Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endra Prabawa
Abstrak :
ABSTRAK Pengujian fatik siklus rendah dengan beban tarik pada kondisi kontrol regangan dilakukan pada baja cor 4320. Pengujian dengan metode ini dilakukan karena memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan metode fatik siklus tinggi, sementara data yang didapat sangat berguna untuk menganalisa perilaku fatik. Karakterisasi material uji dilakukan dengan pengujian; struktur makro, kekerasan makro, struktur mikro, dan uji tarik. Konsentrasi unsur paduan pada spesimen dianalisa pemetaan dengan micro probe analyzer yang ada pada Scanning Electron Microscopy. Dua macam amplirudo regangan yaitu regangan maksimum 2% dan regangan maksimum 4%, dengan jumlah siklus pembebanan masing-masing 10, 100, 1000, 2000 dan pembebanan sampai spesimen patah, diterapkan pada uji fatik. Pengaruh jumlah siklus terhadap perubahan kekerasan ultra micro diteliti dengan menggunakan alat uji Ultra Micro Indentation System. Pengaruh kansenlrasi unsur paduan dibandingkan dengan kekerasan ultra mikro, pada specimen yang belum dan sudah menerima beban fatik. Fatik siklus rendah dikaraklerisasi dengan respon siklus regangan regangan dan sudut pandang metalurgi. Dari pengujian dan analisa yang dilakukan didapatkan hasil berikut: untuk karakterisasi material terlihat adanya segregasi dendrite pada struktur makro, pada struktur mikro terlihat martensit, porositas dan juga inklusi zireania. Grafik fatik transien menampakkan terjadi fatik pelunakan pada baja cor 4320. Hasil pemetaan menunjukkan kekerasan ultra mikro dipengaruhi oleh konsentrasi unsur krom, nikel dan mangan pada specimen yang belum menerima beban. Kenaikan jumlah siklus pembebanan diikuti oleh naiknya angka kekerasan ultra mikro. Angka kekerasan untuk spesimen yang dibebani dengan jumlah siklus 10, 100, 1000, 2000 dan 5029 (siklus sampai patah) pada beban regangan maksimum 2% secara berurutan adalah 4,03, 5,15, 4,87, 5,07, 5.14, dan 5,25 GPa. Sedangkan angka kekerasan untuk spesimen yang dibebani dengan jumlah siklus 10, 100, 1000, 2000 dan 3059 (siklus sampai patah) pada beban regangan maksimum 4% secara berurutan adalah 4, 03, 4.56, 4, 73, 5, 07, 5,27, dan 5,36 GPa.
ABSTARCT Low cycle fatigue tests with tension-tension load in strain-controlled loading condition have been done to 4320-cast steel. This method has been done due to the short in time compare with high cycle fatigue test, meanwhile the low cycle fatigue. data test is very useful for analyze fatigue behavior. Several test macro structure, macro hardness, micro- structure, and tension lest have been done for characterization of material. Micro probe analyzer that installed in the Scanning Electron Microscopy has analyzed mapping concentrations of-alloys in the surface of specimen. Two types of strain amplitude that are 2% maximum tensile strain and 4% maximum tensile strain, with various numbers of cycles have been applied for fatigue lest. Influence of number of cycle to the ultra micro hardness examined by UMTS Influences of alloy concentration to the ultra micro hardness have been done for the fatigued specimen and un fatigued specimen. Low cycle fatigue was characterizes by response of cyclic stress-strain and metallurgy point of view. From experiment and analysis have been done, the result were obtain as follow; from material characteristic have been found segregation of dendrite in the macro-structure, in the micro structure was seen inartensite, porosity and inclusion of zirconia. Graph of fatigue transient shows fatigue softening in the 4320 cast steel. Mapping of alloy concentration of un-cyclic specimen show that the ultra micro hardness was influenced by concentration of chromium, nickel and manganese. Increasing number of cycle have been followed by increasing ultra micro hardness. The hardness of the specimen that cyclic 10, 100, 1000, 2000, and 5029 (cycle to failure) with 2% tensile strain maximum are 4.03, 5.15, 4.87, 5.07, 5.14, and 5.25 GPa respectively. Whereas the hardness of the specimen that cyclic 10, 100, 1000, 2000, and 3059 (cycle to failure) with 4% tensile strain maximum are 4.03, 4.56, 4.73, 5.07, 5.27, and 5.36 GPa respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Conant, Roger
New York : McGraw-Hill, 1993
621.381 32 CON e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Weinheim: Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA,
530 PBJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Purdiaswari
Abstrak :
Dewasa ini untuk mengukur oksigen jaringan otak janin memakai alat bantu medik yang menggunakan probe-jepit yang secara langsung dikenakan pada kepala janin atau bayi, sehingga kemungkinan besar melukai kepala. Pada riset ini dipelajari sensor non-invasive, yaitu sensor yang tidak merusak dan melukai objek yang diukur. Sensor yang digunakan adalah sensor near infrared yang akan menerima paparan sinar near infrared yang dipantulkan oleh jaringan. Pengukuran ini disimulasikan dengan cara meletakkan sensor tersebut pada kepala janin atau bayi, tanpa dijepit. Sumber sinar memancarkan near infrared dan sensor menerima sinyal tersebut untuk dilanjutkan pada proses perhitungan yang akan menghasilkan intensitas cahaya yang diterima oleh sensor. Disain probe terdiri dari dua sensor dan satu laser LED yang terletak diantara LED dan detektor. Hasil simulasi menunjukkan bahwa jarak dan sudut yang optimum adalah 2.25 cm dan sudut antara 78.75° dan 168.75°.
