Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Fahrial Syam
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
297.34 ARI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rissa Ummy Setiani
"Maen pukulan merupakan budaya Betawi yang mengandung unsur olah raga, budaya, spiritual, dan bela diri. Ia merupakan warisan yang hidup pada masyarakat Betawi serta Jakarta dan sekitarnya. Satu aliran maen pukulan yang relatif lama, eksis, dan populer pada masa kini ialah Beksi Tradisional H. Hasbullah. Tujuan penelitian ini ialah mengkaji penggunaan memori kolektif pada perguruan maen pukulan Beksi Tradisional H. Hasbullah sebagai bagian dari budaya masyarakat Betawi dilihat dari sistem pewarisan dan pengelolaan perguruan pada masa kini. Pada perguruan tersebut, memori yang terpelihara terbagi menjadi memori individu yang teraplikasi pada guru maen pukul dan memori kolektif yang terdapat pada komunitas. Menggunakan tiga teori mengenai memori kolektif oleh Rubin, Bernecker, dan Halbwachs ditemukan bahwa maen pukulan Beksi Tradisional H. Hasbullah berkembang menggunakan memori kolektif para guru, murid, serta masyarakat yang menanggap pertunjukan Beksi. Ditemukan pula memori individu guru membentuk pola pewarisan yang ia pilih bagi muridnya serta tipe pengelolaan yang digunakan dalam kepengurusan perguruan. Memori kolektif berperan pada pertunjukan yang mengandung Beksi di dalamnya. Memori menjadi panduan ketika terjadi perbedaan walau di sisi lain, memori yang tereduksi menyebabkan terjadinya pengerucutan pakem pertunjukan. Penelitian ini menunjukkan pentingnya peran memori kolektif untuk eksistensi dan perkembangan maen pukulan di masa depan.

Maen pukulan is a part of Betawinese tradition that contains sport, cultural, spiritual, and martial arts elements. It is a living heritage among Betawinese community and is found in Jakarta and its surrounding areas. A relatively old school of maen pukulan which still exists and popular today is the H. Hasbullah’s Traditional Beksi. This research aims to investigate the use of collective memory in the current Maen Pukulan Beksi Traditional H.Hasbullah schools as a part of Betawinese culture related to its cultural inheritance pattern and management. At the maen pukulan schools, there are two types of preserved memory. The first is individual memory which is applied by the maen pukulan gurus and the second is collective memory which is found among the community. Using three theories about collective memory by Rubin, Bernecker, and Halbwachs, it is found that the traditional maen pukulan Beksi of H. Hasbullah has developed through the collective memory of the gurus, students, and the publics who perceive the Beksi performance. It is also found that individual memory of the gurus forms an inheritance pattern which they choose for their students and the type of management use at the maen pukulan school organisation. Collective memory has its role in the performance that contains Beksi in it. The memory, on the one hand, becomes their guide when there is a dispute about Beksi. On the other hand, reduced memory has caused some changes and reduction, along with the continuity in the maen pukulan Beksi performance. This research shows the important role of collective memory in maintaining the existence and development of maen pukulan in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brama Ihsan Sazli
"ABSTRAK
Latar Belakang: Puasa selama bulan Ramadhan adalah perubahan dalam gaya hidup untuk periode sebulan penuh yang rutin tiap tahunnya. Sejumlah penelitian menunjukkan terjadinya perubahan biokimia tubuh saat berpuasa baik pada pasien diabetes dan juga nondiabetes yang dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin.
Tujuan: Menilai pengaruh berpuasa selama Ramadhan terhadap perubahan kontrol glikemia, kadar Fetuin A, dan TNF-α dibandingkan sebelum dan sesudah puasa Ramadhan
Metode: Penelitian prospektif terhadap dua kelompok (diabetes dan non diabetes). Parameter kontrol glikemik, Fetuin A, dan TNF-α diukur 2-4 minggu sebelum berpuasa Ramadhan, minimal 14 hari puasa Ramadhan dan 4 minggu setelah puasa Ramadhan.
Hasil: Puasa Ramadhan menurunkan glukosa darah puasa (GDP) secara signifikan pada kelompok Diabetes (D) (p=0,013) dan pada kelompok Non Diabetes (ND) (p=0,047), sedangkan serum Fetuin A turun tidak signifikan pada kelompok D (p=0,217) dan secara signifikan pada kelompok ND (p=0,009). Dan tidak ada perubahan yang signifikan kadar TNF-α pada kedua kelompok dibandingkan sebelum puasa Ramadhan (p=0,248, p=0,789). Pada 4 minggu setelah puasa Ramadhan,GDP kembali ke nilai yang tidak berbeda dari nilai dasar pada kedua kelompok, sementara Fetuin A secara signifikan lebih rendah pada kelompok diabetes (p=0,039) dan TNF-α lebih rendah secara signifikan pada kelompok ND (p=0,042) dari dari nilai dasar.
Kesimpulan: Puasa selama Ramadahan memperbaiki kontrol glikemia pada kedua kelompok. Puasa Ramadhan juga mampu menurunkan nilai Fetuin A pada kedua kelompok, dan TNF-α pada kelompok ND

