Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Doddy S. Muntaha
Abstrak :
ABSTRAK


Produk photocopy paper adalah jenis produk kertas dengan ukuran 21 x 29,7 em atau juga dikenal dengan kertas ukuran A4 yang umumnya digunakan sebagai media cetak untuk mendukung kegiatan di perkantoran. Klasifikasi atas kualitas produk photocopy paper secara umum dapat didasarkan atas tingkat brightness, yaitu tingkatan wama putih pada kertas, dan grammature, yaitu tingkat ketebalan kertas dengan satuan unitnya adalah gsm. PT. Pindo Deli Pulp & Paper adalah produsen kertas yang memiliki kemampuan untuk memproduksi produk photocopy paper dan dalam kegiatan pemasarannya, PT. Pindo Deli menjual produknya di pasar domestik maupun intemasional.

Salah satu pasar yang dituju oleh PT. Pindo Deli untuk memasarkan produk PPC Adalah Negara-negara Eropa. Alasan untuk memasarkan produk tersebut ke Eropa karena besamya tingkat permintaan untuk produk photocopy paper yakni sebesar 300.000 MT per bulan. Sampai dengan tahun 2002 PT. Pindo Deli telah berhasil menjual produk PPC ke pasar domestik dan intemasional rata-rata seoesar 15.500 MT per bulan, dimana kontribusi penjualan produk PPC ke Eropa mencapai 7.000 MT per bulannya atau setara dengan 46%. Besarnya tingkat permintaan produk photocopy paper di Eropa juga disebabkan oleh banyaknya negara yang tercakup dalam wilayah tersebut. Terhitung berdasarikan data yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli tentang jumlah negara-negara di Eropa sebagai daerah pemasaran adalah sebanyak 19 negara dan saat ini PT. Pindo Deli baru bisa memasarkan produk PPC-nya ke 11 negara. Dengan luasnya cakupan wilayah pemasaran dan juga keterbatasan fungsifungsi distribusi yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli di wilayah Eropa maka altematif pengembangan jalur distribusi sekaligus sebagai modus entry strategy yang dipilih adalah dengan menjual produk PPC ke pihakpaper merchants.

Produk photocopy paper dipasarkan ke Eropa dengan menggunakan dua strategi branding, yakni produk PPC yang menggunakan mill brand dan private brand. Mill brand adalah brand untuk produk PPC yang dikembangkan, dimiliki, dan diproduksi oleh PT. Pindo Deli, sedangkan private brand adalah brand produk PPC yang dimiliki oleh paper merchants namun diproduksi di PT. Pindo Deli. Penerapakan kedua strategi branding ini mampu mendorong peningkatan volume penjualan produk PPC ke pasar Eropa dari kurun waktu tahun 2000- 2002. Fokus penulisan pada karya akhir ini akan membahas lebih mendalam tentang efektifitas strategi branding yang diterapkan oleh PT. Pindo Deli yang diterapkan ke pasar Eropa.

Metodologi penelitian yang dilakukan untuk penulisan karya akhir ini adalah melalui penelitian eksploratif terhadap data sekunder dari PT. Pindo Deli dan wawancara dengan pihak-pihak terkait. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa untuk memasarkan produk PPC dari PT. Pindo Deli ke pasar Eropa, peran dari pihak paper merchants sangat dominan. Paper merchants merupakan pintu gerbang keberhasilan PT. Pindo Deli memasarkan produk PPC ke Eropa agar volume penjualan semakin bertambah besar dan disisi lain paper merchants merupakan pihak yang turut menentukan jumlah atau banyaknya PPC mill brand dan private brand yang diproduksi oleh PT. Pindo Deli. Oleh karena itu fungsi kontrol terhadap pfoses distrbusi secara menyeluruh tidak dapat dilakukan secara maksimal oleh PT. Pindo Deli karena sistem perdagangan yang dilakukan oleh kedua belah pihak adalah sistem beli-putus, dimana terjadi perpindahan kepemilikan atas produk yang diperdagangkan dari pihak PT. Pindo Deli ke pihak paper merchants pada saat produk PPC menuju atau sampai di Eropa.

Hasil analisis terhadap PT. Pindo Deli untuk produk PPC juga memperlihatkan bahwa PT. Pindo Deli memperlakukan produk PPC lebih besar dari sisi produknya dan bukan dari sisi branding. Hal tersebut disebabkan oleh tuntutan pihak manajemen PT. Pindo Deli kepada pihak sales dan marketing untuk memaksimalkan volume penjualan PPC secara total karena kapasitas produksi yang dimiliki adalah sebesar 21.000 MT per bulan sedangkan volume penjualan tahun 2002 baru mencapai 15.500 MT per bulan. Sehingga branding diperlukan hanya untuk sebagai nama atau label agar volume penjualan photocopy paper ke Eropa bisa lebih besar dari pencapaian 7.000 MT per bulan seperti yang telah dicapai pada tahun 2002.

Hambatan yang ditemui dalam melakukan penelitian untuk menilai efektifitas strategi branding yang diterapkan oleh PT. Pindo Deli untuk produk photocopy paper ke Eropa adalah ketidaktersediaan informasi tentang kinerja paper merchants di Eropa. Sehingga pembahasan lebih terfokus tentang bagaimana PT. Pindo Deli memanfaatkan kapabilitas yang dimiliki oleh paper merchants dalam hal distribusi produk PPC di Eropa sehingga volume penjualan dapat lebih besar denga11 menggunakan strategi branding-produk PPC mill brand dan private brand. Dengan tidak mendapatkan informasi tentang pihak paper merchants maka informasi tentang produk PPC serta preferensi atas brand produk PPC yang diminati di pasar Eropa secara langsung tidak dapat digali lebih mendalam.

PT. Pindo Deli selaku produsen produk PPC tetap menginginkan produk PPC yang menggunakan mill brand menjadi brand yang dominan dipasarkan di Eropa sehingga lambat laun posisi mill brand semakin besar dan kuat di pasar Eropa. Untuk mendukung keinginan tersebut maka PT. Pindo Deli dapat menjalankan sebuah pilot project dengan menerapkannya di negara Spanyol dengan tujuan meningkatkan volume penjualan produk PPC mill brand. Hal tersebut didukung dengan volume penjualan PPC mill brand ke Spanyol yang cukup sudah besar dan ditambah dengan tingginya tingkat perminta&n produk PPC di negara tersebut hingga mencapai 6.300 MT per bulan dimana hampir setara dengan total penjualan produk PPC ke seluruh Eropa sebesar 7.000 MT per bulan.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Listiyani
Abstrak :
Persaingan yang semakin ketat dalam pasar ritel modern mendorong sejumlah peritel melakukan differensiasi melalui kepemilikan produk private label. Tujuan karya tulis ini adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik produk (product involvement, type of product, dan switching cost) terhadap intensi pembelian produk private label Carrefour dan pengaruh store image sebagai variabel covariate dalam hubungan antara karakteristik produk dengan intensi pembeli produk private label Carrefour. Penelitian ini melibatkan 180 responden yang dipilih dengan metode random sampling dan pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis kovariat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa karakteristik produk berpengaruh terhadap intensi pembelian produk private label Carrefour dan store image tidak memiliki pengaruh sebagai variabel covariate dalam hubungan antara karakteristik produk dengan intense pembelian produk private label Carrefour. ......The tight competition in the modern retail market encourages retailers to do differentiation through the ownership of private label products. The purpose of this paper is to investigate the influence of products characteristics (product involvement, type of product, and switching costs) on purchase intention of Carrefour's private label products and the influence of store image as a covariate variable in the relationship between characteristics of the product and the purchase intention of Carrefour's private label products. The study was a quantitative research and used analysis of covariate as the analysis method. The research concluded that the product characteristics influence the purchase intention of Carrefour's private label products and store image as a covariate variable had no influence on the relationship between characteristics of product and the purchase intention of Carrefour?s private label products.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T21745
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hajaar Annissa
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang persepsi konsumen terhadap produk private label yang sedang ramai dikalangan masyarakat saaat ini. Dalam studi ini, peneliti tertarik pada faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen terhadap produk private label pada convenience store 7 eleven. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini secara random kepada responden yang sudah pernah membeli atau mengunjungi produk private label dari 7 eleven. Jumlah partisipan yag digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. Hasil dalam penelitian yang telah saya lakukan ini menunjukan bahwa dari enam variabel yang berpengaruh hanya satu variabel yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk private label dari convenience store 7 eleven yaitu price conciousnes dimana hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor kesadaran harga, mereka kalangan konsumen saat ini sangat memperhatikan harga sebelum melakukan pembelian produk.
