Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Priska Amelia
Abstrak :
Dalam penggunaan radiofarmaka secara klinis, perlu memperhatikan keamanan dan efektivitas dengan pengujian praklinis dan klinis. Pengujian praklinis bertuujuan untuk mengevaluasi potensi toksisitas pada manusia, sementara pengujian klinis dilakukan untuk memvalidasi hasil translasi estimasi dosis dari hewan ke manusia. Proses pengambilan data biokinetika dalam pengujian klinis melibatkan pengukuran pada beberapa titik waktu, yang disebut sebagai Full Time Point (FTP). Namun, pengumpulan data berkali-kali ini tidak efisien. Untuk mengefisiensikan pengambilan data biokinetika tersebut dapat dengan menggunakan metode Single Time Point (STP), yang hanya mengambil satu titik data biokinetika saja dapat merepresentasikan hasil FTP. Telah banyak penelitian untuk STP. Akan tetapi, belum ada penelitian penyederhanaan protokol dosimetri pada model translasi. Sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat akurasi STP pada model terbaik translasi. Penelitian ini menggunakan radiofarmaka 89Zr-Pembrolizumab dan menerapkan pendekatan Bayesian. Nilai TIACs manusia pada FTP hasil translasi menjadi TIACs referensi terhadap hasil STP. TIACs ginjal manusia untuk FTP pada 89Zr-Pembrolizumab yaitu 5.41E-01 ± 1.42E-02 jam. TIACs ginjal manusia yang diperoleh dari hasil simulasi STP akandievaluasi pada visualisasi kurva yang dihasilkan dan pendekatan relative deviation (RD) terhadap TIACs referensi dan RMSE. RD dikatakan baik jika RD < 10%. Visualisasi kurva pada STP pada time point (TP) 1 hampir presisi terhadap kurva FTP dibandingkan dengan TP 2 – TP 4. Dengan variasi FSD baru metode Jackknife, rata-rata RD pada TP 1 pada organ ginjal manusia yaitu 0.49%, TP 2 yaitu 6.56%, TP 3 yaitu 9.16%, dan TP 4 yaitu 24.8%. Temuan dari penelitian ini dapat mengindikasikan bahwa metode STP dengan pendekatan Bayesian mampu memberikan estimasi yang cukup presisi pada TP 1. ......In the clinical use of radiopharmaceuticals, it is necessary to pay attention to safety and effectiveness with preclinical and clinical testing. Preclinical testing aims to evaluate potential toxicity in humans, while clinical testing is carried out to validate the translational results of dose estimates from animals to humans. The process of capturing biokinetic data in clinical testing involves measurements at multiple points in time, referred to as Full Time Point (FTP). However, collecting data multiple times is inefficient. To make biokinetic data collection more efficient, you can use the Single Time Point (STP) method, which only takes one biokinetic data point to represent the FTP results. There has been a lot of research into STP. However, there has been no research on simplifying dosimetry protocols in translational models. So this research aims to analyze the level of STP accuracy in the best translation model. This study used the radiopharmaceutical 89Zr-Pembrolizumab and applied a Bayesian approach. The value of human TIACs in FTP results is translated into reference TIACs for STP results. Human renal TIACs for FTP on 89Zr-Pembrolizumab were 5.41E-01 ± 1.42E-02 hours. Human kidney TIACs obtained from STP simulation results will be evaluated on the resulting graphic visualization and relative deviation (RD) approach to reference TIACs and RMSE. RD is said to be good if RD < 10%. The graphic visualization on STP at time point (TP) 1 is almost precise on the FTP graph compared to TP 2 – TP 4. With the new FSD variation of the Jackknife method, the average RD at TP 1 in human kidney organs is 0.49%, TP 2 is 6.56 %, TP 3 is 9.16%, and TP 4 is 24.8%. The findings from this research may indicate that the STP method with a Bayesian approach is able to provide fairly precise estimates at TP 1.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Liswantriardi
