Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuniar Sri Hajaraeni
"Tesis ini membahas tingkat kepuasan dari pasien sebagai pengguna jasa layanan Puskesmas di Kabupaten Garut pada Tahun 2009. Puskesmas sebagai institusi pelayanan publik memiliki kewajiban untuk memberikan layanan sesuai dengan standar pelayanan yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan kepada pasien. Pengukuran tingkat kepuasan Pasien Puskesmas di Kabupaten Garut perlu dilakukan untuk mengatahui kondisi eksisting pelayanan kesehatan oleh Puskesmas di Kabupaten Garut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional untuk mendapatkan gambaran kepuasan pasien pada setiap atribut dan dimensi kepuasan. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif pada karakteristik, tingkat harapan dan persepsi serta kepuasan pasien. Selanjutnya dilakukan uji hubungan karakteristik dan dimensi kepuasan terhadap kepuasan pasien dan dilakukan analisis gap pada setiap dimensi dan atribut untuk mendapatkan Indeks kepuasan. Importance Performance Analysis (IPA), dilakukan untuk mendapatkan atribut dan dimensi prioritas perbaikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik pasien (jumlah kunjungan, jenis kelamin, umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan) dengan tingkat kepuasan pasien. Pengujian pada semua Dimensi Kepuasan menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan setiap dimensi kepuasan terhadap kepuasan secara keseluruhan. Hasil analis gap menunjukkan bahwa pada setiap dimensi kepuasan pasien terjadi gap. Gap terkecil ada pada atribut penampilan fisik petugas Puskesmas yaitu -0,33, tetapi secara dimensi kepuasan penilaian kinerja paling tinggi adalah pada dimensi reliability yaitu 0,71. Hasil dari Importance Performance Analysis menunjukkan bahwa atribut yang berhubungan dengan dimensi Empathy memerlukan perhatian untuk perbaikan dengan gap sebesar -0,90. Indeks Kepuasan Pasien Puskesmas diperoleh sebesar 81,74%.
Dari temuan berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Garut untuk untuk membuat strategi peningkatan mutu yang lebih terstruktur dan sistematis dengan memperhatikan faktor-faktor yang menjadi titik lemah atau pada gap yang paling besar dan pengaruh paling kuat. Sehingga skala prioritas perbaikan dapat diperbaiki dengan baik.

This research was finding out the satisfaction of health service in Community Health Center (Puskesmas) at Kabupaten Garut at the end year 2009. The Puskesmas as public service has obligated to serve the community according the Standard Quality of Service to achieve one from the objectives is the satisfaction of the patients. Determining the level satisfaction in Puskesmas is required to be done for finding out the existing conditions of the health service given to the people.
This research was using descriptive survey and cross sectional approach to achieve the complete figure of customer satisfaction at all attributes and satisfaction dimensions. Collected data were analyzed destructively on characteristically of expectation level and satisfaction dimensions. More far, it?s execute a correlation examination between characteristic and satisfaction dimensions to customer satisfaction and did a gap analysis on each dimension and attribute to achieve Satisfaction Index. An Important Performance Analysis is done to get a figure of attribute and dimensions of improvement priority.
The result of this research has shown that there wasn?t a significant correlation between customer characteristic (numbers of visit, gender, age, occupations, educations) with level of patient?s satisfactions. Examination to all satisfaction dimensions has found that there is a significant correlation between on each satisfaction dimensions to customer satisfaction generally. Analysis gap result has shown that the customer has own judgment to physical appearance to staff of Puskesmas at 0.33 point, but according to satisfaction dimensions, the quality of performance is the highest rate on reliability dimensions is 0.71 point. Result of Importance Performance Analysis has shown that related attribute with empathy dimensions needs to be addressed for improving as much as -0.90 point. Satisfaction Index is achieved at 81.74%.
From the figure of the outcomes, the writer is advising to Dinas Kesehatan Kabupaten Garut to plan some strategies actions for improving the Quality of Service systematically and structurally by focusing from weakness points or the biggest gap and the enormous influences to formulate the priority scale of improvement can be done more effectively and efficiently."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Rahmi P.
