Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pelenkahu, Laura Saskia
Abstrak :
ABSTRAK
Berbagai media massa menampilkan kasus penyimpangan perilaku yang tergolong perilaku antisosial, seperti tawuran SMU dan penggunaan narkoba yang banyak terjadi di kalangan pelajar SMU. Berdasarkan dua komponen perilaku antisosial, yaitu timbulnya perilaku antisosial dan hilangnya perilaku prososial. dapat dilakukan upaya pencegahan dengan cara mengembangan . perilaku prososial remaja, yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan untuk menolong atau memiliki konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang lain. Salah satu hal yang mempengaruhi timbulnya perilaku prososial adalah penalaran moral, yaitu cara berpikir atau alasan orang dalam menentukan suatu keputusan moral, baik dan buruk atau benar dan salah. Penalaran moral dalam penelitian ini diukur menggunakan the Defming Issnes Test (DIT) dari Rest. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara penalaran moral dan kecenderungan perilaku prososial remaja SMU. Selain itu, karena ada perbedaan pendapat mengenai peranan jenis kelamin, maka penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkap apakah ada perbedaan kecenderungan perilaku prososial dan penalaran moral remaja SMU berdasarkan jenis kelamin. Penelitian ini dilakukan pada 100 remaja SMU IKIP Jakarta. Kuesioner kecenderungan perilaku prososial terdiri dari 40 pernyataan dengan reliabilitas koefisien alfa sebesar 0.89 dan kuesioner penalaran moral yang merupakan adaptasi DIT bentuk singkat, terdiri dari 3 cerita dilema moral dengan reliabilitas koefisien alfa sebesar 0.72. Berdasarkan perhitungan korelasi dengan teknik Pearson Product Moment dan perhitungan Mest yang ada pada program SPSS 10.0.5, disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penalaran moral dan kecenderungan perilaku prososial remaja SMU, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kecenderungan perilaku prososial remaja SMU laki-laki dan perempuan, dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara penalaran moral remaja SMU laki-laki dan perempuan. Menurut dugaan peneliti hal ini disebabkan karena ada kemungkinan kecenderungan perilaku prososial yang tinggi masih didasari oleh tahap-tahap penalaran moral di bawah penalaran moral berdasarkan prinsip, kuesioner kecenderungan perilaku prososial diduga mengandung bias social desirability, dan kurangnya motivasi subyek. Selain itu, perbedaan perilaku prososial laki-laki dan perempuan cenderung pada bentuk pertolongan yang dilakukan, sedangkan kuesioner kecenderungan prososial tidak mempertimbangkan bentuk pertolongan yang dilakukan orang. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian kecenderungan perilaku prososial dengan mempertimbangkan bentuk perilaku prososial dan melakukan revisi pada kuesioner kecenderungan perilaku prososial agar terhindar dari bias social desirability.
2002
S3153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library