Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Indryasari
Abstrak :
Penelitian tentang pengujian Hipotesis Random Walk untuk Konsumsi Agregat di Indonesia dilatar belakangi oleh peranan konsumsi di Indonesia yang cukup besar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencapai 60% - 70%. Indonesia mengalami krisis keuangan pada tahun 1997 dan tahun 2008, namun konsumsi menunjukkan tetap menjadi andalan dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Selain itu penelitian ini juga ingin mengetahui teori konsumsi mana yang dapat lebih menjelaskan perilaku konsumsi di Indonesia. Tujuan dari Penelitian ini adalah pertama, untuk menguji Hipotesis Random Walk mengenai pola konsumsi di Indonesia dengan kerangka Robert Hall yang menyatakan bahwa pendapatan permanen yang berlaku ditambah dengan ekspektasi rasional. Kedua, mengetahui teori konsumsi mana yang lebih dapat menjelaskan perilaku konsumsi di Indonesia yang akan di uji dengan Transitory regresi antara Permanent Income dan Transitory Income. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Instrumen Variabel untuk menguji Campbell dan Mankiw Test dan Metode Hodrick Prescott Filter untuk menguji Pendapatan Transitory. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Konsumsi di Indonesia tidak bersifat random walk. Kemungkinan gagalnya hipotesis random walk ini karena perilaku rational ezpectation belum berlaku di Indonesia. Perubahan Pendapatan Transitory tidak signifikan mempengaruhi konsumsi seperti yang diprediksikan oleh Permanent Income Hypotesis. Dengan telah diketahuinya sifat hubungan yang terjadi antara variabel konsumsi dan pendapatan yang diamati maka dalam hal ini pengujian hipotesis random walk terhadap konsumsi agregat di Indonesia ini dapat memberikan masukan tentang bagaimana pola konsumsi di Indonesia. Tidak berlakunya hipotesa random walk berarti perubahan pola konsumsi bisa diprediksi dari perubahan pendapatan nasional dan prediksi mengenai perubahan pola konsumsi dapat sangat bermanfaat untuk upaya stabilisasi kebijakan makroekonomi mengingat konsumsi adalah bagian terbesar dari pendapatan nasional. Penelitian ini merupakan penelitian sederhana yang dapat dikembangkan dengan berbagai metode lainnya untuk mendalami perilaku konsumsi agregat di Indonesia. ......Research on testing the hypothetical Random Walk for aggregate consumption in Indonesia was based on the high role of consumption in Indonesia’s Gross Domestic Product (GDP), that can reach 60% up to 70%. Indonesia had Financial crisis in year 1997 and 2008, however, it showed that the consumption remains the mainstay in sustaining economic growth. In addition, this research also want to know, which consumption theory that can describe a better consumption behavior in Indonesia. The objective of this research are first, to test the hypothetical Random Walk on the consumption patterns in Indonesia with Robert Hall framework, that stated that a valid permanent income plus the effect of rational expectations. Second, to know which consumption theory that have further explaination to the Indonesia consumption behavior that will be test with transitory regression testing between Permanent Income and Transitory Income. Research method is using the instriment variable method to test Campbell and Mankiw Test, and Hodrick Prescott Filter Method to test the Transitory Income. Conclusion from this research is that the consumption in Indonesia is not a random walk. Possible failure from random walk hypothetical is because the rational expectation not yet applied in Indonesia. The change from Transitory Income do not significantly affect the consumption, as predicted by the Permanent Income Hypotesis. With knowing the nature of the reiationship between consumption and income variables that had been observed in this research, so then the test of random walk hypothetical on aggregate consumption in Indonesia will able to provide a feedback about the consumption patterns in Indonesia. When the unsignificancy of the random walk hypothesis, it means that the change of consumption pattem can be predicted from the change of national income and prediction about the change of consumption pattern can be very useful for the macroeconomic stabilization policy effort, considering that consumption is the biggest part of the national income. This is a simple research that can be developed with various other methods to understanding the behavior from aggregate consumption in Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26457
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilwa Nuzul Rahma
Abstrak :
ABSTRAK
Pengendalian jumlah uang beredar adalah salah satu sasaran operaslonal dalam kebijakan moneter selain tingkat suku bunga. Menurut kajian Bank Indonesia, jumlah uang beredar sudah tidak memberikan pengaruh yang kuat terhadap sasaran akhir. Paper ini ingin melakukan evaluasi kebijakan moneter berdasarkan pengendalian jumlah uang yang beredar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data yang digunakan adalah data time series periode triwulan I tahun 1990 hingga triwulan II tahun 2005. Evaluasi kebijakan moneter tersebut berdasarkan model rational expectation dan money supply feedback rule. Berdasarkan hasil penelitian ini, ternyata di Indonesia, kebijakan moneter dengan pengendalian jumlah uang beredar yang dapat diantisipasi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan output. Sedangkan kebijakan moneter yang tidak dapat diantisipasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan output. Namun setelah terjadinya krisis hubungan jumlah uang beredar dengan output melemah. Hasil penelitian ini mendukung kebijakan Bank Indonesia untuk mengganti kebijakan moneter dengan pengendalian jumlah uang beredar dengan kebijakan moneter yang leblh tepat.