This thesis discusses consumer perceptions of private label products that are busy in todays society. In this study, researchers were interested in the factors that influence consumers to private label products in the convenience store 7 eleven. The study, conducted by researchers at this time randomly to respondents who have never bought or go private label products from 7 eleven. The number of participants used in this study about 100 peoples. Analysis of hypotheses generated in this study indicate that consumer perceptions of private label products from convenience store 7 eleven highly influenced by price consciousness, where they are among today's consumers are very concerned about prices before making a purchase.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edyna Ayu Qousersha
Abstrak :
Private label merupakan sebuah merek yang dikelola sendiri oleh peritel. Dalam lingkungan ritel, penilaian pelanggan terhadap produk private label seringkali dikaitkan dengan store image dari toko ritel tersebut. Penelitian ini meneliti pengaruh store image terhadap purchase intention produk private label. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, di mana data dan informasi dikumpulksan melalui survei dengan alat bantu kuisioner dan studi kepustakaan. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 pengunjung Sephora Kota Kasablanka yang merupakan wanita yang berdomisili di Jakarta dan pernah melakukan pembelian selain produk private label di Sephora Kota Kasablanka setidaknya satu kali dalam tiga bulan terakhir. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non-probability dengan convenience sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana menggunakan SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa store image memiliki pengaruh terhadap purchase intention produk private label. ......Private label is a brand managed by a retailer. In a retail environment, customer evaluation on private label product often associated with the store image of a retailer. This study aims to research the effect of store image towards purchase intention of private label product. This research used a quantitative approach, where data and information were collected through survey with the tools of questionnaire and bibliographical studies. The sample of this study were 100 visitors of Sephora Kota Kasablanka which were women reside in Jakarta and have purchased other than private label product at least once in the last three months at Sephora Kota Kasablanka before. The samples were selected using non probability methods with convenience sampling. Analysis technique of the data used is simple linear regression using SPSS 20. The result indicated that store image affects purchase intention of private label products.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Kurniawati Hadi
Abstrak :
Pertumbuhan bisnis ritel semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah peritel yang ada di Indonesia. Kehadiran para peritel ini memunculkan produk private label di Indonesia. Private label merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh peritel agar dapat bersaing. Skripsi ini membahas mengenai persepsi nilai konsumen terhadap perilaku pembelian private label. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode uji reliabilitas, analisis faktor, regresi berganda, dan uji chi square. Data yang dikumpulkan berasal dari survei terhadap pembeli private label Giant. Hasil penelitian menunjukkan keterlibatan, persepsi harga, pengenalan, dan persepsi risiko berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian private label. Sementara itu, loyalitas merek dan persepsi kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian private label.
The growth of retail business has increased with the improvement of the number of retailers in Indonesia. These retailers emerge private label in Indonesia. Private label is one of the retailer?s strategy to compete in the business. This thesis examines about the influence of consumer?s perceived value toward buying behavior of private label. This research are quantitative and using reliability test, factor analysis, multiple regression, and chi square. The data were collected by survey of Giant?s private label consumer. The result shows that involvement, price perception, familiarity, and perceived risk have influenced buying behavior of private label. Meanwhile, brand loyalty and quality perception have not influenced buying behavior of private label.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Melisa Halim
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang pengaruh store image dan anchor brand terhadap private label brand di Matahari Department Store. Dimensi store image yang mempengaruhi private label brand quality dan affective (liking) adalah service, convenience, product quality, dan variety. Sedangkan kehadiran anchor brand tidak mempengaruhi private label brand di Matahari Department Store secara signifikan. Konsumen membedakan private label brand dengan anchor brand di Matahari Department Store. Private label brand dinilai sebagai produk tersendiri yang diproduksi dengan harga terjangkau namun dengan model dan kualitas yang menyerupai anchor brand.
