Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathurrohim
"Latar belakang: Dari 36,9 juta orang yang terinfeksi oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada akhir tahun 2018 di seluruh dunia, terdapat sekitar 1-2 juta yang terinfeksi HIV-2. Meskipun HIV-2 kurang patogen dibandingkan dengan HIV-1, misdiagnosis infeksi HIV-2 dapat menyebabkan kegagalan pengobatan yang berujung pada perkembangan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Diagnostik yang akurat diperlukan untuk menentukan apakah suatu individu telah terinfeksi HIV-1, HIV-2 atau koinfeksi HIV-1 dan HIV-2. Metode: Penelitian ini menggunakan DNA sintetik penyandi antigen rekombinan gp125-gp36 HIV-2 yang bersifat immunodominan, lestari, telah dioptimasi kodon untuk sistem ekspresi E. coli, dan telah dianalisis struktur sekunder mRNAnya. DNA sintetik diklona ke plasmid pQE80L untuk diekspresikan, kemudian dipurifikasi menggunakan kromatografi afinitas Ni-NTA. Antigen rekombinan kemudian diuji reaktivitasnya dengan antibodi anti-HIV-2, serta 7 serum positif HIV-1, HBV, HCV, dan serum normal.
Hasil: Gen sintetik berhasil dikonstruksi pada plasmid pQE80L dan dapat diekspresikan dengan induksi 0,1 mM IPTG selama 4 jam. Antigen rekombinan terpurifikasi secra optimal pada kondisi denature dengan pH elusi 4,5. Selanjutnya, hasil uji reaktivitas menunjukkan hasil reaktif untuk antibodi anti HIV-2 dan tidak tidak reaktif untuk 7 sampel serum positif HBV, HCV, dan serum normal. Sedangkan untuk serum positif HV-1, terdapat hasil reaktif pada sampel serum nomor 3 yang diduga disebabkan oleh protein kontaminan dari E. coli.
Kesimpulan: Antigen rekombinan gp125-gp36 HIV-2 untuk deteksi antibodi anti-HIV-2 telah berhasil dikembangkan, akan tetapi perlu dilakukan optimasi lebih lanjut untuk mendapatkan antigen rekombinan yang benar-benar murni.

Background: From 36.9 million people worldwide infected by the Human Immunodeficiency Virus (HIV) at the end of 2018, 1-2 million are infected by HIV-2. Although HIV-2 is less patogenic than HIV-1, misdiagnostic of HIV-2 infection could effect to treatment failure which leads to development of Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Accurately diagnostic is required to ascertain whether an individual has been infected HIV-1, HIV-2, or HIV-1 and HIV-2 co-infection.
Method: This study used immunodominant and sustainable synthetic DNA encoding of recombinant antigen gp125-gp36 HIV-2 which was optimized by codon for E. coli expression system, and analyzed the secondary structure of its mRNA. Synthetic DNA was cloned to the pQE80L plasmid to be expressed, purrifyed using Ni-NTA affinity chromatography. Recombinant antigen therefore was verified for reactivity by anti-HIV-2 antibodies and 7 positive serum of HIV-1, HBC, HCV, and normal serum.
Result: The synthetic gene was succesfully constructed on pQE80L plasmid and able to be expressed by induction of 0.1 mM IPTG for 4 hours. Recombinant antigen was optimally purified in denature conditions due to elusion pH of 4.5. Furthermore, the reactivity test revealed reactive result for anti HIV-2 antibodies and unreactive to 7 positive sample serum of HBC, HCV, and normal serum. While positive serum HIV-1 demonstrate a reactive result in sample serum number 3 supposed causing by protein contaminants from E. Coli. Conclusion: Recombinant antigen gp125-gp36 HIV-2 for the detection anti HIV-2 antibodies has been succesfully developed, however further optimization is required in case to obtain truly pure recombinant antigens.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Hadi Astuti
"ABSTRAK
Bentonit merupakan salah satu jenis lempung yang telah banyak diketahui
manfaatnya. Cadangan bentonit di Indonesia sebesar ± 380 juta ton merupakan
aset potensial yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Salah satu
pemanfaatan bentonit adalah dalam bentuk organoclay. Organoclay adalah
bentonit yang telah diberi surfaktan agar sifat bentonit yang semula hidrofilik
menjadi organofilik, perubahan sifat ini adalah hasil dari penggantian kation
anorganik pada bentonit dengan kation organik surfaktan. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat organoclay yang bahan bakunya berasal dari bentonit
alam Indonesia. Agar bisa menjadi bahan baku organoclay bentonit harus
dipurifikasi dulu dari berbagai pengotor yang terdapat bersamanya di alam.
