Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johan Hasan
"Ketika kapitalisme tampak sebagai satu-satunya paradigma ekonomi yang unggul saat ini, dinyatakan sebut saja Robert Heilbroner, Peter Berger, Francis Fukuyama, justru di sini semakin relevan telaah kritis terhadapnya. Gerak hidup sebagai pencarian terbaik tetap perlu diusahakan karena meningkatnya tantangan permasalahan seperti: kelaparan, pengrusakan dan pencemaran alam, penindasan ekonomi dan sebagainya.
Tesis bertolak dari pemikiran filsuf sekaligus novelis Ayn Rand yang membela sistem kapitalisme. Secara radikal dan komprehensif. Ia membongkar kesaiahan asumsi dasar yang dilabelisasi begitu saja terhadap kapitalisme. Dengan membela kepentingan manusia, Rand justru mengunggulkan individualisme di atas kolektivisme, egoisme di atas altruisme. Baginya justru sosialismelah yang menindas dan mengeksploitasi manusia dan menghancurkan ruang kreatif manusia rasional. Kapitalisme memungkinkan pemisahan antara ekonomi dan negara, dan menjadikannya lawan dari negara-negara absolut.
Sebagai pisau bedah terhadap pemikiran Rand diajukan Karl Marx dan Habermas. Melalui Marx kita menangkap perubahan fungsi uang yang tidak dilihat oleh Rand. Marx juga berusaha meramalkan kejatuhan kapitalisme dengan krisisnya. Akan tetapi, Habermas memperbaiki ramalan kejatuhan kapitalisme Marx menjadi suatu hipotetis yang lebih kritis. Habermas justru menunjukkan kekhawatiran pada krisis legitimasi dan motivasi daripada krisis ekonomi dan krisis rasionalitas. Nilai-nilai dan legitimasilah yang semakin terkikis klaim kapitalisme lanjut (late-capitalism).
Dengan mengembalikannya pada hakikat manusia, maka Hannah Arendt menunjukkan perlunya ruang publik dan private. Melalui skema Hampden-Turner dan Trompenaars, pendamaian ketegangan paradigma individualisme-komunitarianisme diajukan. Analisis Game reuty menunjukkan kepentingan tidak selalu bersifat antagonistik dan dapat mencapai keuntungan bersama dalam sistem non-zero sum game. Amitai Etzioni menunjukkan peranan penting komitmen moral dalam pasar. Faktor lain yang dapat mentransformasi kapitalisme menuju sistem yang lebih humanis ditunjukkan oleh Robert Putnam dan Fukuyama dengan adanya modal sosial (social capital). Persoalannya siapa yang menjadi agen perubahan tanpa mengabaikan kekhawatiran Rand terhadap kekuasaan negara? Di sini justru tantangan civil society akan semakin besar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-2320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Patricia Winny Gracia
"Clustering merupakan metode untuk mengidentifikasi kelompok natural pada data berdasarkan ukuran kemiripan seperti jarak Eucledian. Clustering bertujuan untuk mengelompokkan data, dengan kriteria observasi yang berada dalam satu klaster memiliki tingkat kemiripan yang sangat signifikan, sedangkan observasi yang berada dalam cluster yang berbeda, memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Pada tahun 2021, Chowdhury, Bhattacharyya, & Kalita mengembangkan metode User-Input-Free Density-Based Clustering (UIFDBC) berdasarkan dari metode density-based clustering yang telah ada sebelumnya. Seperti namanya, metode UIFDBC ini tidak memerlukan input dari pengguna untuk menemukan cluster. Maka dari itu, metode UIFDBC ini berhasil menjawab permasalahan metode clustering sebelumnya yang bergantung pada input dari pengguna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas lebih dalam terkait metode User-Input-Free Density-Based Clustering (UIFDBC), menerapkan metode UIFDBC pada data real, yaitu data konsumen kartu kredit untuk melakukan segmentasi konsumen, serta mengkaji performa metode ini pada data yang mengandung missing values di dalamnya. Dari hasil penelitian, metode UIFDBC berhasil diterapkan pada data konsumen kartu kredit, dan diperoleh sebanyak delapan cluster pengguna, dimana setiap cluster memiliki karakteristik masing-masing. Selain itu, dari hasil pengkajian metode UIFDBC terhadap data dengan missing values diketahui bahwa performa metode UIFDBC dinilai cukup baik untuk proporsi missing values ≤ 5%. Namun perlu menjadi catatan bahwa data hasil dari setiap iterasi akan bersifat acak, dikarenakan metode UIFDBC sangat bergantung pada densitas data, sedangkan densitas data bergantung pada missing values yang mana dibangkitkan secara acak sepenuhnya.

Clustering is a method to identify natural groups in data based on similarity measures such as Eucledian distance. Clustering aims to group data, with the criteria for observations in one cluster having a very significant level of similarity, while observations in different clusters have very significant differences. In 2021, Chowdhury, Bhattacharyya, & Kalita developed the User-Input-Free Density-Based Clustering (UIFDBC) method based on the previous density-based clustering method. As the name suggests, this UIFDBC method does not require input from the user to find the cluster. Therefore, this UIFDBC method has succeeded in answering the problems of the previous clustering method which depended on input from the user. The purpose of this study is to discuss more deeply the User-Input-Free Density-Based Clustering (UIFDBC) method, to apply the UIFDBC method to real data, namely credit card consumer data to segment consumers, and to examine the performance of this method on data containing missing values in it. From the results of the study, the UIFDBC method was successfully applied to credit card consumer data, and obtained as many as eight user clusters, where each cluster has its own characteristics. In addition, from the results of the study of the UIFDBC method on data with missing values, it is known that the performance of the UIFDBC method is considered quite good for the proportion of missing values ≤ 5%. However, it should be noted that the resulting data from each iteration will be random, because the UIFDBC method is very dependent on data density, while data density depends on missing values which are generated completely randomly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Permadi Hodoyo Junramdlan
"Simulasi ini diawali dengan melakukan pembangkitan cipering key sebagai syarat untuk melakukan enkripsi data informasi. Untuk pembangkitan ciphering key pada komunikasi GSM, digunakanlah algoritma A8 yang akan melakukan seluruh komputasi data Ki dan RAND yang dibutuhkan. Setelah itu, ciphering key yang telah diperoleh akan diproses oleh algoritma A5 dengan tujuan mengacak informasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52308
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldine Immanuel Tangyong
"Clustering merupakan salah satu metode pengolahan data yang bekerja dengan mengelompokkan objek-objek yang memiliki kemiripan ke dalam beberapa kelompok. Salah satu metode dari clustering adalah metode Ordering Points to Identify the Clustering Structure (OPTICS) yang adalah metode turunan dari metode Density Based Spatial Clustering of Application with Noise (DBSCAN). DBSCAN memiliki dua parameter, yaitu epsilon dan MinPts. Parameter ini mengakibatkan DBSCAN kurang bisa beradaptasi terhadap variasi densitas data. Karena itu, OPTICS hadir untuk mengatasi masalah tersebut dengan parameter core distance dan reachability distance. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji metode OPTICS dan menerapkannya pada data sintetis dengan missing value serta pada data real, dengan data yang digunakan adalah data Socio-Economic dengan 167 observasi. Dari hasil pengkajian diketahui bahwa jika suatu data memiliki proporsi missing value lebih dari 15%, maka nilai akurasi dianggap tidak baik. Selanjutnya, dilakukan penerapan terhadap data Socio-Economic dan diperoleh 3 cluster. Cluster 1 memiliki jumlah anggota terbanyak dan cenderung memiliki skor terendah pada banyak variabel dibanding cluster lainnya dan dapat dilihat bahwa anggota dari cluster 1 banyak terdiri dari negara-negara berkembang. Cluster 2 cenderung memiliki skor tertinggi dan negara-negara di cluster 2 merupakan negara-negara maju. Cluster 3 banyak berisi negara campuran, baik negara berkembang maupun negara maju.

Clustering is a data processing technique that works by grouping objects that have similarities into different groups. One method of clustering is the Ordering Points to Identify the Clustering Structure (OPTICS) method, a derivative method of the Density Based Spatial Clustering of Application with Noise (DBSCAN) method. DBSCAN has two kinds of parameters, epsilon and MinPts. These parameters cause DBSCAN to not be able to adapt fully to arbitrary data forms. Therefore, OPTICS is here to solve this problem with the parameters of core distance and reachability distance. The purpose of this study is to examine the OPTICS method and apply it to synthetic with missing value and real data, using the Socio-Economic data with 167 observations. We can conclude that if a data has a missing value proportion of more than 15%, then the accuracy value is considered not good. Furthermore, the Socio-Economic data was applied and obtained 3 clusters. Cluster 1 has the largest number of members and have the lowest scores on many variables, which consists mostly of developing countries. Cluster 2 tends to have the highest score whereas most coming from developed countries. Cluster 3 contains many mixed countries, both developing and developed countries."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Indah Rahmawati
"Hollywood is now starting to present morally gray characters who are neither good nor evil. In this trend, the audience might have difficulty determining the ethical principles of characters as they would commonly perform crimes and justify their crimes as something normal and fair. One of the films that present this is Cruella (2021), which is a remake of Disney classic 101 Dalmanation. This research studies the film Cruella (2021) to understand Estella’s morality, whether she is morally good or evil. The research applies Ayn Rand’s concept of 'virtues of selfishness' to determine Estella’s morality, which believes that humans rationally prioritize their lives as it is their responsibility to do so. It is necessary for their survival responsibility. The research applies textual analysis where I analyzed the dialogue, character's actions, and mise-en-scene elements in the film such as costume and lighting. This research concludes that Estella is a virtuous character, and this contests the popular opinion that views Estella as a villain.

Hollywood is now starting to present morally gray characters who are neither good nor evil. In this trend, the audience might have difficulty determining the ethical principles of characters as they would commonly perform crimes and justify their crimes as something normal and fair. One of the films that present this is Cruella (2021), which is a remake of Disney classic 101 Dalmanation. This research studies the film Cruella (2021) to understand Estella’s morality, whether she is morally good or evil. The research applies Ayn Rand’s concept of 'virtues of selfishness' to determine Estella’s morality, which believes that humans rationally prioritize their lives as it is their responsibility to do so. It is necessary for their survival responsibility. The research applies textual analysis where I analyzed the dialogue, character's actions, and mise-en-scene elements in the film such as costume and lighting. This research concludes that Estella is a virtuous character, and this contests the popular opinion that views Estella as a villain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Putra Tawakal
"Penelitian ini berusaha memperbandingkan kekuatan argumentasi keadilan Ayn Rand dan John Rawls, dengan asumsi superioritas argumen Randian. Pembacaan Obyektivis terhadap teori Rawls akan mengungkap kesesatan-kesesatan yang ada dalam penalaran keadilan Rawisian, dalam kcrangka realistis dan dalam kerangka hipotetis Rawlsian sendiri. Selain berusaha mcnunjukkan kelemahan-kelemahan nalar Rawisian dalam sorotan Obyektivisme, penelitian ini juga berusaha menunjukkan bagaimana Obyektivisme merespon aspirasi etis Rawisian akan keadilan dalam hubungan antar manusia dengan segala kesenjangan yang ada diantara manusia. Penelitian ini berusaha menyuntikkan realita ke dalam konstruksi prinsip keadilan Rawlsian dalarn rangka menggugat prinsip-prinsip keadilan politik yang dicapai serta merevisi aspirasinya dengan koreksi dari etika Obyektivisme. Sasarannya adalah mencapai suatu pemahaman akan keadilan politis yang realistis namun juga dapat dipahami secara publik serta terbukti tidak dibiaskan oleh partikularitas manapun dalam cakrawala identitas manusia.

This research attempts to compare the soundness of Ayn Rand's and John Rawls's argumentations of justice, with the assumption of Randian argument's superiority. Objectivist reading on Rawls's theory will reveal the fallacies within Rawisian reasoning of justice, within realistic frame and Rawls's own hypothetical frame. Other than attempting to show the weaknesses of Rawlsian reason under Objectivist scrutiny, this research also tries to show how Objectivism responds Rawlsian ethical aspiration of justice in human relationships with all the inequalities in between. This research tries to inject reality into the construction of Rawlsian principle of justice in order to raise objection against the principles of political justice that were arrived at and to revise its aspiration with correction from the ethics of Objectivism. The aim is to reach an understanding of political justice which is realistic but can also be publicly understood and proven to be unbiased by any particularity in human identities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16089
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library