The focus of this study is to investigate the influences of store image and anchor brand to private label brand at Matahari Department Store. Several dimensions of store image significantly influenced private label brand quality and affective (liking), included service, convenience, product quality, and variety. Whereas the presence of anchor brand at Matahari Department store does not significantly influence private label brand. The consumer distinguished the private label brand and anchor brand at Matahari Department Store. Private label brand is assumed as a separated product with affordable price but the model and quality has a similarity with anchor brand.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindiya Kirana
Abstrak :
Customer-based brand equity (ekuitas merek berbasis konsumen) adalah efek diferensial dalam respon konsumen terhadap stimulus pemasaran yang bersumber dari pengetahuan konsumen terhadap merek (Keller, 1998). Ada tiga hal penting dalam defmisi ini, yaitu: efek diferensial, pengetahuan terhadap merek, dan respon konsumen terhadap aktivitas pemasaran. Obyek dari penelitian ini adalah hubungan antara variabel-variabel pembangun, atau stimulus pemasararan dihubungkan dengan defmisi diatas, merek-merek private label Hero dan variabel-variabel pengetahuan merek {brand knowledge) konsumen serta hubungan variabel-variabel pengetahuan merek {brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero, sebagai efek diferensial atau manfaat jika dihubungkan dengan defmisi diatas. Private label yang dikembangkan Hero sendiri terdiri dari enam merek dan cakupannya meliputi kategori produk-produk makanan dan non-makanan dengan klasifikasi komoditi dan premium. Enam merek private label Hero tersebut adalah: Herosave, Nature's Choice, First Choice, Fresh Choice, Reliance, dan Innosense. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan pengenalan konsumen Hero terhadap merek-merek private label Hero Supermarket dan persepsi terhadap manfaat dan nilai merek-merek private label tersebut, 2) Menguji hubungan dalam model penelitian antara variabel-variabel pembangun merek-merek private label Hero dan variabel-variabel pengetahuan merek {brand knowledge) konsumen serta hubungan variabel-variabel pengetahuan merek {brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti adalah preferensi terhadap peritel, variabel-variabel dalam kelompok pengetahuan merek {brand knowledge), yaitu: tingkat pengenalan konsumen terhadap merek-merek private label Hero {brand recognition), dan penilaian konsumen terhadap nilai merek-merek private label Hero {brand image), variabel-variabel dalam kelompok unsur-unsur pembangun merek, yaitu; unsur-unsur merek {brand element), stimulus pemasaran, dan leverage dari asosiasi sekunder dengan peritel Hero. Kemudian dikembangkan dua buah hipotesa tentang hubungan antara variabel, yaitu: 1). Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok variabel unsur pembangun merek dan kelompok variabel tingkat pengetahuan merek {brand knowledge), 2). Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok variabel tingkat pengetahuan merek {brand knowledge) dan variabel preferensi terhadap peritel Hero. Dari hasil uji dengan menggunakan analisa korelasi kanonik, yang bersumber dari jawaban 162 responden dari 4 gerai supermarket Hero di Jakarta, terhadap hipotesa pertama membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara variabel-variabel yang diuji. Serta melalui analisa terhadap struktur fungsi kanonik diperoleh hasil bahwa variabel terpenting dalam pembentukan hubungan korelasi kanonik adalah variabel leverage dari peritel Hero dan tingkat pengenalan merek konsumen. Sedangkan untuk hipotesa kedua dengan menggunakan analisis korelasi majemuk dan parsial membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara variabel-variabel yang diuji. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat pengenalan konsumen terhadap merek-merek private label Hero adalah tiga merek, dengan Herosave sebagai merek yang paling dikenali, serta empat merek hanya dikenali minoritas responden. Kemudian mayoritas responden setuju bahwa merek-merek private label Hero memberikan manfaat bagi konsumen (harga, ragam produk, dan kualitas) dan menanggapi positif bahwa merek-merek private label Hero memberikan nilai yang sebanding atau lebih baik dibandingkan merek-merek yang biasa dibeli. Dari basil penelitian tersebut digunakan untuk memberikan beberapa rekomendasi untuk pengembangan strategi merek untuk private label Hero, terutama mengenai obyektif pengembangan merek-merek private label Hero, target konsumen, positioning, brand architecture merek-merek private label Hero, dan program customer relationship-nya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Paima Ulibasa
Abstrak :