Purifikasi yang dilakukan meliputi penghilangan karbonat, pengurangan kadar
besi, pengurangan materi organik dan pemisahan mineral pengotor dengan
pengendapan. Setelah dipurifikasi kemudian bentonit dipadukan dengan
surfaktan kationik jenis amonium kuarterner. Surfaktan yang digunakan adalah
alkildimetilbenzil amonium klorida (ADBA) dan di(hydrogenatedtallow)dimetil
amonium klorida (DTDA). Dari hasil pengujian, organoclay menggunakan
surfaktan DTDA lebih baik karena mempunyai d-spacing yang cukup tinggi
sebesar 2,58 nm dan stabil terhadap pemanasan
(suhu awal degradasi 279,950C)."
Lengkap +
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], [2005;2005;2005;2005;2005, 2005]
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komalasari Dewi
"Salah satu pemanfaatan bentonit adalah untuk penjernihan minyak dalam proses pemurnian minyak kelapa sawit (curah). Untuk memperoleh daya pemucatan yang maksimum diperlukan suatu kondisi optimum. Peningkatan kualitas daya serap, meliputi purifikasi (penghilangan karbonat, pengurangan kadar besi, pengurangan materi organik, serta fraksionasi) dan dilanjutkan dengan aktivasi (asam dan pemanasan). Variasi konsentrasi H2SO4 yang digunakan sebesar 0,8 M; 1,0 M; dan 1,2 M. Bentonit yang telah diberi perlakuan dikarakterisasi dengan XRD, XRF, dan FTIR. Analisis data XRD digunakan untuk mengetahui perubahan struktur pada kristal bentonit, XRF untuk mengetahui komposisi unsur, dan FTIR untuk mengetahui gugus fungsi. Berdasarkan hasil pengujian dan karakterisasi diperoleh efektivitas adsorpsi bentonit purifikasi sebesar 42,82%, raw bentonit sebesar 54,32%, bentonit tanpa purifikasi dan diaktivasi 0,8 M sebesar 63,29%, bentonit tanpa purifikasi dan diaktivasi 1,0 M sebesar 85,81%, bentonit tanpa purifikasi dan diaktivasi 1,2 M sebesar 79,69%."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S30631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Faisal Asqhor
"Artikel ini menginvestigasi arsitektur yang mendukung proses purifikasi dalam suatu konteks lingkungan. Proses purifikasi dalam arsitektur kerap terbatas pada pembahasan akan skin atau kulit bangunan yang mendefinisikan batasan antara inside dan outside. Tulisan ini mengangkat bagaimana proses purifikasi dalam arsitektur dapat hadir bukan hanya dari batasannya melainkan sebagai sistem menyeluruh yang membentuk permeabilitas yang menghubungkan antara ruang dalam dan luar. Pemahaman akan sistem tersebut erat terhadap pandangan ekologis yang memahami bagaimana antar organisme saling terkait dalam menciptakan purifikasi di dalam ruangnya, sehingga berpotensi mendukung pandangan baru dalam menciptakan arsitektur yang hadir sebagai sistem purifikasi. Purifikasi ekologi merupakan suatu bentuk sistem yang terjadi secara alami terjadi melalui material yang terbentuk secara organik di dalam lingkungan sehingga mampu menciptakan respon terhadap substansi yang tidak diinginkan. Melalui studi literatur, tulisan ini mengidentifikasi bagaimana konfigurasi material yang terbentuk secara organik dari berbagai macam organisme menciptakan subsistem dalam proses purifikasi. Pemahaman akan konfigurasi tersebut kemudian dieksplorasi lebih lanjut melalui studi berbagai macam organisme yang berada di sepuluh halaman rumah yang berbeda-beda. Studi tersebut kemudian mengolah berbagai konfigurasi yang hadir menjadi basis arsitektur purifikasi, membentuk program ruang yang dapat mengolah substansi yang ada sehingga terjadi adaptasi antara ruang dalam dan luar.

