Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harahap, Ade Ayu Lanniari
Abstrak :
Peningkatan jumlah kasus COVID-19 dan penyebarannya di berbagai negara terjadi berlangsung cukup cepat dan dalam waktu singkat. Hingga 4 Mei 2021, COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 152 juta orang dan lebih dari 3 juta kematian di seluruh dunia. Indonesia telah melaporkan 1.682.004 kasus konfirmasi, tertinggi di Asia Tenggara, dan sebanyak 45.949 kematian terkait COVID-19 yang dilaporkan tertinggi ke-2 di Asia dan ke-17 di dunia. Masih terbatasnya data mengenai karakteristik dan faktor risiko yang terkait kematian akibat COVID-19 di Indonesia dan belum ada penelitian mengenai hal ini di kota Medan. Studi kasus-kontrol terhadap 222 pasien COVID-19 yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan periode Maret 2020-Desember 2020 dilakukan menggunakan data rekam medis pasien. Penelitian ini mendeskripsikan karakteristik pasien COVID-19 berdasarkan usia, jenis kelamin, gejala klinis, komorbiditas dan tempat tinggal serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian pada pasien COVID-19. Hasil penelitian melalui analisis multivariat logistik regresi menunjukkan bahwa, adanya peningkatan risiko terhadap kematian pada usia ≥ 60 tahun (OR=5.495, 95% CI: 2.398-12.591), demam (OR=4.441, 95% CI: 1.401- 14.077), sesak napas (OR=8.310, 95% CI: 3.415-20.220), riwayat hipertensi (OR=2.454, 95% CI: 1.159-5.196), riwayat penyakit ginjal kronik (OR=10.460 kali, 95% CI: 3.282-33.331), riwayat penyakit kanker (OR=16.137, 95% CI: 2.798- 96.147) pada pasien COVID-19 yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2020. ......The increase in cases of COVID-19 and its spread in various countries took place very quickly and in a short time. As of May 4, 2021, COVID-19 has infected more than 152 million people and more than 3 million deaths worldwide. Indonesia has reported 1,682,004 confirmed cases, the highest in Southeast Asia, and 45,949 COVID-19-related deaths, the 2nd highest reported in Asia and 17th in the world. Data on characteristics and risk factors related to death from COVID-19 in Indonesia are still limited and there has been no research on this in the city of Medan. A case control study of 222 COVID-19 patients who were treated at H. Adam Malik Hospital in Medan for the period March 2020-December 2020 was carried out using patient medical record data. This study describes the characteristics of COVID-19 patients based on age, gender, clinical symptoms, comorbidities, place of residence and to determines the factors associated with death in COVID-19 patients. The results of the study through multivariate regression analysis showed an increased risk of death at the age of 60 years (OR = 5,495, 95% CI: 2,398-12,591), fever (OR = 4,441, 95% CI: 1,401 -14,077), shortness of breath (OR = 8,310) . , 95% CI: 3,415-20,220, history of hypertension (OR=2,454, 95% CI: 1,159-5,196), history of chronic disease (OR=10,460 times, 95% CI: 3,282-33,331), history of cancer (OR=16,137, 95% CI: 2,798-96,147) in COVID-19 patients treated at H. Adam Malik Hospital Medan in 2020.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Monica Istiqomah
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai penyakit menular yang menjadi pandemi baru di dunia yaitu COVID-19. COVID-19 menimbulkan banyak kematian di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Provinsi Jawa Tengah seringkali menduduki peringkat 3 besar dengan kasus paling banyak perharinya. Salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Jawa Tengah yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kematian Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Kota Surakarta tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain studi kuanitatif yaitu studi cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Penelitian ini menggunakan data rekam medis pasien dengan populasi seluruh pasien terkonfirmasi COVID-19 di RSUD Dr. Moewardi Kota Surakarta pada tahun 2020. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kematian COVID-19 dengan jenis kelamin, usia, komorbiditas, d-dimer, dan c-reactive protein dengan nilai p < 0,05. Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi dibanding perempuan (PR 2,856 dengan 95% CI : 1,659-4,917). Pasien lansia (≥ 60 tahun) memiliki risiko yang lebih tinggi daripada pasien yang lebih muda (PR 2,554 dengan 95% CI : 1,754-3,719). Pasien yang memiliki komorbiditas memiliki risiko yang lebih tinggi (PR 3,872 dengan 95% CI : 1,938-7,734). Pasien dengan d-dimer ≥ 500 memiliki risiko yang lebih tinggi (PR 3,767 dengan 95% CI : 1,505-9,427). Pasien dengan CRP ≥ 8,9 memiliki risiko lebih besar (PR 2,780 dengan 95% CI :1,780-4,434) ......This study discusses about infectious disease that has became a new pandemic in the world, namely COVID-19. COVID-19 has caused many deaths in various countries, one of which is Indonesia. Central Java Province is often ranked in the top 3 with the most cases per day. One of the COVID-19 hospitals in Central Java is Dr. Moewardi General Hospital, Surakarta. The propose this study is to determine the risk factors associated with COVID-19 deaths at the Dr. Moewardi General Hospital, Surakarta in 2020. This study used quantitative study design, cross-sectional study with univariate and bivariate analysis. This study used patient medical record data, the population is patients with confirmed COVID-19 at Dr. Moewardi General Hospital in 2020. The result of this study showed that there was a significant association between COVID-19 mortality and gender, age, comorbidity, d-dimer, and c-reactive protein with p-value < 0,005. Men had higher risk than women (PR 2,856 with 95% CI 1,659-4,917). Elderly patients ((≥ 60 years) had higher risk than younger patients (PR 2,554 with 95% CI : 1,754-3,719). Patients with comorbidity had higher risk (PR 3,872 with 95% CI 1,938-7,734). Patients with d-dimer ≥ 500 had higher risk (PR 3,767 with 95% CI 1,505-9,427). Patients with CRP ≥ 8,9 had greater risk (PR 2,780 with 95% CI 1,780-4,344)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Dariah
Abstrak :
Latar Belakang: Kondisi pembangunan kesehatan secara umum dapatdilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat, yaitu salah satunya AngkaKematian Bayi. Penyumbang Angka Kematian bayi di kota Cimahi adalah AngkaKematian neonatal dimana pada tahun 2013 sebesar 83 Kematian bayi terjadipada periode neonatal dan pada tahun 2014 sebesar 76,9. Pada Tahun 2016terjadi kematian neonatal 50 orang dan kematian bayi 66 dan sebagaian besarterjadi pada periode neonatal. Dalam 7 tahun ke belakang Tahun 2009 - 2015 program penurunan kematian bayi khususnya kematian neonatal di Kota Cimahikurang signifikan bahkan cendrung naik pada Tahun 2016 dan belum adanyaanalisis mendalam terhadap penyebab kematian bayi. Metode: Penelitian bersifat observasional dengan desain kasus kontrol.Kasus adalah bayi meninggal usia 0 sampai dengan 28 hari. Sedangkan kontroladalah bayi lahir hidup. Sampel dalam penelitian sebanyak 86 yang terdiri dari 43kasus dan 43 kontrol. Data penelitian data berupa data sekunder dari hasil laporanotopsi verbal kematian neonatal, buku KIA dan data primer yang diperolehlangsung dari responden melalui wawancara tertulis dan formulir. Analisa datasecara univariate dan bivariate dengan uji chi square. Hasil Penelitian: Analisi faktor risiko menunjukkan variable pendidikan Nilai P=0,828, sosial ekonomi Nilai P=0,008; OR=4,440, Umur Ibu NilaiP=0,471; OR= 1,5930, paritas Nilai P = 0,375; OR= 1,640, Jarak persalinan nilai P= 0,009; OR= 7,935, Pekerjaan Nilai P= 0,000; OR= 15,333, Status Gizi nilai P = 0,016; OR=7.047, pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan Nilai P=0,015; OR= 4,032, pengetahuan tentang tanda bahaya bayi baru lahir Pvalue= 0,001; OR= 10,982, Jenis Kelamin Nilai P= 0,512, Usia Getasi NilaiP=0,000; OR= 25,895, Asfiksia Nilai P=0,000; OR=2,870, BBLR NilaiP=0,000; OR=12,316, Infeksi Nilai P= 0,018; OR=2,344, faktor persalinan Nilai P= 1,000, Komplikasi P= 0,010; OR=3,496, post natal care nilai P=0,023; OR=5,161, Pemeriksaan ANC nilai P= 0,001 ; OR=5,914, IMD P=0,001; OR=12,500. Kesimpulan : Faktor ekonomi keluarga, jarak kehamilan, pekerjaan, statusgizi, pengetahuan tentang bahaya kehamilan, pengetahuan tentang bahaya BBL,usia getasi, asfiksia, BBLR, infeksi, komplikasi post natal care, pemeriksaanANC dan intervensi IMD berhubungan dengan kematian neonatal.
