Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Khoirunnada
"Penelitian ini memfokuskan diri pada upaya Rusia dalam menggunakan energinya tidak hanya untuk meningkatkan perekonomian tetapi juga untuk mendapatkan pengaruh politik yang kuat di wilayah (Eropa). Dalam hal ini Rusia menerapkan kebijakan politik energi dengan mengamankan energinya. Keamanan energi tersebut dapat dijabarkan dengan beberapa mekanisme kebijakan. Pertama, Rusia tetap berusaha untuk menjaga suplai energi yang cukup - menasionalisasi kembali beberapa perusahaan swasta dan ekspansi ke luar dan kerjasama dengan pihak asing. Kedua, Rusia harus menjamin pengiriman energinya dengan aman - kontrol atas jaringan atau jalur pipa. Faktor-faktor di atas tersebut yang menyebabkan terjadinya perselisihan antara Rusia dan Ukraina. Dalam kacamata ekonomi, bilamana Ukraina menyepakati harga gas baru yang ditawarkan Rusia, maka hal itu akan menyebabkan pundi-pundi keuangan Rusia semakin banyak. Adapun secara politik, Rusia sangat tidak menyukai kedekatan Ukraina terhadap NATO, apalagi ada upaya NATO untuk memasukkan Ukraina sebagai agenda perluasan anggotanya.

This study focused on Russia's efforts in the use of energy not only to boost the economy but also to gain a strong political leverage in the region (European). In this case, Russia's energy policy adopted by securing its energy. Energy security can be translated with some policy mechanisms. First, Russia still seeks to maintain an adequate supply of energy (sufficient supplies) - re-nationalize some private companies and outward expansion and cooperation with foreign parties. Second, Russia should guarantee the safe delivery of energy (unhindered delivery) - or control over the pipeline network. Those factors above cause a dispute between Russia and Ukraine. Economic point of view, when Ukraine agreed on a new gas price offered by Russia, then it would lead to Russia's financial coffers more and more. As for politically, Russia is not like the closeness of Ukraine to NATO, let alone there were efforts of NATO to include Ukraine as an agenda for the expansion of its members."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27540
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Dian Palupi
"ABSTRAK
Artikel ini menjelaskan penerapan strategi Perang Hibrida oleh Rusia terhadap Ukraina pada periode 2014-2018. Agresi Rusia terhadap Ukraina dimulai sejak tahun 2014 dilihat sebagai bentuk peperangan modern nonkonvensional, yang diidentifikasi sebagai Perang Hibrida. Bentuk dari peperangan ini dianalisis sebagai jenis baru konfrontasi global dan krisis keamanan. Oleh karena itu, muncul pertanyaan bagaimanakah Rusia menerapkan
strategi Perang Hibrida terhadap Ukraina sebagai upaya untuk meraih tujuan politiknya. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode studi kasus milik Robert Yin dan konsep Perang Hibrida dari Hoffman, Cullen serta Kjennerud. Penelitian ini menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2014 sampai 2018 Rusia melakukan agresi dan serangan terhadap Ukraina di berbagai bidang, yaitu politik, militer, ekonomi, informasi dan sosial masyarakat. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan pidato, pernyataan dan wawancara resmi Presiden Ukraina Petro Poroshenko periode 2014-2018 yang memuat agresi dan serangan Rusia terhadap Ukraina.