This article investigates architecture that supports the process of purification in an environmental context. The discussion of purification process in architecture is often limited in the discussion of skin that defines the boundary between inside and outside. This paper highlights that the process of purification in architecture is not limited on its boundary but rather exists as an integrated system that forms a connection between the inside and outside. Such understanding of system is closely related to other views on ecology of how inter-organisms create purification in their space so that this paper potentially contribute in developing architecture that exists as a purifying system. Ecological purification is a system that naturally occurs through materials that are formed organically in the environment so as to respond towards unwanted substances. Through a literature study, this article identifies the different composition of organically formed materials from a wide variety of organisms that create sub-systems in the purification process. It has an architectural skin position associated with purification that actually produces a complex system in processing existing substances.This understanding will be explored further through case studies of ten different dwelling interfaces.This study will then develop different configuration of organic materials so as to create a synthesis of systems that can be implemented as an architectural design program that generates adaptation between the outside and inside environments."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deka Larasati
"Penggunaan antibodi poliklonal dalam sis tern pondeteksi antigen P24 HIV- 1 layak untuk dipertimbangkan mengingat variasi susunan epitop P24 pada berbagai subtipe HIV -I berpotensi mengaldbatksn kegagalan pengenalan epitop oleh antibndi monoklonal. Antibodi poliklonal yang dipero!eh melalui induksi dengan antigen rekombinan berpotensi bereaksi seeara non spesifik terhadap protein kontaminan yang terdapat dalam sediaan antigen rekombinan sehingga dapat berpengaruh pada spesifisitas sistem pendeteksi antigen.
Pada penelitian sebelumnya diperoleh informasi mengenai reaksi non spesifik serum anti P24 HIV -I poliklonal yang dihasilkan melalui imunisasi kelinci, khnsusnya terhadap antigen E.coli dan Bovine Serum Albumin (BSA). Oleh ksrena penelitian ini, maka diteliti efek purifikssi dengan kromatografi afinitas dalam menghilangkan reaktivitas non spesifik antara serum anti P24 dengan E.coli dan BSA. Dampak ini dinilai dengan menggunakan teknik sandwich Enzyme Linked Immunoassay (ELISA).
Purifikasi dilaknkan dengan menggunakan dua kolom kromatografi afinitas dengan ligan E.coli pada kolom pertama dan ligan P24 rekombinan HIV-1 pada kolom kedua CnBr -.sepharose digunakan sebagai matriks. Proses elusi menggunakan glycine HCI, pH 2,7. Eluen basil purifikasi dikonfirmasi dengan teknik SDS PAGE, western blot dan sandwich ELISA pendeteksi antigen P24 HIV -I. Pada SDS PAGE terbentuk pita an tara berat molekul 45-116 kDa yang menunjukkan pita antibodi. Pada uji western blot terdapat pita spesifik protein P24 rekombinan H!V -! dan tidak muncul pita non spesiflk terhadnp E.ooli. Sedangkan pada uji sandwich ELISA, eluen menunjukkan nilai abwrbansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol negatif, dan terdapat penurunan nilai absorbansi dibandingkan dengan sistem laripa antibodi yang dipurifikasi. Nilai absorbansi cluen juga tidak menunjukkan hasil yang berbeda dengan kontrol negatif jika direaksikan dengan antigen E.coli. Namun reaktifitas non spesiflk e]uen dengan BSA pacta sistem sandwich ELISA tidak berbeda dengan reaktifitas serum prepuriflkasi. Pada uji western blot dan sandwich ELISA diperoleh pula informasi yang menunjukkan adanya reaksi non spesifik antara antibedi anti-kelinci yang digunakan dengan protein E.eo!L
Puriflkasi antibedi dengan menggunakan metode kromatografi afmitas telah berhasil dilaknkan dengan kondisi optimal pemurnian dan telah diperoleh eluen yang mengandung antibodi terhadap P24 rekombinan HIV -1 yang tidak bereaksi dengan protein E.coli Reagensia yang digunakan dalam sistem pendeteksi berpotensi menimbulkan ikatan non spesiflk yang dapat mengganggu nilai absorbansi sehingga sebelum digunakan harus dinilai kelayakannya untuk digunakan dalam sistem diagnostik tertentu.

