Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raharni
"Penyalahgunaan napza merupakan penyakit endemik dalam masyarakat, penyakit kronik yang berulang kali kambuh dan merupakan proses gangguan mental adiktif. Angka kekambuhan cukup tinggi yaiu: sekitar 43,9%. Akibat penyalahgunaan napza banyak fihak yang dirugikan, bukan hanya individu yang bersangkutan, akan tetapi keluarga, masyarakat dan negara. Masa remaja merupakan masa yang paling rawan dalam kehidupan seseorang, pada masa ini merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.
Berdasarkan data dari Rumah sakit Ketergantungan Obat (RSKO) di Jakarta dalam kurun waktu 4 tahun terakhir yaitu dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2000 angka kunjungan korban napza untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan cenderung mengalami peningkatan. Baik pasien rawat inap maupun rawat jalan sebagian besar berpendidikan SLTA yakni 38% untuk rawat jalan dan 42,5% untuk rawat inap. Sebagian besar berusia 15 - 24 tahun yaitu sebesar 78,l%.
Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi lentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penyalahgunaan napza di kalangan siswa SMU negeri kota Bekasi. Manfaat dari penlitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengelola kurikulum pendidikan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan napza di kalangan siswa SMU. Jenis penelitian ini adalah potong lintang (Cross sectional), populasinya adalah siswa SMU Negeri di kota Bekasi. Cara pengambilan sampel adalah secara gugus bertahap (Multistage sampling) dan secara acak sederhana, besar sampel dihitung dengan rumus uji hipotesis proporsi tunggal, dengan jumlah sampel 386 siswa. Cara pengambilan data dilakukan dengan cara survey, pengolahan data menggunakan perangkat komputer, analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan Uji Chi-Square dan multivariat dengan uji multi regresi logistik ganda, dengan model prediksi.
Hasil univariat didapat bahwa responden pria 53,6% dan responden wanita 46,1%, responder: yang berumur kurang dari 17 tahun 22,6% dan yang bemmur I7 tahun ke atas 77,4%. Prevalensi pengguna napza di kalangan siswa SMU Negeri kota Bekasi sebesar 16,8%.
Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-square di mana p < 0,05 diketahui bahwa variabel-variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan penyalahgunaan napza adalah faktor individu yaitu karakteristjk remaja (jenis kelamin dan umur), pengetahuan dan sikap, sedangkan dari faktor lingkungan yaitu pekerjaan ibu, keharmonisan keluarga, kebiasaan merokok di keluarga, teman sebaya, dan penggunaan waktu luang.
Hasil analisis multivariat dengan uji multi regresi logistik didapat variabel yang paling dominan berhubungan dengan penyalahgunaan napza adalah jenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan kepada pengelola kurikulum pendidikan perlu segera mencari pemecahan untuk mencegah penyalahgunaan napza di kalangan siswa SMU, dengan bekerjasama dengan orang tua murid, misalnya menambah kegiatan ekstra kurikuler dan memberikan pelajaran tambahan mengenai napza, serta meningkatkan kerja sama secara optimal dengan instansi lain yakni depkes, kepolisian, kehakiman dengan memberikan penyuluhan tentang penyalahgunaan napza mengenai hahaya, akibat dan sangsi penyalahgunaan napza.
Saran untuk peneliti, perlu dilakukan penelitian selanjutnya yang bersifat kualitatif sehingga paduan kedua jenis penelitian akan sangat bermanfaat sebagai masukan ke Institusi SMU dalam upaya pencegahan penyalahgunaan napza di kalangan siswa SMU.

Drug abuse, an endemic illness on society, is one of those cronic illness which continously come up an is a process of addictive mental disorder. From the research 49,3% relaps is obtained. It brings terrible effects not only the individual who consumes the drug itself, but also to the family, society, as well as the nation. Adolescence, a transitional time between childhood and adulthood, is the most crucial and dangerous phase in someone's life.
Based on the data obtained from the Hospital of Dmg Dependence (RSKO) in Jakarta, on the past 4 years those are 1997 up to 2000, the number of drug abuse patient visit for out patient or the hospitalized ones tends to increase. Both out patients or the hospitalized patients are mostly have highschool diploma, those are 38% for out patient and 42,5% forthe hospitalized patient. Most of them are 15-24 years of age, estimated at 78,l%.
The purpose of this research is to gather information about factors corellated to drug abuse among govemment-owned high school students in Bekasi region. It is highly expected that this research can be a source of input for the educational cuniculum experts, in preventing dmg abuse amonghigh school students to occur.
This research is based on cross sectional method. and the population is government-owned high school students in Bekasi region. both male and female. Multistage sampling was used, and randomly, sample amount was calculated by single population proportion test method with the amount of 386 students. Data gathering it as completed by survey, data processing was completed by computer, data analysing was completed by univariat, bivariat with Chi-Square test, and multivariat with multi regression logistic test.
53,6% male respondents and 46,l% are the result of univariat. Respondents who are below 17 years old consist of 22,6% and those above 17 years old are 77,4%. Those who had ever tried or are using drugs, are 65 person ( l6,8%).
The result of bivariat analysis with Chi-square test where p<0,05 determined that variables which have close relation to drug abuse are individual factors teenage characteristics (gender and age), knowledge and behaviour, and environmental factors, those are mont's accupation, family harmony, smoking habit in the family, peer friends. and the usage of leisure time. The result of multivariat analysis with multi regression logistic test determined that the most dominant variables correlated to dnig abuse is the male gender.
Based at the research result, it is vivid that the educational curriculum experts should immediately seek for the solution to prevent further drug abuse among the high school students. with giving extra curricullar activities and giving an extra lesson of drugs. They can also incooperate with another institutions such as Health department, police department, law department in giving brief orientation about drug abuse and its danger, effect, and punishment of misusing drugs.
As the advice for researchers, further quality oriented study is highly recommended, so that the combination of both types of research can be very useliil as an input for High school institution in the efibrt of preventing dwg abuse among high school student."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T6083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresa
"Pemerintah memiliki peran dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat. Dengan adanya Otonomi Daerah, pembangunan kesehatan didelegasikan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat sistem kesehatan daerah yang bertujuan agar terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa secara sinergis. Oleh karena itu, Suku Dinas Kesehatan Kota diberikan wewenang untuk menjalankan tugas ini di wilayah masing-masing. Sebagai salah satu sumber daya manusia yang berperan dalam pelayanan kesehatan, Apoteker memiliki peran penting dalam Suku Dinas Kesehatan. Peran Apoteker terkait pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi mengenai kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian (binwasdal) pelayanan kesehatan. Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur memberikan kesempatan kepada calon apoteker untuk melakukan praktik kerja profesi guna mendapat pengalaman praktis di institusi pemerintah.

Governments have a role in the implementation of public health development. Based on the autonomy regulation, the health development delegated from central government to local government. Jakarta Provincial Government made a regional health system that aims to make the implementation of health development by all peoples potential synergistic manner. Therefore, Department of Health is authorized to carry out this task in their respective territories. As a human resources role in health care, pharmacists have an important role in the Department of Health. Role of Pharmacists related knowledge, understanding and application of the training activities, monitoring, and control healthcare. Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur provides the opportunity for prospective pharmacists to practice the profession work in order to gain practical experience in government institutions.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Mahmudi Wicaksono
"Menurut BNN, prevalensi penyalahguna obat meningkat sebesar 0,15% dari 1,80% di tahun 2019 menjadi 1,95% di tahun 2021. Angka prevalensi penyalahgunaan pernah pakai meningkat sebesar 0,17% dari 2,4% di tahun 2019 menjadi 2,57% di tahun 2021. Peningkatan prevalensi penyalahguna obat mencerminkan terjadinya peningkatan peredaran obat-obatan psikoaktif dan prekursornya di masyarakat. Salah satu cara untuk mengurangi peredaran obat-obatan tersebut adalah dengan memperhatikan proses distribusi obat, karena distribusi obat yang baik dapat mencegah beredarnya obat ke tangan yang salah. Kepatuhan terhadap SOP terbukti membantu meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Penerapan SOP yang baik diikuti dengan kepatuhan terhadap SOP tersebut dapat meminimalisir risiko obat golongan psikotropika, prekursor, dan obat-obatan tertentu untuk disalahgunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kepatuhan PBF terhadap SOP distribusi, khususnya psikotropika, prekursor, dan OOT yang didistribusikan melalui KFTD Pusat. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian, didapatkan kesimpulan bahwa prosedur pengadaan obat psikotropika, prekursor, dan obat-obat tertentu di KFTD Pusat sudah sesuai dengan SOP.

