Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tery Astyaningsih
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2010
S5339
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Syamtasiyah Ahyat
Abstrak :
ABSTRAK
Sejak zaman Kerajaan Pajajaran, dengan pelabuhannya Sunda Kelapa, pulau-pulau di kepuiauan Seribu sudah menarik perhatian para pedagang yang akan menuju ke pelabuhan Sunda Kelapa untuk ternpat singgah atau beristirahat, misalnya untuk memperhaiki kapal, perahu, mengambil air tawar can sebagainya Kemudian Juqa pada zaman VOC, pulau- pulau yang terdekat dengan pelabuhan Batavia dijadikan tempat untuk memperbaiki kapal-kapal mereka, bahkan juga dijadikan pertahanan mereka dengan mendirikan benteng-benteng di sana. Selanjutnya pada masa Pemerintanan Hindia Belanda, pulau-puIau di kepulauan Seribu tetap difungsikan. Daerah-daerah kepulapan Seribu dijadikan wilayah Afdeeling Stad en Voorsteden van Batavia gang dikepalai oleh Asisten Residen.

Saat kini Daarah Kepulauan Seribu merupakan wilagah Jakarta-Utara, dengan penduduknya menyebar di berbagai pulau dari kepulauan Seribu, misal di pulau Pangqang, Pramuka. Tidunq, Kelapa, Kelapa ll, Untung Jawa. Dengan penduduknya terdiri dari berbagai suku di Indonesia, khususnya suku Bugis dan Mandar. Pulau-pulau ini sejak abad ke-19 sudah dihuni oleh berbagai penduduk dari seluruh Indonesia.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Eurika Putri Andita
Abstrak :
Penyediaan air melalui Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di Kelurahan Pulau Panggang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dimulai pembangunannya pada tahun 2018. Pada tahun 2019 diserahkan pengelolaannya kepada PAM Jaya. Penyediaan air seringkali harus di ikuti dengan subsidi karena kemampuan dan/atau kesediaan membayar masyarakat yang rendah. Hal inipun terjadi dengan penyediaan air dengan sistem SWRO. Saat ini masih diberlakukan tarif subsidi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI  Jakarta Nomor 57 Tahun 2021 tentang Tarif Air PAM Jaya. Penelitian ini bertujuan menganalisis kesediaan untuk membayar (WTP) masyarakat di Kelurahan Pulau Panggang terhadap penyediaan air SWRO. Metode pelaksanaan kegiatan dimulai dengan observasi dan wawancara kepada instansi terkait. Juga dilakukan penyebaran kuesioner kepada 110 masyarakat yang yang dalam 3 (tiga) bulan terakhir secara rutin menggunakan SWRO. Hal ini bertujuan agar dapat memberikan gambaran dari sebuah populasi. Saat ini masyarakat masih belum optimal dalam menggunakan SWRO. Kebutuhan harian masih dipenuhi oleh penyediaan dari sumur, penmapungan air hujan dan BWRO. Nilai rata-rata WTP SWRO sebesar Rp.1.368,349. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pendapatan rumah tangga, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan. Faktor pendapatan rumah tangga dan tingkat pendidikan berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai WTP. Faktor jenis pekerjaan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai WTP. ...... Water supply through Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) in Panggang Island Subdistrict by the DKI Jakarta Provincial Government began construction in 2018. In 2019, management was handed over to PAM Jaya. Water supply often has to be accompanied by subsidies because the community's ability and/or willingness to pay is low. This also happens with water supply using the SWRO system. Currently, subsidy rates are still being applied as stated in DKI Jakarta Governor Regulation Number 57 of 2021 concerning PAM Jaya Water Tariffs. This research aims to analyze the willingness to pay (WTP) of the community in Panggang Island Subdistrict for the provision of SWRO water. The method of implementing activities begins with observation and interviews with related agencies. Questionnaires were also distributed to 110 people who had regularly used SWRO in the last 3 (three) months. This aims to provide an overview of a population. Currently, people are still not optimal in using SWRO. Daily needs are still met by provision from wells, rainwater storage and BWRO. The average SWRO WTP value is IDR 1,368,349. The influencing factors are household income, type of work and level of education. Household income and education level factors have a significant positive effect on the WTP value. The type of job factor has a significant negative effect on the WTP value.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas epifiton daun Enhalus acoroides (L.f.) Royle di padang lamun perairan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu pada tanggal 7--8 Maret 2008. Pengambilan sampel daun Enhalus acoroides dilakukan dengan metode purposive random sampling di 12 substasiun penelitian. Sampel epifiton pada permukaan daun Enhalus acoroides diambil dengan metode kerok (scraping method), lalu dicacah dengan metode subsampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi fito-epifiton yang diperoleh sebanyak 3 kelas 44 marga, sedangkan komposisi zoo-epifiton sebanyak 8 filum 10 kelas. Coscinodiscus dan Nematoda merupakan epifiton yang paling dominan di lokasi penelitian. Rerata indeks keanekaragaman fito-epifiton sebesar 1,82, sedangkan zoo-epifiton sebesar 1,72. Nilai indeks kemerataan fito-epifiton tergolong cukup merata (0,53), sedangkan zoo-epifiton tergolong hampir merata (0,81). Nilai indeks kesamaan fito-epifiton dan zoo-epifiton di lokasi penelitian tergolong tinggi, yaitu 0,73 dan 0,67. Sebaran epifiton menunjukkan pola yang mengelompok.
