Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S5697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini Margono
Abstrak :
Latar Belakang: Pendekatan biologis rekayasa jaringan gigi bertujuan meregenerasi jaringan gigi secara histologis, morfologis dan fungsional. Keterbatasan DPSC gigi manusia, memberikan ide untuk menggunakan jaringan lemak sebagai penghasil sel odontoblas. Tujuan: Menganalisis potensi jaringan lemak sebagai sumber MSCs alternatif untuk menjadi sel odontoblas dengan teknik rekayasa jaringan. Material dan Metode : Kelompok perlakuan ADMSC+rhBMP-2, ADMSC+rhBMP-2+Proterin Pulpa, dan DPSC+rhBMP-2, kontrol ADMSC dan DPSC. Analisis: Stro-1, DMP-1 dan Col-1 untuk karakterisasi odontoblastik, Adhesion Assay, dan Col-1 setelah grafting dengan PRP, PRF, FG. Hasil: Ekspresi seluruh parameter menunjukkan potensi ADMSC dan DPSC yang sama untuk berdiferensiasi ke arah odontoblas. Kesimpulan: Jaringan lemak berpotensi sebagai sumber sel odontoblas dalam proses regenerasi jaringan pulpa. ......Background: Biological approach of dental tissue engineering aims to regenerate tooth structure in histological, morphological, and functional aspect. DPSC limitation of human teeth giving the idea of using adipose tissue to produce odontoblast. Objective: to analyze the potency of adipose tissue as an alternative source of MSCs to produce odontoblast cells by tissue engineering. Materials and Methods: Treatment groups were ADMSC+rhBMP-2, ADMSC+rhBMP- 2+Pulp Protein, and DPSC+rhBMP-2, and control groups of ADMSC and DPSC. Analyzed: Stro-1, DMP-1 and Col-1 for odontoblastic characterization, Adhession Assay and Col-1 after grafted with PRP, PRF, FG. Result: The expression of all markers showed the same potention of ADMSC and DPSC to differentiate towards odontoblast cells. Conclussion: Adipose tissues have the potency as a source of odontoblast cells in the process of pulp tissue regeneration.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
D1333
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
ABSTRAK Zeolit alam seperti Clinoptilolite memiliki permukaan bermuatan negatif yang dapat dimodifikasi oleh surfaktan kationik membentuk admisel, sehingga dapat meningkatkan kemampuannya sebagai adsorben. Surfactant-modified zeolite (SMZ) banyak digunakan sebagai adsorben karena kemampuannya menyerap berbagai jenis kontaminan. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi zeolit dengan surfaktan Hexadecyltrimethylammonium Bromide (HDTMA-Br) yang teradsorpsi secara bilayer sehingga dapat berfungsi sebagai penukar anion kromat dan meregenerasi SMZ yang telah menyerap kromat agar dapat digunakan kembali. Hasil percobaan menunjukkan adsorpsi kromat optimum pada SMZ berada pada konsentrasi awal kromat 700 mg/L dengan jumlah teradsorpsi 2488,956 mg/Kg. Uji isoterm adsorpsi menunjukkan bahwa adsorpsi kromat mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir. Regenerasi SMZ yang telah jenuh oleh kromat dilakukan dengan mengalirkan campuran larutan Na2CO3 dan NaOH pada sistem kolom. Kromat terdesorpsi optimum oleh campuran Na2CO3 dan NaOH sebesar 92%. Regenerasi juga dilakukan dengan menggunakan pereduksi Na?2S?2O4, dengan kromat terdesorpsi sebesar 90%. Kata Kunci : bilayer; CAC; SMZ; regenerasi.
[Universitas Indonesia, ], 2005
S30254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prasetyo
Abstrak :

ABSTRAK
Katalis merupakan doping suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen sehingga pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi. Namun katalis tidak dapat digunakan selamanya. Deaktivasinya aktivitas katalis diduga disebabkan karena terjadi penutupan pori oleh kokas (coke). Regenerasi merupakan proses yang dilakukan untuk menghilangkan kandungan kokas di dalam katalis. Regenerasi ini dilakukan dengan menggunakan udara sehingga terjadi reaksi oksidasi. Kondisi optimum dalam regenerasi katalis Al2O3 dan H ZSM-5 yaitu suhu 450oC dan laju alir udara 150 mL/menit. Selain itu, telah dilakukan pula uji reaksi kembali untuk katalis teregenerasi agar dapat diketahui tingkat regenerasi katalis.

