Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jung, Jumin
Abstrak :
Latar belakang: Light Curing Unit (LCU) LED metode pulsa iradiansi 900 mW/cm2 telah dikembangkan untuk menghasilkan suhu pada ruang pulpa lebih rendah dibandingkan metode kontinu akibat polimerisasi resin komposit Nanofill pada durasi penyinaran 20 detik. Tujuan: menganalisis pengaruh durasi dan metode penyinaran pulsa terhadap kekerasan permukaan dan Depth of Cure resin komposit Nanofill. Metode: Spesimen resin komposit Nanofill (diameter 6 mm dan tebal 2 mm) disinar dengan LCU LED metode pulsa beriradiansi 900 mW/cm2 selama 5, 10, dan 20 detik, lalu direndam di dalam 5 ml akuades (37˚C 24 jam). Setiap spesimen diuji dengan Knoop Microhardness Tester sebanyak 5 kali pada permukaan atas dan bawah dan dihitung depth of cure. Hasil: Terjadi peningkatan kekerasan permukaan yang disinar dengan LCU metode penyinaran pulsa dan kontinu selama 5 hingga 20 detik yaitu 45,9±1,6/26,4±1,6 KHN hingga 68,8±1,8/57,4±1,6 KHN, dan 46,8±1,6/28,2±1,5 KHN hingga 69,3±1,2/57,8±1,1 KHN. Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) pada kekerasan permukaan di kelompok durasi penyinaran dengan uji One-way Anova dan post hoc Tamhane. Pada nilai depth of cure resin komposit Nanofill yang disinar antara kedua metode penyinaran tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) secara statistik. Kesimpulan: Resin komposit Nanofill yang disinar pada durasi lebih lama menunjukkan kekerasaan permukaan atas maupun bawah lebih tinggi dibandingkan dengan durasi lebih pendek. Demikian pula, depth of cure pada durasi lebih lama menunjukkan nilai lebih tinggi. Penyinaran metode pulsa iradiansi 900 mW/cm2 dan kontinu iradiansi 900 mW/cm2 menunjukkan kekerasan permukaan dan depth of cure yang sama.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Faradilla
Abstrak :
Latar belakang: Penelitian sebelumnya banyak melihat pengaruh paparan obat kumur dan aplikasi bleaching terhadap kekasaran permukaan nanohibrida dan mikrohibrida, sedangkan nanofil dan bulkfil merupakan restorasi estetika. Oleh karena itu, dilakukan pengaruh paparan obat kumur klorheksidin 0,2% dan povidone iodine 1% selama penggunaan 14 hari sesuai aturan pakai lalu dilakukan aplikasi bleaching karbamid peroksida 10% selama 4jam/hari dalam 14 hari. Tujuan: Menganalisa pengaruh aplikasi bleaching karbamid peroksida 10% terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofil dan bulkfil setelah paparan obat kumur klorheksidin 0,2% dan povidone iodine 1%. Metode: Spesimen resin komposit nanofil dan bulkfil (n=24) dibagi ke dalam 4 kelompok, lalu masing-masing resin komposit direndam obat kumur klorheksidin 0,2% (n=6) dan povidone iodine 1% (n=6) selama 14 hari pemakaian dan diaplikasikan bleachingkarbamid peroksida 10% selama 4 jam/hari dalam waktu 14 hari. Pengukuran kekasaran permukaan dilakukan sebelum dan setelah perendaman obat kumur, serta setelah bleaching menggunakan surface roughness tester (Surtronic® S-128).Hasil: Kekasaran permukaan resin komposit nanofil dan bulkfil setelah aplikasi bleaching berbeda bermakna (p<0,05), dalam hal ini antara sebelum perendaman dan setelah perendaman obat kumur berbeda bermakna (p<0,05), tetapi antara setelah perendaman obat kumur dan setalah aplikasi bleaching tidak berbeda bermakna (p>0,05). Kesimpulan: Resin komposit nanofil dan bulkfil mengalami peningkatan kekasaran permukaan setelah terpapar obat kumur klorheksidin 0,2% dan povidone iodine 1% serta setelah aplikasi bleaching karbamid peroksida 10%. Peningkatan kekasaran permukaan nanofil lebih tinggi dari peningkatan kekasaran bulkfil. ......Background: Previous studies have researched the effect of mouthwash exposure and bleaching application on the surface roughness of nanohybrid and microhybrid, while nanofil and bulkfil are aesthetic restorations. Therefore, the effect of exposure to 0.2% chlorhexidine and 1% povidone iodine mouthwash was carried out for 14 days according to the instructions of use, then 10% carbamide peroxide bleaching was applied for 4 hours/day for 14 days. Objective: To analyze the effect of 10% carbamide peroxide bleaching application on the surface roughness of nanofil and bulkfil composite resins after exposure to 0.2% chlorhexidine and 1% povidone iodine mouthwash. Methods: Nanofill and bulkfill composite resin specimens (n=24) were divided into 4 groups, then each composite resin was immersed in 0.2% chlorhexidine (n=6) and 1% povidone iodine (n=6) mouthwash for 14 days of use and 10% carbamide peroxide bleaching was applied for 4 hours/day for 14 days. Surface roughness measurements were carried out before and after immersion in mouthwash, and after bleaching using a surface roughness tester (Surtronic® S-128) Results: The surface roughness of nanofill and bulkfill composite resins after bleaching application was significantly different (p<0.05), in this case between before and after immersion in mouthwash was significantly different (p<0.05), but between after immersion in mouthwash and after bleaching application there was no significant difference (p>0.05). Conclusion: Nanofil and bulkfil composite resins have increased surface roughness after exposure to 0.2% chlorhexidine and 1% povidone iodine mouthwash and after application of 10% carbamide peroxide bleaching. The increase in nanofil surface roughness was higher than the increase in bulkfil surface roughness.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pniel Cendana
Abstrak :
Latar belakang: Resin komposit nanofill dan bulkfill adalah restorasi estetik yang banyak digunakan untuk gigi anterior dan posterior. Meskipun demikian, pengaruh paparan obat kumur klorheksidin 0,2% dan povidone iodine 1% maupun bleaching karbamid peroksida 10% lebih sedikit dibandingkan jenis resin komposit lainnya. Oleh sebab itu, dilakukan pengujian perubahan warna nanofill dan bulkfill oleh aplikasi bleaching karbamid peroksida 10% setelah paparan obat kumur klorheksidin 0,2% dan povidone iodine 1%. Tujuan: Menganalisa pengaruh bleaching karbamid peroksida 10% setelah paparan obat kumur klorheksidin 0,2% dan povidone iodine 1% terhadap perubahan warna nanofill dan bulkfill. Metode: Spesimen resin komposit nanofill dan bulkfill (n=24) dibagi menjadi 4 kelompok, kemudian direndam dalam obat kumur klorheksidin 0,2% (n=6) dan povidone iodine 1% (n=6) selama 2 menit/hari dalam waktu 2 minggu, lalu diaplikasikan bleaching karbamid peroksida 10% selama 4 jam/hari dalam waktu 14 hari. Pengukuran warna dilakukan di awal, setelah perendaman dalam obat kumur dan setelah bleaching menggunakan colorimeter. Hasil: Perubahan warna nanofill dan bulkfill setelah perendaman klorheksidin 0,2% dan aplikasi bleaching berbeda bermakna (p≤0,05). Akan tetapi, tidak ditemukan perbedaan bermakna (p>0,05) pada perubahan warna nanofill dan bulkfill setelah perendaman povidone iodine 1% dan aplikasi bleaching. Perbedaan bermakna (p≤0,05) juga ditemukan antara nanofill dan bulkfill yang terpapar obat kumur yang berbeda. Sedangkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05) ditemukan pada nanofill dan bulkfill yang terpapar obat kumur yang sama kecuali klorheksidin 0,2%. Kesimpulan: Povidone iodine 1% menghasilkan perubahan warna yang lebih besar pada resin komposit. Resin komposit nanofill mengalami perubahan warna yang lebih besar dibandingkan resin komposit bulkfill. ......Background: Nanofill and bulkfill composite resins are aesthetic restorations that are widely used for anterior and posterior teeth. However, the effect of 0.2% chlorhexidine and 1% povidone iodine mouthwash as well as 10% carbamide peroxide bleaching were less than other types of composite resins. Therefore, the color change of nanofill and bulkfill by the application of 10% carbamide peroxide bleaching were tested after the exposure to 0.2% chlorhexidine and 1% povidone iodine mouthwash. Aim: To analyze the effect of 10% carbamide peroxide bleaching after exposure to 0.2% chlorhexidine and 1% povidone iodine mouthwash on the color change of nanofill and bulkfill. Method: Nanofill and bulkfill composite resin specimens (n=24) were divided into 4 groups, then immersed in 0.2% chlorhexidine (n=6) and 1% povidone iodine (n=6) mouthwash for 2 minutes/day in 2 weeks, later 10% carbamide peroxide bleaching was applied for 4 hours/day in 14 days. Color measurement was carried out in the beginning, after immersion in mouthwash and after bleaching using a colorimeter. Result: The color change of nanofill and bulkfill after 0.2% chlorhexidine immersion and bleaching application were significantly different (p≤0.05). However, there was no significant difference (p>0.05) in the color change of nanofill and bulkfill after 1% povidone iodine immersion and bleaching application. A significant difference (p≤0.05) was also found between the nanofill and bulkfill exposed to different mouthwashes. Meanwhile, no significant difference (p>0.05) was found between the nanofill and bulkfill exposed to the same mouthwash except 0.2% chlorhexidine. Conclusion: 1% povidone iodine produced a greater color change in the composite resins. The nanofill composite resin experienced a greater color change than the bulkfill composite resin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferditya Harley Perdana
