Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dia Mesika
"Untuk mengkonversikan energi kinetik yang dimiliki oleh sepeda roda empat bennotor menjadi energi panas meJa1ui suatu gesekan diperlukan suatu sistem pengereman. Jadi, rem berfungsi untuk memberhentikan atau mengurangi kecepatan dari suatu benda dengan cara mengurangi atau menahan energi kinetik yang terjadi pada benda tersebut. Pada sepeda roda empat bennotor, sistem rem yang akan dlterapkan adalah rem cakera mekanik dengan menggunakan ulir. Sepeda roda empat bermotor ini mempunyai batasan dimana massanya yang merata disemua roda maksimal sebesar 100 [kg] dengan kecepatan maksimal sebesar 30 (km/jam]. Hanya satu buah rem cakera yang dignnakan yang diletakkan di roda belakang sebelah kanan. Sistem rem cakera ini pada dasarnya menggunakan batang pengontrol yang mempunyai dua buah macam ulir pada kedua sisinya yaitu ulir kanan dan ulir kiri. Untuk merancang dimensi dari batang pengontrol, mur dan diskpad serta bahan yang akan digunakan perlu diketahui terlebih dahulu energi kinetik yang terjadi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turangan, Yuma
"Selama ini Indonesia dalam mengembalikan aset hasil tindak pidana, termasuk aset hasil tindak pidana korupsi, menggunakan perampasan in personam. Perampasan in personam ini pada prakteknya menemui banyak kendala, sehingga negara kesulitan mengembalikan aset tersebut. Salah satu tindak pidana korupsi yang asetnya masih belum bisa dikembalikan kepada negara sampai saat ini adalah tindak pidana korupsi pada kasus Golden Key yang dilakukan oleh Eddy Tansil. Salah satu solusi akan hal ini adalah perampasan in rem yang diatur dalam United Nations Conventions Against Corruption (UNCAC) 2003. Perampasan in rem ini memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak terdapat pada perampasan in personam. Dalam konteks pemberantasan korupsi di Indonesia, perampasan in rem ini diharapkan dapat lebih membantu mengembalikan aset hasil tindak pidana korupsi dibandingkan dengan perampasan in personam. Perampasan in rem ini dapat menjadi solusi untuk mengembalikan aset hasil tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Eddy Tansil dalam kasus Golden Key. Atas hal tersebut dapat dibahas permasalahan mengenai bagaimanakah mekanisme (tata cara) perampasan in rem tersebut, serta perbandingannya dengan perampasan in personam.
For all this time in recovering assets as proceeds of crime, including corruption, Indonesia utilizes in personam forfeiture. On Practice, this forfeiture faces many obstacles which resulting in difficulties on the asset forfeiture. One particular corruption case with such difficulty is the notorious Golden Key Case committed by Eddy Tansil. A solution is offered by United Nations Conventions Against Corruption (UNCAC) 2003 by the name of in rem forfeiture. This type of forfeiture, unlike the in personam one, has many advantages compared to the latter. On the anti-corruption context, this in rem forfeiture is expected to be more successful than the in personam one. This forfeiture could be the solution to recover assets obtained from the corruption commited by Eddy Tansil on the Golden Key Case. Based on these, there are some problems available to be discussed, such as the mechanism of in rem forfeiture and its comparisons with in personam forfeiture."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S54604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Rolan
"Kegagalan fungsi rem kendaraan merupakan salah satu masalah serius yang dapat menimbulkan kecelakaan dan berdampak pada risiko keselamatan orang yang berada di lingkungan kejadian tersebut. Masalah kegagalan fungsi rem atau yang sering dikenal dengan rem blong relatif sering terjadi di Indonesia dan bahkan di Dunia. Sehingga disfungsi rem ini merupakan salah satu penyumbang besar dalam dampak buruk kecelakaan bertransportasi. Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 37 Tahun 2017 tentang “Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan” telah menghimbau untuk membuat suatu perencanaan dalam peningkatan keselamatan bertransportasi di Indonesia. Maka, penelitian ini mengambil peran dari sisi pengembangan teknologi kendaraan yang difokuskan ke pada sistem monitoring kondisi rem. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui titik kritis kerusakan sistem rem dan untuk menemukan sampel data temperature pada kondisi kritis tersebut. Metode penelitian yang dilakukan adalah pengujian satu unit sistem rem pada uji rig, di mana metode ini dapat digunakan pada kendaraan secara aktual. Kerusakan kritis rem ditentukan melalui pengujian, kemudian kondisi tersebut dibuat menjadi acuan dalam menentukan performa rem. Adapun indikator yang digunakan untuk mengetahui performa rem tersebut adalah temperatur. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur sebagai sinyal indikator performa rem dapat digunakan untuk menentukan rem normal dengan yang abnormal. Di mana, sampel data sinyal menunjukkan Mean + SD melebihi batas maksimum (82,5 °C), maka rem dikategorikan brake failure dan sampel data sinyal yang menunjukkan Mean + SD melebihi batas minimum (48,8 °C) juga dikategorikan brake failure. Sinyal temperatur pada beberapa kerusakan elemen rem dapat dikembangkan menjadi sebuah variabel yang digunakan untuk memonitoring sistem rem. Kedepannya, metode dalam pengujian rig ini dapat diterapkan pada kondisi aktual. Pada akhirnya dengan adanya penelitian ini diharapkan kasus kecelakaan akibat sistem pengereman yang gagal dapat dihindari.

