Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Mutiara Putri Fani
Abstrak :

Penelitian tesis ini bertujuan untuk mendalami hubungan antara psychological capital dan job performance, serta melihat efektifitas intervensi pelatihan untuk meningkatan psychological capital dan job performance. Partisipan dalam penelitian ini adalah karyawan lembaga pemerintahan instansi TCA. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner job performance (Koopmans, 2014) (Alpha Cronbach =0.88) dan kuesioner psychological capital (Lunthas et al., 2015) (Alpha Cronbach =0.92). Hasil uji korelasi person menunjukkan hubungan positif signifikan antara psychological capital dan job performance (r=.79 dan p<0.01). Selanjutnya dari hasil korelasi dilakukan intervensi berupa pelatihan How To Become A Super HERO untuk meningkatkan psychological capital dan job performance. Intervensi yang dilakukan merupakan adaptasi dari Lunthans et al., (2006). Pada penelitian ini evaluasi pelatihan dilakukan hingga tahap pengetahuan  psychological capital. Hasil uji Wilcoxon Signed Rangks Test menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan psychological capital dari karyawan setelah diberikanya intervensi pelatihan psychological capital (Z =-3.283 dan p<.05). Dengan demikian program How To Become A Super HERO dapat dijadikan program pengembangan diri karyawan agar dapat meningkatkan job performance.

 


This thesis research aims to explore the relationship between psychological capital and job performance and to see the effectiveness of training interventions to improve psychological capital and job performance. Partisipants in this study were employees of the government agency TCA. The measuring instruments used in this study were job performance questionnaires (Koopmans, 2014) (Cronbach Alpha = 0.88) and psychological capital questionnaires (Lunthas et al., 2015) (Cronbach Alpha = 0.92). The results of the person correlation test showed a significant positive relationship between psychological capital and job performance (r = .79 and p <0.01). Based on the correlation results, the intervention was conducted in the form of How To Become A Super HERO training to increase psychological capital and job performance. The intervention organised was an adaptation of Lunthans et al., 2006). In this study, the training was evaluated to the stage of psychological capital knowledge. The Wilcoxon Signed Test results showed that there was an increase in psychological capital knowledge of employees after the psychological training intervention (Z = -3,283 and p <.05) were given. Thus, the How To Become A Super HERO program can be used as an employee self-development program in order to improve job performance.

 

2019
T53168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Daniswara
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara psychological capital dan work engagement pada perawat. Pengukuran psychological capital menggunakan alat ukur psychological capital questionarre (Luthans et al., 2007) dan pengukuran work engagement menggunakan alat ukur utrecht work engagement scale (Schaufeli et al., 2002 dalam Seppala et al., 2009). Partisipan berjumlah 173 perawat yang memiliki karakteristik bertugas di rumah sakit X yang merupakan rumah sakit milik pemerintahan di Jakarta Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological capital dan work engagement pada perawat (r = 0.364; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi tingkat psychological yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat work engagament orang tersebut. ......This research was conducted to find correlation between psychological capital and work engagement among nurse. Psychological capital was measured using a modification instrument named psychological capital questionarre (Luthans et al., 2007) and work engagement was measured using a modification instrument named utrecht work engagment scale (Schaufeli et al., 2002 in Seppala et al., 2009). The participants of this research are 173 nurse from hospital X. Hospital X is a government hospital located in East Jakarta. The main results of this research show that psychological capital positively correlated significantly with work engagement (r = 0.364; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). This is, the higher psychological of one?s own, the higher showing work engagement.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviani Aditia Ningrum
Abstrak :