ABSTRACT
The catalyst is a reaction with the intention of doping increase the reaction rate. Catalyst in the reaction but not a permanent chemical change so that at the end of the catalytic reaction will be found back in shape and the same number as before the reaction. However, the catalyst can not be used forever. Deactivated catalyst activity alleged to be caused due to the closure of pores by coke. Regeneration is a process to eliminate the content of coke in the catalyst. In this case regeneration is using air resulting in oxidation reactions. Optimum conditions in the regeneration of the catalyst Al2O3 and H ZSM-5 is 450oC temperature and air flow rate 150 mL/minute. Additionally, rereaction have been done also for regenerated catalysts that can be known level of regeneration of catalyst.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43731
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muslimin
Abstrak :
ABSTRAK
Kapal pinisi merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia. Melalui tangan para panrita lopi (Ahli Pembuatan Kapal), kapal pinisi telah menjadi simbol kebanggaan tidak hanya untuk Indonesia namun dunia pun mengakuinya sebagai karya yang luar biasa. Proses pengrajinan kapal pinisi diwariskan secara turun temurun dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Perkembangan era globalisasi yang semakin maju menyebabkan pengetahuan pengrajinan kapal pinisi sulit terwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya, penyebab utama yang menghambat proses transformasi pengetahuan pengrajinan kapal pinisi karena sebagian besar generasi muda di Kecamatan Bonto Bahari lebih memilih untuk merantau dan menempuh pendidikan dibanding belajar pengrajinan kapal pinisi. Kurangnya generasi muda di Kecamatan Bonto Bahari yang mengetahui proses pengrajinan kapal pinisi menjadi masalah tersendiri bagi eksistensi kapal pinisi dimasa sekarang dan yang akan datang, padahal pengetahuan pengrajinan kapal pinisi telah di tetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2018
959 PATRA 19:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyya Faza Zhafirah
Abstrak :
Monosodium glutamat MSG digunakan secara luas dan tanpa takaran yang terkontrol sebagai penyedap makanan Konsumsi MSG selama kehamilan pada hewan coba menyebabkan berbagai gangguan pada janin salah satunya adalah sel otak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh MSG terhadap gambaran histologis otak bagian korteks serebri pusat motorik tikus yang induknya mengonsumsi MSG selama kehamilan Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan cara mengamati dan menghitung sel saraf normal pada area M1 korteks serebri neonatus tikus yang induknya diberikan MSG per oral selama gestasi Sampel yang digunakan sebanyak 36 otak tikus yang dibagi menjadi empat kelompok kontrol MSG 1200 mg kg BB MSG 2400 mg kg BB dan MSG 4800 mg kg BB Hasil penelitian menunjukkan adanya pertambahan persentase sel sel saraf normal pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol Walaupun pertambahan ini tidak signifikan secara statistik pada kelompok MSG 1200 mg kg BB dan MSG 4800 mg kg BB uji one way Anova namun kelompok MSG 2400 mg kg BB mengalami pertambahan signifikan p. ...... Monosodium glutamate MSG is widely used without any regulation or controlled doses in Indonesia MSG consumption during pregnancy on rat causes many defects on fetus especially brain neurons The purpose of this study was to determine the effect of MSG on the histology of motoric center on cerebral cortex of the rats This study design was experimental by observing and counting the normal neurons on M1 area of rat neonates rsquo cerebral cortex whose mother received MSG per oral during the gestation period This study used 36 rat brains which were divided into four groups control MSG 1200 mg kg BW MSG 2400 mg kg BW and MSG 4800 mg kg BW The result showed an increased percentage of normal neurons on MSG group compared to control group This increment is not significant statiscally on group MSG 1200 mg kg BW and 4800 mg kg BW Nevertheless on group who was given MSG 2400 mg kg BW there was a significant increased of normal neuron percentage p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adityo Widaryono
Abstrak :