"Saat ini, departemen HR memiliki peran yang lebih konsultatif dalam mengelola karyawan di dalam organisasi. Fungsi Departemen HR di PT. AI selain sebagai tim pendukung juga sebagai agen perubahan sekaligus partner strategis yang berperan sebagai pendorong kemajuan karyawan dan organisasi. Program HR yang, dijalankan merupakan strategi pengelolaan SDM untuk jangka panjang agar dapat menghadapi perubahan dari waktu ke waktu. Tim di dalamnya dituntut memiliki kompetensi yang sesuai untuk memenuhi peran dan tanggung jawabnya agar program kegiatan HR secara menyeluruh dapat dijalankan dengan bailc. Sebagai agen pemsahaan, hal ini diperlukan agar mereka bisa melakukan perbaikan dan perubahan diri sendiri terlebih dahulu sebelum bcrperan pada perubahan secara luas bagi organisasi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mengembanglcan model kompetensi untuk Departemen HR PT. AI dan melakukan pengukuran kompetensi pemegang jabatan untuk mengetahui profil kompetensi karyawan sehingga dapat mengidentifikasi kesenjangan kompetensinya.
Dalam menyusun kompetensi, digunakan teknik behavioral event interview (BEI) untuk mengetahui critical incident terkait mengenai pekerjaan yang dilakukan. Dari penyusunan model kompetensi, diperoleh 10 so# competency yaitu Analvtical Drinking, Planning Organizing & Monitoring Decision Making, Initiative, Building Trust, Customer Focus, Follow and Develop SOR Communication Skill, Intetpersona1Ski1L dan Strategic & Business Acumen. Sedangkan dari sisi keahlian teknis mengenai HR diperoleh 8 keahlian teknis yaitu Compensation & Beneft, HR I1y'ormation System, HR Strategic Management, Industrial Relation, Organizational Development, Personnel Administration, Recruitment, clan Training & Development. Model kompetensi dilengkapi dengan tingkat kepentingan dan standar minimum tingkat kemahiran kompetensi untuk setiap jabatan. Pengukuran kompetensi dilakukan menggunakan indikator perilaku yang telah disusun dalam model kompetensi, Metode skala rating menggunakan multi-rater dipilih clalam melakukan pengukuran kompetensi pemegang jabatan.

Currently, HR department have a more consultative role in managing employees in the organization. HR Department on PT. AI not only limctions as a support team, but also as agents of change and strategic partners for organization that contribute on employee and organizational development. HR programs have a role as a human resources management strategy for the long term. HR team are expected to have competencies that required to tiilfill they roles and responsibilities, so they can perform well in running all HR programs. Also, as agent of change, they need to improve and change their self before involved on the widespread changes to the organization. Based on that reason, this study develops a competency model for HR Department in PT. AI. This study also conduct employee’s competency assessment to know individual competency profiles so could identified competency gaps of employees.
In developing competency model, behavioral event interview technique (BEI) used to determine critical incident related to the job to identifying competencies. This competency model resulting 10 soft competencies, Anabftical Thinking, Planning Organizing, & Monitoring Decision Making, Initiative, Building Trust, Customer Focus, Follow and Develop SOP, Communication Skill, Interpersonal S/riIL and Strategic & Business Acumen. It also obtain 8 technical skill, Compensation & Benefits; HR ltjormation System, Strategic HR Management, Industrial Relations, Organizational Development, Personnel Administration, Recruitment, and Training & Development. Also, competency model included with an important level and minimum requirement of proficiency level in each competency for all position. Competency assessment conducted using behavioral indicators that are contained in the competency model. A multi-rater scale method is selected to employee’s competency assessment.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34043
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Rahmi P.
"Saat ini, departemen HR memiliki peran yang lebih konsultatif dalam mengelola karyawan di dalam organisasi. Fungsi Depanemen HR di PT. AI selain sebagai tim pendukung juga sebagai agen penxbahan sekaligus partner strategis yang bcrperan sebagai pendorong kemajuan karyawan dan organisasi. Program I-IR yang dijalankan merupakan strategi pengelolaan SDM untuk jangka panjang agar dapat menghadapi perubahan dari waktu ke waktu. Tim di dalamnya dituntut memiliki kompetensi yang sesuai untuk memenuhi peran dan tanggung jawabnya agar program kegiatan HR secara menyeluruh dapat dijalankan dengan baik.