Abstrak :
Tumor neuroendokrin (NET) adalah salah satu jenis tumor ganas yang dapat diobati menggunakan Peptide Receptor Radionuclide Therapy (PRRT). Metode Sum of Exponential (SOE) adalah sebuah fungsi eksponensial yang menjelaskan farmakokinetik dengan laju peluruhan fisis dan biologis. Data fitting metode SOE dan model Nonlinear Mixed Effect (NLME) membutuhkan computational setting seperti starting value yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan kurva aktivitas yang dihasilkan pada pengaruh pemilihan starting value pada kasus full time point (FTP) dan single time point (STP) menggunakan metode SOE dan model NLME. Penelitian ini terbatas data biokinetik ginjal pada pasien terdiagnosis NETs dan meningioma menggunakan pengobatan PRRT. Proses pengukuran pre-terapi pada 8 pasien menggunakan radiofarmaka 111In-DOTATATE untuk mengetahui biokinetik pasien dengan aktivitas sekitar 140 ± 14 MBq (jumlah total peptida 75 ± 10 nmol) yang diinjeksi secara intravena. Dua tahap dilakukan dalam penelitian ini fitting pada dosimetri FTP dan STP. Fitting FTP menggunakan data biokinetik ginjal pada 5 time point yang berbeda, sedangkan untuk fitting STP hanya pada time point 4 (T4). Parameter yang diestimasi didapat dari fungsi SOE f(t)=A_1 (Ka Ke)/(Ke-Ka) [e^(-(Ka)t)-e^(-(Ke)t) ] terdiri dari absorption rate (Ka), clearance rate (Ke), dan analytical AUC (A_1). Variasi starting value dilakukan untuk seluruh parameter pada STP dengan variasi starting value (STP(v)). Nilai fixed effect pada FTP merupakan sebuah log transformasi. Starting value merupakan hasil eksponensial dari nilai fixed effect. Variasi starting value diberikan dengan pengali dan pembagi dari 1 hingga 10 pada starting value awal. Total fitting yang dilakukan sebanyak 54873 kali dengan FTP sebanyak 1 kali, STP starting value awal (STP(0)) sebanyak 8 kali, dan STP(v) sebanyak 54864 kali. Area Under the Curves (AUCs) yang diperoleh dari hasil simulasi FTP dan STP(0) dievaluasi dengan Relative Deviation (RD). Evaluasi hasil juga dilakukan untuk simulasi STP(v) terhadap FTP. Rata-rata RD STP(0) terhadap FTP untuk organ ginjal sebesar 1.51±0.93%. Sedangkan rata-rata RD STP(v) terhadap FTP untuk organ ginjal sebesar 1.13±1.06%. Kedua evaluasi hasil menunjukkan nilai yang akurat. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan starting value pada fitting STP memberikan pengaruh dan dapat divariasikan dengan threshold parameter Ka (1.67×10^(-3) s.d. 2.79×10^(-5)) h^(-1), parameter Ke (6.29×10^(-2) s.d. 1.05×10^(-3)) h^(-1), dan parameter A_1 (4.00×10^4 s.d. 1.48×10^3) h^(-1). Range data nilai parameter Ka dan Ke sama dan organ ginjal pasien tidak dapat menyerap dan meluruhkan radiofarmaka secara cepat terlihat pada threshold hanya mencapai V5 (×6). ......Neuroendocrine tumor (NET) is a type of malignant tumor that can be treated using Peptide Receptor Radionuclide Therapy (PRRT). The Sum of Exponential (SOE) method is an exponential function that describes pharmacokinetics with physical and biological decay rates. Data fitting of the SOE method and the Nonlinear Mixed Effect (NLME) model requires computational settings such as a good starting value. This study aims to determine the accuracy of the resulting activity curve on the effect of selecting the starting value in the full time point (FTP) and single time point (STP) cases using the SOE method and the NLME model. This