Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Agnasia Desmara
Abstrak :
Hidrogel merupakan struktur tiga dimensi dari polimer hidrofilik yang dibentuk dengan perlakuan kimia atau fisika dan dapat menyerap air dalam jumlah banyak. Parameter kinerja hidrogel dalam menyerap air disebut sebagai swelling ratio dimana dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain sifat hidrofilik dan struktur morfologi dari polimer pembentuk hidrogel. Pada penelitian ini dibuat hidrogel dari campuran polimer karboksimetil selulosa (CMC) dan polivinil alkohol (PVA) dengan crosslinker kimia asam sitrat. CMC disintesis dari selulosa eceng gondok sebagai sumber selulosa yang sudah diketahui potensial sebagai sumber selulosa dan dalam jumlah melimpah. Sintesis hidrogel dengan basis CMC eceng gondok sudah dilakukan dengan hasil swelling ratio yang baik. Pada penelitian ini ditambahkan polimer sintesis PVA (polivinil alkohol) yang bersifat hidrofilik dengan harapan akan meningkatkan nilai swelling ratio yang dihasilkan. Efek dari perbedaan komposisi CMC/PVA dan konsentrasi asam sitrat ditinjau melalui hasil karakterisasi hidrogel. Variasi komposisi CMC/PVA yang digunakan adalah 1:3, 2:2, dan 3:1 dan konsentrasi asam sitrat sebesar 5%, 10%, dan 15%. Berdasarkan hasil penelitian didapati adanya pengaruh penambahan PVA yakni menurunkan nilai swelling ratio dari hidrogel berbasis CMC dengan hasil tertinggi pada komposisi CMC/PVA 3:1 dan konsentrasi asam sitrat 10%. Hasil ini disebabkan karena CMC bersifat lebih dominan dengan sifat polyelectrolyte yang menghasilkan sifat ganda pada pengembangan hidrogel. Struktur PVA yang semikristalin juga menyebabkan air sulit berdifusi dibandingkan CMC dengan struktur amorf dimana hal ini didukung dengan hasil uji morfologi SEM. Analisis morfologi hidrogel menggunakan SEM juga mendukung hasil dimana tebentuk pori yang banyak dan besar pada konsentrasi asam sitrat 10% dan pada analisis FTIR juga menunjukkan terbentuknya crosslinking dari polimer.
Hydrogel is three dimensional hydrophilic polymers made by either chemical or physical crosslinking and can absorb water in large amount. The performance parameter of hydrogel in absorbing water called as swelling ratio and related to hydrophilic characteristic and morphology structure of its polymers. In this study, hydrogel synthesized from carboxymethyl cellulose (CMC) and polyvynil alcohol (PVA) with citric acid as chemical crosslinker. CMC synthesized from water hyacinth cellulose which has been known as potential source of cellulose, especially in its amount. Synthesis of CMC based hydrogel has been done by previous study which has good characteristic result. In this study hydrophilic synthetic polymer, polyvinyl alcohol (PVA), is added in order to increase swelling ratio of hydrogel. Effect of different compositions CMC/PVA and citric acid concentration are reviewed through the hydrogel characterization result. Variations of composition used are 1:3, 2:2, and 3:1 also with concentration of citric acid in 5%, 10%, and 15%. Based on the result, adding PVA to CMC based hydrogel has effect which is decreasing swelling ratio and the best result found in 3:1 of CMC/PVA composition with 10% citric acid concentration. This result happen because domination from CMC with its polyelectrolyte characteristic which can result double effect in swelling the hydrogel. PVA with semicrystalin structure also caused difficulity in water absorbance to hydrogel structure compared to amorphous structure of CMC and this result supported with morphology test using SEM. Hydrogel morphology analysis through SEM also showed the formation of large pores on the surface of hydrogel with 10% acid acid. Futhermore crosslinking between polymers with 10% citric acid also showed in FTIR analysis.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hassel Angelyn Sabathini
