Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arsi Shabrina
"Latar belakang: : Refluks laringofaring merupakan keluhan yang sering ditemui pada poli rawat jalan THT RSCM.. Kuesioner yang selama ini sering digunakan di Poli THT RSCM adalah kuesioner Skor Gejala Refluks (SGR). Kuesioner memiliki kekurangan berupa banyak gejala-gejala terkait refluks laringofaring yang tidak termasuk dalam kuesioner ini. Saat ini terdapat suatu kuesioner yang dianggap lebih signifikan dalam menilai refluks laringofaring dibandingkan SGR yaitu Reflux Symptom Score (RSS) yang belum diadaptasi ke bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian terapi proton pump inhibitor untuk pasien OMSK aman aktif dengan refluks laringofaring Metode: Pasien-pasien curiga refluks laringofaring dan pasien yang sudah didiagnosis refluks laringofaring yang datang ke Poli THT RSCM dilakukan anamnesis, dan diminta untuk mengisi kuesioner SGR dan RSS yang sudah diadaptasi lintas budaya ke Bahasa Indonesia sesuai dengan metode WHO. Pasien juga dilakukan pemeriksaan rinofaringolaringoskopi serat optik lentur untuk melihat kriteria objektif refluks laringofaring yaitu skor temuan refluks (STR). Hasil: Penelitian melibatkan 44 subjek yang memenuhi kriteria penerimaan. Kuesioner RSS ini memiliki nilai p dan korelasi yang signifikan untuk setiap item pada penilaian frekuensi dan keparahan kecuali satu item yaitu diare. Kuesioner ini juga memiliki Cronbach Alpha di atas 0,6 untuk masing-masing bagian pada penilaian frekuensi dan keparahan. Kesimpulan: Instrumen RSS versi Bahasa Indonesia telah diadaptasi lintas budaya (transcultural), valid dan reliabel sebagai instrumen untuk menilai gejala pada RLF.

Introduction: Laryngopharyngeal reflux is frequently found in the ENT outpatient clinic of Cipto Mangunkusumo General Hospital in Jakarta. Laryngopharyngeal reflux is also a risk factor for Chronic Suppurative Otitis Media (CSOM). The questionnaire that has been frequently used in the ENT outpatient clinic is the Reflux Symptom Index (RSI) questionnaire. However, this questionnaire doesn’t include many symptoms related to laryngopharyngeal reflux. Currently, there is a questionnaire that is considered more significant in assessing laryngopharyngeal reflux than RSI, the Reflux Symptom Score (RSS). This questionnaire has not been adapted to Indonesian yet. This study is a preliminary study of a proton pump inhibitor therapy study for CSOM patients with laryngopharyngeal reflux Methods: Method: Suspected laryngopharyngeal reflux patient or patient that already been diagnosed as reflux laryngopharyngeal reflux that came to Cipto Mangunkusumo general hospital ENT outpatient clinic were interviewed and asked to fill RSI and transcultural adapted RSS. Patients were also examined using flexible rinopharyngolaryngoscopy flexible to assess reflux finding score. Results: This study involved 44 subjects who met the inclusion criteria. This RSS questionnaire has a p-value and significant correlation for each item on the assessment of frequency and severity except for one item diarrhea. This questionnaire also has Alpha Cronbach above 0.6 for each section on the assessment of frequency and severity. Conclusion: RSS Indonesian version has been transculturally adapted also valid dan reliable as an instrument to asses symptoms in laryngopharyngeal reflux."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Sahyuni
"ABSTRAK
Latar belakang: Laringomalasia merupakan kondisi kelemahan struktur
supraglotis saat inspirasi sehingga menyebabkan sumbatan jalan nafas atas dan
menimbulkan gejala stridor inspirasi. Stridor semakin memburuk pada posisi
terlentang. Penyakit penyerta laringomalasia umumnya adalah refluks
laringofaring (RLF) yaitu 25-68%. RLF adalah pergerakan isi lambung secara
retrograd menuju laring-faring, menimbulkan gejala dan tanda klinis yang
bervariasi. Pemberian omeperazol dapat memperbaiki gejala regurgitasi dan
stridor serta memperpendek durasi perjalanan alamiah laringomalasia
Tujuan: Mengetahui efektifitas omeperazol pada bayi dan anak dengan
laringomalasia, mengetahui prevalensi RLF pada laringomalasia, ada tidaknya
RLF berdasar nilai reflux finding score (RFS) menurut Belafsky dan mengetahui
berat ringan gejala laringomalasia berdasar nilai laryngomalacia symptom score
(LSS).
Metode: Uji controlled trials pada 65 subyek laringomalasia, dibagi kedalam
kelompok 42 subyek yang mendapat omeperazol 2 x 2 mg/kg/bb dan 23 subyek
yang mendapat plasebo selama 3 bulan
Hasil : Kelompok omeperazol dengan gejala berat 58,8% mengalami perbaikan
dibanding kelompok plasebo 66,7% dengan nilai p = 0,716. Kelompok
omeperazol dengan RLF positif 58,3% mengalami perbaikan dibanding
kelompok plasebo 75% dengan nilai p = 1.0
Simpulan : Prevalensi RLF positif sebesar 24,6% dan gejala berat sebesar 44,6%.
Efektifitas pemberian omeperazol selama 3 bulan belum terbukti efektif dibanding
plasebo berdasarkan perbaikan nilai LSS, RFS dan status gizi. Namun hasil
tersebut hanya berlaku sebagai kesimpulan penelitian pendahuluan karena tidak
optimalnya besar sampel dan randomisasi subyek. Perlu penelitian lanjutan untuk
membuktikan efektifitas omeperazol pada perbaikan skor LSS, skor RFS dan
status gizi bayi dan anak dengan laringomalasia

ABSTRACT
Background: laryngomalacia is condition of floopy supraglottis stucture in
respiratory that trigger obstruction the upper airway and it causes symptom stridor
inspiratory. Stridor can get worse in face up position. In general, the comorbidity
of laryngomalacia is laryngopharyngeal reflux (LPR) about 25-68%. LPR is the
movement of gaster retrogradely toward laryngopharyngeal and it triggers various
symptom and clinical sign. The giving of omeperazole can improve the symptom
of regurgitation and stridor and shorten the duration of natural disease of
laryngomalacia
Objective: Knowing the effectivity of giving omeperazole to the babies and
children with laryngomalacia, knowing the prevalance of LPR to the
laryngomalacia, knowing the positibility of LPR based on the value of reflux
finding score (RFS) according to Belafsky and knowing severity of symptom
laryngomalacia based on the value of laryngomalacia symptom score (LSS).
Method: Test on controlled trials on 65 samples with laryngomalacia and is
divided into 42 groups that have been given omeperazole 2x2 mg/kg/bw and 23
samples that have been given placebo for 3 month
Result: Omeperazol groups with severe symptom showed the improvement of
58,8% compared to placebo groups 66,7% with p = 0.716. Omeperazole groups
with RLF positive showed the improvement of 58,3% compared to placebo
groups 75 % with p = 1.0
Conclusion: The Prevalence of positive LPR based on RFS is 24,6% and with
severe symptom is 44,6%. The effectivity of giving omeperazole for 3 month has
not proved effective compared to placebo based on the improvement of value
LSS, RFS and nutrition status. However such result is only valid for the
conclusion of initial research because the size of samples were not either optimal
or randomized. It is necessary to conduct research continution to prove the
effectivity of giving omeperazole on the improvement of LSS score, RFS score
and nutrition status of babies and children with laryngomalacia"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library