study has limited data on renal biokinetics in patients diagnosed with NETs and meningioma using PRRT treatment. The pre-therapy measurement process in 8 patients used the 111In-DOTATATE radiopharmaceutical to determine the biokinetics of patients with an activity of around 140 ± 14 MBq (total peptide amount of 75 ± 10 nmol) which was injected intravenously. Two stages were carried out in this study fitting the FTP and STP dosimetry. The FTP fitting uses kidney biokinetic data at 5 different time points, while the STP fitting uses only at time point 4 (T4). The estimated parameter obtained from the SOE function f(t)=A_1 (Ka Ke)/(Ke-Ka) [e^(-(Ka)t)-e^(-(Ke)t) ] consists of absorption rate (Ka), clearance rate (Ke), and analytical AUC (A_1). Variation of the starting value is carried out for all parameters at STP with a variation of the starting value (STP(v)). The fixed effect value on FTP is a transformation log. The starting value is the exponential result of the fixed effect value. The variation of the starting value is given with a multiplier and divisor from 1 to 10 at the initial starting value. Total fittings were performed 54873 times with FTP 1 time, STP initial starting value (STP(0)) 8 times, and STP(v) 54864 times. Area Under the Curves (AUCs) obtained from FTP and STP(0) simulation results were evaluated with Relative Deviation (RD). Results evaluation was also carried out for STP(v) simulation against FTP. The mean RD STP(0) to FTP for kidney organs was 1.51±0.93%. Meanwhile, the mean RD STP(v) to FTP for kidney organs was 1.13 ± 1.06%. Both outcome evaluations showed accurate values. The conclusion of this study shows that the starting value of the STP fitting has an influence and can be varied with the threshold parameter Ka (1.67×10^(-3) to 2.79×10^(-5)) h^(-1), parameter Ke (6.29×10^(-2) to 1.05×10^(-3)) h^(-1), and parameter A_1 (4.00×10^4 to 1.48×10^3) h^(-1). The data range of Ka and Ke parameter values is the same and the patient's kidney cannot absorb and clearance radiopharmaceuticals quickly, it can be seen that the threshold only reaches V5 (×6).
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Ronggo Wimag Bian
Abstrak :
Penyakit demam berdarah dengue yang disebabkan virus dengue merupakan penyakit yang menjadi risiko pada negara-negara di daerah tropis dan subtropis, dengan kejadian tiap tahunnya mencapai 100 juta kasus. Sampai saat ini belum ditemukan adanya vaksin yang dapat mencegah terjadinya infeksi Olen karena itu diperlukan suatu upaya untuk menemukan obat berupa innibitor yang dapat menghambat enzim-enzim yang berperan pada replikasi virus dengue, salah satunya enzim RNA-dependent RNA polymerase (RdRp), yang berperan dalam penggandaan RNA virus dengue. Peptida dipilin menjadi innibitor yang potensial karena memiliki spesifitas dan aktivitas yang tinggi. Untuk meningkatkan kestabilan, peptida dirancang siklik dengan adanya jembatan disulfida. Peptida yang dirancang menggunakan kombinasi aspartat dan glutamat. Berdasar nasil docking diketahui banwa peptida siklik dengan kombinasi residu CDEEC mempunyai nilai energi ikat yang terendan, yaitu sekitar -10,04 kkal/mol dan nilai Ki sebesar 43,44 nM yang mengindikasikan konformasi terstabil Iigan-enzim, serta memiliki kontak dengan residu enzim dengan jumlan terbanyak yaitu 13 residu.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
14-24-48930552
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Brata Kesawa
Abstrak :
Buku ini berisi kumpulan tulisan dalam bentuk tembang karya beberapa penulis, antara lain: Rd. Ng. Citrawarsita, R. A. Retna Purnama, dan sebagainya.
