Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atikah M. Zaki
Abstrak :
Salah satu indikator dari mutu pelayanan bagian bedah adalah lama hari rawat pasien bedah tertentu. Dari hasil pengamatan sebelumnya diketahui, bahwa lama hari rawat untuk pasien bedah Appendicitis di Rumah Sakit Islam Jakarta tahun 1993 cukup tinggi,yaitu 6.6 hari dengan SD 3.4. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan lama hari rawat pasien bedah Appendicitis di Rumah Sakit Islam Jakarta. Metode penelitian adalah cross sectional dengan memakai data sekunder,yang diambil dari sampel dengan No kode ICD 540.9 (Appendicitis Acut) dan No kode 542 ( Appendicitis Kronis ) yang dirawat di kelas I,II dan III, selama Th 1993. Analisa statistik menggunakan bantuan komputer dengan memakai program Epi Info 5.01 B yang di disain oleh WHO dan C D C (center for disease control). Dari hasil penelitian ditarik kesimpulan bahwa ada 4 faktor yang berasal dari faktor input (jenis penyakit dan diagnosa dasar ),faktor proses (dokter operator) dan faktor lingkungan (kelas perawatan pasien) yang berhubungan dengan lama hari rawat. Sedangkan 4 faktor lainnya yaitu faktor umur, jenis kelamin, penjamin biaya rawat dan sifat operasi tidak dapat di buktikan berhubungan. Jenis penyakit Appendicitis Kronis, yang mendapat tindak bedah, lama hari rawatnya lebih panjang dibandingkan dengan jenis penyakit Appendicitis Acut. Pasien dengan diagnose dasarnya lebih dari satu, pada tindak bedah Appendik, lama hari rawatnya lebih panjang daripada pasien dengan diagnose dasarnya tunggal hanya Appendicitis saja. Dokter operator tamu, merawat pasien lebih lama daripada dokter operator tetap (Fulltimer) Rumah Sakit. Sedangkan lama hari rawat pasien bedah Appendik di ruang perawatan kelas III, lebih panjang dibandingkan dengan pasien yang di rawat di ruang perawatan kelas I dan II. Diharapkan dari hasil penelitian dan saran saran yang disampaikan, dapat membantu peningkatan kualitas pelayanan pasien rawat inap pada umumnya dan pasien bedah khususnya di Rumah Sakit Islam Jakarta ......One of the indicators that show the quality of cares in surgery division is the patient's post surgical length of stay in the hospital. Previous observations showed that the length of stay of appendectomy cases at Rumah Sakit Islam Jakarta in 1993, averaging 6.6 days, with standard deviation 3.4 days, was relatively high. This study aims at finding out information providing some ideas on the factors related to the length of stay of appendectomy patients at Rumah Sakit Islam Jakarta. The study employs cross sectional method using secondary data from samples code numbered ICD 540.9 (Acute appendicitis) and ICD 542 (Chronic appendicitis) who were hospitalized in the first, second and third classes during 1993 period. The statistical analysis uses Epi Info 5.01 B computer program designed by WHO as well as CDC (Centre for disease control). The study shows that there are four factors influencing the length of stay of appendectomy patients at Rumah Sakit Islam Jakarta: a. The input factor 1. Type of disease 2. Basic diagnoses b. The process factor 3.The surgeons c. The environment factor: 4. Class of hospitalize The other four factors, age, sex, cost of care guarantor and type of operation are not proven to have significant correlation. The length of stay of chronic appendicitis is longer than that of acute appendicitis. Appendectomy patient originally diagnosed as having complication will have a longer stay at the hospital than a patient diagnosed with appendectomy only. The part timer or visiting surgeons tend to keep their patients longer at the hospital, than the fulltime doctors. The length of the hospital stay for patients in lower classroom (third class) is longer than that in the higher class, the first and second classes. It is expected that the study results and suggestions provided, will be able to improve the quality of service of surgical patients at Rumah Sakit Islam Jakarta.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Nurutami
Abstrak :
Seksi Logistik Perbekalan Kesehatan RS Islam Jakarta Cempaka Putih mengalami kekurangan staf yang berdampak pada beban kerja staf yang ada. Hal ini didukung oleh hasil kuesioner identifikasi masalah yang diperoleh bahwa sebagian besar responden menyatakan jumlah staf logistik perbekalan kesehatan tidak sesuai dengan beban kerja yang ada. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran SDM logistik, ketersediaan fasilitas, SOP dan Juknis, serta waktu kerja yang ada di Seksi Logistik Perbekalan Kesehatan. Selain itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui beban kerja yang dilihat dari kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung, dan kegiatan lain (kegiatan pribadi dan kegiatan tidak produktif) yang dilakukan oleh staf logistik perbekalan kesehatan RS Islam Jakarta Cempaka Putih. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan informan dan pengamatan menggunakan formulir work sampling dan daily log. Data sekunder diperoleh melalui telaah dokumen. Dilihat dari hasil penelitian dengan metode work sampling (kegiatan langsung 72,71%, kegiatan tidak langsung 9,13%, kegiatan pribadi 14,59%, dan kegiatan tidak produktif 3,57%) dan daily log (kegiatan langsung 71,88%, kegiatan tidak langsung 13,12%, kegiatan pribadi 2,62%, dan kegiatan tidak produktif 12,37%), maka didapatkan beban kerja staf logistik perbekalan kesehatan tinggi. Adapun saran yang diusulkan bagi Seksi Logistik Perbekalan Kesehatan yaitu, optimalisasi sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya, melakukan analisis lebih lanjut mengenai kebutuhan tenaga logistik perbekalan kesehatan berdasarkan penelitian ini, tetap menjaga kualitas fasilitas yang ada dengan perawatan secara berkala dan melengkapi fasilitas sesuai dengan kebutuhan, sosialisasi SOP (standar Operasional Prosedur) dan Juknis (Petunjuk Teknis) secara lengkap dengan menempelkan SOP dan juknis pada ruang kerja staf sehingga masing-masing staf memahami dengan jelas dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan SOP dan Juknis tersebut.
