Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Doddy Sumaryono
Abstrak :
ABSTRAK
Upaya mempertahankan gigi adalah suatu tindakan yang mengutamakan tindakan penambalan dari pada pencabutan, pada gigi yang terkena penyakit karies gigi.

Manfaat tindakan penambalan gigi adalah (1) mencegah penjalaran penyakit karies, (2) mengembalikan bentuk anatomis gigi, (3) mengembalikan fungsi gigi yaitu untuk mastikasi, estetik dan fonetik, (4) mengurangi resiko hilangnya gigi asli oleh karena tindakan pencabutan, (5) mengurangi biaya untuk pemulihan kesehatan gigi (misalnya: biaya untuk pembuatan prothesa, bridge) sehingga dapat menekan ekonomi biaya tinggi pada masyarakat, (6) memberikan perasaan tenang dan hidup enak oleh karena tidak terganggu oleh sakit gigi sehingga dapat berkonsentrasi penuh dalam tugas sehari-hari, baik sebagai karyawan naupun pelajar dan sebagainya.

Pada pelayanan medik gigi di Puskesmas (1988) secara nasional tampak masih rendah, dimana didapatkan ratio Tambal : Cabut = 1 : 6 . Ratio Tambal : Cabut di DKI Jakarta {1988 /1989) dengan 5 Kodya-nya berkisar dari 1 : 1 s/d 1 : 3,6 dan didapat angka rata-rata = 1 : 2,5 per Kodya. Proporsi tambal di DKI Jaya adalah 1/3,5 = 28,57 = 29 2.

Target Pelita IV menurut Direktorat Kesehatan Gigi, ratio Tambal : Cabut = 1 : 1 , berarti Proporsi tambal = ½ = 0,50 = 50 % , dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Upaya mempertahankan gigi di DKI masih rendah dan masih perlu ditingkatkan lagi agar target Pelita IV dapat dicapai.

2. Perlu dilakukan penelitian upaya mempertahankan gigi untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi rendahnya upaya mempertahankan gigi.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh faktor: tenaga Dokter Gigi, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan penderita yang berobat gigi terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas.

Penelitian dilakukan di 6 Puskesmas DKI Jakarta dengan melibatkan 17 orang Dokter Gigi pada bulan Mel s/d Juni 1991 dengan 409 responden sebagai sample. Responden adalah penderita yang berobat gigi di Puskesmas. Pengendalian sampel dilakukan pada umur dan jumlah kunjungan, umur dibatasi minimal 8 tahun dan jumlah kunjungan adalah minimal kunjungan ke-dua.

Hasil penelitian upaya mempertahankan gigi dengan mempergunakan ukuran ?performed treatment need" yaitu dengan membandingkan. F/DMF-T, didapatkan hasil upaya mempertahankan gigi baik (0,50 - 1,00) = 20,8 % dan upaya mempertahankan gigi kurang baik (0,00 - 0,49) = 79,2 %.

Hasil analisis dengan uji statistik Chi Square dan analisis regresi dengan MLR (Multiple Logistic Regression) didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ditemukan adanya pengaruh faktor tenaga Dokter Gigi, khususnya peminatan spesialisasi kedokteran gigi terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas DKI 1991.

2. Tidak ditemukan adanya pengaruh faktor ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan gigi, khususnya alat rontgen dan alat endodontik terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas DKI1991.