2008
T21175
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sumani
Abstrak :
ABSTRAK
Kemampuan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi sangat penting bagi investor dalam pengambilan keputusan untuk investasi. Namun sering kali investor tidak tahu bagaimana caranya untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Salah satu alat yang bisa digunakan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi adalah leading indicator. Dalam penelitian penelitian di negara maju telah dibuktikan bahwa salah satu leading indicator yang bisa digunakan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi adalah harga saham. Karya Akhir ini membahas apakah indeks harga saham gabungan dan indeks saham industri sektoral di Indonesia bisa menjadi leading indicator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kesimpulan dalam Karya Akhir ini menunjukkan bahwa penggunaan indeks harga saham gabungan baik IHSG maupun LQ-45 tidak cukup signifikan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks harga saham gabungan harus digunakan bersama indeks saham industri sektoral untuk bisa memprediksi pertumbuhan ekonomi secara tepat. Karya Akhir ini menemukan bahwa model leading indicator yang terbaik bagi perekonomian Indonesia, model regresi tersebut adalah model regresi dengan menggunakan variabel LQ-45 dan indeks industri pertambangan. Pertumbuhan industri pertambangan bisa menjadi leading indicator bagi perekonomian Indonesia disebabkan karena ekspektasi investor yang tinggi akan kinerja industri pertambangan di masa yang akan datang berhubung dengan kenaikan harga komoditas dunia. Ini sesuai dengan teori rational expectation yang menyatakan bahwa ekspektasi investor akan mempengaruhi pertumbuhan harga saham, dan akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
ABSTRACT
The ability to predict economic growth is a ?must have? for financial investors as it aids investors in making the right investment decision. However, often investors are not equipped with the right tools to predict growth correctly. One of the tools which can help investors is the leading indicator. Various researches in developed countries have proven that stock price is one leading indicator that can be used to predict economic growth. This thesis will discuss whether composite stock index and industry stock index can be the leading indicators for Indonesia economic growth. The result of this thesis reflects that the composite stock index, be it IHSG or LQ-45, are not sufficient for predicting Indonesia economic growth. The analysis will show that the composite stock index should be used together with the industry stock index in order to predict economic growth aptly. This thesis establishes that the best regression model for the leading indicator of Indonesian economy is the regression model using the variable of 45 most liquid stocks listed in Jakarta Stock Exchange composite index (LQ-45) with the mining industry index. The growth of mining industry can be the leading indicator for Indonesia economic growth because of financial investors? optimist expectation on industry performance that is correlated with the increase in world commodity price. This finding supports the rational expectation theory that investors? high expectation will influence the movement of stock price, and eventually affects the growth of the whole economy.
2009
T26486
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilwa Nuzul Rahma
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mengembangkan permodelan gelembung harga saham rasional dan irasional menggunakan model state-space dengan markov switching. Gelembung harga saham merupakan unobserved variable yang dapat ditentukan dengan pendekatan teori ekspektasi rasional dimana dalam penelitian ini gelembung harga saham ditentukan oleh informasi ekstraneus yang terdiri dari faktor eksternal dow jones Index dan Hangseng Index dan faktor internal faktor politik dan keamanan . Untuk menganalisis unobserved variable tersebut digunakan model state-space yaitu Kalman Filter. Selain itu gelembung harga saham dapat megalami perubahan struktural yang juga bersifat unobserved yaitu adanya gelembung harga saham irasional. Dikarenakan gelembung irasional juga bersifat unobserved maka digunakan model markov switching.Untuk melihat bagaimana model state space dengan markow switching bekerja, penelitian ini menerapkan model tersebut pada data harga saham Indonesia periode Januari 1989 hingga Desember 2013. Hasil estimasi model menunjukan bahwa DJIA berpengaruh positif signifikan terhadap gelembung harga saham di Indonesia, sedangkan HSI tidak berpengaruh signifikan. Dari faktor internal, faktor politik berpengaruh negatif signifikan terhadap gelembung harga saham di Indonesia, sedangkan faktor keamanan tidak berpengaruh signifikan. Dengan permodelan ini, gelembung harga saham rasional dan irasional dapat di identifikasi di pasar modal Indonesia namun gelembung harga saham tidak terjadi setiap tahun selama periode penelitian.
ABSTRACT
This paper develops a model of rational and irrational stock price bubbles using State Space Model with Markov Switching. Stock price bubbles are the unobserved variables that can be determined with rational expectations theory approach, which in this study is determined by stock price bubbles extraneous information consisting of external factors Dow Jones Index and the Hang Seng Index and internal factors political and security factors . A state space model, Kalman filter, is used to analyze this unobserved variables. Stock price bubbles may undergo structural changes that are also unobserved, namely the irrational stock price bubble. Thus, due to this unobserved nature, the Markov switching model is used to analyze this unobserved structural changes. To see how the model state space with Markov switching works, this study applies the model to the Indonesian stock price data from the period of January 1989 to December 2013. The result of the model estimation shows that the external factor, DJIA has significant positive effects, whereas HSI has no significant effect on the stock price bubble in Indonesia. The result from internal factors shows that a political factor has significant negative effect, whereas the safety factor has no significant effect on the stock price bubble in Indonesia. Furthermore, this model could help identify the rational and irrational stock price bubble in the Indonesian stock market, nonetheless, this stock price bubbles do not occur every year during the study period.
2015
D1719
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library