Kediri: Tan Khoen Swie, 1928
BKL.0899-SS 26
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
152. (hlm.3) Raden Mas Garendi naik tahta di Pathi, bergelar Prabu Kuning; 153. (hlm.12) Ki Surandriya dan Ki Wangsajaya, abdi dalem Gandhek ditawan musuh, kemudian diserahkan ke Betawi; 154. (hlm.15) Patih Natakusuma menjadi Senapati pasukan Kartasura yang menggempur Semarang; 155. (hlm.30) Sinuhun Pakubuwana berdamai lagi dengan kompeni; 156. (hlm.38) Patih Natakusuma kerepotan meladeni kehendak Sunan; 157. (hlm.49) Ketetapan hati Rd. Martapura; 158. (hlm.60) Rd. Mas Garendi bertahta di Pathi berjuluk Prabu Kuning.
Betawi Sentrem: Bale Pustaka;Bale Pustaka, 1941
BKL.0709-SJ 47
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif
Abstrak :
Telah dilakukan sintesis ZnO-Bentonit dengan menggunakan prekursor kompleks [Zn(NH3)4]2+ dan aplikasinya sebagai fotodegradasi Rhodamin B. ZnO-Bentonit disintesis dengan mencampurkan agen pemilar kompleks [Zn(NH3)4]2+ dan bentonit. Larutan kompleks [Zn(NH3)4]2+ dibuat dengan menambahkan NH4OH 1M ke dalam Zn(CH3COOH)2.2H2O 1M. Selanjutnya melalui proses hidrotermal pada suhu 160o C selama 2 jam dan kalsinasi pada suhu 400o C selama 5 jam akan terbentuk ZnO-Bentonit. ZnOBentonit yang terbentuk kemudian dikarakterisasi dengan X-ray Diffractometry (X-RD), Infrared Spectrophotometry (FTIR), X-ray Fluorescense (X-RF), UV/Vis Diffuse Reflectance Spectrophotometry (UVDRS) dan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). ZnO-Bentonit yang terbentuk digunakan sebagai katalis dalam fotodegradasi Rhodamin B menggunakan sinar lampu-UV dengan menambahkan 50 mg ZnO-Bentonit ke dalam 100 mL larutan Rhodamin B 2x10-5M pada beberapa variasi waktu. Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa material ZnO telah berhasil disisipkan pada lapisan interlayer bentonit. Analisis UV-DRS menunjukkan nilai energi bandgap sebesar 3,6 eV; 3,54 eV; dan 3,5 eV untuk masingmasing 5%, 10 %, dan 15% ZnO-Bentonit. Fotodegradasi Rhodamin B menggunakan ZnO-Bentonit memperlihatkan penurunan konsentrasi pada penyinaran lampu-UV selama 180 menit. Berdasarkan data uji aplikasi material 5% ZnO-Bentonit memiliki kemampuan sorpsi dan fotokatalis yang paling baik terhadap degradasi zat warna Rhodamin B.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S30505
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rd. Angga Baja
Abstrak :
Buku ini merupakan terjemahan dari cerita Sunda berjudul Sejarah Seh Abdurahman dan Abdurahim. Kisah diawali dengan gambaran tentang tokoh Seh Ngabdurahman, seorang saudagar yang kaya raya. Cerita diakhiri dengan kisah-kisah Mursid
Batavia: Landsdrukkerij, 1877
BKL.1107-CL 85
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mandrasastra
Abstrak :
Buku Serat Suluk Sandi Prathistha menjelaskan tentang ?Ilmu Sepuh Sajati? yang sesuai dengan rukun Islam 5 perkara. Ditulis oleh Rd. Mandrasastra di Sumber Lawang, Surakarta. Dengan sepengetahuan K. G. P. A. H. Mangkunagara VII, dan K. G. P. A. H. Paku Alam VII, Ngayogyakarta.