3. Ditemukan adanya pengaruh faktor pada penderita yang berobat gigi di Puskesmas, khususnya status karies DHF-T, status ekonomi (kategori tinggi), status kebersihan mulut OHI-S (kategori sedang) terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas DKI, 1991.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binawati Hadikusuma
Abstrak :
ABSTRAK Dari hasil Supas 1985 diketahui angka kematian bayi masih cukup tinggi yaitu 70 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini secara umum masih cukup tinggi walaupun telah menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sejak tahun 1984 Pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan "Kesehatan Bagi Semua Orang Pada Tahun 2000" telah mengembangkan suatu pendekatan baru yang disebut Keterpaduan KB-Kes. Pendekatan ini didasarkan pada keterpaduan 5 program prioritas yang meliputi program KIA, KB, Gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Keterpaduan ini telah dilaksanakan secara luas dan merupakan kegiatan yang dikenal sebagai posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Hampir di semua tempat, pelaksanaan posyandu tidak berjalan seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyaknya hambatan-hambatan yang bila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan kegiatan tersebut. Di Kelurahan Penjaringan khususnya di daerah binaan Atma Jaya pelaksanaan program secara umum dapat dikatakan cukup lancar meskipun ada hambatan-hambatan yang masih dirasakan. Beberapa hambatan yang dirasakan antara lain kehadiran kader, pencatatan dan pelaporan, ketidakhadiran ibu balita serta rendahnya cakupan, hasil kegiatan dan pencapaian program. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-faktor kader dan faktor pengelolaan dengan penggunaan posyandu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan mengadakan wawancara dan uji ketrampilan pada semua kader di Kelurahan Penjaringan serta mendapatkan data sekunder tentang jumlah balita dan pencatatan pelaporan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi drop out kader semakin rendah penggunaan posyandu. Kesimpulan lain yang didapat yaitu semakin sedikit jumlah balita semakin tinggi penggunaan posyandu. Untuk meningkatkan penggunaan posyandu di Kelurahan Penjaringan disarankan jumlah posyandu diperbanyak, jumlah kader ditambah, pemberian penghargaan pada kader, bimbingan dan pelatihan dari petugas puskesmas/dokter ditingkatkan bagi para kader yang tergolong pengetahuan/ ketrampilan kurang.
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hermiyanti Junizarman
Abstrak :
ABSTRAK
Pelayanan antenatal merupakan suatu kegiatan penting dalam upaya peningkatan kesehatan ibu hamil. Pelayanan antenatal dilaksanakan melalui sarana pelayanan kesehatan antara lain posyandu dan puskesmas. Dalam kebijaksanaan upaya peningkatan kesehatan ibu hamil Repelita V ini diutamakan pelayanan antenatal melalui posyandu disamping melalui puskesmas dan dukungan rujukannya, pada,kenyataannya saat ini cakupan ibu hamil di posyandu masih rendah bila dibandingkan dengan cakupan di puskesmas. Tentunya banyak faktor yang berhubungan dengan cakupan tersebut, namun sejauh ini faktor-faktor tersebut belum diketahui.

Adanya gambaran tentang hubungan antara faktor-faktor pada ibu hamil dengan kunjungan baru antenatal pada posyandu dan puskesmas serta adanya informasi tentang perbedaan faktor-faktor tersebut, merupakan tujuan umum dari gambaran mengenai hubungan dan adanya perbedaan faktor-faktor pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pekerjaan suami, pengetahuan ibu, sikap ibu, serta persepsi ibu terhadap faktor tenaga pelayanan, persepsi ibu terhadap jenis pelayanan, persepsi ibu terhadap ketersediaan peralatan dan persepsi ibu terhadap jarak lokasi pelayanan, dengan kunjungan baru antenatal di posyandu dan puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

Hasil penelitian adalah didapatnya gambaran tentang hubungan dan informasi perbedaan faktor-faktor pada ibu hamil dengan kunjungan baru antenatal pada posyandu dan puskesmas yakni faktor pendidikan ibu, pekerjaan suami, pengetahuan ibu, sikap ibu, persepsi ibu terhadap jarak puskesmas, persepsi ibu terhadap ketersediaan peralatan antenatal posyandu, dan persepsi ibu terhadap jenis pelayanan antenatal posyandu.

Saran yang diberikan, perlu peningkatan pengetahuan ibu hamil dengan mengaktifkan kegiatan Kelompok Peminat KIA (KP-KIA); peningkatan penggunaan pelayanan antenatal di posyandu antara lain dengan penajaman sasaran sesuai segmentasinya; peningkatan mutu pelayanan antenatal di posyandu melalui peningkatan penyuluhan, penyediaan kelengkapan peralatan yang diperlukan, pemeriksaan kehamilan secara benar oleh petugas kesehatan yang datang ke posyandu atau dukun bayi terlatih yang ditempatkan di posyandu, dan peningkatan penggerakkan peran serta BKIA swasta, Rumah Bersalin swasta, Bidan praktek swasta dalam upaya pembinaan posyandu; serta perlu adanya pengembangan dan penyebar luasan komunikasi, informasi dan motivasi tentang kesehatan ibu hamil, pelayanan antenatal di posyandu khususnya dan KIA umumnya baik melalui jalur formal maupun nonformal.

Akhirnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain diluar faktor-faktor yang telah diteliti.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nurdati
Abstrak :
Rumah sakit merupakan salah satu sumber air buangan yang patut mendapat perhatian. Rumah sakit adalah suatu lingkungan yang merupakan sistim yang sangat komplek. Di dalam lingkungan rumah sakit yang semakin berkembang ternyata terdapat banyak permasalahan kesehatan lingkungan, apabila sejak sekarang tidak mulai dipikirkan aspek penyehatan lingkungannya.

Sanitasi rumah sakit memberikan perhatian pada hubungan antara kesehatan manusia dengan lingkungan rumah sakit. Salah satu dari sanitasi rumah sakit yang perlu mendapat perhatian adalah pembuangan limbah rumah sakit.

Limbah rumah sakit ada 2 macam, toksik dan non toksik. Limbah rumah sakit, khususnya limbah yang bersifat infectious dan toksik apabila tidak dikelola dengan baik akan memperbesar bahaya kesehatan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.

Sistim saluran pembuangan buangan cair dari rumah sakit PGI CIKINI ada 2 macam, yaitu semua kotoran cair ditampung dalam septic tank, sedang air kotor masuk ke saluran terbuka tanpa pengolahan terlebih dahulu dibuang ke badan air, hal ini jelas merupakan sumber pencemaran lingkungan.

Penelitian ini merupakan survey analitik, pengamatan cross sectional dengan pengambilan data primer. Data diambil dari pengambilan sampel air di 3 titik lokasi, yaitu bagian hulu outlet limbah, limbah rumah sakit, bagian hilir outlet limbah di badan air. Dalam penelitian ini digunakan analisa data dengan uji statistik ANOVA TWO WAY.

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dari parameter kualitas fisik, kimia, biologi badan air dan limbah yang diteliti, ada yang dapat dijadikan indikator determinant pencemaran limbah rumah sakit, yaitu: POD, COD. Ammonia, Chlorida, TSS, Kekeruhan, Coliform, dan Fecal Coliform. Dan dari hasil penelitian ini ternyata dapat diketahui bahwa badan air penerima bagian hulu, sebelum terkena limbah rumah sakit, kualitasnya sudah menurun, tidak sesuai lagi dengan baku mutu yang berlaku, yaitu baku mutu badan air golongan D.

Pada pengujian hipotesis, ternyata terbukti bahwa parameter tersebut, kadar dari effluen lebih besar dari pada kadar di badan .air, sehingga akan menambah beban pencemaran pada badan air penerima yang memang kualitasnya sudah menurun.

Hasil yang didapat ini hanya berlaku untuk rumah sakit PGI CIKINI, tidak bisa diberlakukan untuk rumah sakit lain yang berbeda kelas., aktifitas dan golongan badan air penerimanya.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Retna Herawati M
Abstrak :
ABSTRAK
Sampai akhir Pelita IV masalah kesehatan masih cukup serius yaitu cakupan pelayanan kesehatan masih rendah pada Puskesmas dan Rumah Sakit. Untuk menunjang kebijaksanaan regional perlu diadakan upaya pelayanan kesehatan Pegawai Negeri Sipil dengan mendirikan Poliklinik Departemen Keuangan RI, dilingkungan Jalan Lapangan Banteng Timur Nomor dua dan empat khusus untuk dimanfaatkan oleh pegawai dan keluarganya. Banyak hambatan dalam pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan tersebut yang disebabkan oleh bermacam - macam faktor dari para pemakainya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari pemakai dan faktor - faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Poliklinik Departemen Keuangan R.I. Hipotesa yang diajukan adalah adanya hubungan antara faktor pendidikan, golongan pegawai, pengetahuan, jumlah anak, preferensi, kesempatan berobat, jarak, lamanya jam buka serta sikap dari pemakai terhadap pelayanan petugas kesehatan.

Pengumpulan data dilakukan dengan kwesioner dan analisa data menggunakan metode statistik " Chi Square Test " beserta derivatnya Cramer's V dan Contingency coefficient.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor golongan pegawai, preferensi, kesempatan berobat, jam buka poliklinik dan sikap pemakai, berhubungan dengan pemanfaatan Poliklinik sedangkan faktor pendidikan, pengetahuan, jumlah anak dan jarak, tidak berhubungan dengan pemanfaatan poliklinik.