Abstrak :
ABSTRACT
Kebutuhan akan alternatif bahan kemasan yang ramah lingkungan semakin meningkat. Salah satu solusi dari masalah tersebut adalah dengan mengembangkan plastik biodegradabel. Plastik biodegradabel dapat dibentuk dari campuran biopolimer dengan polimer sintetis dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi. Penelitian ini mengkaji sifat fisik mekanik bioplastik berbahan dasar Chlorella-polyvinyl alcohol PVA dengan pra-perlakuan penghomogen ultrasonik atau ultrasonikasi pada Chlorella. Variasi konsentrasi Chlorella dan suhu dilakukan pada tahap ultrasonikasi bubuk Chlorella. Sebelum dijadikan bahan dasar bioplastik, larutan Chlorella tersonikasi dengan konsentrasi berbeda disamakan konsentrasinya. Film bioplastik kemudian dibuat dengan campuran Chlorella tersonikasi dan PVA menggunakan metode solvent casting. Hasil karakterisasi sifat fisik mekanik bioplastik yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan bioplastik kontrol berbahan dasar Chlorella tanpa sonikasi. Hasil studi mekanis menunjukkan terjadi peningkatan nilai kuat tarik bioplastik hingga 15,3 kgf/cm2 dan peningkatan nilai elongasi hingga 99,63. Hasil analisis Field emission scanning electron microscopy menunjukkan peningkatan homogenitas campuran bioplastik dan membentuk permukaan yang lebih halus dan tidak berongga. Fourier transform infrared menunjukkan bahwa terjadi ikatan antara Chlorella dan PVA. Analisis termal menunjukkan bahwa bioplastik berbahan dasar Chlorella memiliki sifat termal yang menyerupai bioplastik berbahan dasar PVA murni. Sifat fisik mekanik bioplastik tersebut membuat bioplastik berbahan dasar Chlorella berpotensi menjadi bahan alternatif kemasan yang ramah lingkungan.
ABSTRACT
Public demand for environmentally friendly packaging material is increasing. One of the solutions invented for this problem is the development of biodegradable plastic. Biopolymer can be mixed with synthetic polymer to produce biodegradable films with properties suitable for varying applications. This study examines the mechanical physical properties of Chlorella polyvinyl alcohol PVA based bioplastic by pre treating the Chlorella powder with ultrasonic homogenizer. Variation of Chlorella concentration and temperature was done during the ultrasonication. Before being used as bioplastic base, pre treated Chlorella with different concentrations were equated. Bioplastic films were then prepared with the pre treated Chlorella powder and PVA using solvent casting method. Mechanical physical properties of the pre treated Chlorella films then compared with non pre treated Chlorella film as control. Mechanical test shows the increasing of bioplastic tensile strength up to 15,3 kgf cm2 and elongation percentage up to 99,63. Field emission scanning electron microscopy test shows the increasing of bioplastic homogenity and smoother surface with less pores. Fourier transform infrared analysis shows that there are crosslinkages between Chlorella and PVA. Thermal analysis by thermogravimetric analysis shows that Chlorella based bioplastic has similar thermal properties as PVA based bioplastic. These mechanical physical properties shows that Chlorella is a potential biomass alternative for bioplastic.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Nuraida
Abstrak :
Kertas adalah material yang mudah ditembus air, yang membuatnya kurang ideal sebagai kemasan makanan. Polivinil alkohol (PVA), polimer yang ramah lingkungan menjadi material pilihan untuk melapisi kertas guna meningkatkan ketahanannya terhadap air dapat dicampur dengan cellulose nanofibers (CNFs) dan pati yang kompatibel untuk memodifikasi karakteristik PVA yang mudah menyerap air. Penelitian ini melihat potensi PVA/CNFs/Pati sebagai campuran polimer yang dapat meningkatkan ketahanan kertas terhadap air dengan memvariasikan kandungan padatannya 10, 12,5, dan 16,67% untuk melihat komposisi yang paling baik untuk menjadi pelapis kertas tahan air. Metode pencampuran dan pelarutan menggunakan magnetic stirrer selama 4 jam, kemudian larutan diaplikasikan ke kertas menggunakan bar coater. Hasil uji Cobb menunjukkan PVA/CNFs/Pati pada kandungan padatan 12,5% signifikan meningkatkan ketahanan kertas terhadap air, yaitu penyerapan air berkurang hingga 60% dibandingkan kertas yang tidak dilapisi. Pada kandungan padatan 12,5%, pengujian ultrasonik juga menunjukkan laju penetrasi air di dalam kertas menghasilkan sinyal yang lebih tinggi dan stabil, serta pengujian difusivitas yang mengukur kecepatan penyebaran zat di dalam kertas menunjukkan hasil terkecil. Hasil ini menunjukkan potensi PVA/CNFs/Pati dalam meningkatkan ketahanan kertas terhadap air. Kelarutan material penting dalam aplikasi pelapisan kertas. Kandungan padatan 12,5% terbukti optimal, karena kandungan yang lebih tinggi dari ini dapat mengakibatkan penurunan ketahanan kertas akibat kelarutan yang buruk dan pembentukan lapisan yang kurang baik. ......Paper is a material that is easily penetrated by water, making it less ideal for food packaging. Polyvinyl alcohol (PVA), an environmentally friendly polymer, can coat paper to improve water resistance. PVA is mixed with cellulose nanofibers (CNFs) and starch to modify its water-absorbing characteristics. This study evaluates the potential of PVA/CNFs/Starch as a polymer blend to enhance the water resistance of paper by varying its solid content to 10%, 12.5%, and 16.67%. The mixing and dissolving method uses a magnetic stirrer for 4 hours, and then the solution is applied to the paper using a bar coater. Cobb test results show that PVA/CNFs/Starch with a solid content of 12.5% significantly improves the paper's water resistance, reducing water absorption by up to 60% compared to uncoated paper. At 12.5% solid content, ultrasonic testing also shows a higher and more stable water penetration rate in the paper, and diffusivity testing indicates the smallest value. These results demonstrate the potential of PVA/CNFs/Starch in enhancing paper's water resistance. The 12.5% solid content proved optimal, as higher concentrations can reduce paper resistance due to poor solubility and inadequate layer formation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endi Prijowidyantoto
Abstrak :
Film material sensitif kelembaban berbasis polyvinyl alchohol (PVA) dengan penambahan methylene diacrylamide (MDA) telah dipreparasi dan dideposisikan pada substrat PCB berelektroda dari material tembaga yang dilapisi perak dengan metode pencelupan (dip coating). Karakterisasi Film yang dilakukan meliputi sifat mekanik, struktur dan sifat listrik dalam lingkungan kelembaban yang divariasikan. Sifat mekanik film diteliti dengan melakukan pengukuran swelling, fraksi gel dan uji tarik. Struktur film dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR sedangkan sifat listrik dikarakterisasi dengan RCL meter. Frekuensi ukur RCL meter divariasikan dari 1 kHz ? 