap pembuatan kebijakan, serta konsep Transnational Advocacy Network dalam melihat strategi-strategi yang dilakukan SAARC dalam melakukan advokasi terhadap Pemerintah India. Dalam upayanya, SAARC melakukan empat bentuk strategi advokasi yakni information politics, symbolic politics, leverage politics dan accountability politics.
ABSTRACT
Human trafficking is a cross border crime considered as a transnational organized crime. The majority victims of human trafficking are women and underaged children for sexual exploitation. In this case, South Asia has the second highest rate practice of women and children trafficking. The increasing number of women and children trafficking cases through years in India subsequently raises the awareness of the South Assian Association of Regional Cooperation SAARC to resolve the case by establishing the Convention of Preventing and Combatting Women and Children for Prostitution established in 2002. The number of women and children trafficking cases decreased for 9 since the establishment. This research aims to analyse SAARC rsquo s advocacy towards the Government of India to formulate the clause and the policy of Convention on Preventing and Combatting Trafficking in Children for Prostitution in India using the Policy Cycle Theory in viewing of policy making, and the concept of Transnational Advocacy Network in viewing strategic plans by SAARC in advocating the Government of India. In order to do the purpose, SAARC undertakes four forms of advocacy strategy that are information politics, symbolic politics, leverage politics, and accountability politics.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rauli Silviana
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini menjabarkan mengenai motif ekonomi India dalam pembentukan SAFTA. SAFTA merupakan kerjasama ekonomi internal di kawasan Asia Selatan semenjak tahun 2004. SAFTA berasal dari South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC) yang secara resmi terinstitusionalisasi pada 8 Desember 1985 di Dhaka, Bangladesh. Pendirian SAARC sebagai institusi regional ditandatangani oleh tujuh negara, yaitu India, Pakistan, Bangladesh, Bhutan, Maladewa, Sri Lanka, dan Nepal. Tesis ini menggunakan teori motif FTA menurut Mireya Solis dan Saori N. Katada untuk menganalisis motif ekonomi India dalam SAFTA. Menurut Mireya Solis dan Saori N. Katada, motif ekonomi negara dalam mengimplementasikan FTA adalah memperluas akses pasar baru melalui liberalisasi perdagangan dan investasi sehingga volume perdagangan dan investasi regional meningkat. Hasil dari penelitian ini adalah India berhasil mengekspansi pasar di kawasan Asia Selatan. Data menunjukkan bahwa India eksportir dan importir terbesar di kawasan Asia Selatan. Selain itu, terdapat peningkatan volume perdagangan di kawasan Asia Selatan selama tahun 2004- 2012. Meskipun volume perdagangan Asia Selatan meningkat, volume investasi Asia Selatan termasuk dalam kategori rendah sehingga dapat diabaikan.
ABSTRACT
This thesis explores the economic motives of India in SAFTA. SAFTA is economic cooperation between South Asia countries. SAFTA comes from South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC) which established on 8 December 1985 in Dhaka, Bangladesh by seven countries. They are India, Pakistan, Bhutan Maldives, Sri Lanka, and Nepal. This thesis uses FTA motives theory by Mireya Solis and Saori N. Katada in order to analyze India?s economic motives in SAFTA. Based on Mireya Solis and Saori N. Katada, state?s economic motives to implement FTA are making larger access for new market by trade and investment liberalization in order to maximize the trade and investment volume. The result of this research consists of India successfully expand its market in South Asia. Data shows that India is the largest importir and exportir in South Asia. Besides that, the trade volume of South Asia is increasing in 2004-2012. Even though, the trade volume of South Asia is increasing, the volume of investment in South Asia can be ignored because it is too low;
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library