Untuk meningkatkan pemanfaatan Poliklinik Departemen Keuangan RI disarankan agar fasilitas pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan baik dari segi tenaga, dana maupun kualitas pelayanan kesehatan serta perlunya informasi tentang keadaan fasilitas pelayanan kesehatan di Poliklinik tersebut sudah mamadai. Sebagai langkah lanjut dari penelitian ini diusulkan perlunya penelitian yang di titik beratkan pada faktor need atau kebutuhan akan pelayanan kesehatan dari pihak pemakai dan penelitian khusus terhadap " provider ".
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titte Kabul-Adimidjaja
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena belum adanya spesifikasi jabatan Kadinkes Dati II yang secara tepat dapat menyatakan kualifikasi Kadinkes Dati II yang dibutuhkan. Adanya gambaran tentang kualifikasi Kadinkes Dati II saat ini yang dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan spesifikasi jabatan Kadinkes Dati II merupakan tujuan umum dari penelitian ini, sedangkan tujuan khususnya adalah adanya gambaran mengenai pengaruh kualifikasi Kadinkes Dati II saat ini terhadap pengembangan fungsi Puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Hasi1 penelitian adalah didapatnya Cara untuk menentukan kualifikasi Kadinkes Dati II secara induktif dan informasi yang di dapat adalah adanya alternatif kualifikasi Kadinkes Dati II yang ideal, optimal dan yang masih dapat ditoleransi serta adanya pandangan bahwa gaya kepemimpinan situasional selaras dengan perilaku kepemimpinan di Indonesia yakni ing ngarso sung tulodo selaras dengan gaya kepemimpinan direktif, ing madyo mangun karso selaras dengan gaya kepemimpinan kensultatif dan partisipatif sedangkan tut wuri handayani selaras dengan gaya kepemimpinan derigatif. Adanya masukan bagi pengembangan jenjang karier, pelatihan serta penentuan lama menduduki jabatan dan motif yang dapat memacu motivasi kerja Kadinkes Dati 11. Saran yang diberikan, perlu diadakan analisis jabatan yang secara deduktif dapat menyatakan kualifikasi Kadinkes Dati II yang dibutuhkan, untuk mengetahui kesenjangan yang ada terhadap Cara induktif (penelitian ini). Perlu dilakukan penilaian kembali materi pelatihan manajemen Puskesmas/Kesehatan, walaupun demikian bagi Kadinkes Dati II yang belum mengikuti pelatihan ini disarankan agar diberikan pelatihan manajemen Puskesmas/Kesehatan;Perlu dikembangkan peraturan mengenai lama menduduki jabatan, ysitu adanya 'tour of duty' atau 'tour of area' setelah masa jabatan satu Pelita;Perlu adanya pengembangan jenjang karier Kadinkes Dati II- yang menurut penelitian ini sebaiknya melalui Jalur Puskesmas; Perlu adanya pengembangan keterampilan kepemimpinan berdasarkan teori situasianal demikian pula pengembangan keterampilan dalam melakukan supervisi dan memotivasi bawahan. Selanjutnya perlu dikembangkan sistem umpan balik yang berbentuk penilaian terhadap kemampuan pelaksanaan tugas ('performance appraisal') Kadinkes Dati 11 secara menyeluruh yang tidak terkotak-kotak dan ter'focus' terhadap program tertentu saja.
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Masyita Taqwa
Abstrak :
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) DKI dalam melaksanakan tugas dan fungsinya telah mengacu dan menerapkan persyaratan SNl 19-1702-2000, sehingga hasil pengujiannya memberikan jaminan kualitas terhadap bahan asal hewan (BAH)/ hasil bahan asal hewan (HBAH). Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan dan bagaimana hubungan jaminan kualitas dengan kepuasan pelanggan Laboratorium Kesmavet ini, maka dilakukan penelitian terhadap jaminan kualitas dan kepuasan pelanggan. Penelitian ini dilakukan terhadap 40 pelanggan eksternal Laboratorium Kesmavet dengan kriteria sudah menjadi pelanggan laboratorium minimal selama 2 tahun yang meliputi : importir dan distributor daging, perusahaan pengolahan daging dan pengolahan susu serta pasar swalayan. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner, yang pertanyaannya menjabarkan tentang jaminan kualitas meliputi aspek sistem manajemen dan persyaratan teknis, dan kepuasan pelanggan dengan menggunakan konsep servqual (service quality) dari Parasuraman, Zeithaml dan Berry yang meliputi dimensi tangibility, realibility, responsiveness, assurance dan emphaty. Dari data yang diperoleh dilakukan analisis reliabilitas dan validitas secara manual yang penghitimgannya dibantu oleh program excel pada komputer. Distribusi frekuensi dan persentase variabel, analisis tingkat kepuasan pelanggan dan korelasi jaminan kualitas terhadap kepuasan pelanggan dengan mempergunakan SPSS versi 11.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan, dari 11 indikator variabel jaminan kualitas semuanya dinyatakan valid dan reliabel, sedangkan dari 22 indikator kepuasan pelanggan hanya 21 indikator yang valid dan reliabel yang digunakan emtuk analisis selanjutnya. Dari hasil analisis selanjutnya dapat disimpulkanan bahwa penerapan SNI 19-17025-2000 telah memberikan nilai yang bagus terhadap jaminan kualitas yang diberikan oleh laboratorium Kesmavet. Sementara itu 9 dari 21 indikator kepuasan pelanggan telah memenuhi harapan pelanggan (tingkat kesesuaian 100%), yakni penampilan karyawan (Q3), kesesuaian fasilitas dengan layanan (Q4), komunikatif (Q10), ketanggapan karyawan (Q13), persuasif (Q14), rasa aman (Q15), kesopanan karyawan (Ql6), dukungan terhadap karyawan (Q 17) dan privasi pelanggan (Q21). Sementara itu 12 indikator lainnya berada dibawah harapan pelanggan, meliputi tingkat kesesuaian 80% sebanyak 6 indikator yaitu peralatan dan teknologi (Ql), realisasi janji (Q5), keseriusan pelayanan (Q6), keandalan (Q7), ketepatan layanan (QS) dan kesalahan minimum (Q9), tingkat kesesuaian 75% sebanyak 5 indikator yaitu disain bangunan dan keamanan (Q2), kecepatan layanan (Q1 l), hubungan individual (Q19), memahami kebutuhan pelanggan (Q20) dan keadilan pelayanan (Q22). Sedangkan indikator tecendah 60%, yakni ditunjukkan oleh indikator perhatian terhadap pelanggan (Q18). Tingkat hubungan jaminan kualitas dengan kepuasan pelanggan menunjukkan adanya hubungan linear sangat nyata berkorelasi sedang. Berdasarkan hasil yang diperoleh disarankan perlunya sistem infonnasi yang lebih baik, agar jaminan kualitas yang dihasilkan karena penerapan SNl 19-17025- 2000 lebih dimengerti oleh pelanggan. Hal ini dapat dengan memberikan brosur dan pelatihan, berupa pengenalan sistem kualitas laboratorium kepada pelanggan. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan perlu inovasi - inovasi baru dalam metode dan sistem pemeriksaan guna mengantisipasi tuntutan pelanggan yang selalu berubah dengan cepat serta penambahan personil yang qualified urduk mengatasi keterbatasan tenaga. Perlunya membina hubungan balk antara pihak laboratorium dengan pelanggan seperti memberikan perhatian terhadap kebutuhan dan masalah yang sedang dihadapi di antaranya memberikan kuisioner kepada pelanggan secara berkala.
In implementing the tasks and functions of the Laboratory of Veterinary Public Health of the Special Territory of the Capital City of Jakarta, it has referred to and applied SNI 19-1702-2000. So that its examination results gives quality assurance towards animals original status. To find out how far the level of customers' satisfaction and how are the relationship between quality assurance with the customers' satisfaction, the writer, then, conducts a research for these issues. The respondents of the research are 40 external customers of the laboratory who have received the services for at least 2 years. They include meat importers and distributors. Meat and milk processing corporations and super markets. The collection of data is obtained from questionnaires containing quality assurance covering such aspects as management system and technical prerequisites, and customers' satisfactions using SERVQUAL (service quality) method from Parasuraman, Zeilhaml and Berry, which includes 5 dimensions of tangibility, reliability, responsiveness, assurance and empathy. From the data obtained the writer conducts an analysis of reliability and validity manually aided by excel computer program for the calculation, frequency distribution and variable percentage, an analysis of customers' satisfaction and the correlation of quality assurance towards customers' satisfaction uses SPSS version 11.0 for Windows. The research findings show that from 11 indicators, all variables of quality assurance are valid and reliable, and 21 out of 22 indicators of customers' satisfaction are valid and reliable. These are used for further analysis. From the analysis it can be concluded that the application of SNI 1 9-1 7025-2000 has contributed to favorable marks towards quality assurance provided by the laboratory. For example, 9 out of 21 indicators of customers' satisfaction have met the customers' expectation (100% equilibrium level) that is, employees' physical appearance (Q3), appropriacy between facilities and services (Q4), communicative (Q10), employees' response (Q13), persuasive (Q14), secured feeling (Q15), employees' hospitality (Q16), employees support (Q17), and customers' privacy (Q21). Then the other 12 indicators are below the customers' satisfaction, covering 6 indicators with 80% equilibrium level, that is, equipment and technology (Q1), keeping promises (Q5), service commitment (Q6), reliability (Q7), service punctuality (Q8) and minimum error (Q9), and 5 indicators with 75% equilibrium level, that is the design of buildings and vehicles (Q2), service pace (Q 11), individual relationship (Q19), the understanding of the customers' needs (Q20) and service fairness (Q22). As for the lowest indicator (60%) is shown by the indicator of concern towards customers (Q18). The relationship level of quality assurance with customers' satisfaction shows that there is a linear relationship that is very obvious medially correlated. Based on these findings, it is recommended that there should be a good information system to enable the customers to better understand that the quality assurance can be achieved through the application of SNI 19-17025-2000. This can be done through giving brochures and holding training of introducing quality system of laboratory to the customers. To increase the customers' satisfaction level needs innovations in method and system of examination to anticipate the ever-changing demands of the customers and to augment qualified personnel to solve the limited personnel. It is necessary to establish good rapport between the laboratory personnel and the customers such as paying attention to their needs and problems among others through giving questionnaires to the customers periodically.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yusuf Karim
Abstrak :
Puskesmas Perawatan adalah Puskesmas yang diberi tambahan ruang dan fasilitas untuk menolong pasien - pasien gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas maupun asuhan keperawatan sementara dengan kapasitas kurang lebih 10 tempat tidur. Puskesmas Perawatan Plus adalah Puskesmas perawatan yang diberi tambahan ruang dan fasilitas untuk menolong pasien-pasien gawat darurat, baik berupa tindakan operatif, rontgen, kebidanan yang kegiatannya masih di bawah rumah sakit tipe D. Tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di daerah Kabupaten Tebo sementara pembiayaan untuk mendirikan rumah sakit belum tersedia.Untuk itu pemerintah Kabupaten Tebo mendukung pengembangan Puskesmas Perawatan Muara Tebo menjadi Puskesmas Perawatan Plus. Agar dapat mengembangkan puskesmas perawatan plus diperlukan suatu penyusunan rencana strategi yang disebut rencana strategik pengembangan puskemas perawatan menjadi puskesmas perawatan plus. Penyusunan Recana Strategik ini melalui tahap I (Input Stage) yang terdiri dari analisa lingkungan eksternal dan internal, yang dilakukan oleh CDMG, Internal - Eksternal (IE), dan matriks SWOT, selanjutnya tahap III (Decision Stage) menggunakan matriks Q.S.P.M untuk mentukan strategi yang terpilih. Dari hasil penelitian, evaluasi lingkungan eksternal menghasilkan nilai total EFE sebesar 3,81 yang berarti puskesmas perawatan merespon baik peluang - peluang yang ada dan menghindari ancaman - ancaman yang muncul. Nilai evaluasi internal menghasilkan nilai total EFE sebesar 2,01 yang berarti secara internal kekuatan yang dimiliki berada pada titik rata - rata. Setalah mengetahui posisi eksternal dan internal, CDMG membuat rumusan visi, misi, dan tujuan jangka panjang. Kemudian tahap II (Matching Stage) CDMG melakukan analisis dengan matriks Internal - Eksternal (IE) dan matriks SWOT, serta matriks TOS maka dari sini kita mendapatkan strategi intesif dan integeratif. Dengan menggunakan matriks QSPM kita dapatkan strategi intensif. Peneliti menyimpulkan bahwa strategi utama yang sesuai bagi pengembangan Puskesmas Perawatan Muara Tebo adalah strategi pengembangan produk dan strategi penetrasi pasar.