According to BNN, the prevalence of drug abusers increased by 0.15% from 1.80% in 2019 to 1.95% in 2021. The prevalence rate of drug abuse increased by 0.17% from 2.4% in 2019 to 2 .57% in 2021. The increase in the prevalence of drug abusers reflects the increasing circulation of psychoactive drugs and their precursors in society. One way to reduce the circulation of these drugs is to pay attention to the drug distribution process, because good drug distribution can prevent drugs from circulating in the wrong hands. Compliance with SOPs has been proven to help increase efficiency and reduce the risk of unwanted things happening. Good application of SOPs followed by compliance with these SOPs can minimize the risk of psychotropic drugs, precursors, and certain drugs to be misused. This study aims to examine PBF's compliance with distribution SOPs, especially psychotropics, precursors, and OOT which are distributed through the Central KFTD. Based on the results of the suitability analysis, it was concluded that the procedure for procuring psychotropic drugs, precursors, and certain drugs at the Central KFTD was in accordance with the SOP"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Reza Juliani
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah unit terpenting dalam kegiatan penyaluran obat, bahan obat dan alat kesehatan kepada PBF lain serta fasilitas pelayanan kefarmasian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Kemenkes RI, 2011). Proses pengadaan, penyimpanan, hingga penyaluran obat oleh PBF harus terdokumentasi dan memenuhi prinsip-prinsip dari Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Penerapan cara distribusi obat yang baik perlu dilakukan oleh setiap pedagang besar farmasi (PBF) untuk menjamin keamanan, khasiat, dan mutu obat dan/atau bahan obat yang beredar (BPOM RI, 2020). Tidak hanya itu, PBF juga harus mempunyai Standard Operating Procedure (SOP) sebagai acuan kerja dalam menjalankan aktivitas. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian obat Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor ditinjau dari praktik di lapangan yang dilakukan oleh Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3 secara keseluruhan telah sesuai dengan CDOB yang berlaku dan mengacu kepada SOP yang berlaku di KFTD Jakarta 3.

Wholesale distributor is the most important unit in distributing drugs, medicinal materials and medical devices to other as well as pharmaceutical service facilities in accordance with statutory provisions (Ministry of Health RI, 2011). The process of procuring, storing, and distributing drugs by PBF must be documented and comply with the principles of Good Distribution Practice (GDP) . Every Wholesale distributor needs to apply good distribution practice to ensure the safety, efficacy and quality of drugs and/or medicinal ingredients in circulation (BPOM RI, 2020). Not only that, wholesale distributor must also have a Standard Operating Procedure (SOP) as a work reference in carrying out activities. Based on the observations that have been made, it can be concluded that the process of procurement, receipt, storage and distribution of Narcotics, Psychotropic and Precursor drugs in terms of field practice carried out by Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3 as a whole is in accordance with the applicable GDP and refers to to the applicable SOP at KFTD Jakarta 3."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) berperan sebagai distributor serta penghubung antara pemasok bahan baku ke industri farmasi, maupun industri farmasi ke fasilitas kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai distributor obat dan/atau bahan obat, diperlukan standar untuk mengatur cara distribusi yang baik untuk memastikan terjaganya mutu selama proses distribusi. Salah satu hal penting dalam proses distribusi oleh PBF adalah penyimpanan yang memiliki ketentuan berbeda tergantung kategori atau jenis produknya. Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi kesesuaian penyimpanan obat reguler, cold-chain product, psikotropika, dan prekursor farmasi di salah satu PBF terbesar di Indonesia, yaitu PT Anugerah Pharmindo Lestari (PT APL) – Jakarta Distribution Center (JDC) terhadap CDOB 2020. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan di lapangan (observasi) dan melalui kegiatan tanya-jawab dengan narasumber (wawancara). Berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian menggunakan metode evaluasi deskriptif dan analisis campuran dengan skala Guttman, PT APL-JDC telah memenuhi 90,91% (10 dari total 11 poin) ketentuan penyimpanan obat reguler menurut CDOB 2020, 83,33% (5 dari total 6 poin) ketentuan penyimpanan cold-chain product menurut CDOB 2020, serta 100% (3 dari total 3 poin) ketentuan penyimpanan psikotropika dan prekursor farmasi menurut CDOB 2020.