Failure of vehicle brake function is one of the serious problems that can cause accidents and have an impact on the safety risks of people who are in the environment of the incident. The problem of brake failure or often known as brake failure is relatively common in Indonesia and even in the world. So that brake dysfunction is one of the major contributors to the adverse effects of transportation accidents. The Government of Indonesia through Government Regulation (PP) Number 37 of 2017 concerning "Traffic Safety and Road Safety" has called for a plan to improve transportation safety in Indonesia. So, this research takes a role in terms of vehicle technology development which is focused on the brake condition monitoring system. In general, the purpose of this study is to determine the critical point of the brake system damage and to find a sample of temperature data at that critical condition. The research method used is the testing of one unit of the brake system on the test rig which can be developed for actual vehicle testing. Critical brake damage is sought through testing and then these conditions are made as a reference in determining brake performance. The indicator used to determine the brake performance is temperature. Where the sample data signal shows Mean + SD exceeds the maximum limit (82.5 C), then the brake is categorized as brake failure, and the data sample shows the mean + SD exceeds the minimum limit (48.8 C) is also categorized as brake failure. The signal temperature of several brake failure elements can be developed into a variable used to monitor the brake system. In the future, the method in testing this rig can be applied to actual conditions. In the end, with this research, it is hoped that accidents due to a brake failure can be avoided."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Rolan
"ABSTRAK
Kecelakaan sering terjadi karena sistem pengereman yang tidak berfungsi dengan baik. Penyelidikan dilakukan terhadap penyebab kegagalan rem seperti panas berlebih yang terjadi pada komponen rem akibat gesekan antar elemen rem karena menahan beban dan laju kendaraan. Sejauh ini belum ada pengkajian terhadap kinerja sistem rem berdasarkan indikasi temperatur yang dibaca oleh sensor temperatur pada rem yang ada pada tiap roda, sehingga dapat dilihat fungsi rem apakah berjalan dengan baik atau tidak. Sistem pengereman yang tidak berfungsi dengan baik seperti kaliper kurang mencekam akan terlihat dari panas rotor disc yang dihasilkan. Jika satu unit rem tidak berfungsi maka beban pengereman unit lainnya akan bertambah dan dapat menimbulkan panas yang berlebih. Temperatur maksimum dan selisih yang paling tinggi adalah acuan kinerja rem apakah masih berfungsi dengan normal atau tidak, di mana temperature tersebut digunakan sebagai
input untuk alat deteksi temperatur yang bertujuan sebagai alert tambahan performa rem. Selanjutnya apabila pengukuran temperature adalah menggunakan rubbing termokopel maka akan terjadi perbedaan pembacaan temperatur antara temperatur sebenarnya pada rotor brake maka dibuat konversi temperature pengukuran rubbing termokopel terhadap rotor brake yaitu. 2 0.0036 0.3342 83.4 r r T  T  T  Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka temperatur maksimum yang diperbolehkan pada rem di roda depan (salah satu) adalah 233oC , rem belakang 246 oC, selisih maksimum temperatur antar rem belakang dengan depan (R1-R3) adalah 90 oC, antara rem depan kiri dengan depan kanan adalah 69 oC, dan antara rem belakang
kanan dengan kiri adalah 71 oC. Hasil perhitungan temperatur tersebut dihitung ketika sistem pengereman masih berfungsi dengan normal

ABSTRACT
In this research, the assessment of the performance of the brake system based on the rotor disc braking temperatures that exist at each wheel, so that it can be seen whether the brake function works well or not. Where the braking system does not function well as a caliper less gripping will be seen from the hot rotor disc had happened. If the one unit brake is not working then the other unit braking load will increase and can cause overheating. Overheating can cause the brake performance is not functioning optimally due to failure of a material to withstand the heat. Load weight vehicle is varied and braking is done on a straight road and turn with assuming is flat road surface, it is done to find out when the maximum temperature occurs in each brake. Based on the calculation result that a large maximum temperature brake on the front wheel (one) is 222 ° C, the rear brake 239 ° C, the maximum difference of temperature between the rear brakes with the front (R4-R2) is 92oC, between front brakes left with right is 71oC, and between the right rear brakes with the left is 77oC. The maximum temperature and deviation temperature of the brakes are reference brake performance whether still functioning normally or not on the certain vehicle. Temperature detection devices will be developed as an additional alerts brake condition and finally to reduce the risk of vehicle accidents.