ABSTRACT
This article explains the implementation of Russian Hybrid War strategy against Ukraine in 2014-2018. Russian aggressions against Ukraine since the beginning of 2014 are viewed as a form of a modern and un-conventional warfare, which identified as Hybrid War. The form of this warfare was analyzed as a new type of global confrontation and security crisis. Therefore, it raises a question how Russia implements its Hybrid War strategy against Ukraine as an attempt to achieve its political goals. This research uses case study method of Robert Yin and performed by using the Hybrid War concepts of Hoffman, Cullen and Kjennerud. This research shows that throughout 2014 to 2018 Russia carried out aggressions and attacks on Ukraine in various fields, which are politic,
military, economy, information and socio-community. The data used in this study are speeches, statements and official interview of Ukrainian President Petro Poroshenko in 2014-2018 which mentioned the Russian aggressions and attacks on Ukraine."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Wijayanti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S8126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Leonardi Halim
"Penelitian ini berusaha menganalisis bagaimana bentuk dan pengaruh kebijakan negara pasca-perubahan politik yang terjadi di Rusia dan Ukraina pada karakteristik oligarki yang ada di kedua negara. Adapun keberadaan oligarki yang ada di Rusia dan Ukraina sejak 1990-an, sering dianggap negatif oleh masyarakat, karena dianggap menimbulkan kesenjangan sosial, berusaha menguasai negara demi kepentingan pribadi (state capture), melanggengkan praktik korupsi, dan masih banyak lagi. Relasi oligarki dengan negara pun memiliki dinamikanya tersendiri, seperti lewat perubahan politik yang terjadi di Rusia dan Ukraina. Perubahan tersebut menjadi peluang bagi pemerintahan baru untuk menata ulang relasi negara dan oligarki, sehingga mampu memengaruhi karakteristik oligarki yang ada. Untuk mengkaji lebih dalam topik penelitian ini, penulis menggunakan teori oligarki yang dikemukakan oleh Jeffrey Winters (2011). Sementara itu, metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pengumpulan data dilakukan lewat studi pustaka. Berdasarkan hasil temuan, dapat dilihat bahwa kebijakan negara pasca-perubahan politik menemui hasil yang berbeda di Rusia dan Ukraina. Di Rusia, kebijakan negara berupa penindakan oligark yang membangkang berhasil mengubah karakteristik oligarki. Sedangkan Ukraina dengan upayanya menerapkan reformasi hukum maupun konsentrasi kekuasaan di tangan kepresidenan, cenderung gagal memengaruhi perilaku oligarki yang ada.

This research attempts to analyze the forms and effects of governmental (or state) policy after the political changes in Russia and Ukraine on the characteristics of the oligarchs that exist in both countries. Oligarchies has existed in Russia and Ukraine since the 1990s, but people often perceive them negatively, because they are seen as creating social inequality, attempting to capture the state, perpetuating corrupt practices, and many more. With the political changes in Russia and Ukraine, the dynamics of the oligarchy-state relationship have also changed. New governments' policies and actions have influenced or changed the characteristics of the existing oligarchy. This research uses the theory and typology of oligarchy proposed by Jeffrey Winters (2011) as the primary analytical framework to explain these dynamics of change. In addition, this research used the qualitative method, with data collection carried out through a literature study. Based on these findings, this paper concluded that the state policy towards the oligarchy in Russia and Ukraine, adopted after political changes, had different results. In Russia, the state policy of eliminating unruly oligarchs succeeded in changing the characteristics of the oligarchy. Meanwhile, in Ukraine, many policies (such as implementing various reforms or consolidating power in the hands of the presidency) failed to change the characteristics of the oligarchy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Resifa Amanda Hellas
"Penelitian ini membahas bagaimana media barat melihat tanggapan Gereja Ortodoks Rusia sebagai sebuah keterlibatan dalam operasi militer khusus yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina dalam unit berita yang diterbitkan oleh Religion News Service (RNS). Penelitian ini bertujuan untuk menampilkan pembingkaian yang dilakukan oleh Religion News Service (RNS) atas keterlibatan Gereja Ortodoks Rusia dalam penyerangan tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini di ungkapkan oleh Kennet D. Wald (1988) yaitu Churches as Political Communities yang menjelaskan peranan gereja di dalam masyarakat terkait penyebaran paham politik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis framing milik Robert N. Entman (1993) dengan membedah unit berita menggunakan 4 perangkat yaitu define problems, diagnose causes, make moral judgement, dan treatment recommendation. Hasil penelitian menunjukkan Religion News Service (RNS) merupakan kantor berita yang bersifat sectarian dan telah membingkai respon yang diberikan Gereja Ortodoks Rusia sebagai keterlibatan dalam operasi militer khusus yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina.