Logistic section of drug and medical equipment in Islam Jakarta Cempaka Putih Hospital has less staff. The result of problem identification questioner supports this statement. Most of respondent say that quantity staff didn?t match with their workload. The purpose of this study knows logistics? human source description, facility readiness, Standard Operational Procedure & technical direction, and time work at logistic section of drug and medical equipment. Besides, this study establishes to know workload staff from direct activity, indirect activity, and other activity (personal and non-productive activity). It was doing with qualitative study. Primary data source is the result of in-dept interview and observation with work sampling and daily log form. Secondary data source is deciphering files. Result of the study show that workload staff in drug and medical equipment logistic section were high. According work sampling result, direct activity were 72,72%, indirect activity 9,13%, personal activity 14,58%, and non-productive activity 3,57%. Daily log method show that direct activity were 71,88%, indirect activity 13,12%, personal activity 2,62%, and nonproductive activity 12,37%. Suggestion for logistic section of drug and medical equipment is optimalization human resource with suitable training, continuation analysis staff need in logistic section of drug and medical equipment, take care quality of facility with periodic maintenance and complete the necessary facility, Standard Operational Procedure & technical direction socialization completely so that each staff can clearly understand and do the job according to that procedures.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Malisi, Sibroh
Abstrak :
Dalam proses pendidikan tenaga medis melalui fakultas kedokteran diperlukan suatu wadah sebagai rumah sakit lahan pendidikan. RS Islam Jakarta di pilih sebagai salah satu lahan pendidikan tenaga kedokteran oleh Fakultas Kedokteran Universitas YARSI sejak tahun 1996 melalui suatu kerjasama dengan menggunakan Piagam Kesepakatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif melalui pendekatan studi kasus Piagam Kesepakatan dengan melakukan telaah dokumen, pengisian kuesioner wawancara mendalam, dan obervasi pada 4 (empat) SMF, yakni SMF Anak, Bedah, Interna dan Kebidanan dan Kandungan, Pimpinan Rumah Sakit dan Pimpinan Fakultas Kedokteran. Fokus analisis penelitian ini adalah pada Piagam Kesepakatan Peserta PSPD, Dosen, Organisasi, buku Panduan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Piagam Kesepakatan pada dasarnya sudah memadai dari aspek isi. Analisis peserta menunjukkan bahwa jumlah peserta sudah memadai untuk tiap bagian, hanya terlihat kecenderungan peserta yang makin lama makin menurun. Sedangkan analisis dosen menunjukkan bahwa ratio peserta dosen sudah sangat memadai. Analisis organisasi menunjukkan kurangnya kooordinasi dan tumpang tindihnya uraian Analisis organisasi menunjukkan kurangnya koordinasi dan tunpang tindihnya uraian tugas. Perlunya sosialisasi buku panduan, perlunya dilakukan evaluasi secara berkala selama tiap 6 bulan dalam menilai kerjasama yang telah berlangsung selama ini. Di sarankan agar Piagam Kesepakatan ini dapat segera di perbaharui, melengkapi SMF untuk pendidikan kedokteran sambil meningkatkan koordinasi dan evaluasi proses PSPD di RS Islam Jakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai masukan untuk RS Islam Jakarta dan FK Universitas YARSI, dalam mengembangkan fungsi serta peranannya untuk pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat. ......A teaching hospital is needed by a Medical Faculty to provide education for medical students in a clerkship stage. Jakarta Islamic Hospital is among one of the teaching hospital of Medical Faculty YARSI University, since 1996 through a cooperation agreements using a Memorandtun of Understanding (MoU). The design of the research is a qualitative with systematic approach through a case study of the MoU, document reviews, using in-depth interview, andobservation on 4 (four) SMF i.e.: Pediatrics, Surgery, Intern, Obstetrics & Gynecology, Hospital director and Dean of the Medical Faculty.. The focus of this analysis is on the MoU, the students, the lecturer, Organization, Medical Guidance Book, Implementation and Evaluation. The result of this study showed that the analysis of the MoU and the students basically are suitable, although there were a decreasing trend toward less number. The radio between students and the lecturers were appropriate. And the organizational analysis showed that it needs more, the socialization ofthe Medical guidance book, and periodic evaluation. The author suggested that the Memorandum of Understanding should be revised soon, to complete the mimber of the SMFs for clerkship, while increasing the coordination and evaluation of the clerkship process in Jakarta Islamic Hospital. The result of this study hopefully could be used as an input to the Jakarta Islamic hospital and the Medical Faculty of YARSI University in improving its function and role for education and services towards the people.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover