Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New Jersey: Light, 2006
297.4 RUM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jalaluddin Rumi
Bandung: Budaya Jaya, 1982
808.81 JAL k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Meison Amir
Abstrak :
Cinta dan Tasawuf Rumi. (Di bawah bimbingan Zainuddin Mansyur S.S.) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1988. Puisi adalah salah satu sarana yang biasa diguna_kan oleh para sufi untuk mengungkapkan keadaan batin mereka. Para sufi yang biasa melakukan hal tersebut adalah Rabiah al Adawiyah, Yahya ibn Mu'adzal, Razi al Halaj, Umar ibn al Farid dan Jalaluddin Rumi. Jalaluddin Rumi dan Umar ibn al Farid berpendapat bahwa puisi adalah sarana paling tepat untuk mengung_kapkan realitas secara sentimentil. Skripsi penulis ini mengungkapkan tasawuf cinta Jalaluddin Rumi, sufi besar dari Persia. Untuk menge_tahui hal ini, kita perlu mengetahui sumber-sumber dan konsepsi tasawuf yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunah Rasul. Tinjauan analitis terhadap tasawuf, menunjuk_kan kehidupan para sufi dengan berbagai aliran yang dianutnya, yang memiliki konsepsi jalan menuju Allah SWT. Jalan ini dimulai dengan latihan-latihan rohaniah, lalu secara bertahap menempuh berbagai fase, yang dikenal dengan tingkatan dan keadaan, yang be_rakhir pada makrifat. Untuk sampai pada makrifat, seorang sufi harus melalui fase-fase tertentu. Fase- fase ini dikatakan juga sebagai ilmu, yaitu syarifat, tarikat, hakekat dan makrifat. Dalam etika sufi, cinta adalah prinsip tertinggi yang merupakan tujuan utama dalam hidup sufi. Cinta adalah satu-satunya cara dalam mendekatkan diri ke_pada Tuhan. Dalam hal ini, Allah telah menandakan dalam Al-Qur'an surat 2: 165, Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah._ Menurut Jalaluddin Rumi, cinta mempunyai tiga tahap perkembangan. Pertama, memuja segala hal, yaitu orang, wanita, anak, uang, pangkat dan tanah. Kedua, memuja Allah. Ketiga, cinta mistis, yaitu seseorang tidak mengatakan is mencintai. Allah atau tidak. Lebih lanjut Rumi menyatakan cinta ibarat air butuh peran_tara agar panas, yaitu priuk dan api. Cinta yang dimaksud disini termasuk lenyapnya kedirian. Tiada diri, yang menjadi hakikat dari cinta kesufian adalah terjemahan mistis dan kreatif dari sabda Rasul yang berbunyi : Hidupkanlah aku dalam kemiskinan dan wafat_kanlah aku dalam kemiskinan pula. Cinta yang diagungkan Rumi memiliki tiga tahapan yang harus dilalui seorang sufi. Cinta ini akan lebih jelas kita melihatnya dari konsepsi tasawuf. Dalam konsepsi Rumi tidak dibedakan antara hakikat dan makri_fat, karena keduanya bersumber pada cinta sang kekasih. Seorang sufi yang telah sampai pada tingkat hakikat atau makrifat, akan mengalami cinta mistis yang membawanya kepada keadaan fana, yaitu seseorang telah kehilangan kesadaran akan dirinya sendiri dan yang ada hanyalah Allah SWT. Rumi kini telah tiada, namun kebesarannya masih diperbincangkan. Ini adalah sebuah bukti bahwa karya--karyanya masih dibaca orang. Beberapa karya Rumi yang masih tertinggal dan menjadi telaah para ahli sastra kebudayaan Timur adalah Maqolat'i Syams-i Tabriz, Divan-i Syams-i Tabriz, Masnawi, Rubaiyat dan Fihi ma Fihi.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khofifah Khairyah
Abstrak :
Café Rumi adalah suatu komunitas Sufi yang menyajikan potret dakwah untuk mewadahi masyarakat perkotaan yang sebagian besar mengalami problematika dalam aspek spiritualitas. Komunitas di Café Rumi Jakarta memiliki pengaruh terhadap peningkatan rohani para anggota komunitas dan pengunjungnya. Penelitian ini akan membahas tentang analisis penerapan metode Sufi healing dalam kegiatan komunitas di Café Rumi Jakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan cara menganalisis data, kemudian memaparkan dalam bentuk narasi berdasarkan data wawancara, observasi yang telah diperoleh dan dilengkapi dengan dokumentasi berupa foto, dan agenda kegiatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bentuk penerapan metode Sufi Healing melalui pelaksanaan kegiatan komunitas di Café Rumi Jakarta. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat tiga kegiatan komunitas di Café Rumi Jakarta yaitu Dzikir Khwajagan, kajian al-Qur’an dan tasawuf, dan Whirling Dervishes. Dari ketiga kegiatan tersebut terindikasinya elemen-elemen metode Sufi Healing. ......Café Rumi is a Sufi community that presents a portrait of da'wah to accommodate urban communities, most of whom experience problems in the spiritual aspect. The community at Café Rumi Jakarta has an influence on the spiritual uplift of community members and visitors. This study will discuss the application of the Sufi Healing method in community activities at Café Rumi Jakarta. The research method used in this study is a descriptive method with a qualitative approach, namely by analyzing the data, then describing it in the form of a narrative based on interview data, observations that have been obtained and equipped with documentation in the form of photos, and an agenda of activities. This study aims to determine the form of the application of Sufi Healing through the implementation of community activity programs at Café Rumi Jakarta. In this study, it was found that there were three community activities at Café Rumi Jakarta, namely Dhikr Khwajagan, study of the Koran and Sufism, and Whirling Darwis. From the three activities, the elements of the Sufi Healing method are indicated.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka,, 1996
499.28 MAL d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tourage, Mahdi
Abstrak :
This is the first systematic examination of the esoteric significance of the bawdy tales and explicit sexual passages present in Rumis (d. 1273) Mathnawi, a masterpiece of medieval Perso-Islamic mystical literature and theosophic teachings. Using the relevant features of postmodern theories as strategic conceptual tools, and drawing on the recent interpretations of medieval kabbalistic texts, it is a fascinating examination of the link between the dynamics of eroticism and esotericism operative in Rūmis Mathnawi. In some of these bawdy tales, the phallus is used as an esoteric symbol. The book concludes that these tales are used primarily to communicate esoteric secrets, particularly when this communication is contemplated along gender lines, mediated through erotic imagery, or expressed in sexual terms.
Leiden: Brill, 2007
e20497997
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Yasar Uzun
Abstrak :
It is widely believed that a virtuous state always commits to uphold and consistently implement ethical values. If ethics cannot be maintained in the public sector, it would drive unethical behaviors of public officials that ultimately damage the public reputation and cause nepotism, irregularities, waste of public resources, loss of lives and properties, etc. Meanwhile, implementing ethical values into practice for public sector management requires a systematical approach and policies. Since the culture of a nation also influences people's behaviors, thus the role of cultural values should be considered in the management of ethical values in the public sector. This study examines the masterpiece work of Mawlana Jalal al-Din Rumi, The Mathnawi, as an example of a cultural resource. This study has two main purposes: Firstly, it aims to raise awareness about the advice of Mawlana Jalaleddin Rumi regarding the essentials of ethical management in the public sector through Mathnawi. The second aim is to encourage readers to analyze and evaluate their own cultural resources to understand and implement the ethical management philosophies they envisage through a systematic perspective. This study argues that the core elements of Mathnawi with supporting local cultural values can play a crucial role in strengthening the practice of ethical management in public sector organizations. Therefore, it can be said that Mathnawi includes advice regarding the key essentials of ethics management.
Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan Direktorat Penelitian dan Pengembangan, 2021
332 JTKAKN 7:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library