Perkembangan ritel yang begitu pesat menimbulkan persaingan ketat antar perusahaan ritel baik dalam maupun luar negeri. Hal ini mengharuskan pihak manajemen perusahaan ritel mengembangkan strategi untuk bertahan di industri ritel khususnya hipermarket. Salah satu strategi yang marak diterapkan adalah dengan menggunakan nama tokonya sebagai merek produk yang dikenal dengan Private Label Brand (PLB). Hal ini menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian terhadap niat pembelian produk PLB. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara citra toko dan kualitas pelayanan terhadap niat pembelian produk PLB dan juga dampak persepi risiko dan kesadaran harga yang dirasakan konsumen terhadap niat pembelian. Data diolah menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) dengan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara citra toko dan niat pembelian, selain itu ditemukan juga pengaruh yang besar antara kualitas pelayanan dan niat pembelian. Perusahaan ritel disarankan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanannya demi menciptakan citra PLB yang baik sehingga niat pembelian konsumen juga turut meningkat. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti hendaknya lebih fokus dalam memilih objek penelitian untuk menghindari ambiguitas pada responden dan juga mempertimbangkan adanya variabel product familiarity untuk hasil yang lebih mendalam. ......The tremendous growth of retail caused the fierce competition among the retail company both in our country and also overseas. Thus, the management of the company has to develop some strategies in order to survive in the retail industry especially in the hypermarket area. One of the famous strategies applied is to label the product according to the store`s name which is well known as Private Label Brand (PLB). This case brings the attention of the writer to do some researches on purchase intention for PLB product. This thesis aims to investigate whether or not there is influence between the store image and service quality towards purchase intention for PLB products and also the effect of perceive risks and price consciousness the costumers feel towards the purchase intention. The data perceived by using Structural Equation Model (SEM) which reveals not only that there is a slight influence between the services and the purchase intention, but also big influence between service quality and purchase intention. As the conclusion, the retail companies need to improve their service quality in order to create good store image PLB so the costumer purchase intention will increase. For the future research, it is advised for the writer to be more specific in choosing the object of the research to avoid the ambiguity of the respondents and also to include the product familiarity for the better result.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nosica Rizkalla
Abstrak :
Retailers produce their own private label brand as a strategy to distinguish their products from competitors’. Based on previous research, store image and service quality can be used to improve private label brand image and purchase intention. A Research is conducted at Lotte Mart, Gandaria City Mall in Jakarta to find out whether store image and service quality could influence private label brand image and purchase intention. This research adopts Wu et.al.'s framework (2010). Data processing uses Structure Equation Modeling. Research outcome reveals that service quality is a significant factor in influencing private label brand image and purchase intention.
Management, Faculty of Economics, University of Indonesia and Philip Kotler Center, 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Yuliana
Abstrak :
Strategi private label brands digunakan oleh berbagai bisnis ritel, termasuk ritel home improvements. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh store image dan service quality di gerai ACE HARDWARE terhadap repurchase intention pada private label brand image KRISBOW. Data penelitian ini berasal dari kuesioner yang melibatkan 220 sampel responden. Analisa data menggunakan structural equation model (SEM) membuktikan bahwa store image berpengaruh positif terhadap private label brand (PLB) image, PLB image berpengaruh terhadap perceived risk, serta service quality dan price consciousness berpengaruh langsung dan positif terhadap repurchase intention. Faktor terbesar yang mempengaruhi repurchase intention adalah price consciousness. ......The strategy of private label brands is used by a variety of retail businesses, including retail home improvements. Therefore, this study aims to determine the effect of store image and service quality on ACE HARDWARE outlets to repurchase intention in the private label brand image KRISBOW. This research data derived from the questionnaire that involving sample of 220 respondents. Analysis of data using structural equation modeling (SEM) to prove that the store image has positive effects on the private label brand (PLB) image, PLB image has effect on the perceived risk, service quality and price consciousness has direct and positive effect on the repurchase intention. The biggest factor affecting repurchase intention is price consciousness
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>