"
2016
T46506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Raymond Yonathan
"ABSTRAK
Kecelakaan pada kendaraan sering terjadi karena adanya kegagalan pada sistem pengereman kendaraan tersebut. Investigasi penyebab kegagalan rem memberikan dugaan bahwa kegagalan pada sistem pengereman disebabkan oleh panas yang berlebihan karena gesekan antara elemen rem untuk menahan beban dan kecepatan kendaraan. Tidak berfungsinya sistem pengereman dengan baik seperti kaliper yang kurang menggenggam akan terlihat dari panas yang dihasilkan kampas rem. Jika salah satu unit rem tidak berfungsi, maka beban pengereman dari unit lain akan meningkat dan dapat menyebabkan panas yang berlebihan. Kejadian ini biasa terjadi pada truk tangki yang menyebabkan ledakan. Proyek ini bertujuan untuk menyelidiki penyebab kegagalan sistem pengereman pada truk tangki menggunakan sensor suhu rem. Sensor dapat menganalisis kinerja rem dengan menentukan suhu aman dari rem drum itu sendiri. Sensor akan ditempatkan di tromol pada sumbu 3 dan 4 untuk mendeteksi temperature pengereman. Jika satu rem tidak berfungsi pada suhu aman, sensor akan mengingatkan pengemudi. Dengan menerapkan metode ini, risiko kecelakaan akan berkurang. Penelitian ini selesai dengan mendapatkan hasil temperature maksimum pengereman sebesar 64,065 OC pada sumbu 3 dan 88,426 OC pada sumbu 4 berdasarkan perhitungan analitik dan simulasi. Sebagai kesimpulan, alat yang dikembangkan oleh PT Pertamina Patra Niaga tidak memberikan hasil yang sesuai dengan perhitungan analitik. Oleh karena itu, sensor harus diletakkan lebih dekat ke sepatu rem untuk meberikan hasil yang lebih akurat dalam mengukur temperature pengereman.