Sebagai agen perusahaan, hal ini diperlukan agar mereka bisa melalcukan perbaikan dan perubahan diri sendiri terlebih dahulu sebelum berperan pada perubahan secara Iuas bagi organisasi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mengembangkan model kompetensi untuk Departemen HR PT. A1 dan melakukan pengukuran kompetensi pemegang jabatan untuk mengetahui profil kompetensi karyawan sehingga dapat mengidentifikasi kesenjangan kompetensinya.
Dalam menyusun kompetensi, digunakan teknik behavioral event interview (BEI) untuk mengetahui critical incident terkait mengenai pekerjaan yang dilakukan. Dari penyusunan model kompetensi, diperoleh 10 sq# competency yaitu Anabttical Thinking Planning Organizing & Monitoring, Decision Making, Initiative, Building T mst, Customer Focus, Follow and Develop S OP, Communication Skill, 1nterpersonalSkilL dan Strategic & Business Acumen.
Sedangkan dari sisi keahlian teknis mengenai HR diperoleh 8 keahlian teknis yaitu Conqnensation & Benefit, HR Information System, HR Strategic Management, Industrial Relation, Organizational Development, Personnel Administration, Recruitment, dan Training & Development. Model kompctcnsi dilengkapi dengan tingkat kepentingan dan standar minimum tingkat kemahiran kompetensi untuk setiap jabatan.
Pengukuran kompetensi dilakukan menggunakan indikator perilalcu yang telah disusun dalam model kompetensi. Metode skala rating menggunakan multi-rater dipilih dalam melakukan pengukuran kompetensi pemegang jabatan.

Currently, HR department have a more consultative role in managing employees in the organization. HR Department on PT. A1 not only functions as a support team, but also as agents of change and strategic partners for organization that contribute on employee and organizational development. HR programs have a role as a human resources management strategy for the long term. HR team are expected to have competencies that required to iiilfill they roles and responsibilities, so they can perform well in running all HR programs. Also, as agent of change, they need to improve and change their self before involved on the widespread changes to the organization. Based on that reason, this study develops a competency model for HR Department in PT. AI. This study also conduct employee’s competency assessment to know individual competency profiles so could identified competency gaps of employees.
In developing competency model, behavioral event interview technique (BEI) used to determine critical incident related to the job to identifying competencies. This competency model resulting 10 soft competencies, Anabftical Drinking, Planning Organizing & Monitoring Decision Making, Initiative, Building Trust, Customer Focus, Follow and Develop SOP, Communication Skill, Interpersonal Skill and Strategic & Business Acumen. It also obtain 8 technical skill, Compensation & Benefits, HR Information System, Strategic HR Management, Industrial Relations, Organizational Development, Personnel Administration, Recruitment, and Training & Development. Also, competency model included with an important level and minimum requirement of proficiency level in each competency for all position.
Competency assessment conducted using behavioral indicators that are contained in the competency model. A multi-rater scale method is selected to employee’s competency assessment.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34152
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Monika Handojono
"The literature shows that leniency has negative impact on employee performance and firm
productivity. However, there has been limited empirical research of how to mitigate the bias. This
study examines if leniency is mitigateable by availability of subjective evaluation criteria and
group rater. Using experimental method with sixty-nine undergraduate students as subjects, we
find that process within group is effective to reduce individual subjective rating, even when there
was no subjective criteria. However, we find group rating does not have effect on rating accuracy.
Additionally, consistent with general assumption of leniency, we find that inflated rating is affected
by altruistic traits of raters. With the inherent limitations associated with experimental method,
our finding suggests that, in order to have subjective rating accurately, firm should promote sound
rating process by defining more relevant criteria to complement the evaluation process.