In this time, the medical equipment for measurement oxygen saturation in fetal brain tissue use the clip probe that directly imposed on the fetus' or infant's head. Research on the sensor response is non-invasive, sensors that do not damage and harm to the object that measured. Near infrared sensor is used to receive near infrared light that was reflected from tissue. This measurement was done by putting the sensor on the fetus' or infant's head, without clip. Source emits near infrared light and sensors receive signals to continue on the process of calculation that will produce light intensity received by the sensor. Probe design consists of two laser sensors and a LED that located between them, 2.25 cm and angle between 78.75° and 168.75°.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51432
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdalah Hazhar
Abstrak :
Cryosurgery merupakan sebuah metode kedokteran yang menggunakan sebuah probe bertemperatur sangat rendah untuk melakukan penghancuran secara medis sel kanker maupun jaringan kulit yang rusak. tujuan dari metode ini adalah mencapai temperatur cryo -50oC hingga -60oC pada bagian cryoprobe yang bersentuhan dengan sel kanker. untuk mencapai temperatur yang sangat rendah itu digunakanlah modul termoelektrik bertingkat sebagai system pendingin utama pada alat cryosurgery. Tujuan dari peneliatian ini adalah melakukan pengembangan dari alat cryosurgery yang sudah ada dengan merngganti system pendinginan dengan modul termoelektrik bertingkat dua dengan sebuah desain water block. Pada pengujian ini di variasikan besar voltase, jenis probe dan ukuran panjang dari probe. Variasi jenis probe yang digunakan berupa heat pipe R22 12cm, pipa berisi ethylene glycol 70%, tembaga dengan panjang 12cm dan tembaga dengan panjang 5cm. Temperatur terendah yang dicapai end probe adalah -52.6oC. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa modul termoelektrik dua tingkat dengan sebuah desain water block dapat diaplikasikan sebagai system pendingin utama pada alat cryosurgery. ......Cryosurgery is a medical technique using a very low temperature probe to perform therapeutic destruction of cancer cells or diseased tissues. The aim of this method is reaching cryo temperatures around -50oC to -60 oC at cryoprobes which is being attached to the cancer cell. To achieve that very low temperature, a multistage thermoelectric module is applied as the main cooling system for this cryosurgery device. The objectives of this research is focused on the development of the existing cryosurgery device by replacing the main cooling system with two stages thermoelectric cooler using a water block design. In this study the device analyzed under the variation of voltage, probes type and the length of probe. The type of probe that used were heat pipe 12cm with R22 as working fluid, hollow pipe 12cm with ethylene glycol 70%, and solid copper 12cm and 5cm. the lowest end probe temperature achieved was -52.6 oC. The Result from this research proves that two stages thermoelectric modules using a water block design can be applied as the primary cooling system for cryosurgery device.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1120
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian
Abstrak :
Dengan latar belakang beberapa kali pengalaman mendapatkan kebocoran di sistem perpipaan pada salah satu pembangkit listrik panas bumi. Maka dilakukan uji polarisasi yang dilakukan di laboratorium untuk material: - CS A106 Gr.B : Material untuk pipa kondensat - API 5 CT/J55 : Material ?Casing? untuk sumur injeksi - Stl. 410/15% Cr : Material untuk poros pompa - SUS 316 : Material untuk sudu pompa. Dan dilakukan pula uji lapangan yang menggunakan Electrical resistant probe sebagai pembanding. Untuk pengujian terhadap produk korosi dilakukan dengan menggunakan XRD dan EDX. Hasil analisis menunjukan bahwa material baja paduan dari A106 dan J55 tidak mampu membentuk lapisan pelindung dan untuk material 316 SS dan 15% Cr. mampu membentuk lapisan pasif yang sangat besar sampai mempunyai tegangan sekitar 1100 mV Vs SCE(standard calomel electrode) pada lingkungan air kondensat yang berasal dari panas bumi. Hal ini menunjukan bahwa material 316 SS dan 15% Cr. sangat baik sekali dipakai dilingkungan tersebut. Hasil analisis sampel korosi menunjukan bahwa senyawa-senyawa yang terbentuk