ABSTRACT
Vehicle accidents often occur because of a failure in the braking system of the vehicle. Investigating the causes of brake failure suggests that failure in the braking system is caused by excessive heat due to friction between brake elements to withstand the load and speed of the vehicle. Malfunction of braking system, for example a less gripping caliper will be seen from the heat produced by the brake lining. If one of the brake units does not work, the braking load from other units will increase and can cause excessive heat. This incident is common in tank trucks that cause explosions. This project is aimed to investigate the cause of braking system failure in tank truck using brake temperature sensor. The sensor could analyze the brake performance by determining the safe temperature of the drum brake itself. The sensors would be placed at axle 3 and four to detect the braking temperature. If one brake is not functioned on the safe temperature, the sensor would alert the driver. By applying this method, the risk of accident would be reduced. This research is then completed by obtaining maximum braking temperature at 64,065 OC on axle 3 and and 88,426 OC on axle 4 based on analytical calculation and simulation. In conclusion, the equipment developed by PT Pertamina Patra Niaga does not give the exact value of temperature recording if we compare to analytical calculation. Therefore, the sensors should be placed closer to the brake shoe to give more accurate result of temperature measurement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rizal Pratama
"Perancangan ini merupakan perancangan sistem pengereman dari kendaraan listrik roda tiga untuk penyandang tuna daksa. Kendaraan yang dirancang khusus untuk penyandang tuna daksa yang dapat dinaiki kursi roda pada bagian belakang kendaraan sebagai sarana kendaraan dalam kota. Kendaraan membutuhkan sistem pengereman rem servis sebagai penghenti laju kendaraan dan rem parkir sebagai penahan posisi kendaraan saat penumpang naik dan turun kendaraan. Perancangan berfokus pada perancangan menggunakan software Autodesk Inventor dan perhitungan teoritis dari sistem pengereman. Konsep perancangan meliputi perancangan dari sistem rem servis yang bekerja secara terpisah pada kecepatan 25 km/jam dan bobot 200 kg. Rem terpisah memungkinkan pengereman dapat tetap dilakukan apabila salah satu sistem mengalami kerusakan. Perhitungan pengereman statis dengan kemiringan gradient jalan 18% pada rem parkir. Kemudian dilakukan perhitungan kinerja pengereman dinamis pada masing-masing sistem rem pada kondisi normal ketika semua rem berfungsi dan darurat ketika hanya rem depan atau rem belakang atau rem parkir saja yang berfungsi. Perhitungan dengan variasi data kecepatan sebesar 25, 30, 40 km/jam, dan variasi bobot kendaraan 200 kg, 240 kg, 300 kg. Hasil dari data perhitungan dibandingkan dengan standar jarak pengereman untuk menentukan keamanan kinerja sistem rem. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa setiap kondisi pengereman memenuhi standar jarak pengereman yang ditetapkan. Jarak pengereman terpendek dicapai pada kondisi normal sebesar 1,37 m dan jarak terjauh sebesar 20,36 m pada kondisi darurat penggunaan rem parkir. Rem parkir mampu menahan posisi kendaraan pada kemiringan jalan. Performa pengereman dinamis pada kecepatan dan bobot yang dirancang yaitu sistem rem depan mampu menghasilkan gaya pengereman 482,85 N, torsi 39,11 Nm dan daya pengereman 3397,82 W; sistem rem belakang menghasilkan gaya pengereman 1555,7 N, torsi 50,56 Nm dan daya pengereman 8784,96 W; dan sistem rem parkir menghasilkan 559,2 N, torsi  18,17 Nm dan daya pengereman 3157,04 W. Pertambahan jarak pengereman berbanding lurus dengan kecepatan dan bobot kendaraan, dengan pertambahan secara eksponensial. Kemampuan pengereman dinamis berdasarkan jarak diurutkan dari jarak terpendek: pengereman normal, darurat hanya rem belakang, darurat hanya rem depan, darurat rem parkir.

This paper discusses the design of a three-wheeled electric vehicle braking system for disabled people. A vehicle specially designed for people with disabilities as a means of transportation around the city, which they can mount a wheelchair at the back of the vehicle. Vehicles require a service brake braking system to stop the vehicle and a parking brake to hold the vehicle position when passengers get on and off the vehicle. This paper focuses on designing using Autodesk Inventor software and theoretical calculations of the braking system. The design concept includes the design of a service brake system that works independently at a speed of 25 km/h and a weight of 200 kg. Separate brakes allow braking to be carried out if one of the systems is damaged. Calculation of static braking with a road gradient of 18% while on the parking brake. Then the calculation of dynamic braking performance from each brake system under normal conditions when all brakes are functioning properly and emergency condition when only the front brake, or rear brake, or