ABSTRACT
Background: Fasting during Ramadan is a anually change in lifestyle for the period of a lunar month. Numerous studies have mentioned the biochemical alterations while fasting among both in nondiabetic patients and diabetic patients which can affect glucose metabolism and insulin sensitivity.
Objective: to assess the impact of fasting during Ramadan on glycemic control, Fetuin A l, and TNF-a compared to before and after Ramadhan fasting
Methods: Prospective Study of diabetic patients (D group) and non-diabetic subjects (ND group). Parameters of glycemic control, Fetuin A, and TNF-a were measured 2-4 weeks before Ramadan fasting, at least 14 days of Ramadan fasting and 4 weeks after Ramadan fasting.
Results: Ramadan fasting reduced fasting blood glucose (FBG) significantly in D groups (p=0,013) and in the (ND) groups (p=0,047) , respectively, serum Fetuin A were lowered insignificantly in D groups (p=0,217) dan significantly in ND groups (p=0,009). And no significant differences of TNF-α level ini both group compared to before Ramadhan fasting (p=0,248, p=0,789). At 4 weeks post-Ramadhan fasting FBG returned to levels indistinguishable from their baseline values in both groups, while Fetuin A was maintained significantly lower in D groups (p=0,039) and TNF-α significantly lower in ND groups (p=0,042) from their baseline.
Conclusions: Fasting during Ramadan improves glycemic control in both groups, Ramadan fasting was also able to reduce Fetuin A level in both groups, and TNF-α in the ND group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Safyanty
"ABSTRAK
Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang wajib dijalankan umat muslim termasuk
pasien Diabetes Mellitus (DM) tipe-2. Perubahan pola makan saat puasa menyebabkan
perlu dilakukan penyesuaian pemakaian obat agar pasien dapat berpuasa dengan aman.
Penelitian ini melihat hubungan penyesuaian obat berdasarkan International Diabetes
Federation - Diabetes and Ramadhan International Alliance (IDF-DAR) dengan nilai
HbA1c pasien DM tipe-2 setelah puasa Ramadhan di RSUD Pasar Rebo Jakarta.
Penelitian dilakukan di poli penyakit dalam dan poli endokrin RSUD Pasar Rebo
Jakarta dengan desain studi cross sectional melibatkan 80 pasien DM tipe-2 yang
puasa. Penelitian bertujuan melihat penggunaan obat DM selama puasa, menilai
hubungan penyesuaian obat berdasarkan IDF-DAR dan faktor perancu terhadap nilai
HbA1c pasien setelah puasa. Pengumpulan data dari hasil wawancara dan rekam medis
yang dilakukan pada bulan Juli sampai November 2016 dan dianalisis dengan uji Chi
Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien DM Tipe-2 yang menjalani puasa
Ramadhan persentase terbesar patuh menggunakan obat 62,5%, menggunakan obat oral
sebesar 60% yaitu golongan obat biguanid + sulfonilurea 27,5% dan sesuai dengan
rekomendasi IDF-DAR sebesar 56,2 %. Rerata nilai HbA1c sebelum penyesuaian obat
adalah 8,75 ± 1,90, menurun menjadi 8,63 ± 1,82 setelah penyesuaian obat, namun
penurunan tersebut secara statistik tidak bermakna (p 0,082). Terdapat perbedaan
bermakna antara nilai HbA1c pasien DM yang menggunakan obat sesuai dengan
rekomendasi IDF-DAR dibandingkan yang tidak sesuai dengan IDF-DAR dengan nilai
p 0,030 (p<0,05). Ketidaksesuaian penggunaan obat berdasarkan IDF-DAR 3,222 kali
lebih besar menyebabkan nilai HbA1c tidak terkontrol dibandingkan kesesuaian
penggunaan obat berdasarkan IDF-DAR. Jenis obat merupakan variabel yang
berpengaruh secara bermakna terhadap nilai HbA1c (p 0,050). Obat insulin-kombinasi
insulin 3,754 kali lebih besar menyebabkan nilai HbA1c tidak terkontrol dibandingkan
obat hipoglikemik oral setelah dikontrol variabel kesesuaian penggunaan obat
berdasarkan IDF-DAR.

ABSTRACT
Fasting Ramadan is a mandatory worship of Muslims including patients type-2 Diabetes
Mellitus (DM). Dietary changes during fasting cause a drug adjustment is needed so
that DM patients can fast safely. This study looked at the correlation of drug adjustment
based on International Diabetes Federation - Diabetes and Ramadhan International
Alliance (IDF-DAR) and HbA1c value of type 2 DM patient after Ramadan fasting at
RSUD Pasar Rebo Jakarta. The study was conducted in outpatient clinic of Pasar Rebo
Hospital Jakarta with cross-sectional study design involving 80 patients with fasting
type 2 diabetes. The study aimed to see the use of DM drugs during fasting, assessed the
relation of drug adjustment based on IDF-DAR and confounding factors and the HbA1c
values of patients after fasting. Data collection from interview and medical record
conducted in July until November 2016 and analyzed by Chi-Square test. The results
showed that the patients with Type-2 DM who execute Ramadan fasting, the largest
percentage of medication adherence 62.5% , using oral medication by 60% of the
biguanide + sulfonylurea 27.5% and 56,2% drug adjustment according to IDF-DAR
recommendations. The mean HbA1c value before the drug adjustment was 8.75 ± 1.90
and after adjustment 8.63 ± 1.82 but the reduction was not statistically significant (p
0.082). There was a significant difference in HbA1c value of DM patients after
obtaining drug use adjustment based on IDF-DAR compared with IDF-DAR
incompatible with p value 0,030 (p <0,05). Discrepancy of drug use based on IDF-DAR
3,222 times greater causes uncontrolled HbA1c compared with drug use according to
IDF-DAR. The drug type is the main statistically significant variable that gives effect to
HbA1c value (p 0,050). Insulin-combination insulin drugs are 3,754 times larger
causing the HbA1c value to be uncontrolled than oral medication after controlled by the
suitability of drug use based on IDF-DAR variable."
2018
T49012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library