Faktor penting keberhasilan inisiatif perubahan adalah kesiapan individu menghadapi perubahan. Perubahan organisasi yang dilakukan PT STI melalui inisiatif Optimus menuntut karyawan untuk siap dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Kesiapan individu dalam menghadapi perubahan dapat ditingkatkan melalui peningkatan psychological capital yang dimiliki individu. Penelitian ini bertujuan untuk pengetahui pengaruh psychological capital terhadap individual readiness for change. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan subjek pada penelitian ini adalah 123 orang karyawan sales di divisi area operation PT. STI. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah skala individual readiness for change (α=0,939) yang dikembangkan oleh Holt, Armenakis, Field dan Harris (2007) dan skala psychological capital questionnaire (α= 0,922) yang dikembangkan oleh Luthans dkk (2007). Hasil analisis korelasi menunjukkan secara simultan, keempat dimensi psychological capital berkorelasi positif dengan individual readiness for change dengan nilai r= 0,520. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan simple linear regression menunjukkan nilai r2 = 0,270 maka 27% variasi dari readiness for change dapat dijelaskan oleh psychological capital dan 73% dijelaskan oleh sebab lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Penelitian ini menujukkan Psychological capital secara signifikan dapat memprediksi readiness for change dengan F=10,923, sig=0.000. Berdasarkan hasil tersebut, maka untuk meningkatkan individual readiness for change karyawan dapat dilakukan dengan meningkatkan psychological capital melalui psychological capital intervention (PCI), yaitu intervensi mikro berdurasi 3 jam yang diberikan secara daring. pelaksanaan pengembangan empat komponen yang mendasari konstruk (hope, optimism, self-efficacy, dan resilience) psychological capital secara keseluruhan. PCI ini menggabungkan modul yang mencakup praktek pengembangan dan prosedur untuk masing-masing empat sumber daya state-like. Peserta dari pelatihan merupakan karyawan sales yang skor imdividual readiness for change dan psychological capital termasuk ke dalam kategori rendah. ......An important factor of successful change implementation is the individual readiness for change. Organizational changes made by PT STI through the Optimus initiative require employees to be ready to face changes that occur. Individual readiness for change can be improved by increasing the psychological capital the individual has. This study aims to determine the influence of psychological capital on individual readiness for change. This research is a quantitative study with the subjects in this study are salesforce in of PT. STI. The research instrument used in this study was the individual readiness for change scale (α = 0.939) developed by Holt, Armenakis, Field, and Harris (2007) and the psychological capital questionnaire scale (α = 0.922) developed by Luthans et al. (2007). The results of the correlation analysis showed that simultaneously, the four dimensions of psychological capital were positively correlated with individual readiness for change with a value of r = 0.520. The results of hypothesis testing using simple linear regression showed a value of r2 = 0.270, then 27% of the variation in readiness for change could be explained by psychological capital and 73% could be explained by other reasons not examined in this study. This study shows that psychological capital can significantly predict readiness for change with F = 10.923, sig = 0.000. Based on these results, increasing individual readiness for change of employees could be done by increasing psychological capital through psychological capital intervention (PCI), which is a 3-hour micro online intervention. Implementation of the development of the four components that underlie the overall construct (hope, optimism, self-efficacy, and resilience) psychological capital. This PCI combines modules covering development practices and procedures for each of the four state-like resources. Participants in the training were sales employees whose individual readiness for change scores and psychological capital were in the low category.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Amelia Sasmita
Abstrak :
Era revolusi industri 4.0 telah mengubah cara hidup dan kerja manusia, oleh karenanya organisasi perlu melakukan inovasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara perilaku kerja inovatif dan modal psikologis yang dimoderasi oleh openness to experience, serta menyelidiki dampak dari program intervensi modal psikologis dalam meningkatkan perilaku kerja inovatif pegawai. Penelitian ini dilakukan kepada 424 partisipan dari organisasi pemerintahan untuk mengetahui hubungan perilaku kerja inovatif dengan modal psikologis; dan 14 orang sampel acak dari pegawai untuk mengikuti program intervensi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa modal psikologis berhubungan secara positif dengan perilaku kerja inovatif, sedangkan openness to experience tidak memoderasi hubungan antara modal psikologis dan perilaku kerja inovatif, dengan hasil regresi R2 = 013; F(2, 242) = 99; p = 32 >05. Untuk program intervensi I`m Superhero in the workplace, memperlihatkan perubahan rata-rata skor modal psikologis dan perilaku kerja inovatif sebelum dan setelah program intervensi. Hasil ini memberikan implikasi bahwa organisasi bisa melakukan intervensi modal psikologis untuk meningkatkan perilaku kerja inovatif. ...... In the era of industry 4.0 which is changing the way people live and work, organization need to do innovation. This study aims to look at the relationship between employees innovative work behavior (IWB) and psychological capital (PsyCap) that moderate by openness to experience, and also investigate the impact of the PsyCap intervention program in increasing employees IWB. The study used 424 participant from a government agency to investigate the relationship between PsyCap and IWB; and 14 random samples of employees for the intervention program. It was found that PsyCap was positively related to IWB, but openness to experience did not moderated they relationship R2 =013; F(2, 242) =99; p =32. The intervention program which is I`m Superhero in the workplace Program, showed changing in the mean of PsyCap and IWB variable before and after the program. These results implied that organizations can having PsyCap intervention to improve their employees IWB.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Cintantya
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara psychological capital (PsyCap) dan organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan yang bekerja pada Bank Syariah X. Psychological capital merupakan kondisi psikologis (state) seseorang yang positif yang dikarakteristikan dengan memiliki self-efficacy, optimism, hope, dan resiliency (Luthans et al., 2007). OCB adalah tingkah laku yang walaupun tidak berhubungan dengan tugas atau pekerjaan, tapi berfungsi untuk memfasilitasi fungsi organisasi (Lee & Allen, 2002). Penelitian ini didasari oleh persaingan bisnis perbankan, khususnya perbankan Syariah, dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang saat ini terus berkembang. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan karyawan yang tidak hanya melakukan kewajibannya saja, namun melakukan perilaku positif lain yang dapat mendorong kesuksesan organisasi. Psychological capital (PsyCap) merupakan salah satu faktor internal yang penting dalam munculnya organizational citizenship behavior (OCB). Psychological capital (PsyCap) diukur menggunakan Psychological Capital Questionnairre (PCQ) (2007) dan organizational citizenship behavior (OCB) diukur menggunakan Organizational Citizenship Behavior Scale (2002). Partisipan penelitian berjumlah 135 karyawan yang bekerja pada kantor pusat Bank Syariah X. Melalui teknik statistik Pearson Correlation, diketahui terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara psychological capital (PsyCap) dan organizational citizenship behavior (OCB) (r = .53, p < .01, two tailed). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi PsyCap yang dimiliki karyawan, maka semakin tinggi pula OCB yang dimilikinya. ......The present research was conducted to study the relationships between Psychological Capital (PsyCap) and Organizational Citizenship Behavior (OCB) towards employees of Bank Syariah X. Psychological capital is an individual?s positive psychological state of development and is characterized by having self-efficacy, optimism, hope, and resiliency. OCB is employee behaviour that although not critical to the task or job, serve to facilitate organizational functioning. The topic was selected due to the current banking business competition?s climate, especially in syariah banking, in facing the developing ASEAN Economic Community (AEC). Therefore, not only employees are expected to fulfil their obligations, they are required to demonstrate other positive behaviors that could promote the company to success. Psychological Capital (PsyCap) is one of the vital internal factors in regards to the Organizational Citizenship Behavior (OCB) emerging. Psychological Capital (PsyCap) is measured with Psychological Capital Questionnaire (PCQ) (2007), while organizational citizenship behavior (OCB) is measured by using organizational citizenship behavior scale (2002). Through Pearson Correlation statistic technique, it was found that from 135 survey participants, which are employees of Bank Syariah X?s main office, there is a positive and significant relationship between Psychological Capital (PsyCap) and Organizational Citizenship Behavior (OCB) (r=.53, p<.01, two tailed). The results indicate a correlation between PsyCap and OCB, thus, the higher the employees? PsyCap, the higher their OCB.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesya Oktaviani
Abstrak :
ABSTRAK Hasil identifikasi masalah organisasi menunjukkan bahwa knowledge sharing di PT ABC, sebuah perusahaan menara telekomunikasi, belum berjalan dengan maksimal. Penelitian dengan metode kualitatif dan kuantitatif dilakukan untuk melihat hubungan antara psychological capital dengan knowledge sharing yang terdiri dari dua dimensi, yaitu knowledge donating dan knowledge collecting. Pengukuran psychological capital dilakukan dengan alat ukur PCQ-24 (Luthans, Youssef, & Avolio, 2007) dengan α Cronbach sebesar .868. Sementara itu, pengukuran knowledge sharing menggunakan alat ukur yang disusun oleh Van den Hoff dan De Ridder (2004) dengan α Cronbach sebesar .779 untuk skala knowledge donating dan .826 untuk skala knowledge collecting. Hasil penelitian pada 110 karyawan menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara psychological capital dengan knowledge donating (r=.145, p<.01) dan knowledge collecting (r=.278, p<.01). Lebih lanjut, dimensi psychological capital yang memiliki hubungan paling kuat dengan knowledge donating dan collecting adalah self-efficacy. Berdasarkan hasil tersebut, uji coba intervensi yang dilakukan adalah pelatihan terkait pengembangan self-efficacy anggota tim, yaitu Encouraging Knowledge Sharing at Work kepada atasan yang berperan sebagai koordinator/ potensial koordinator CoP (community of practice). Uji pengetahuan diberikan kepada 16 orang peserta pada saat sebelum dan sesudah pelatihan. Perbandingan antara hasil pre-test dengan post-test menunjukkan peningkatan skor yang signifikan setelah peserta mengikuti pelatihan (t=-7.507, p<.01).
ABSTRACT Problem identification showed that knowledge sharing has not run effectively in PT ABC, a telecommunication tower company. The purpose of this research, which used qualitative and quantitative method, is to investigate correlation between psychological capital and knowledge sharing, which consists of two dimensions, knowledge donating and knowledge collecting. PCQ-24 (Luthans, Avolio, Youssef, 2007) was used to measure psychological capital (Cronbach?s α=.868), and Van den hoff & De Ridder (2004a) knowledge sharing questionnaire used to measure knowledge sharing (Cronbach?s α=.779 for knowledge donating scale and .826 for knowledge colletcing scale). The result from 110 respondents showed that psychological capital correlated significantly with knowledge donating (r=.145, p<.01) and knowledge collecting (r=.278, p<.01). Self-efficacy is psychological capital dimension which has the strongest correlation with knowledge donating and knowledge collecting. Training Encouraging Knowledge Sharing at Work was held as pilot intervention. Enhancing team members? selfefficacy is the training topic. Training target are the leader who acts as champion or potential champion (coordinator of Community of Practice). Pre-test and posttest was given to 16 training participants. The comparison between pre-test and post-test revealed significant improvement in participant knowledge after they participated the training (t=-7.507, p<.01).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fickar Suryadinningrat
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melihat hubungan Extraversion dan Conscientiousness terhadap Work-lilfe balance melalui Psychological Capital sebagai mediator pada Pegawai Perempuan. Extraversion dan Conscientiousness diukur dengan menggunakan alat ukur dari BFI Big Five Inventory yang dikembangkan oleh John Srivastava 1999 . Work-life balance diukur dengan alat ukur work-life balance scale yang dikembangkan oleh Fisher, Bulger dan Smith 2009 . Psychological capital diukur dengan alat ukur PCQ Psychological Capital Questionaire yang dikembangkan oleh Luthans, Youssef, dan Avolio 2007 . Hasil analisis menggunakan 100 data kuesioner dari sampel penelitian yaitu pegawai perempuan yang berkerja di lingkungan Badan Kepegawaian Negara dan teknik analisis data multiple regression yang digunakan untuk menganalisis mediasi untuk itu menggunakan bantuan software statistik SPSS yang menggunakan Process macro dari Andrew F. Hayes dengan model 4. Hasil penelitian menunjukan total effect hubungan antara extraversion terhadap work-life balance c sebesar B = 0.729, p = 0.000, CI 0.637 hingga 0.822 . Selanjutnya analisis mediasi menemukan direct effect antara extraversion terhadap work-life balance c rsquo; sebesar B= 0.682, p= 0.000, CI = 0.584 hingga 0.780 . Besarnya indirect effect a x b sebesar effect = 0.047, SE = 0.0216, p = 0.03, LLCI = 0.012, ULCI = 0.101 . Nilai p
ABSTRACT
This study aims to examine the relationship of Extraversion and Conscientiousness to Work lilfe Balance through Psychological Capital as a Mediator on Female Officersvii. Extraversion and Conscientiousness were measured using a measurement tool from BFI Big Five Inventory developed by John Srivastava 1999 . Work life balance is measured by a work life balance scale measuring tool developed by Fisher, Bulger and Smith 2009 . Psychological capital was measured by a PCQ Psychological Capital Questionaire tool developed by Luthans, Youssef, and Avolio 2007 . The results of the analysis using 100 questionnaires data from research samples are female employees working in the State Personnel Agency and multiple regression data analysis techniques used to analyze the mediation for it using the help of statistical software SPSS using Process macro from Andrew F. Hayes with model 4. The results show the total effect of the relationship between extraversion to work life balance c of B 0.729, p 0.000, CI 0.637 to 0.822 . Furthermore mediation analysis finds direct effect between extraversion to work life balance c 39 for B 0.682, p 0.000, CI 0.584 to 0.780 . The amount of indirect effect a x b is effect 0.047, SE 0.0216, p 0.03, LLCI 0.012, ULCI 0.101 . A p value
2017
T48248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fitria
Abstrak :
ABSTRAK
Bencana kebakaran pasar menyebabkan fungsi ekonomi para pedagang hilang. Hal ini menyebabkan muncul permasalahan psikologis salah satunya ansietas. Psychological capital merupakan personal ability yang dimiliki individu yang diharapkan mampu menjadi sumber positif untuk pulih dari bencana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan psychologycal capital hope, self efficacy, resilience, optimism dengan ansietas pada korban kebakaran pasar diwilayah Jakarta Pusat. Desain yang digunakan cross-sectional dengan metode nonprobability sampling. Responden berjumlah 174 orang. Analisa data menggunakan Independent T Test dan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan hubungan psychological capital self efficacy optimism dengan ansietas pada korban kebakaran pasar diwilayah Jakarta Pusat. Hasil juga menunjukkan bahwa jumlah kios yang terbakar dalam jumlah banyak akan menaikkan ansietas korban sebesar 4,845 kali lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kios yang sedikit. Penelitian ini merekomendasikan psychological capital menjadi bagian pengkajian keperawatan bencana, sebagai dasar pemberian intervensi keperawatan bencana.Kata kunci : Kebakaran pasar, psychological capital, ansietas.
ABSTRACT
The market fire disaster caused economic functionality disappear. This causes the emergence of psychological problems one of them is anxiety. Psychological capital is a personal ability possessed by individuals who are expected to be a positive source to recover from disaster. The purpose of this research is to know the relation of psychological capital hope, self efficacy, resilience, optimism with anxiety to victim of fire of market in Central Jakarta region. The design used is cross sectional with nonprobability sampling method. Respondents numbered 174 people. Data analysis using Independent T Test and Chi Square. Result of research indicate relationship of psychological capital self efficacy optimism with anxiety to victim of fire of market in area of Central Jakarta. The results also show that the number of booths burned in large quantities will increase the anxiety of victims by 4.845 times higher than the small number of booths. This study recommends psychological capital to be part of the assessment of disaster nursing, as the basic for providing disaster nursing interventions.