Yogyakarta: Mardi Mulya, 1933
BKL.1100-PW 177
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Kurniawan Putra
Abstrak :
Telah dilakukan sintesis CuO-Bentonit dengan menggunakan prekursor kompleks [Cu(NH3)4]2+ dan aplikasinya sebagai fotodegradasi Rhodamin B. CuO-Bentonit disintesis dengan mencampurkan agen pemilar kompleks [Cu(NH3)4]2+ dan bentonit. Larutan kompleks [Cu(NH3)4]2+ dibuat dengan menambahkan NH4OH 1,5 M ke dalam Cu(NO3)2.3H2O 1M. Selanjutnya melalui proses hidrotermal pada suhu 160deg;C selama 2 jam dan kalsinasi pada suhu 400o C selama 5 jam akan terbentuk CuO-Bentonit. CuO-Bentonit yang terbentuk kemudian dikarakterisasi dengan X-ray Diffractometry (X-RD), Infrared Spectrophotometry (FTIR), X-ray Fluorescense (X-RF), UV/Vis Diffuse Reflectance Spectrophotometry (UVDRS), Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) dan Scanning Electron Microscope (SEM). CuO-Bentonit yang terbentuk digunakan sebagai katalis dalam fotodegradasi Rhodamin B menggunakan sinar lampu-UV dengan menambahkan 50 mg CuO-Bentonit ke dalam 100 mL larutan Rhodamin B 2x10-5M pada beberapa variasi waktu. Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa material CuO telah berhasil disisipkan pada lapisan interlayer bentonit. Analisis UV-DRS menunjukkan nilai energi bandgap sebesar 1,31 eV; 1,31 eV; dan 1,28 eV untuk masing masing 15%, 20 %, dan 25% CuO-Bentonit. Fotodegradasi Rhodamin B menggunakan CuO-Bentonit memperlihatkan penurunan konsentrasi pada penyinaran lampu-UV selama 180 menit. Berdasarkan data uji aplikasi material 20% CuO-Bentonit memiliki kemampuan sorpsi dan fotokatalis yang paling baik terhadap degradasi zat warna Rhodamin B. ......It has been synthesized CuO-Bentonite by using precursor [Cu (NH3) 4]2 + and its application as a photodegradation of Rhodamine B. The CuO-Bentonite pillaring agent synthesized by mixing the [Cu(NH3) 4]2 + and bentonite. Solution of complex [Cu(NH3) 4]2 + is made by adding 1.5 M NH4OH in Cu(NO3) 2.3H2O 1 M. Furthermore, through a hydrothermal process at 160deg;C for 2 hours and calcination at 400o C for 5 hours will be formed CuO-Bentonite. CuO-Bentonite is formed and characterized by X-ray Diffractometry (X-RD), Infrared Spectrophotometry (FTIR), X-ray Fluorescense (X-RF), UV/Vis Spectrophotometry Diffuse reflectance (UVDRS), Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) and Scanning Electron Microscope (SEM). CuO-Bentonite is used as a catalyst in the photodegradation of Rhodamine B using UV-light by adding 50 mg of CuO-Bentonite into a 100 mL solution of Rhodamine B 2x10-5 M at some time variation. XRD analysis results showed that the CuO material was successfully inserted into the interlayer of bentonite layer. UV-DRS analysis showed that the bandgap energy of 1.31 eV, 1.31 eV, and 1.28 eV for each of 15%, 20%, and 25% CuO-Bentonite respectively. Photodegradation of Rhodamine B using CuO-Bentonite showed a decline in the concentration of radiation-UV light for 180 minutes. Based on test, 20% CuO-Bentonite has the best sorption capacity and photocatalytic degradation of Rhodamine B.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30716
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rd. Mas Adipati Aria Candranagara
Abstrak :
Buku ini menceritakan perjalanan Rd. Mas Arya Purwa Lalana Ke Surakarta, Pacitan, Madiun, Rembang, Ambarawa, Gunung Jambu, Keresidenan Kedhu, dan Karaton Yogyakarta. Cerita perjalanan tersebut terdiri atas 9 bab.
Batawi: Ogelvi, 1880
BKL.1106-CL 84
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>