Polyclonal antibody may be important to be considered in sandwich ELISA which detected HIV-1 P24 due tO the existing variations in P24 epitope structure. Variations in epitope structure has the potential to produce false negative result in serologic diagnostic system that utilize monoclonal antibody. Polyclonal antibody induced by recombinant antigen could exhibit non specific reaction due to the presence of coniaminanl in antigen preparation that originates from the host used for expression of the recombinant antigen.
In the previous research, we have already known that our polycional antibody in P24 H!V recombinant immunized rabbit serum had non specific reaction with E. coli protein and Bovine Serum Albumin (BSA) in sandwich ELISA system for detecting HIV-1 P24 recombinant protein. This was the ma}or reason to purifY the antibody with affinity chromatography. Our goal war to reduce the non specific reaction. We used sandwich Enzyme Linked Immunoassay (ELISA) to see the effect of purification.
We used two columns affinity chromatography with different ligand in each column and CnBr sepharose as solid support. The first column utilized E.coli protein as ligand and the second one used HIV-1 P24 recombinant protein. We used glycine HCI, pH 2, 7 to elute antibody from qfflnity chromatography column. Eluen from the second column was coNfirmed with SDS PAGE, western blot and sandwich ELISA. SDS PAGE followed by comassie blue staining showed specific bands between 45-116 kDa molecular weight, which were interpreted as heavy and light chain fragments of antibody. Purified antibody in the second eluen was shown to be reactive with HIV-1 P24 recombinant protein but not E. coli protein by western blot analysis. There was a decline in the absorbance when eluen was used as detection antibody in sandwich ELISA system, compared with the system that utilized pre purified antibody. We also observed there was non specific reaction between the components in sandwich ELISA for detection of H/V-1 P24 recombinant antigen, in that we found the antibody against anti- rabbit JgG which was used in sandwich ELISA system had non specific reaction with E,cali protein.
We concluded that we gained optimal condition in polyclonal antibody purification to reduce non specific reaction between polyclonal antibody to HW-1 P24 recombinant antigen with E.coli protein. Reagents which used in our sandwich ELISA system potentially Caused non specific reaction so we have to consider their application."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32808
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Nurliana
"Bentonit merupakan adsorben alumino pilosilikat, yang pada umumnya merupakan lempung tidak murni dan penyusun komponen utamanya adalah montmorillonit. Salah satu pemanfaatan bentonit adalah untuk penjernihan atau pemucatan minyak dalam proses pemurnlan minyak kelapa sawlt. Sebagian besar dari cadangan bentonit yang ditemukan di Indonesia adalah jenis bentonit kalsium dengan kualitas daya serap yang rendah, untuk menaikkan kualitas daya serap bentonit perlu adanya proses purifikasi untuk menghilangkan pengotor-pengotor mineral dan pertukaran kation agar terbentuk Na Bentonit dan dilanjutkan dengan aktivasi pada bentonit. Purifikasi yang dilakukan meliputi penghilangan karbons t,MiLiK pibpostakaak fmjpa pengurangan kadar besi, pengurangan materi organik dan fraksiohaSi:: ?— Kemudian dilanjutkan dengan proses aktivasi dengan asam mineral, asam yang digunakan untuk aktivasi bentonit adalah asam sulfat 0,2 M ; 0,6 M dan 1 M. Perubahan yang terjadi pada bentonit saat mendapatkan perlakuan purifikasi dan aktivasi dianalisa dengan XRF dan XRD. Bentonit hasil purifikasi dan aktivasi akan diujikan terhadap minyak kelapa sawit (CPO)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aini Merdekawati
"Minyak goreng saat ini merupakan salah satu kebutuhan utama pangan bagi masyarakat Indonesia. Hampir semua jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat luas menggunakan minyak goreng yang berfungsi sebagai penambah rasa pada makanan.