This research discusses how the Western media see the Russian Orthodox Church's response as involvement in a special military operation carried out by Russia against Ukraine in a news unit published by the Religion News Service (RNS). This study aims to present the framing by the Religion News Service (RNS) of the Russian Orthodox Church's involvement in the attack. The theory used in this study was expressed by Kennet D. Wald (1988), namely Churches as Political Communities which explains the role of the church in society related to the spread of political understanding. This study uses Robert N. Entman's (1993) framing analysis research method by dissecting news units using 4 tools, namely define problems, diagnose causes, make moral judgments, and treatment recommendations. The results of the study show that the Religion News Service (RNS) has framed the response given by the Russian Orthodox Church as involvement in a special military operation carried out by Russia against Ukraine."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Putri Wulandari Wibawa
"Konflik Rusia-Ukraina menciptakan dampak yang merugikan bagi Ukraina karena adanya serangan secara umum oleh Rusia sejak Januari 2022 dan memicu kampanye boikot digital oleh Ukraina melalui situs web Boycottrussia.info yang dibuat pada tahun 2023 oleh pengembang perangkat lunak asal Ukraina, ralabs.org. Situs web tersebut berisikan berbagai macam bentuk informasi terkait seruan boikot secara digital terhadap Rusia. Penelitian ini mengidentifikasi gambar digital pada situs web dan interpretasi makna yang tertulis pada seruan kampanye. Penelitian ini menggunakan kerangka teoritis kampanye digital oleh Bennet dan Segerberg tahun (2013) dan Analisis Wacana Kritis oleh Fairclough tahun (1989) untuk menganalisis dimensi narasi kampanye boikot digital melalui sumber data penelitian yang diambil dari portal Boycottrussia.info dengan jumlah 8 templat gambar kampanye pada situs web yang memiliki makna berbeda dari total 15 gambar templat. Penelitian ini menggunakan metode analisis Kualitatif dengan tahapan analisis data, deskripsi hasil penelitian, dan kesimpulan akhir. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang peran kampanye boikot digital pada isu konflik regional.
The Russia-Ukraine conflict has had detrimental effects on Ukraine due to widespread attacks by Russia since January 2022, which triggered a digital boycott campaign by Ukraine through the website Boycottrussia.info, created in 2023 by Ukrainian software developers ralabs.org. This website contains various forms of information related to the digital boycott calls against Russia. This study identifies digital images on the website and interprets the meanings conveyed by the campaign messages. The research employs the theoretical framework of digital campaigns by Bennet and Segerberg (2013) and Critical Discourse Analysis by Fairclough (1989) to analyse the narrative dimensions of the digital boycott campaign using data sourced from the Boycottrussia.info portal. It examines 8 campaign image templates on the website with different meanings out of a total of 15 image templates. The study utilises a qualitative analysis method involving data analysis, description of research findings, and final conclusions. This research aims to provide insights into the role of digital boycott campaigns in regional conflict issues."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Michailov, Nikolai
"Buku ini memberikan gambaran umum mengenai 15 republik yang menjadi bagian dari Uni Soviet."
Djakarta: Kedutaan Besar URSS, 1956
947 MIC l (2);947 MIC l (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anggara Alvin Imansyahputra
"Penelitian ini menganalisis perbandingan perspektif Perang Rusia Ukraina dari sisi Fotojurnalis Rusia dan Ukraina. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Framing Analysis. Metode penelitian yang digunakan adalah adalah analisis konten.Peneliti akan menganalisis bagaimana seorang Fotojurnalis Ukraina bernama Evgeniy Maloletka dan seorang jurnalis bernama Alexander Kots menggambarkan konflik Rusia-Ukraina yang terjadi sejak tahun 2022 hingga sekarang lewat media fotografi dan narasi yang mereka buat di media Associated Press dan Komsomolskaya Pravda dan menganalisis sejauh mana mereka memainkan sentimen patriotisme mereka dalam memberikan reportase terhadap konflik yang terjadi di Ukraina pada tahun 2022-2023. Hasilnya terbukti bahwa Maloletka dan Kots didorong oleh patriotisme terhadap tanah airnya masing-masing dalam memunculkan gambar dan narasi yang berkaitan dengan simbol-simbol nasionalistik terhadap perjuangan militer negara mereka dalam konflik ini.