Background: Health development conditions in general can be seen from thehealth status and nutrition of the community, one of which is the Infant MortalityRate IMR. The contributor of the Infant Mortality Rate in Cimahi city isneonatal mortality rate. In 2013 the incidenceof infant mortality in neonatal periodis 83 and 76.9 in 2014. In 2016, there are 50 of infant mortality and 60 ofneonatal mortality. In the past 7 years from 2009 to 2015 program todecreaseinfant mortality, especially neonatal mortality in Cimahi City is notsignificant,yet tend to increasein 2016 and there has not any deep analysis to whatcauses the infant mortality. Methods: The study was observational with case control design. Cases areinfants dying from 0 to 28 days. While the controls arethe infants bornalive.Samples in this study were 86 consisting of 43 cases and 43 controls. The datacollected were secondary data from verbal autopsy report of neonatal death, KIAbook and primary data obtained directly from respondents through writteninterview and forms. Data analysis used univariate and bivariate data with chisquare test. Results: Risk factor analysis showed educational variables P value 0.828, socioeconomic P value 0.008 OR 4.440, maternal age P value 0.471, OR 1.5930, parity P value 0.375 OR 1,640, Gestational Distance P value 0.009 OR 7,935, Occupation P 0,000 OR 15,333, Nutritional Status P 0.016 OR 7.047, maternal knowledge about pregnancy alert P 0.015 OR 4,032, knowledge of the newborn hazard Pvalue 0.001 OR 10,982, Gender P value 0.512, Age Gestation P 0,000 OR 25,895 Asphyxia P 0,000 OR 2,870, BBLR P 0,000 OR 12,316, Infection P 0.018 OR 2,344, labor factor P 1,000, Complications P 0.010 OR 3,496, post natal care P value 0.023 OR 5,161, ANC examination P value 0.001 OR 5,914, IMD P 0.001 OR 12,500. Conclusions: Family economic factors, gestational distance, occupation,nutritional status, knowledge of pregnancy hazards, knowledge of BBL dangers,age of gestation, asphyxia, LBW, infections, postnatal care complications, ANCand intervention IMD are associated with neonatal mortality.Keywords Case control Risk Factors Neonatal Mortality.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelina Nisyawati
Abstrak :
Tugas akhir ini membahas penghitungan premi netto dan cadangan premi netto pada suatu model disability income insurance dengan menggunakan metode tabel penurunan darab (multiple decrement tabled), yang mempunyai dua penurunan primer, yaitu mortalita dan cacat serta satu penurunan sekunder, yaitu mortalita.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Zulkifli Abdullah
Abstrak :
Angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi, kematian neonatal 50% terjadi pada bayi berat lahir rendah (BBLR) dan lebih dari 50% kematian bayi adalah kematian neonatal dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor antenatal care (ANC), status imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil, anemia pada saat hamil, berat lahir, status paritas, dan status hipotermia terhadap kematian neonatal dini. Penelitian menggunakan desain penelitian case control di Rumah Sakit Bersalin Kota Makassar dengan sampel 40 kasus dan 120 kontrol. Data diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko kejadian kematian neonatal dini meliputi ANC (nilai p = 0,000; odds ratio, OR = 7,333; CI 95% = 2,966 _ 18,129), status imunisasi TT (nilai p = 0,000; OR = 19,205; CI 95% = 7,902 _ 46,678), anemia ibu hamil (nilai p = 0,000; OR = 32,818; CI 95% = 7,549 _ 142,674), berat lahir (nilai p = 0,000; OR = 122,212; CI 95% = 32,324 _ 462,068), status paritas (nilai p = 0,000; OR = 5,537; CI 95% = 2,029 _ 15,111), status asfiksia (nilai p = 0,000; OR = 8,197; CI 95% = 0,452 _ 2,745). Status hipotermia bukan merupakan faktor risiko kematian neonatal dini (nilai p = 0,815; OR = 1,114; CI 95% = 3,646 _ 18,428). Hasil uji regresi logistik ganda menemukan bahwa berat lahir bayi merupakan faktor yang paling berisiko terhadap kematian neonatal dini (nilai p = 0,000).
Infant mortality rate in Indonesia is still high. Fifty percent of the neonatal mortality occurred among low birth weight infants (LBWI) and neonatal mortality within 7 days of life accounted for 50% of total infant mortalities. This study was aimed to examine the extent of early neonatal mortality risk by antenatal care (ANC), Tetanus Toxoid (TT) immunization status of pregnant women, anemia during pregnancy, birth weight of neonatal, parity status, and hypothermia status.This study was a case control study with direct in- terview to respondents, conducted in the Maternity Hospital of Makassar with 40 cases and 120 controls. Samples were selected by purposive sampling. Study results indicated that risk factor of early neonatal mortality were ANC (p value = 0,000; odds ratio, OR = 7,33; CI 95% = 2,966 _ 18,129), TT immunization status (p value = 0,000; OR = 19,205; CI 95% = 7,902 _ 46,678), pregnancy anemia (p value = 0,000; OR = 32,818; CI 95% = 7,549 _ 142,674), birth weight (p value = 0,000; OR = 122,212; CI 95% = 32,324 _ 462,068), parity status (p value = 0,000; OR = 5,537; CI 95% = 2,029 _ 15,111), asphyxia status (p value = 0,000; OR = 8,197; CI 95% = 0,452 _ 2,745), whereas hypothermia status (p value = 0,815; OR = 1,114; 0,452 _ 2,745) was not a risk factor. Results of logistic regression multivariate analysis indicated that infant?s birth weight was the most risk factor of early neonatal mortality (p value = 0,000). Specific surveillance program for high risk neonatal needed to be arranged in all health centers.
Makasar: Bagian Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library