Minyak goreng yang diteliti pada penelitian ini adalah minyak curah dan minyak jelantah. Bentonit yang diaktivasi dengan asam klorida pada penelitian ini digunakan untuk mengabsorpsi pengotor ? pengotor yang terdapat pada minyak curah dan minyak jelantah. Tetapi bentonit terlebih dahulu di purifikasi dengan menggunakan metode Tributh-Lagaly. Metode Tributh-Lagaly meliputi proses tiga tahap yaitu : menghilangkan karbonat, mengurangi kadar besi, dan mengurangi materi organik. Setelah itu bentonit diaktivasi dengan asam klorida dan dapat diaplikasikan untuk pemurnian minyak curah dan minyak jelantah.
Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui hasil dari purifikasi bentonit dengan tiga alat uji yaitu: XRD, XRF, dan FTIR. Dengan alat uji XRD kita dapat mengetahui struktur montmorillonit dari bentonit, XRF digunakan untuk mengetahui komposisi senyawa dan unsur yang terdapat di dalam struktur montmorillonit dan FTIR digunakan untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat pada bentonit.
Uji kualitas minyak meliputi sifat ? sifat kimia yang terdapat pada minyak curah dan minyak jelantah. Uji kualitas minyak yang dilakukan meliputi: Uji kadar asam lemak bebas, uji bilangan peroksida, uji bilangan Iod, dan uji bilangan penyabunan.
Uji kualitas minyak meliputi sifat ? sifat kimia yang terdapat pada minyak curah dan minyak jelantah. Uji kualitas minyak yang dilakukan meliputi: Uji kadar asam lemak bebas, uji bilangan peroksida, uji bilangan Iod, dan uji bilangan penyabunan."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S30661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifah Mefi Balushi
"Skenario produksi minyak yang dilakukan Dewan Energi Nasional pada 2050 menunjukan tren penurunan, terutama dipengaruhi oleh rendahnya kegiatan eksplorasi migas dan tingkat keberhasilan eksplorasi yang dilakukan oleh perusahaan minyak Oleh karena itu, DME dapat digunakan sebagai alternatif sumber energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pada pabrik purifikasi DME, umpan diseparasi menghasilkan DME murni dengan konsentrasi 99%. Untuk menjalankan proses ini dalam keadaan optimal, maka diperlukan pengendali. Penelitian mengenai pengendali pada proses ini sudah pernah dilakukan, namun masih menggunakan model dengan pendekatan FOPDT sehingga orde proses masih tidak sesuai dengan aktualnya. Model Auto-Regressive eXogenous merupakan model yang menggambarkan hubungan antara data masukan dengan data keluaran berdasarkan metode least-square sehingga sederhana dan fleksibel serta estimasinya mendekati dengan nilai sebenarnya. Penggunaan model ARX dapat digunakan secara luas seperti pada penggunaan energi, pabrik kimia, dan kilang minyak sejak tahun 1980-an. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan identifikasi model ARX pada pengendali MMPC serta melakukan verifikasi model dan menganalisis kinerja dari MMPC tersebut. Hasilnya didapatkan model ARX proses dan model ARX gangguan memiliki tingkat ketepatan dengan data sebesar 93-99% dan 70-97% dengan nilai RMSE 39-99% lebih kecil dari model FOPDT. Kinerja dari MMPC dengan parameter pengendalian terbaik yaitu T=5, P=20, dan M=20 menghasilkan peningkatan nilai IAE dan ISE sebesar 18-99.99% pada perubahan set point namun belum optimal dalam mengatasi gangguan pada suhu keluaran pendingin dan suhu kolom dengan nilai IAE dan ISE yang tinggi dan tidak menunjukkan peningkatan.

