Mahasiswa sebagai cikal bakal penerus bangsa perlu mempersiapkan diri untuk bekerja di era revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 membuat setiap manusia harus memiliki beberapa kemampuan agar siap untuk menghadapi revolusi industri 4.0, seperti pemecahan masalah kompleks, berpikir kritis, kreativitas, kerja sama/berkoordinasi dengan orang lain, memiliki kecerdasan emosional, dan memiliki kemampuan menilai dan mengambil keputusan. Setelah lulus kuliah, mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk bekerja di era revolusi industri 4.0. Agar siap menghadapi era revolusi industri 4.0, perlu diketahui faktor-faktor yang menjelaskan kesiapan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjelaskan kesiapan mahasiswa FMIPA UI dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Faktor-faktor yang diduga menjelaskan kesiapan mahasiswa dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 adalah jenis kelamin, tujuan penggunaan internet, pengalaman kerja, pengalaman organisasi/kepanitiaan, uang saku, kecocokan jurusan kuliah, departemen, kepribadian ekstrovert, dan kepribadian introvert. Metode yang digunakan adalah regresi linear berganda. Data yang digunakan merupakan data primer dengan sampel sebanyak 523 mahasiswa FMIPA UI yang diambil dengan metode quota sampling. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor yang menjelaskan kesiapan mahasiswa FMIPA UI dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 adalah jenis kelamin, tujuan penggunaan internet, pengalaman kerja, kecocokan jurusan kuliah, dan kepribadian ekstrovert.
Students as the prospective nation’s successors need to prepare themselves to work in the 4.0 industrial revolution era. 4.0 Industrial revolution causes peoples being must have some ability to be ready to face it, such as complex problem solving, critical thinking, creativity, team work/coordinate with others, have emotional intelligence, and could judge and take decisions. It is necessary to know the factors that explain readiness in facing 4.0 industrial revolution. The purpose of this research is to determine the factors that explain the readiness of FMIPA UI students in facing 4.0 industrial revolution. Presumption factors explained the readiness in facing 4.0 industrial revolution are gender, the purpose in using the internet, work experiences, organizations/committees experiences, pocket money, sense of match with majors, department, extrovert personality, and introvert personality. The method used in this research is multiple linear regression. The data of this research is primary data with a sample of 523 FMIPA UI students, collected by using quota sampling method. The results showed that the factors that explain the readiness of FMIPA UI students in facing the 4.0 industrial revolution era are gender, the purpose in using the internet, work experience, sense of match with majors, and extrovert personality.
Munculnya revolusi industri yakni revolusi Industri 4.0. Era revolusi Industri 4.0 memunculkan persaingan global yang semakin cepat dan ketat. Salah satu cara dalam meningkatkan daya saing adalah dengan mendorong laju inovasi. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses yang paling penting dalam menciptakan inovasi. Inovasi dan kreativitas dari setiap pelaku usaha di Indonesia harus selalu diapresiasi dan didukung. Salah satunya adalah dukungan pemerintah melalui insentif pajak. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian pendekatak kualitatif dengan teknik analisis data kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan studi lapangan. Perlakuan perpajakan atas biaya penelitian dan pengembangan di Indonesia, China dan Malaysia dijadikan sebagai dasar perbandingan untuk menentukan desain kebijakan insentif Pajak Penghasilan atas biaya penelitian dan pengembangan dalam menghadapi revolusi Industri 4.0. Hasil penitian ini menjelaskan bahwa setelah dilakukan perbandingan, Indonesia dengan China dan Malaysia memiliki perbedaan yang signifikan, Indonesia masih belum memberikan insentif pajak super deduction. Desain kebijakan yang dapat diberikan dari hasil perbandingan tersebut adalah dengan memberikan insentif pajak super deduction atas biaya penelitian dan pengembangannya. Selanjutnya penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada Direktorat Jenderal Pajak dan Badan Kebijakan Fiskal sebagai pembuat kebijakan untuk memberikan insentif pajak dalam bentuk super deduction dalam rangka mendorong usaha di Indonesia untuk melakukan penelitian dan pengembangan.
The appearance of the new industrial revolution called Industry 4.0 has led global competition to get faster and tight. The way to increase competitiveness is by increase the level of innovation. Research and development are the most important process to creating innovation. Innovative and creativite business should have always been appreciated and supported by government. One of support that government can give is through tax incentives. The method used in this research is a qualitative approach with qualitative analysis techinique. Collection of data techniques used in this research are library research and field research (in depth interview) technique. Regulation comparison of research and development between Indonesia, China, and Malaysia is set to be the basis in determining the policy design of incentive of income tax on research and development in confront of Industry 4.0. The result from this research shows on term of regulation comparison, Indonesia, China, and Malaysia, there are significant differences. Indonesia hasn’t provided super deduction. Policy design based on that comparison is to provide super deduction tax in research and development cost. This research is also expected to offer recommendation to the Directorate General of Taxes and Fiscal Policy Agency to provide tax incentive super deduction in order to encouradge enterprises to perform research and development in Indonesia.