Universitas Indonesia, 2008
S31504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syafiq Rifat
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan bentuk-bentuk mikroplastik yang terakumulasi pada air dan sedimen, menganalisis dan membandingkan jumlah kelimpahan mikroplastik pada saluran pencernaan bulu babi Diadema setosum yang diambil dari Gugusan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pengamblan sampel air, sedimen dilakukan bedasarkan tiga titik mengelilingi pulau dan sampel bulu babi Diadema setosum dilakukan dari 10 lokasi berbeda mengelilingi pulau. Sampel air sebanyak 20 liter disaring dengan plankton net 300 µ, sampel sedimen sebanyak 200 gram dikeringkan menggunakan oven, dan saluran pencernaan bulu babi di larutkan menggunakan HNO3 65%. Semua sampel dijenuhkan dengan larutan NaCl agar partikel mikroplastik mengapung di permukaan. Setiap sampel diambil sebanyak 1 ml, kemudian diletakan di kamar hitung Sedgewick rafter untuk diamati dibawah mikroskop dan dihitung bedasarkan jenis mikroplastik yang ditemukan. Hasil penelitian menunjukan kelimpahan mikroplastik paling tinggi pada Pulau Panggang sejumlah 148,00 partikel L-1 pada air, 217.100 partikel kg-1 pada sedimen, dan 1.264,00 partikel ind-1 pada saluran pencernaan bulu babi. Disusul oleh Pulau Pramuka dengan kelimpahan mikroplastik sejumlah 132,67 partikel L-1 pada air, 136.800 partikel kg-1 pada sedimen, dan 1.082,7 partikel ind-1 pada saluran pencernaan bulu babi.. Jumlah kelimpahan mikroplastik terendah ada pada Pulau Semak Daun sejumlah 92,67 partikel L-1 pada air, 121.066 partikel kg-1 pada sedimen, dan 923,33 partikel ind-1 pada saluran pencernaan bulu babi. Terdapat perbedaan yang signifikan jumlah kelimpahan mikroplastik pada sampel saluran pencernaan bulu babi pada Pulau Panggang, Pulau Pramuka, dan Pulau Semak Daun. ......This study aims to analyze the abundance of forms of microplastics that accumulate in water and sediment, analyze and compare the abundance of microplastics in the digestive tract ofsea ​​urchins Diadema setosum taken from the Pramuka Island Cluster, Seribu Islands, Jakarta. Water and sediment samples were taken from three points around the island and samples ofsea ​​urchins were Diadema setosum taken from 10 different locations around the island. A 20 liter water sample was filtered with a plankton net of 300 , a sediment sample of 200 grams was dried using an oven, and the digestive tract of sea urchins was dissolved using 65% HNO3. All samples were saturated with NaCl solution so that the microplastic particles floated on the surface. Each sample was taken as much as 1 ml, then placed in thecounting room Sedgewick rafter to be observed under a microscope and calculated based on the type of microplastic found. The results showed that the highest abundance of microplastics was on Panggang Island with 148.00 L-1 particles in water, 217,100 kg-1 particles in sediment, and 1,264,00 ind-1 particles in the digestive tract of sea urchins. Followed by Pramuka Island with an abundance of microplastics of 132.67 L-particles1 in water, 136,800 kg-particles1 in sediments, and 1,082.7 ind-particles1 in the digestive tract of sea urchins.. The lowest abundance of microplastics was found on Pulau Semak Daun with 92.67 particles L-1 in water, 121,066 particles kg-1 in sediments, and 923.33 particles ind-1 in the digestive tract of sea urchins. There were significant differences in the abundance of microplastics in the digestive tract samples of sea urchins on Panggang Island, Pramuka Island, and Semak Daun Island.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library