Oil production scenario carried out by the National Energy Council in 2050 shows a decreased trend, mainly influenced by low oil and gas exploration activities and the success rate of exploration activities carried out by oil companies. Therefore, DME can be used as an alternative energy source that is more environmentally friendly and sustainable. In the DME purification plant, the feed was separated to produce pure DME with a concentration of 99%. To run this process in optimal conditions, a controller is needed. Research on controllers in this process has been carried out, but still uses FOPDT model approach so the process order is still not in accordance with the actual order. Auto-Regressive eXogenous model is a model that describes the relationship between input and output data based on least-square method so the estimate close to the actual value. The application of ARX model can be widely used such as in energy uses, chemical plants, and oil refineries since 1980s. Therefore, this study identifies ARX model on the MMPC controller as well as verifying the model and analyzing its performance. The result obtained that the process ARX model and the disturbance ARX model have fit percentage with data reach 93-99% and 70-97% with RMSE value 39-99% smaller than FOPDT model. The performance of MMPC with best control parameters T=5, P=20, and M=20 has improved IAE and ISE value with 18-99.99% when set point changed but still not optimal for controlling disturbance in cooler output temperature and column temperature with a high IAE and ISE value and not showing improvement."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zamaya Pramestidiani
"Pencemaran udara dalam ruang merupakan permasalahan yang cukup serius dan lebih membahayakan kesehatan akibat banyaknya masyarakat yang beraktivitas di dalam ruangan dalam waktu yang lama sehingga intensitas paparannya menjadi jauh lebih tinggi. Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas udara adalah dengan menggunakan alat purifikasi udara yang dapat mendegradasi polutan secara efektif  melalui proses fotokatalisis terkombinasi dalam satu alat yang memiliki desain minimalis dan mudah digunakan. Kerangka dari alat purifikasi udara pada penelitian ini dibuat dengan menggunakan papan-papan akrilik dengan memiliki sekat-sekat untuk meletakkan komponen dari alat berupa blower untuk mensirkulasi udara masuk-keluar alat, generator plasma ion negatif untuk memecah polutan menjadi bentuk yang tidak berbahaya, serta membersihkan partikulat yang masih tersisa, media penyangga berupa kain filter dan karbon aktif berbentuk honeycomb yang dilapisi katalis komersil berwujud aerosol dan dilengkapi lampu UV-C sebagai sumber foton bagi proses fotokatalisis. Hasil karakterisasi SEM-EDS dan XRD menunjukkan bahwa katalis yang digunakan mengandung TiO2, Karbon, dan Besi-Kobalt. Kemudian dari karakterisasi UV-Vis DRS didapatkan band-gap energy katalis yang digunakan adalah 3.28 eV. Berdasarkan hasil pengujian degradasi polutan asap rokok, didapat kombinasi proses dengan hasil terbaik untuk purifikasi udara yaitu kombinasi antara proses fotokatalisis dengan menggunakan penyangga katalis berupa karbon aktif, lampu UV-C, dan plasma ion yang berhasil mendegradasi konsentrasi CO sebanyak 30.77%, TVOC sebanyak 90.51%, HCHO sebanyak 89.93%, PM 2.5 sebanyak 97.80%, dan PM 10 sebanyak 97.20% dalam waktu 120 menit.

Indoor air pollution is a significant concern, posing serious health risks due to prolonged exposure for people who spend a considerable amount of time indoors. One effective approach to improve air quality is by using an air purification device that can degrade pollutants through a combined photocatalytic process within a single, user-friendly, and minimalist design. The air purifier framework in this study was constructed using acrylic boards with compartments to house various components, including blowers for air circulation, negative ion plasma generators to break down pollutants into harmless forms and clean residual particulates, and filter media such as cloth filters and honeycomb-shaped activated carbon coated with a commercial aerosol catalyst. The device also includes a UV-C lamp as a photon source for the photocatalysis process. SEM-EDS and XRD characterizations revealed that the catalyst used contains TiO2, carbon, and iron-cobalt. Additionally, UV-Vis DRS characterization determined the band-gap energy of the catalyst to be 3.28 eV. Based on the pollutant degradation tests using cigarette smoke, the optimal combination for air purification was found to be the photocatalytic process using activated carbon as the catalyst support, a UV-C lamp, and plasma ions. This combination successfully degraded CO concentrations by 30.77%, TVOCs by 90.51%, HCHO by 89.93%, PM 2.5 by 97.80%, and PM 10 by 97.20% within 120 minutes."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dannisya Alzura
"Produksi industri pakaian di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 15,29 persen. Hal ini dapat meningkatkan risiko kerusakan lingkungan akibat limbah pewarna tekstil. Pewarna tekstil bersenyawa Azo yang digunakan industri-industri tekstil adalah limbah yang sulit terurai dan pada kadar tertentu bersifat karsinogenik (Chung K. T., 2016). Diperlukan suatu cara untuk mengolah limbah perwarna tekstil. Salah satu caranya adalah memanfaatkan mikroorganisme yang menghasilkan enzim ligninolitik. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan fraksi enzim mangan peroksidase dari kultur jamur termofilik dengan purifikasi menggunakan ammonium sulfat dan kromatografi penukar anion untuk proses dekolorisasi limbah pewarna tekstil. Isolat jamur dari penelitian sebelumnya diremajakan kembali di media Potato Dextrose Agar + filtrat daun nanas. Kultivasi kultur dilakukan di campuran media Potato Dextrose Broth, serbuk daun nanas, dan trace element. Fraksi enzim MnP didapatkan dari fraksinasi dengan ammonium sulfat pada saturasi 65% dan didialisis dengan alat MW cut-off 8000-14000 Da dan enzim MnP murni dari purifikasi dengan kromatografi penukar anion menggunakan DEAE Cellulose. Hasil menunjukkan bahwa, uji aktivitas enzim dan aktivitas speksifik Enzim MnP dari purifikasi dengan ammonium sulfat sebesar 1,008 U/mL dan 48,956 U/mg ; purifikasi dengan DEAE Cellulose sebesar 1,061 U/mL dan 51,497 U/mg. Dekolorisasi limbah pewarna tekstil dilakukan di suhu 50°C, selama 144 jam, pH 5,5, dan konsentrasi enzim-substrat sebesar 1:1.

The production of the clothing industry in Indonesia experienced significant growth of 15.29 percent (Ministry of Industry, 2019). This can increase the risk of environmental damage due to textile dye waste. Azo compound textile dyes used by textile industries are waste that is difficult to decompose and to some extent carcinogenic (Chung K. T., 2016). A method is needed to process textile dye waste. One way is to utilize microorganisms that produce ligninolytic enzymes. The purpose of this study is  to obtain the fraction of Manganese peroxidase Enzyme from thermophilic mushroom culture by purification using ammonium sulphate and anion exchange chromatography for the decolorization process of textile dye waste. Fungal isolates from previous studies (Anas, 2022) were rejuvenated in Potato Dextrose Agar + pineapple leaf filtrate media. Culture cultivation was carried out in a mixture of Potato Dextrose Broth media, pineapple leaf powder, and trace elements.The MnP enzyme  fraction was obtained from fractionation with ammonium sulfate at 65% saturation and dialysis with MW cut-off 8000-14000 Da and pure MnP enzyme from purification by anion exchange chromatography using DEAE Cellulose. The results showed that the test of enzyme activity and spective activity of MnP Enzyme from purification with ammonium sulfate  of 1.008 U/mL and 48.956 U/mg; purification  DEAE Cellulose of 1.061 U/mL and 51.497 U/mg. Decolorization of textile dye waste was carried out at 50°C, for 144 hours, pH 5.5, and enzyme-substrate concentration of 1:1."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>