Pharmaceutical Wholesalers (PBF) act as distributors and intermediaries between suppliers of raw materials to the pharmaceutical industry, as well as the pharmaceutical industry to healthcare facilities. In carrying out its role as a distributor of drugs and pharmaceutical materials, PBF requires a standard to regulate suitable distribution methods to ensure quality is maintained during the distribution process. One of the crucial things in the distribution process by PBF is storage which has different provisions depending on the category or type of product. This study evaluated the suitability of regular drug storage, cold-chain products, psychotropics, and pharmaceutical precursors at one of the largest PBFs in Indonesia, namely PT Anugerah Pharmindo Lestari (PT APL) – Jakarta Distribution Center (JDC) for CDOB 2020. Data was collected through field observations and question-and-answer activities with informants (interviews). Based on the results of the conformity evaluation using the descriptive evaluation method and mixed analysis with the Guttman scale, PT APL-JDC has complied with 90.91% (10 out of a total of 11 points) of the regular drug storage requirements according to CDOB 2020, 83.33% (5 out of a total of 6 points) provisions for storage of cold-chain products according to CDOB 2020, and 100% (3 out of a total of 3 points) provisions for storage of psychotropics and pharmaceutical precursors according to CDOB 2020."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Hayatunnufus
"PT. Beta Pharmacon berencana membangun fasilitas baru, Plant C, untuk meningkatkan kapasitas produksi sediaan tablet dan kapsul. Penerapan Quality Risk Management (QRM) menjadi esensial dalam memastikan mutu produk serta mengidentifikasi dan mengendalikan potensi risiko selama proses produksi. Proyek ini menggunakan metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko berdasarkan parameter Severity (S), Probability (P), dan Detectability (D). Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, observasi langsung, serta diskusi dengan pihak terkait di PT. Beta Pharmacon. Identifikasi risiko dilakukan pada berbagai tahap proses produksi dan non-produksi, dengan total 149 risiko terdeteksi. Sebanyak 124 risiko dikategorikan sebagai low risk, sementara 25 risiko dikategorikan sebagai medium risk, yang memerlukan tindakan pengendalian sebelum diterima. Tidak ditemukan high risk dalam analisis ini. Implementasi control action berhasil menurunkan sebagian medium risk menjadi low risk. QRM dengan metode FMEA terbukti efektif dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko dalam perencanaan Plant C di PT. Beta Pharmacon. Diharapkan penerapan QRM ini dapat membantu perusahaan dalam menjaga kualitas produk farmasi serta meningkatkan efisiensi pengelolaan risiko di masa depan. Pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor (NPP) merupakan kewajiban bagi Pedagang Besar Farmasi (PBF) sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia. Laporan ini membahas proses pelaporan NPP periode Juni 2024 yang dilakukan di PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Cabang Jakarta 2 menggunakan sistem E-Report yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan. Metode yang digunakan dalam laporan ini mencakup pengumpulan data pemasukan dan penyaluran NPP dari sistem internal KFTD, pengolahan data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, serta pelaporan melalui sistem E-Report. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Fentanyl citrate injeksi 2 mL merupakan produk narkotika yang paling banyak disalurkan, Phenobarbital tablet 30 mg merupakan produk psikotropika yang paling banyak disalurkan, dan Molexflu kapsul merupakan produk prekursor yang paling banyak disalurkan. Kesimpulan dari laporan ini menekankan pentingnya pelaporan yang akurat dan sistematis dalam memastikan distribusi NPP yang terkendali serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Selain itu, integrasi antara sistem E-Report Kementerian Kesehatan dan E-Was BPOM dapat meningkatkan efisiensi dalam pelaporan NPP di masa mendatang. Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular yang dapat dicegah dengan peningkatan kesadaran dan edukasi masyarakat. Laporan ini membahas upaya peningkatan pengetahuan tentang hiperkolesterolemia melalui perancangan dan penyampaian brosur kepada pengunjung Apotek Wellings cabang Veteran. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menyediakan alat bantu edukasi yang informatif dan mengevaluasi dampak edukasi terhadap pemahaman masyarakat mengenai hiperkolesterolemia. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini mencakup penyusunan brosur berbasis literatur, edukasi langsung kepada pengunjung apotek, serta evaluasi peningkatan pengetahuan melalui pre-test dan post-test prospektif yang akan dianalisa menggunakan metode two-tailed Wilcoxon signed-rank test. Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata pengetahuan, meskipun secara statistik tidak signifikan karena keterbatasan jumlah sampel. Kesimpulan dari laporan ini menegaskan bahwa edukasi menggunakan brosur dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hiperkolesterolemia. Namun, efektivitasnya dapat lebih ditingkatkan dengan cakupan peserta yang lebih luas dan pendekatan edukasi yang lebih interaktif. Oleh karena itu, disarankan agar kegiatan serupa di masa mendatang dilakukan dengan jumlah sampel lebih besar dan metode evaluasi yang lebih komprehensif.