adalah Fe3O4 (Magnetite) dan Fe2O3 (Hematite), dan senyawa FeO(OH) (Ferric OxyHydroxide). Hal ini menunjukan bahwa adanya komponen oksigen terlarut yang ikut menyebabkan terjadinya peristiwa korosi. Dari hasil semua pengujian dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa peristiwa penyebab seringnya terjadi kegagalan atau kebocoran di sistem perpipaan kondensat tersebut adalah akibat terjadinya peristiwa korosi dan erosi. ......Based on various experiences of leaks to the condensate piping system at one of the geothermal energy installations, a polarization test was carried out at the laboratory on the following material: - CS A106 Gr.B : used for Condensate pipe - API 5 CT/J55 : used for Casing of injection well - Stl. 410/15% Cr : used for Pump?s shaft - SUS 316 : used for Pump impeller A field test was also carried out using an electrical resistance probe for comparison and corrosion products were tested using XRD and EDX. The results of analysis showed that carbon steel alloys A106 and J55 did not form a protective layer but 316 SS and 15 % Cr grade was capable of forming a thick passive protective layer with having potential around 1100 mVVs SCE (standard calomel electrode) in an environment of condensate produced from geothermal power plant. This shows that grade 316SS and 15% Cr grades are highly suitabel for use in this environment. The result of analysis of the corrosion sample shows that the compounds formed were Fe3O4 (Magnetite) and Fe2O3 (Hematite) and FeO (OH) (Ferric OxyHydroxide). This shows that there was a dissolved Oxygen component which contributed to the occurrence of corrosion. From the results of all tests and analysis carried out, the conclusion is that repeated failure and leaks in the condensate piping system was caused by corrosion and erosion.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T21576
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Figana
Abstrak :
Tesis ini membahas perancangan sensor berbasis 4 mikro-probe dalam sistem ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography) untuk mengukur struktur 3 dimensi di dalam material. Sensor probe yang digunakan berjumlah empat probe tersusun seri dan memiliki diameter berkisar 3 mikrometer yang kemudian di dekatkan ke permukaan sampel. Sampel yang digunakan berbahan SiO2 yang didalamnya terdapat bahan Si berbentuk bola dan memiliki diameter 4 mikrometer. Struktur bola Si digerakkan secara horizontal di bawah 4 sensor probe. Pergerakan sampel secara horizontal dilakukan dengan menggunakan rangkaian kontrol horizontal, dengan tegangan output sebesar -16,95 volt sampai dengan 17,12 volt piezoelektrik dapat digerakkan. Untuk mengontrol jarak probe dan permukaan sampel yang sangat dekat, dilakukan dengan memberi beda tegangan antara probe dan sampel dengan menahan arus terobosan (tunnel current) pada harga konstan. Pendeteksian arus terobosan menggunakan rangkaian I-V converter, selanjutnya diproses oleh kontrol vertikal (kontrol proporsional integral) untuk menjaga jarak antara tip dan sampel. Rangkaian kontrol vertikal mampu menjaga nilai Vofset = 0 atau nilai Vin dan Vsetpoin tetap sama saat Vsetpoin bernilai 1,51 volt sampai dengan 10,06 volt. Setelah dilakukan proses rekonstruksi dengan menggunakan prinsip ECVT, pada objek yang berukuran 4 mikrometer, rekonstruksi berhasil dilakukan meskipun hanya menggunakan 4 sensor. ......This thesis discusses the design of sensor-based 4 micro-probe in system ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography) to measure the 3-dimensional structure inside material. Probe sensor used consists of four series of probes and has a diameter of 3 micrometer which is then brought to the surface of the sample. Sample were used which is made of SiO2 and inner this material is Si in form of spherical with diameter 4 micrometres. Structure spherical horizontally driven below 4 probe sensors. Horizontal movement of the sample is done by using horizontal control, with output voltage of -16.95 volts to 17.12 volts piezoelectric movable. To control the distance of the probe and sample surface is very close, done with a voltage difference between probe and sample with tunnel current at constant value. Detection tunnel current using a I-V converter circuit, and next processing by the vertical control (proportional integral control) to maintain distance between the tip and sample. Vertical control circuit capable of maintaining the value Vofset = 0 or the value of Vin and Vsetpoin remain the same when Vsetpoin value is 1.51 volts up to 10,06 volt. After reconstruction using ECVT principle, the object with diameter 4 micrometers, reconstruction succesfully only using 4 sensors.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28720