Public Health Center Care is a Public Health Center (Puskesmas) that had more extra rooms and facilities to help and serves emergency patients, such as surgery acts or temporary ward care with extra 10 beds capacity. Public Health Center Plus is a Public Health Center that had extra rooms and facilities to help and serves emergency patients, such as, surgery, X-ray, and maternity that still below the ?D? grade hospital activities. The society?s demand to public health services in Kabupaten Tebo is very high, while the government's budget to build the hospital is not available yet. In these reason, the Kabupaten Tebo's government supports the development program for Public Health Center of Muara Tebo to become a Public Health Center Plus. To running the public health center care's development program, we must and need to arrange a strategic plan, which called the strategic development plan for a public health center care to become a public health center plus. The strategic plan's arranging is through some phases, Phases I (input stage) that form by external and internal environments analyzes, which done by Consensus Decision Making Group (CDMG). Phase H (Matching Stage), the Consensus Decision Malang Group (CDMG) had made the analyzes by internal - external (IE) matrix, and SWOT matrix. And Phase III (Decision Stage), using QSPM matrix to determined the chosen strategic. According to research's results, the external environment's evaluation produces 3,81 EFE total grade, which means the public health center had well responses to opportunities and treats that could be face of. And the internal environment's evaluation produce 2,01 EFE total grade, which means the public health center care had the average internal potential power. After the grades of internal - external had known, the CDMG made the formulas of vision, mission, and a long-term objective, as Phase I. Then at the Phase II (Matching Stage), the CDMG do some analyses to Internal - External (IE) matrix and SWOT matrix, and also TOS matrix at the end of this phase, we'll have the intensive and integrative strategies. Then, we using QSPM matrix to have the intense strategy. The writer had made the conclusion that the main suitable strategies to developing the Public Health Center Care of Muara Tebo are the product's development strategy and the market's penetration. In this research, the writer also put some conclusions and suggestions to implant the chosen strategy that the vision, mission, and long-term objectives can be achieves.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiastuti Witjaksono
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh pendidikan kesehatan mengenai laktasi terhadap pengetahuan, sikap, perilaku ibu dalam menyusui bayinya dihubungkan dengan kejadian diare pada bayi usia 0 - 4 bulan. Populasi adalah seluruh ibu hamil trimester terahir yang memeriksakan dirinya di. Puskesmas kecamatan kebayoran Lama dan Puskesmas kelurahan Pondok Pinang. Sampel adalah ibu hamil 28 - 32 minggu di 2 Puskesmas tersebut yang penentuan kelompoknya berdasarkan randomisasi pada kedua puskesmas tersebut. Sumber data pada penelitian ini adalah data primer hamil studi eksperimen yang dilakukan peneliti di Puskesmas kecamatan Kebayoran Lama dan Puskesmas Kelurahan Pondok Pinang 1991. Setelah melalui proses pembersihan data, diperoleh jumlah responder untuk kelompok kontrol sebanyak 39 orang dan untuk kelompok eksperimen sebanyak 67 orang. Eksperimen untuk melihat pengaruh intervensi pendidikan kesehatan mengenai masalah laktasi pada ibu hamil trimester III terhadap pengetahuan, sikap, perilaku ibu dalam menyusui bayinya dan dihubungkan dengan kejadian diare pada bayi 0 - 4 bulan. Pendidikan kesehatan mengenai laktasi diberikan oleh bidan puskesmas eksperimen yang telah mendapat pelatihan, bersamaan dengan waktu ibu periksa hamil. Pengumpulan data pengetahuan dan sikap dilakukan sebelum dan sesudah intervensi, pengumpulan data perilaku dan diare dilakukan setelah intervensi. Dari hasil analisa data menggunakan uji t ditemukan bahwa pendidikan kesehatan mengenai masalah laktasi dapat meningkatkan pengetahuan, sikap ibu dalam menyusui bayinya. Dari analisa logistic regression ditemukan bahwa pengetahuan ibu mengenai laktasi mempunyai pengaruh terhadap peningkatan perilaku ibu dalam menyusui dalam menyusui bayinya. Sedangkan sikap ibu terhadap masalah laktasi tidak jelas pengaruhnya terhadap peningkatan perilaku ibu dalam menyusui bayinya. Variabel-variabel perilaku yang mempunyai pengaruh terhadap penurunan kejadian diare yaitu pemberian makanan tambahan dan saat mulai menyusui. Dalam upaya menurunkan angka kematian bayi melalui penurunan kejadian diare perlu kiranya dibuat materi dan alat Bantu yang sesuai, diadakan pelatihan bagi petugas medis, paramedic dari kader dan perencanaaan program penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan mengenai masalah laktasi.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T9993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>