Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Adiva Thara Rahmadianti
Abstrak :
Masa remaja merupakan fase kritis dalam perkembangan manusia, ditandai dengan perkembangan secara fisiologis dan psikologis yang pesat, serta perubahan dalam dimensi sosial. Ini adalah masa pertumbuhan dan penemuan diri, di mana seorang individu bertransisi dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Perubahan di masa ini mendorong munculnya keinginan dan kebutuhan baru yang juga tercerminkan dalam dimensi spasial. Dalam upaya menciptakan batasan antara dirinya dengan orang lain dan mencari kemandirian, remaja sering kali menginginkan ruang untuk menyendiri atau bersama teman sebaya, dan fenomena ini kemudian dapat dilihat melalui sudut pandang architectural privacy. Studi ini mengeksplorasi cara remaja memenuhi kebutuhannya akan architectural privacy dengan melibatkan 4 responden yang tinggal di dua tipe permukiman yang berbeda. Remaja yang tinggal di permukiman formal dengan ruang sendiri di rumah mencapai keadaan privasi yang tinggi dengan keberadaan batas-batas tetap di kamarnya sendiri. Remaja di pemukiman informal yang berbagi ruang di rumah dengan anggota keluarga lainnya, mencari privasi dengan menciptakan teritori sementara di ruang di luar rumah, seperti di taman. Mereka menciptakan keadaan privasi menggunakan semi-fixed features dan jarak dengan orang lain.
......Adolescence is a critical phase in human development, characterized by rapid physical and psychological development, as well as changes in the social dimension. It is a time of growth and self-discovery, where an individual transitions from childhood to maturity. The changes in this period of development encourage new wants and needs, and it is reflected in the spatial dimension. In an effort to create boundaries between the self and others, as well as the search for independence, adolescents often seek spaces to be alone or to be with friends, and this phenomenon can be seen through the lens of architectural privacy. This study explores how adolescents fulfill their need for architectural privacy by involving 4 respondents who live in two different types of settlements. Adolescents who live in formal settlements with their own space at home achieve a high state of privacy through the fixed boundaries of their own rooms. Adolescents in informal settlements who share their space at home with other family members seek privacy by creating temporary territories in spaces outside their home, such as parks. They create a state of privacy using semi-fixed features and distance from others.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nabila Azka
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini mengenai bagaimana ruang yang dialami oleh penyendiri mengingat
ruang publik dan privat yang semakin rancu dalam batasannya. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan desain purposif. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang memengaruhi penyendiri dalam
mengalami ruang. Kegiatan yang dilakukan penyendiri di ruang publik
menciptakan fokus perhatian yang dapat menimbulkan ruang-ruang baru baginya
Ruang-ruang tersebut bersifat tidak kasat mata yang berada dalam ruang
interiornya sendiri. Hubungan ruang kasat mata dan tidak kasat mata ini adalah
faktor-faktor bagi penyendiri dalam mengalami ruangnya.
ABSTRACT
This study is about how space is experienced by a loner considering public and
private space is more ambiguous in the boundary. This research is using
qualitative purposive interpretive method. Results show that there are factors
affecting the loner in the experience of space. Activities conducted by a loner in
public space create a focus of attention that could produce new spaces for them.
These spaces are not visible inside their interior space of mind. The relationship of
visible and invisible space is the factor for a loner in the experience of space.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42241
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library