parking brake are functioning. Calculations using variations in speed data of 25, 30, 40 km/hour, and variations in vehicle weight of 200 kg, 240 kg, 300 kg. The results of the calculation data are then compared with standard braking distances to determine the safety of the brake system performance. The calculation results show that each braking condition meets the specified braking distance standards. The shortest braking distance is achieved under normal conditions of 1.37 m and the furthest distance of 20.36 m in emergency conditions using the parking brake. The parking brake can hold the vehicle's position on the slope of the road. Results of the front braking system can produce 482.85 N of braking force, 39.11 Nm of torque, and 3397.82 W of braking power; the rear brake system produces a braking force of 1555.7 N, a torque of 50.56 Nm, and braking power of 8784.96 W; and the parking brake system produces 559.2 N, 18.17 Nm of torque and 3157.04 W of braking power. The increase in braking distance is directly proportional to the speed and weight of the vehicle, with an exponential increase. Braking capability by distance sorted from shortest to furthers normal braking, rear brake only, front brake only, parking brake only."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraeni Pratomo Putri
"ABSTRAK
Skripsi ini berlatar belakang kesadaran saya dalam melihat keterhubungan antara arsitektur dan film sebagai seni spasial, khususnya melihat kedua aspek tersebut dari pandangan Rem Koolhaas. Rem Koolhaas merupakan salah satu arsitek yang memiliki latar belakang sebagai penulis skenario film. Menurut Koolhaas, dalam menulis skenario film dan mengorganisasikan ruang arsitektural memiliki kemiripan karena keduanya membuat hubungan antar adegan/event dalam ruang. Skripsi ini mengangkat isu tentang bagaimana hubungan representasi arsitektur dan film. Skripsi ini bertujuan untuk melihat representasi arsitektur dalam film dan representasi film dalam arsitektur yang Koolhaas aplikasikan dalam prinsip keruangannya. Dalam mengkaji kedua isu tersebut saya menggunakan teori arsitektural, film, dan montase. Studi kasus film yang dikaji adalah Body and Soul (1966) dan Ali: Fear Eats the Soul (1974), sedangkan studi kasus arsitektural yang dikaji adalah Maison à Bordeaux (1994-1998).

ABSTRAK
This thesis is based on my awareness in looking at architecture and film and finding there is a connection between them as a spatial art, especially looking at both aspects from Rem Koolhaas? point of view. Rem Koolhaas is an architect with a background as a scriptwriter. According to Koolhaas, scriptwriting and organizing architectural space both have similarities with each other, because they tend to make a connection between scenes/events in spaces. The main issue of this thesis is to see the connection between representation of architecture and film. This thesis aims to analyze the representation of architecture in film and the representation of film in architecture that Koolhaas uses as his principle of architectural space. To analyze both objectives, i used architecture, film, and montage theories. The movies that i used as case studies are Body and Soul (1966) and Ali: Fear Eats the Soul (1974) to see the theories from film perspective, and then Maison à Bordeaux (1994-1998) became my case study to analyze the theories from architectural perspective.
"
2016
S63623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Zefriansyah
"
ABSTRAK
Forklift sebagai alat pemidah barang pada saat ini telah menjadi salah satu aspek penting sebagai unsur alat produksi suatu industri khususnya industri alat berat. Di negara inipun tingkat kebutuhannya kian meningkat sejalan dengan makin berkembangnya industri yang ada. Sejalan dengan itu pula tingkat kebutuhannya makin bervariasi yang disesuaikan dengan kondisi industrinya.
Pengereman sebagai salah satu komponen pentlng pada forklift perlu memiliki suatu standar pengereman dalam batas yang aman. Dalam skripsi ini akan dibuat suatu dasar penilaian bagi pengereman forklift dengan cara melakukan suatu analisa terhadap karakteristik pengereman forklift jenis Patria PFD-SUT buatan PT. United Tractor yang meliputi analisa komparatif pengereman teoritis dengan aktual melalui suatu loadcell, analisa terkuncinya roda, analisa terangkatnya roda belakang.
Dengan latar belakang dan permasalahan yang telah disebutkan, perlu dilakukan analisa-analisa yang meliputi :
» Penentuan Ietak titik berat forklift dengan dan tanpa beban
» Penentuan gaya pengereman yang aman terhadap forklift
» Penentuan kestabilan dinamis dalam kondisi pengereman berdasarkan pengumpulan data-data teknis dari PT. United Tractor.
Pada bagian akhir skripsi ini akan ditampilkan suatu grafik standar pengereman yang aman yang diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengemudi melalui standar jarak pengereman pada berbagai kecepatan yang sampai saat skripsi ini dibuat belum ada pada standar yang diberikan oleh SAE (Society of Automotive Engineers) untuk forklift.