Abstrak
Literatur menunjukkan bahwa bias kemurahan hati berdampak negatif terhadap kinerja karyawan
dan produktivitas perusahaan. Meskipun demikian, hanya terdapat sedikit penelitian empiris
mengenai cara memitigasi bias ini. Penelitian ini menguji apakah bias kemurahan hati dapat
dimitigasi melalui ketersediaan kriteria evaluasi subjektif dan penggunaan grup penilai. Dengan
menggunakan pendekatan eksperimen yang diikuti oleh 69 mahasiswa S1 sebagai subjek, kami
menemukan bahwa proses yang terjadi dalam grup efektif untuk menurunkan penilaian kinerja
subjektif yang diberikan secara individual, bahkan ketika tidak tersedia kriteria subjektif. Namun,
kami juga menemukan bahwa kriteria subjektif tidak berpengaruh terhadap keakuratan penilaian
kinerja. Selain itu, konsisten dengan asumsi umum mengenai bias kemurahan hati, kami menemukan
bahwa penilaian kinerja yang ditinggikan dipengaruhi oleh kepribadian altruistis penilai. Dengan
berbagai keterbatasan yang melekat pada desain eksperimen, temuan kami menyarankan bahwa
untuk menghasilkan penilaian kinerja subjektif yang akurat, perusahaan harus mendorong proses
penilaian yang lebih baik melalui penetapan kriteria yang lebih relevan dalam mendukung proses
evaluasi kinerja."
Politeknik Negeri Ambon, 2014
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria
"esis ini bertujuan untuk mengetahui kesahihan dan keandalan Eating and Drinking Ability Classification System (EDACS) versi Bahasa Indonesia pada anak Palsi serebral. EDACS diterjemahkan dan diadaptasi kultural ke dalam Bahasa Indonesia menggunakan metode FACIT (Functional Assessment of Chronic Illness Therapy). Kesepakatan antar rater terapis wicara dan dokter ketika menggunakan EDACS dinilai menggunakan koefisien Kappa. Sebanyak 30 anak dengan Palsi serebral (usia rata-rata 6 tahun, SD 3,2 tahun, kisaran 3-16 tahun) diklasifikasikan kemampuan makan dan minumnya dengan EDACS. Hasil reabilitas inter rater terapis wicara menunjukkan tingkat kesepakatan yang sangat kuat (tingkat EDACS, k=0.871) dan kuat (tingkat pendampingan k=0.80). Reliabilitas inter rater dokter menunjukkan tingkat kesepakatan yang kuat (tingkat EDACS, k=0.703; tingkat pendampingan, k= 0.788. Keeratan kesepakatan inter rater terapis wicara dan dokter untuk tingkat EDACS dan tingkat pendampingan adalah sangat kuat ( k =0.828 dan k =0.895). Kesimpulan dari penelitian ini adalah EDACS versi bahasa Indonesia sahih dan andal digunakan oleh dokter dan terapis bahasa wicara dalam mengklasifikasikan kemampuan fungsional makan dan minum pada anak Palsi serebral.

.This thesis aims to determine the validity and reliability of the Indonesian version of the Eating and Drinking Ability Classification System (EDACS) in children with cerebral palsy. EDACS was translated and culturally adapted into Bahasa Indonesia using the FACIT (Functional Assessment of Chronic Illness Therapy) method. Agreement between speech therapist and medical doctor raters when using EDACS was assessed by Kappa coefficient. A total of 30 children with cerebral palsy (mean age 6 years, SD 3.2 years, range 3-16 years) had their ability to eat and drink classified using EDACS. The speech therapist inter-rater reliability results showed a very strong agreement (EDACS level, κ=0.871) and strong agreement (EDACS level of assistance κ=0.80). The inter-rater reliability of medical doctors showed a strong agreement (EDACS level, κ=0.703; EDACS level of assistance, κ= 0.788). The agreement between speech therapists and medical doctors for EDACS level and level of assistance is very strong (κ =0.828 and κ =0.895). The conclusion of this study is the Indonesian version of EDACS is valid and reliable to be used by medical doctors and speech therapists in classifying functional eating and drinking abilities in children with cerebral palsy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library