Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fezia Nasvira
"Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai negara belahan dunia disepanjang tahun 2020-2021 memunculkan isu-isu yang ramai dibicarakan, salah satunya adalah isu rasisme. Rasisme dapat terjadi di mana saja, seperti di lingkungan sekitar tempat tinggal, sekolah, tempat kerja, dan bahkan media sosial. Media sosial seperti Twitter mempunyai peran penting dalam menyebarluaskan isu-isu yang sedang trending. Akun @BTS_UPDATES_GER dalam tweet-nya menuliskan seruan untuk penyiar radio Bayern 3 karena saat siaran langsungnya telah melontarkan ujaran kebencian yang mengandung unsur rasis terhadap grup idola BTS. Melalui tweet tersebut muncullah berbagai reaksi dan ungkapan-ungkapan antirasisme terhadap orang Asia. Penelitian ini disusun dengan metode kualitatif dengan pendekatan analisis tekstual dan menggunakan teori analisis wacana kritis menurut Norman Fairclough. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan ungkapan-ungkapan antirasisme terhadap cuitan tweet akun @BTS_UPDATES_GER. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat lima kelompok ungkapan antirasisme.

The Covid-19 pandemic that hit various countries of the world throughout 2020-2021 gave rise to issues that were widely discussed, one of which was the issue of racism. Racism can occur anywhere, such as in the neighborhood, school, workplace, and even social media. Social media, such as Twitter, has an important role in spreading trending issues. The @BTS_UPDATES_GER account, in its tweet wrote a call out to the Bayern 3 radio broadcaster because, during his live broadcast, he had uttered racist hate speech against the idol group BTS. Through these tweets came various reactions and expressions of anti-racism against Asians. This research was compiled using a qualitative method with a textual analysis approach and using critical discourse analysis theory, according to Norman Fairclough. This research aims to show the expressions of antiracism in the tweets of the @BTS_UPDATES_GER account. The results of this research show that there are five groups of antiracism expressions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Kurnia Syah Putra
"Rasisme media politik merupakan kajian klasik yag menarik untuk diulas kembali,
tentu sebagai pembaharuan pemikiran. Konsep Rasisme Media memandang media
massa sebagai medan perang ideologi, di dalamnya terjadi pertentangan kelas antara
ruling class dan subordinat class. kekacauan inilah yang melahirkan rasis ideologi
media. Di mana elitis penguasa media memaksa subordinat class menerima konten
media yang sarat kepentingan ruling class. Meminjam pemahaman dari Stuart Hall
(1932) melalui tulisannya yang tajam berjudul The Whites Of Their Eyes; Racist
Ideologies and the Media. Ia mengungkapkan analisis dari praktek media
berdasarkan perspektif dari teori kulturalis Marx, yakni dengan mengungkapkan
otonomi media massa dan mengganti konsep Hegemoni Gramsci serta Althusser
yang memandang media sebagai ideological state apparatus (Woollacott 1982: 110).
Secara politis, tahun 2014 merupakan puncak dari hipotesis jurnalisme politik. Media
terkooptasi, seolah wibawa ?media publik? runtuh seruntuh-runtuhnya oleh segelintir
orang penguasa media. Kemudian yang ?segelintir? tersebut kesemuanya masuk ke
ranah politik praktis. Dapat disebutkan, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie
dengan Viva Group. Hary Tanoesoedibjo, calon wakil presiden usungan Partai Hati
Nurani Rakyat dengan MNC Group. Surya Paloh, pendiri sekaligus Ketua Umum
Partai Nasional Demokrat dengan Media Indonesia Group. Dahlan Iskan, politisi
baru melalui Partai Demokrat juga seorang Raja Media dibawah bendera Jawa Pos Group."
Jakarta: Lembaga Riset Univ Budi Luhur, 2014
384 COM 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library