PT. Beta Pharmacon plans to establish a new facility, Plant C, to increase the production capacity of tablet and capsule dosage forms. The implementation of Quality Risk Management (QRM) is essential to ensure product quality and to identify and control potential risks during the production process. This project employs the Failure Mode Effect Analysis (FMEA) method to identify and analyze risks based on the parameters of Severity (S), Probability (P), and Detectability (D). Data collection was conducted through literature studies, direct observation, and discussions with relevant stakeholders at PT. Beta Pharmacon. Risk identification was carried out across various stages of production and nonproduction processes, detecting a total of 149 risks. Among them, 124 risks were categorized as low risk, while 25 risks were classified as medium risk, requiring control measures before being deemed acceptable. No high-risk findings were identified in this analysis. The implementation of control actions successfully reduced some medium-risk items to low risk. QRM using the FMEA method has proven effective in identifying, evaluating, and mitigating risks in the planning of Plant C at PT. Beta Pharmacon. The application of QRM is expected to support the company in maintaining pharmaceutical product quality and enhancing risk management efficiency in the future. The reporting of narcotics, psychotropic substances, and precursors (NPP) is a mandatory obligation for pharmaceutical distributors (PBF) in accordance with Indonesian regulations. This report discusses the NPP reporting process for the June 2024 period, conducted at PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Jakarta 2 Branch using the E-Report system managed by the Ministry of Health. The methods used in this report include collecting data on the procurement and distribution of NPP from KFTD's internal system, processing the data using quantitative descriptive analysis, and reporting it through the E-Report system. The results show that Fentanyl citrate injection 2 mL was the most distributed narcotic product, Phenobarbital 30 mg tablet was the most distributed psychotropic product, and Molexflu capsule was the most distributed precursor product. The conclusion of this report emphasizes the importance of accurate and systematic reporting to ensure controlled NPP distribution in compliance with regulations. Additionally, the integration between the Ministry of Health's EReport system and BPOM's E-Was system can enhance the efficiency of NPP reporting in the future. Hypercholesterolemia is one of the major risk factors for cardiovascular disease, which can be prevented through increased awareness and public education. This report discusses efforts to enhance knowledge about hypercholesterolemia through the design and distribution of brochures to visitors at Wellings Pharmacy, Veteran branch. The primary objective of this activity is to provide an informative educational tool and evaluate the impact of education on public understanding of hypercholesterolemia. The methods used in this activity include the development of literature-based brochures, direct education for pharmacy visitors, and an evaluation of knowledge improvement through a prospective pre-test and post-test, which was analyzed using the two-tailed Wilcoxon signed-rank test. The analysis results showed an increase in the average knowledge score, although it was not statistically significant due to the limited sample size. The conclusion of this report emphasizes that education through brochures can help raise public awareness about hypercholesterolemia. However, its effectiveness can be further improved by expanding the participant coverage and adopting a more interactive educational approach. Therefore, it is recommended that similar activities in the future be conducted with a larger sample size and a more comprehensive evaluation method. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library