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi Jasir Yadri
Abstrak :
Telah dilakukan Studi Awal Probe Pemindai Permukaan Logam Berbasis Perubahan Kapasitansi dengan tegangan konstan. Tegangan konstan ini dapat divariasikan dalam rentang 0-1000 V. Probe dihubungkan dengan rangkaian integrator dengan resistor feedback 1 GΩ menggunakan operational amplifier OPA128JM yang memiliki impedansi input 1 TΩ dan arus bias input hingga 300 fA. Output dari rangkaian integrator ini dihubungkan dengan rangkaian penguat tegangan yang dapat melakukan penguatan hingga 987.6 kali. Probe dapat digerakkan di mana pada arah sumbu-x menggunakan stepper motor 17HS3401 dengan angle sebesar 1.8°/step yang dioperasikan menggunakan driver dengan sistem mikrostep sebesar sixteenth step. Konversi gerak rotasi-linier dari stepper motor menggunakan lead screw T8L8P2 dengan 4 start sehingga memiliki resolusi pergerakan linier sebesar 0.0044 mm/step. Adapun penggerak arah sumbu-z dapat memosisikan probe pada permukaan logam menggunakan stepper motor SPS-15RF dengan angle sebesar 18°/step yang dioperasikan menggunakan driver dengan sistem mikrostep sebesar quarter step. Konversi gerak rotasi-linier dari stepper motor menggunakan lead screw T3L4P4 dengan 1 start sehingga memiliki resolusi pergerakan linier sebesar 0.0371 mm/step. Untuk menghasilkan tegangan konstan menggunakan EMCO C10 dengan sumber tegangan 12 V dengan daya sebesar 1 watt. ......An Initial Study of a Capacitance Change-Based Metal Surface Scanning Probe operating at constant voltage has been conducted. The constant voltage can be varied within a range of 0-1000 V. The probe is connected to an integrator circuit with a 1 GΩ feedback resistor using an operational amplifier OPA128JM, which has an input impedance of 1 TΩ and an input bias current of up to 300 fA. The output from this integrator circuit is connected to a voltage amplifier circuit that can amplify up to 987.6 times. The probe can be moved in the x-axis direction using a 17HS3401 stepper motor with an angle of 1.8°/step, operated using a driver with a sixteenth step microstep system. The rotation-linear motion conversion from the stepper motor uses a T8L8P2 lead screw with 4 starts, resulting in a linear motion resolution of 0.0044 mm/step. The z-axis direction actuator can position the probe on the metal surface using an SPS-15RF stepper motor with an angle of 18°/step, operated using a driver with a quarter-step microstep system. The rotation-linear motion conversion from the stepper motor uses a T3L4P4 lead screw with 1 start, resulting in a linear motion resolution of 0.0371 mm/step. To generate a constant voltage, an EMCO C10 is used with a 12 V power source and a power of 1 watt.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kapa Cossa Jonahtan
Abstrak :
Cryosurgery adalah teknik pembedahan yang digunakan untuk merusak jaringan patologi dengan memberikan temperatur cryogenics pada jaringan yang akan diobati. Penggunaan cryosurgery pada masa kini banyak digunakan untuk pengobatan kanker, salah satunya adalah kanker kulit yang menempati tingkat ke tujuh penyakit kanker paling berbahaya di dunia. Aplikasi dari metode cryosurgery saat ini memiliki beberapa kelemahan antara lain temperatur yang sulit dikontrol dan perlu adanya media penyimpanan khusus untuk agent yang digunakan (liquid nitrogen dan refrigeran). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji sistem pendinginan peltier berbasis elemen ganda pada alat cryosurgery dengan menggunakan suatu desain water block sebagai alat penukar kalor pada sisi panas dari termoelektrik. Pengujian dilakukan dengan melakukan beberapa variasi antara lain penggunaan satu dan dua termoelektrik sebagai sumber pendingin, penggunaan beberapa jenis probe, variasi tegangan dan temperatur. Pada pengujian ini diperoleh bahwa temperatur terendah sisi dingin peltier yang dicapai dengan menggunakan probe tembaga adalah -56,46oC dengan 10 Volt, dan -5oC CTB. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan peltier berbasis elemen ganda, dengan menggunakan suatu desain water block, baik untuk digunakan pada sistem cryosurgery. ......Cryosurgery is surgery technique used to destroy pathological tissue by providing cryogenic temperatures in the tissue being treated. Nowadays, cryosurgery widely used for cancer treatment, in which one is skin cancer that occupied seventh level of the world's most dangerous cancer diseases. Currently, application of cryosurgery method has several weaknesses for example the difficulty of temperature control and the need of storage media used specifically for the agent (liquid nitrogen and refrigerant). The purpose of this reasearch was to test the 2nd stage of thermoelectric cooling system on the appliance of cryosurgery using a water block design as a heat exchanger on the hot side of thermoelectric. Tests conducted by performing several variations including the use of one and two thermoelectric coolers as cooling source, types of probes, variation of voltage and CTB temperature. The research could achieved the lowest temperature obtained in cold side thermoelectric, it was -56,46oC using copper pobe, 10 Volt, and CTB-5oC. The results of this research proved that the use of 2nd stage thermoelectric, using a water block design is suitable to be applied on cryosurgery.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S40
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudha Nandi Pradipta
Abstrak :
Pengukuran antena umumnya dilakukan pada medan jauhnya. Hal ini akan menjadi masalah jika ukuran antena tersebut besar dan medan jauhnya melebihi besar ruangan anti-gema (anechoic chamber). Salah satu pemecahannya adalah dengan mengukur antena tersebut pada daerah medan dekatnya. Skripsi ini membahas mengenai perancangan perangkat lunak berupa program untuk mengolah data hasil pengukuran antena medan dekat (near-field) dengan pemindaian silindris berupa hasil konversi data medan dekat ke data medan jauh dari suatu antena yang diukur pada medan dekatnya. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam merancang perangkat lunak tersebut adalah Matlab_ dengan versi 7.6.0.324 (R2008a). Keluaran dari program perangkat lunak tersebut berupa grafik 2 dimensi dan 3 dimensi suatu pola radiasi medan E antena yang diukur. Pengujian keakurasian program dilakukan dengan membandingkan hasil konversi data medan dekat suatu antena yang diukur pada suatu frekuensi dengan data hasil pengukuran medan jauh untuk antena yang sama dengan frekuensi yang sama. Pengujian program dilakukan dengan tidak menyertakan kompensasi pada probe sehingga nilai-nilai koefisien probe dianggap sama dengan satu. Hasil pengujian menunjukkan proses konversi data lebih akurat dengan data medan dekat yang diambil dengan menggunakan probe open-ended waveguide daripada menggunakan probe antena microstrip elemen tunggal di mana penyimpangan rata-rata data menggunakan open-ended waveguide sekitar 3 db sedangkan penyimpangan rata-rata jika menggunakan microstrip elemen tunggal sekitar 6 db.
Measuring antenna parameters usually conducted using far-field method. The problem will occur if the antenna has the large size so its far-field distance becomes large and might exceed the space of anechoic chamber. One of the solutions is by measuring it using near-field method. This paper talks about designing software to process near-field measurement data from an antenna and transform them to its far-field data. Matlab 7.6.0.324 (R2008) is used as the programming language. The scanning method of probe is cylindrical surface. The output is radiation pattern E-field plotted in 2D and 3D graphs. The accuracy of software calculation is checked by comparing far-field output data with far-field data that taken by far-field measurement in same frequency. Testing of this software is in uncompensated probe condition, where all probe coefficients pretended equal to one. The testing result shows that near-field data transformation process more accurate with near-field data taken by using open-ended waveguide probe rather than using single element microstrip probe. It has about 3db of average deviation using openended waveguide probe and has about 6 db of average deviation using single element microstrip probe.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51462
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>