This research analyzes the comparative perspective of the Russian-Ukrainian War from the side of Russian and Ukrainian photojournalists. The theory used in this research is Framing Analysis Theory. The research method used is content analysis. The researcher will analyze how a Ukrainian photojournalist named Evgeniy Maloletka and a journalist named Alexander Kots describe the Russian-Ukrainian conflict that has occurred from 2022 until now through the photographic media and narratives they created in their own media such as Associated Press media and Komsomolskaya Pravda and also analyze the extent to which they driven by their patriotic sentiments in providing reportage on the conflict occurring in Ukraine in 2022-2023. The results proved that Maloletka and Kots were driven by patriotism towards their respective homelands in creating images and narratives related to nationalistic symbols of their country's military struggle in this conflict."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Audreylia Lesmana
"Invasi Rusia terhadap Ukraina pada tahun 2022 berdampak besar terhadap eksistensi dan keberlangsungan para oligarki Rusia. Para oligarki ini menghadapi banyak ancaman, baik ancaman eksternal, berupa sanksi-sanksi dari negara-negara Barat dan ancaman internal dari pemerintahan Putin yang menargetkan harta dan pendapatan mereka. Sanksi-sanksi yang dialami para oligarki Rusia merupakan upaya pemimpin Barat untuk memutus dukungan para oligarki dengan pemerintahan Putin. Untuk mengurangi sanksi tersebut, beberapa oligarki Rusia mencoba untuk menghentikan dukungan mereka terhadap Putin, mengingat bahwa tujuan utama seorang oligarki adalah untuk mempertahankan harta kekayaan. Namun, strategi ini tidak mudah karena para oligarki Rusia juga mendapatkan ancaman dari Putin untuk mendukung operasi militernya, baik ancaman yang menargetkan harta kekayaan maupun nyawa mereka. Oleh karena itu, para oligarki Rusia dihadapi dengan keputusan yang sulit untuk menentukan posisi dan dukungan mereka selama masa perang ini. Penelitian ini menganalisis posisi dan dampak yang dialami para oligarki akibat ancaman pemerintahan Putin selama perang Rusia-Ukraina 2022. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode kajian pustaka dengan mengkaji buku, artikel ilmiah dan sumber elektronik yang akuntabel mengenai oligarki Rusia dalam perang Rusia-Ukraina 2022. Penelitian ini menemukan bahwa ancaman langsung dan tidak langsung yang dilakukan oleh pemerintahan Putin menyulitkan para oligarki untuk mempertahankan harta kekayaan mereka dan memaksa para oligarki untuk kembali mendukung Putin.

The Russian invasion of Ukraine in 2022 profoundly impacts the existence and sustainability of Russian oligarchs. These oligarchs confront numerous external threats in the form of Western sanctions and internal threats from the Putin administration aimed at their wealth and income. The sanctions imposed by Russian oligarchs are an attempt by Western governments to deter oligarchs from supporting the Putin regime. Several Russian oligarchs attempted to withdraw their support for Putin to lessen these sanctions. However, this strategy was not easy as Putin threatened the Russian oligarchs to back his military operations by threatening their wealth, income, and lives. Thus, choosing their stance and allies throughout these wartimes was difficult for the Russian oligarchs. This qualitative study employs a literature review method, reviewing credible books, scholarly articles, and electronic sources about the Russian oligarchs and the Russia-Ukraine war in 2022. This study finds that direct and indirect threats from Putin's government make it impossible for oligarchs to defend their money, forcing them to return to supporting Putin's Russia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vierda Annisa Wulandari
"Penelitian ini membahas dan menganalisis komentar-komentar warganet Rusia pada tiga unggahan terpopuler yang membahas mengenai invasi Rusia-Ukraina di akun resmi Twitter RBC @ru_rbc, pada bulan Desember 2021 hingga Februari 2022. Pada penelitian ini menggunakan teori milik John Rogers Searle (1969) mengenai tindak tutur dan berfokus pada jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi. Pada hasil penelitian, ditemukan 15 komentar yang mengandung tindak tutur ilokusi dengan fungsi yang berbeda-beda yang didominasi dengan tindak tutur ilokusi ekspresif. Terdapat 3  tindak tutur ilokusi asertif, 1 tindak tutur ilokusi direktif, 10 tindak tutur ilokusi ekspresif, dan 1 tindak tutur komisif. Komentar-komentar tersebut mencerminkan kritik terhadap invasi dan ketidaksetujuan terhadap tindakan Rusia, serta mengekspresikan sikap kekecewaan, kebencian, dan kekhawatiran terhadap eskalasi konflik dan dampaknya terhadap korban sipil.

This study discusses and analyzes the comments of Russian netizens on the three most popular uploads discussing the Russian-Ukrainian invasion on the official RBC Twitter account @ru_rbc, from December 2021 to February 2022. This study uses John Rogers Searle's (1969) theory of speech acts and focuses on the types and functions of illocutionary speech acts. In the research results, 15 comments were found containing illocutionary speech acts with different functions which were dominated by expressive illocutionary speech acts. There are 3 assertive illocutionary speech acts, 1 directive illocutionary speech act, 10 expressive illocutionary speech acts, and 1 commissive speech act. The comments reflected criticism of the invasion and disapproval of Russia's actions, as well as expressions of disappointment, hatred and concern about the escalation of the conflict and its impact on civilian casualties."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>