"
1997
S36762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tira Kurnia Saputri
"Blok rem merupakan salah satu komponen dari sistem pengereman kereta api yang berguna untuk membantu proses pengereman dengan mekanisme kerja berupa sentuhan langsung dengan roda kereta api. Material penyusun blok rem saat ini terbuat dari material besi tuang. Blok rem yang berasal dari material besi tuang memiliki ketahanan dan kekuatan yang relatif sangat rendah yaitu hanya sekitar 1 bulan pemakaian dan mengakibatkan biaya operasional menjadi tinggi. Penelitian sebelumnya telah berhasil membuat material substitusi berupa komposit dengan material Alumunium A356 dan penambahan unsur penguat Al2O3¸namun ternyata material ini masih belum memiliki sifat mekanis yang memenuhi sehingga dilakukan penelitian kembali dengan menambahkan unsur Mg, TiB serta variasi Sr yang berguna untuk meningkatkan ketangguhan material. Material komposit dengan matriks A356 berpenguat Al2O3 sebanyak 10 vol.% dengan menggunakan variasi unsur Sr sebanyak 0, 0,046, 0,050, 0,056, 0,064, dan 0,070 wt.% difabrikasi dengan menggunakan metode pengecoran aduk. Untuk mengkarakterisasi hasil pengecoran dilakukan beberapa pengujian, yaitu pengujian komposisi kimia, pengujian tarik, pengujian kekerasan, pengujian aus, pengujian SEM-EDX dan pengujian XRD. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan unsur Sr sebesar 0,046% dapat menghasilkan kekuatan tarik, kekerasan yang tinggi, laju aus yang rendah. Peningkatan kekuatan ini disebabkan karena adanya mekanisme modifikasi dari fasa Mg2Si baik dalam bentuk primary, atau binary.

Brakeshoe is a component of train braking sytem which is useful to assist the prosest of braking by direct contact with the train wheels. Brakeshoe base material is made by cast iron, and it has a low endurance and strength. Brakeshoe just have 1 month of usage limit, and it can causes higher operation cost. Previous research has managed to make a substitution material of composite material with Aluminum A356 matrix and Al2O3 reinforcement ¸but the result is the composite material still have a low mechanical properties. In this research adding some Mg, TiB and Sr variations in the composite can improve the mechanical properties of composite material. A356 matrix composite materials with Al2O310 vol.% reinforcement with adding variations of Sr element as much as 0, 0,046, 0,050, 0,056, 0,064, and 0,070 wt.% fabricated using stir casting method. Material characterization consisted of chemical composition testing, tensile testing, hardness testing, wear testing, SEM-EDX and XRD. The test results showed that the addition of 0,046% Sr element can produce tensile strength, high hardness, low wear rate. Increase in strength is due to the mechanism of modification of Mg2Si primary, or binary."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agra Syafiquddin Yusuf
"ABSTRAK
Keterangan saksi merupakan salah satu alat bukti yang utama dalam sistem peradilan pidana sehingga dapat dipastikan selalu terdapat pemeriksaan saksi dalam setiap pembuktian perkara pidana. Saksi berfungsi sebagai pihak yang dengan keberadaannya dan keterangannya di dalam sebuah perkara akan membuat terang sebuah perkara. Pera mpasan atas sebuah aset hasil tindak pidana korupsi dewasa ini dapat dilakukan dengan 2 dua pendekatan yaitu penyidikan dan penuntutan secara in personam dan secara in rem. Pendekatan penyidikan dan penuntutan secara in personam menggunakan instrumen pidana dalam melakukan perampasan aset sedangkan in rem akan menggunakan instrumen perdata dalam melakukan perampasan sebuah aset. Terhadap saksi yang dipidana atas asetnya akan menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini ditinjau dengan perspektif penyidikan dan penuntutan in personam dan in rem. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, dengan melakukan studi pustaka terhadap bahan-bahan hukum tertulis.Kata kunci: Keterangan saksi, penyidikan, penuntutan, in personam dan in rem.

ABSTRACT
The statements of witnesses is one of the main evidences in the criminal justice system so that there can always be witnesses in every criminal proceeding. The witness serves as a party whose existence and information in a case will shed a light of the said case. Deprivation of an asset of corruption today can be done with 2 two approaches investigation and prosecution in personam and in rem. In personam investigation and prosecution approach uses criminal instruments in asset deprivation while in rem will use civil instruments in deprivation of an asset. Against the witnesses convicted of his assets will be the subject matter in this study which will be reviewed with perspectives of investigation and prosecution in personam and in rem. This study uses normative juridical research, by studying literature on written legal materials.Keyword The statements of witnesses, investigation, prosecution, in rem and in personam."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>