Abstrak :
Latar belakang: Resin komposit nanofill dan bulkfill memiliki tampilan warna yang estetik. Warna resin komposit dapat berubah setelah dilakukan polimerisasi dengan light curing unit. Mode penyinaran pulsa yang memberikan suhu relatif rendah pada jaringan pulpa mulai dikembangkan sebagai alternatif penyinaran konvensional atau kontinu. Tujuan: Mengetahui pengaruh penyinaran mode kontinu dan pulsa terhadap perubahan warna resin komposit nanofill serta bulkfill. Metode: Penelitian eksperimental laboratorik menggunakan 24 spesimen resin komposit yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan terdiri dari 2 kelompok penyinaran (pulsa dan kontinu) dan 2 kelompok resin komposit (nanofill dan bulkfill). Spesimen berbentuk silindris dengan diameter 6 mm dan tebal 2 mm yang direndam dalam 5 ml akuades serta disimpan dalam inkubator 37˚C selama 24 jam setelah dilakukan penyinaran untuk menyelesaikan polimerisasi. Pengujian warna dilakukan sebelum dan setelah polimerisasi dengan penyinaran pada spesimen menggunakan Colorimeter sebanyak 3 kali pada sisi yang sama namun posisi berbeda lalu diambil rata-rata untuk merepresentasikan seluruh permukaannya. Hasil: ΔL*, Δa*, Δb* dan ΔE hasil penyinaran kontinu baik pada resin komposit nanofill maupun bulkfill berturut-turut berkisar -1,03 – 1,30, 0,98 – 1,78, 1,24 – 2,66, dan 2,05 – 3,37. Sebagai pembanding, resin komposit nanofill dan bulkfill menghasilkan ΔL*, Δa*, Δb*, dan ΔE masing-masing berkisar dari -1,08 – 1,16, 0,97 – 1,69, 1,30 – 2,66, dan 2,04 – 3,34. Uji statistik menggunakan Independent T-Test menunjukkan ΔL*,Δa*, Δb* dan ΔE resin komposit nanofill hasil penyinaran mode kontinu dan pulsa berbeda tidak bermakna (p>0,05). Perbedaan tidak bermakna turut pula ditemui pada ΔL*,Δa*, Δb*, dan ΔE resin komposit bulkfill hasil kedua penyinaran (p>0,05). Kesimpulan: Mode penyinaran kontinu dan pulsa menghasilkan ΔL*, Δa*, Δb*, dan ΔE resin komposit nanofill maupun bulkfill yang tidak berbeda signifikan.
Background: Nanofill and bulkfill composite resins have an aesthetic color that could changed due to light curing polymerization. Pulse-lighting mode developed as an alternative to conventional or continous one in order to reduce temperature change on dental pulp cells. Aims: To evaluate the influence of continous-lightning and pulse-lightning mode on the discoloration of nanofill and bulkfill composite resins. Methods: Twenty four composite resin specimens devided into 2 groups of lighting mode (continous and pulse) and 2 materials (nanofill and bulkfill), 6 mm in diameter and 2 mm in thick prepared, then immersed in 8mL of aquadest and keep 37˚C incubator for 24 hours post irradiation in order to completion of polymerization. Changes in color parameter were measured using CIEL*a*b* system before and after composite resin polymerization for each specimen. Data were analyzed using Independent T-Test (p<0,05). Result: The ranges of ΔL*, Δa*, Δb* dan ΔE after continous-lighting on nanofill and bulkfill were -1,03 – 1,30, 0,98 – 1,78, 1,24 – 2,66 dan 2,05 – 3,37 respectively. In comparison, ΔL*, Δa*, Δb* dan ΔE after pulse-lighting on nanofill and bulkfill were -1,08 – 1,16, 0,97 – 1,69, 1,30 – 2,66 dan 2,04 – 3,34 respectively. ΔL*,Δa*, Δb* dan ΔE of nanofill composite resin on continous-lighting compared to pulse on nanofill composite resin exhibited no significant difference (p>0,05). The same result also found in bulkfill composite resin cured with continous-lighting compared to the pulse-lighting (p>0,05). Conclusion: Discolorization of nanofill and bulkfill composite resin induced by continous-lighting and pulse-lighting did not exhibit significanct difference.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library