2017
T47623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tangkulung, Joshua Gustaf
Abstrak :
Pandemi Covid-19 memaksa sebagian karyawan di Indonesia untuk bekerja dari rumah. Perubahan ini menciptakan beberapa tantangan baru yang perlu dihadapi para karyawan untuk mempertahankan kesejahteraan serta performanya. Modal psikologis dapat menjadi faktor pelindung untuk membantu para karyawan menghadapi tantangan-tantangan baru tersebut. Penelitian bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara kreasi pekerjaan dengan modal psikologis. Penelitian ini mengambil 291 sampel karyawan yang bekerja dari rumah dari berbagai industri dengan rentang umur 19-61 tahun. Penelitian ini menggunakan Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12) untuk mengukur modal psikologis dan Job Crafting (JCS) untuk mengukur kreasi pekerjaan. Hasil analisis korelasi Spearman rankorder menemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kreasi pekerjaan ekspansif dan non-ekspansif dengan modal psikologis. Hubungan positif yang signifikan antara kreasi pekerjaan non-ekspansif dengan modal psikologis menjadi pembahasan yang menarik sebab bertentangan dengan hipotesis penelitian. Temuan ini memberikan implikasi penting dengan memberikan informasi terkait strategi yang tepat untuk diaplikasikan organisasi guna meningkatkan modal psikologis karyawannya yang bekerja dari rumah ......Covid-19 pandemic forced some of the Indonesian workers to work from home. This change created new challenges that those workers need to face in order to maintain their well-being and performance. Psychological capital (PsyCap) could become a protective factor to help those workers to face the new challenges. This research focused on identifying the correlation between job crafting and PsyCap. This research gathered 291 samples of work from home (WFH) workers from many industries with age ranging from 19-61. This research used Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12) to measure PsyCap and Job Crafting Scale (JCS) to measure job crafting. The result from Spearman rank-order analysis showed a significant positive correlation between expansive and non-expansive job crafting with PsyCap. The significant positive correlation between non-expansive job crafting and PsyCap became an interesting discussion because it rejected one of this research hypotheses. This finding gave organizations crucial information about the right strategy to increase WFH workers' PsyCap.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakina Adenia Ahmad
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara job insecurity dan CWB dengan peran moderasi psychological capital. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat job insecurity yaitu Job Insecurity Questionnaire (De Witte, 2000). Kemudian, pengukuran CWB menggunakan alat ukur CWB dari Spector (2006) dan Psychological Capital dengan alat PCQ-24 (Luthans, 2006). Sampel penelitian merupakan 103 karyawan dari berbagai bidang pekerjaan yang didapatkan melalui metode convenience sampling, yaitu survey secara online. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ditemukan peran moderasi yang signifikan oleh psychological capital pada hubungan antara job insecurity dan CWB (bint= -.02, t= -1.77, p> 0.05, CI= 0.05 0.003). Peran psychological capital yang tidak signifikan diperkirakan terjadi karena karakteristik sampel dengan tingkat job insecurity yang rendah sehingga dinamika variabel tidak tergambarkan. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih spesifik sehingga fenomena dapat dibuktikan. Limitasi lain juga didiskusikan pada penelitian ini.
This research aims to understand the relationship between job insecurity and CWB through the moderating role of psychological capital. Job insecurity levels were measured with Job Insecurity Questionnaire (De Witte, 2000). CWB measurement tool by Spector et al (2006) was used to measure CWB and PCQ-24, a tool to measure psychological capital by Luthans et al (2006), was also used. The sample of this study was 103 workers coming from various work industry, obtained from convenience sampling by online survey. Results show that psychological capital was not found to moderate the relationship between job insecurity and CWB significantly (bint= -.02, t= -1.77, p> 0.05, CI= -0.05 0.003). Insignificant moderator role of psychological capital might be caused by low level of job insecurity found in the sample of this study which in turn cannot predict changes in variables. Further research can use sample with specific level of job insecurity to validate different results. Other limitations are also discussed in this research.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>