Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Washington, D.C: Council for Research in Values and Philosophy, 2008.
968.910.51 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Nadia Sarah Zainuddin
Abstrak :
Kesusastraan Aljazair mulai berkembang setelah perang kemerdekaan Aljazair, sekitar tahun 1970-an. Identitas dan kebebasan adalah dua tema utama yang sering diangkat dalam karya sastra penulis Aljazair. Masalah identitas pada masyarakat Aljazair muncul akibat penjajahan Prancis, salah satunya berupa penggunaan dua bahasa utama negara tersebut, yaitu bahasa Arab dan Prancis. Masalah identitas ini terjadi karena eratnya hubungan antara bahasa Prancis sebagai bahasa kolonial dengan identitas masyarakat Aljazair itu sendiri, yang pada akhirnya berujung pada rekonstruksi identitas masyarakat Aljazair. Artikel ini membahas rekonstruksi identitas yang terjadi pada tokoh utama dalam novel La Disparition de la langue française karya Assia Djebar. Artikel ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi pustaka. Analisis makalah ini menggunakan konsep naratif yang dikemukakan oleh Roland Barthes (1966) untuk membedah struktur teks. Lebih lanjut, artikel ini juga menggunakan studi postkolonial Homi Bhabha (1994) dan dibantu oleh konsep memori kolektif oleh Maurice Halbwachs (1992) dan konsep identitas individu Phillip Gleason (1983) untuk menganalisis rekonstruksi identitas yang terjadi pada karakter utama. Artikel ini menghasilkan beberapa temuan. Dua bahasa, Prancis dan Arab, yang digunakan dalam novel mempengaruhi perubahan identitas tokoh utama. Memori juga berperan dalam rekonstruksi identitas karakter utama. Artikel ini menyimpulkan bahwa rekonstruksi identitas, pada akhirnya, meskipun dipengaruhi oleh bahasa dan ingatan, adalah kebebasan seseorang untuk memilih. ......Algerian literature began to develop after the Algerian war of independence, which was around the 1970s. Identity and freedom are the two main themes that are often raised in the literary works of Algerian writers. The problem of identity in the Algerian people arises due to French colonialism, one of which is in the form of the use of the country's two main languages, namely Arabic and French. This identity problem occurs due to the close relationship between French as a colonial language and the identity of the Algerian people themselves, which ultimately results in the reconstruction of the Algerian people's identity. This article discusses the identity reconstruction that occurs in the main character in the novel La Disparition de la langue française by Assia Djebar. This article is qualitative research using a literature review as the method. The analysis of this paper uses the narrative concept brought by Roland Barthes (1966) to dissect the structure of the text. Furthermore, this article also uses the post-colonial study of Homi Bhabha (1994) and assisted by the concept of collective memory by Maurice Halbwachs (1992) and the concept of individual identity of Phillip Gleason (1983) to analyze the reconstruction of identity that occurs in the main character. This article found several main findings. The two languages, French and Arabic, used in the novel affect the changes in the main character's identity. Memory also plays role in the identity reconstruction of the main character. This article concludes that identity reconstruction, at the end of the day, though affected by languages and memories, is one's freedom to choose.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi A. Kinanthi
Abstrak :
ABSTRAK
Teori hubungan internasional tradisional cenderung berfokus pada dunia Barat. Oleh karena itu, teori teori tersebut tidak dapat menjelaskan permasalahan kontemporer dalam hubungan antar Negara yang pada dasarnya melibatkan berbagai Negara dari belahan dunia, tidak hanya bangsa Barat. Sebagai kritik dari hal ini, Postkolonialisme pun muncul. Postkolonialisme menghadirkan sudut pandang baru dari hubungan antara Barat dengan Timur yang berawal dari kolonialisme dan menyebabkan adanya status Negara penjajah serta dijajah. Kaitan antara kolonialisme dan pembangunan serta analisis tentang hubungan kekuasaan antara Afrika dan bangsa barat didalam MDGs pun akan dipaparkan. Dengan demikian pada akhirnya ditemukan bahwa sebagian pola kolonialisme masih dapat ditemukan pada rencana pembangunan Afrika yang terdapat pada MDGs.
Jakarta: Policy Analysis and Development Agency, 2018
300 JHLN 4:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ribka Sangianglili
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis dekonstruksi yang terjadi dalam film animasi bergenre superhero, Megamind. Melalui perbandingan antara film ini dengan film-film superhero klasik, diperoleh hasil bahwa film ini telah medekonstruksi konvensi cerita superhero dalam aspek penokohan, alur cerita, dan sudut pandang. Namun, melalui pengkajian postkolonialisme dan gender, upaya dekonstruksi dalam film ini mengandung dualisme. Pada satu sisi, upaya tersebut terlihat telah melawan supremasi kulit putih serta nilai maskulinitas dan femininitas konvensional yang kerap kali muncul dalam film superhero pada umumnya. Tapi, di sisi lain, terjadi ambivalensi dalam upaya dekonstruksi tersebut karena pada akhirnya malah menekankan pola-pola tersebut. Lebih lanjut, dekonstruksi tersebut ternyata bertujuan untuk merekonstruksi konsep hero yang berbeda. Melalui tokoh Megamind, terdapat beberapa hal yang berusaha ditekankan yaitu proses untuk menjadi hero dan kekuatan yang tidak sekedar mengandalkan fisik. ......This undergraduate thesis analyses the deconstruction which happens in Megamind, an animated superhero movie. By comparing this movie and several classic superhero movies, it can be concluded that Megamind has changed the basic convention of superhero stories through its characters, plot, and point of view. However, there is a dualism meaning in the deconstruction. On one hand, this movie seems to oppose the white supremacy, and also the conventional masculinities and femininities which usually can be seen in superhero movies in general. On the other hand, it also confirms those values again. Furthermore, the movie reconstructs different concept of hero as the result of the ambivalence in the deconstruction. Megamind shows some hero's qualities that rarely appear in the classic superhero movies such as the process to be a hero and other kind of powers beside the physical power.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43374
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library