[Latar Belakang: Regenerasi periodontal diawali dengan perlekatan bekuan fibrin yang stabil. Tujuan: Mengamati perbedaan tingkat perlekatan bekuan fibrin pada permukaan akar yang dilakukan root surface conditioning dengan menggunakan minosiklin dan EDTA. Metode: Tiga puluh buah permukaan akar gigi dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok minosiklin, kelompok EDTA dan kelompok kontrol salin. Pada permukaan akar gigi dilakukan aplikasi darah segar dan dibiarkan berkoagulasi, bekuan fibrin di evaluasi dengan Scaning Electron Microscope. Hasil Penelitian: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara bekuan fibrin kelompok minosiklin dengan EDTA (p=0,759). Kesimpulan: Bahan EDTA dan minosiklin menghasilkan kepadatan bekuan fibrin yang sama pada permukaan akar gigi. ...... Background: Periodontal regeneration starts with a stable fibrin clots on the root surface. Objective: To observe the differences of fibrin clots on root surface with root surface conditioning using Minocycline and EDTA. Method: Thirty root surfaces divided into three groups. Minocycline group, EDTA group and saline group as control. Fresh human blood dropped on the surface and allow to coagulate. Fibrin clots were evaluated using Scanning Electron Microscope. Result: The result showed no significant difference between minocycline and EDTA application (p=0,759) Conclusion: EDTA and minocycline showed equal capability in producing fibrin clots on the root surface;Background: Periodontal regeneration starts with a stable fibrin clots on the root surface. Objective: To observe the differences of fibrin clots on root surface with root surface conditioning using Minocycline and EDTA. Method: Thirty root surfaces divided into three groups. Minocycline group, EDTA group and saline group as control. Fresh human blood dropped on the surface and allow to coagulate. Fibrin clots were evaluated using Scanning Electron Microscope. Result: The result showed no significant difference between minocycline and EDTA application (p=0,759) Conclusion: EDTA and minocycline showed equal capability in producing fibrin clots on the root surface;Background: Periodontal regeneration starts with a stable fibrin clots on the root surface. Objective: To observe the differences of fibrin clots on root surface with root surface conditioning using Minocycline and EDTA. Method: Thirty root surfaces divided into three groups. Minocycline group, EDTA group and saline group as control. Fresh human blood dropped on the surface and allow to coagulate. Fibrin clots were evaluated using Scanning Electron Microscope. Result: The result showed no significant difference between minocycline and EDTA application (p=0,759) Conclusion: EDTA and minocycline showed equal capability in producing fibrin clots on the root surface, Background: Periodontal regeneration starts with a stable fibrin clots on the root surface. Objective: To observe the differences of fibrin clots on root surface with root surface conditioning using Minocycline and EDTA. Method: Thirty root surfaces divided into three groups. Minocycline group, EDTA group and saline group as control. Fresh human blood dropped on the surface and allow to coagulate. Fibrin clots were evaluated using Scanning Electron Microscope. Result: The result showed no significant difference between minocycline and EDTA application (p=0,759) Conclusion: EDTA and minocycline showed equal capability in producing fibrin clots on the root surface]
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Pratiwi Rahayu
Abstrak :
Pabrik pengolahan gas X merupakan pabrik pengolahan gas bumi menjadi gas kering yang siap dijual (sales gas) dengan kadar air maksimal 9 lb/MMscf dari proses dehidrasi menggunakan Triethylene Glycol (TEG). Proses regenerasi rich TEG pada pabrik ini hanya mampu menghasilkan lean TEG dengan kemurnian 91,7%. Sehingga pabrik pengolahan gas X hanya mampu mengolah umpan gas sebesar 175 MMscfd. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan kemurnian TEG dengan bantuan stripping gas agar kapasitas pabrik dapat ditingkatkan sehingga memberikan nilai keekonomian yang lebih tinggi. Pada laju alir TEG yang tetap, laju alir stripping gas (N2) yang digunakan berada pada kisaran 0 - 2 m3/h. Kapasitas yang memberikan keuntungan per satuan produk yang lebih tinggi dari pada desain awal pabrik adalah 225 MMscfd sebesar 3,9654 USD/MMBtu dengan penggunaan stripping gas sebanyak 0,006 m3/h, sedangkan yang memberikan NPV tertinggi adalah pada kapasitas 585 MMscfd yaitu sebesar 723.800.123 USD. ...... X gas processing plant is natural gas processing plant that produces dry gas that is ready to be sold (sales gas) with a maximum water content of 9 lb/ MMscf which is obtained from dehydration process using Triethylene Glycol (TEG). The initial design of the rich TEG regeneration process only able to produce lean TEG with a purity of 91,7%. Therefore, this processing plant only able to process the feed gas by 175 MMscfd. Thus, a study can be conducted to determine the effect of stripping gas (N2) on TEG purity so that the plant?s capacity can be increased which also increase the plant?s profits. The results show that when the TEG flow rate is fixed, flow rate of the stripping gas (N2) which can be used in the regeneration process ranges from 0 to 2 m3/h. The only capacity of modification plant which provides more profits per capacity than that obtained from the initial design of the plant is 225 MMscfd worth 3,9654 USD/MMBtu. The amount of stripping gas required in this capacity is as much as 0,006 m3/h. Meanwhile, total profit obtained by comparing NPV shows that the capacity of 585 MMscfd give the highest NPV worth 723.800.123 USD.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sachrianto
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna
Abstrak :
ABSTRAK
Proses gas sweetening dilakukan terhadap gas alam sebagai solusi untuk menghilangkan gas H2S dan CO2, salah satu caranya adalah dengan penambahan metildietanolamina (MDEA). MDEA selama digunakan dalam proses pemurnian gas dapat menyerap air sehingga menyebabkan konsentrasi MDEA menurun. Untuk meregenerasi larutan MDEA encer menjadi larutan yang pekat kembali, digunakan metode reverse osmosis (RO). Pada penelitian ini telah berhasil dilakukan proses penghilangan air dari larutan MDEA encer menggunakan sistem RO dengan satu membran poliamida komersil, menggunakan flow restrictor 800 mL/menit. Variasi temperatur feed dilakukan pada suhu 200, 290, dan 360 C. Larutan MDEA 1%, 3%, dan 5% v/v diregenerasi dalam waktu masing-masing 1 jam, 3 jam, dan 4 jam. Berdasarkan pengukuran konsentrasi MDEA dengan refraktometer, didapati bahwa penggunaan flow restrictor 800 mL/menit dalam sistem RO mampu memekatkan larutan MDEA 1% v/v menjadi 1,8% v/v dengan faktor pemekatan 1,59. Suhu yang efektif digunakan untuk sistem RO yang telah dilakukan adalah 290C atau suhu ruang, karena dapat memekatkan larutan MDEA 1,13% v/v menjadi 1,8% v/v. Kemudian, semakin lama waktu regenerasi maka semakin besar konsentrasi MDEA dalam konsentrat yang dihasilkan. MDEA 1% v/v dalam waktu 1 jam dapat dipekatkan hingga 6,46% v/v. MDEA 3% v/v dalam waktu 3 jam dapat dipekatkan hingga 9,45% v/v dan MDEA 5% v/v dalam waktu 4 jam dapat dipekatkan hingga 10,79% v/v. Dengan SEM dapat diketahui kerusakan struktur poliamida yang dialami membran.
ABSTRAK
Gas sweetening processes is applied to the natural gas as a solution of removing H2S and CO2 gasses, one of them is by adding methyldiethanolamine (MDEA). MDEA during used in the gas sweetening process can absorb water, and the MDEA concentration will be decreased. For regenerating MDEA dilute solution into its former concentration, reverse osmosis (RO) method is used. In this research, water removal process was conducted by RO process using polyamide commercial membrane, under 800mL/min flow restrictor. The feed temperatures were varied 200, 290, dan 360 C. MDEA 1%, 3%, and 5% v/v solution was regenerated in 1 hour, 3 hours, and 4 hours, respectively. Based on determination of MDEA concentration using refractometer, discovered that under 800 mL/min flow restrictor RO system can concentrate MDEA 1% v/v solution into 1,8% v/v with concentrate factor of 1,59. Effective temperature that used in this RO system is 290C or room temperature, because it can concentrate MDEA 1,13% v/v solution into 1,8% v/v. Then, increasing of regeneration time can increase the concentration of MDEA solution in the product of concentrate. MDEA 1% v/v solution in 1 hour can be concentrated up to 6,46% v/v. MDEA 3% v/v solution in 3 hours can be concentrated up to 9,45% v/v and MDEA 5% v/v solution in 4 hours can be concentrated up to 10,79% v/v. The damage of polyamide membrane structure is known by SEM analysis.
2016
S63694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>