1 MHz dengan tegangan ac 1 volt. Hasil uji sifat mekanik film menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan MDA tingkat swelling film menjadi turun, fraksi gelnya meningkat serta menyebabkan kekuatan tarik film berkurang. Hal ini sebagai akibat dari terjadinya ikatan antara MDA dengan PVA, yaitu MDA telah berhasil bertindak sebagai crosslinker antara PVA. Hasil karakterisasi dengan FTIR menunjukkan bahwa penambahan MDA tidak berpengaruh pada spektrum PVA karena kemampuan menyerap air PVA telah membuat spektrum absorbsinya sangat lebar. Pengaruh frekuensi pada impedansi film PVA menunjukkan bahwa film hanya sensitif pada kondisi RH tinggi. Penambahan MDA dapat menurunkan impedansi film PVA hanya pada daerah kondisi RH tinggi tetapi tidak merubah secara signifikan impedansi film di daerah RH rendah. Sifat terbaik film material sensitif kelembaban ditunjukkan ketika diukur pada frekuensi 1 kHz dan terjadi pada komposisi film PVA ( 1,0g ) - MDA (0,03g). Reprodusibilitas film PVA- MDA menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan film PVA terjadi pada komposisi film PVA ( 1,0 g ) - MDA ( 0,10 g). Sedangkan berdasarkan hasil pengujian efek penuaan terhadap impedansi film selama 100 hari, terlihat bahwa untuk film lapis satu dan dua menunjukan stabilitas impedansi yang baik. Perbaikan sifat sensitif film PVA karena penambahan MDA kurang signifikan karena MDA hanya berfungsi sebagai crosslinker, walaupun demikian telah dapat meningkatkan sifat mekanis dari film, sehingga reprodusibilitas dan stabilitas film PVA dapat diperbaiki.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21428
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Runia Aisyah Isnaini
Abstrak :
Sistem penghantaran obat ke kolon harus mampu menunda pelepasan obat hingga sistem mencapai tempat targetnya, yaitu kolon. Pada penelitian ini dipilih bentuk sediaan beads menggunakan gabungan dua polimer alginat dan Polivinil Alkohol PVA sebagai sistem pembawa Tetrandrine menuju kolon. Beads diformulasikan ke dalam tiga formula dengan perbandingan konsentrasi alginat:PVA yang berbeda-beda yaitu 2:0,5, 2:0,75 dan 2:1. Kemudian dilakukan karakterisasi meliputi morfologi, distribusi ukuran partikel, efisiensi proses, efisiensi penjerapan, penentuan kadar air, uji termal DSC, Difraksi Sinar X XRD , Spektroskopi FTIR, index mengembang, dan uji pelepasan obat secara in vitro. Formula 3 dengan perbandingan alginat dan PVA 2:1 merupakan formula terbaik dengan diameter rata-rata beads 790,87 75,64 ?m dan efisiensi penjerapan 32,12 0,84 . Uji pelepasan obat dilakukan dalam medium HCl pH 1,2 2jam , dapar fosfat pH 7,4 Tween80 2 3 jam dan dapar fosfat pH 6,8 Tween80 2 3 jam. Profil pelepasan obat in vitro dalam medium HCl pH 1,2 Formula 1, Formula 2, dan Formula 3 secara berurutan adalah 84,13 0,60, 73,12 1,64 , dan 66,57 1,56. Hasil ini menunjukan semua formula belum mampu menghasilkan sediaan kolon tertarget yang ideal. ...... Colon drug delivery system should be able to maintain drug release until the system reaches its target. In this research, beads was selected as drug carrier system to deliver tetrandrine to colon using combination of two polymers, alginate and Polyvinyl Alcohol PVA . Beads were formulated into three formulas with different alginate PVA concentration 2 0.5, 2 0.75, and 2 1. Each formula were characterized based on morphology beads, particle size distribution, process efficiency, entrapment efficiency, drug loading percentage, moisture content, thermal test DSC , X ray Diffraction XRD , FTIR, swelling analysis and in vitro drug release test. Formula 3 with concentration alginate PVA 2 1 was the best formula with size of beads 790,87 75.64 m and an entrapment efficiency 32.12 0.84 . Drug release test was perform in HCl pH 1,2 2 hours , phosphate buffer pH 7,4 Tween80 2 3 hours , and phosphate buffer pH 6,8 Tween80 2 3 hours . Cumulative drug release of three formulas beads in hydrochloric acid medium was 84.13 0,60 , 73.12 1,64 , and 66.57 1,56 , respectively. Based on those result, all formulas beads are not ideal to be colon targeted dosage form, yet.
Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Chadarwati
Abstrak :
ABSTRACT
Pengobatan tuberkulosis tulang saat ini berupa konsumsi obat oral selama 6 bulan setelah operasi, dimana hal itu menjadi beban berat bagi pasien, menimbulkan efek negatif terhadap hati, dan membuat bakteri kebal terhadap obat. Sistem pelepasan lambat menjadi cara untuk meminimalkan dosis dan mengurangi dampak akibat konsumsi obat tuberkulosis, salah satunya dengan hidrogel polyvinyl alcohol PVA, polimer sintetis yang hidrofilik, biodegradable, non-toksik, dan biokompatibel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kitosan dan konsentrasi penaut-silang sodium tripolifosfat terhadap efisiensi pemuatan obat dan profil pelepasan obat dari hidrogel PVA, serta mengetahui formulasi yang paling baik. Preparasi sampel dilakukan dengan metode casting/penguapan pelarut, dengan karakterisasi SEM Scanning Electron Microscopy, XRD X-Ray Diffraction, uji efisiensi pemuatan obat, dan uji pelepasan obat dalam larutan PBS phospate buffer solution pH 7,4. Secara keseluruhan, penambahan kitosan menurunkan efisiensi pemuatan obat dan menurunkan laju pelepasan obat. Penambahan sodium tripolifosfat meningkatkan efisiensi pemuatan obat hingga batas tertentu, memperlambat laju pelepasan obat, dan menurunkan jumlah obat yang dilepas. Sehingga untuk mendapatkan matriks dengan efisiensi pemuatan obat maksimal, formulasi tanpakitosana dalah yang terbaik, sedangkan profil pelepasan obat yang paling cocok untuk pengobatan TBC adalah formulasi dengan 40 kitosan dengan 4 sodium tripolifosfat.
ABSTRACT
Current osteoarticular tuberculosis treatment is an oral consumption of drug for 6 months after surgery, causing patient rsquo s inconvenience, liver damage, and potential drug resistent bacteria. Controlled drug release is a way for minimizing drug doses and reduce negative effect from tuberculosis drug consumption, such as polyvinyl alcohol PVA hydrogel, a hydrophilic, biodegradable, non toxic, and biocompatible synthetic polymer. This researchs aim is to find out the effect of chitosan addition and the concentration of sodium tripolyphosphate crosslinker to drug loading efficiency and drug release profile from PVA hydrogel. The method used is casting solvent evaporation method, characterized by SEM Scanning Electron Microscopy, XRD X Ray Diffraction, drug loading efficiency test, and drug release test in PBS phospate buffer solution pH of 7,4. The result of this research shows that chitosan addition will decrease drug loading efficiency. Increasing sodium tipolyphosphate concentration will increase drug loading efficiency until certain concentration, decrease the rate of drug release profile and decrease the amount of drugs being released. Therefore, to get a polymeric matrix with high drug loading efficiency, 0 chitosan formulation is the best, and for the highest drug release, formulation of 40 chitosan with 4 sodium tripolyphosphate is chosen.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abella Tria Upami
Abstrak :
Kunyit merupakan tumbuhan di Indonesia yang kaya akan senyawa bioaktif sehingga mempunyai potensi menjadi sumber suplemen antioksidan dan dapat dimanfaatkan untuk menangkal radikal bebas. Senyawa bioaktif yang dimaksud yaitu kurkumin di kunyit. Usus halus merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam proses pencernaan yang mampu mengabsorpsi nutrisi dan air dari sari makanan mencapai 90-95% dan mengedarkannya ke peredaran darah. Tantangan merilis obat di usus halus adalah obat yang terdegradasi terlebih dahulu karena kondisi lambung yang asam, sehingga diperlukan teknologi pengantaran obat yang baik dan formulasi yang tepat agar obat dapat sampai dan rilis di usus halus. Salah satu media pelepasan obat yaitu menggunakan matriks hidrogel PVA/pektin telah terbukti dapat menghambat laju rilis obat. PVA dapat berinteraksi kuat dengan pektin melalui kemampuannya dalam membentuk ikatan hidrogen. Uji pelepasan obat dilakukan secara in vitro pada 3 cairan uji yang merepresentasikan organ pencernaan manusia. Pada penelitian ini digunakan 3 variabel dengan masing-masing 3 variasi yang digunakan untuk proses optimasi perilisan obat di usus halus, yaitu konsentrasi PVA dengan rentang ukuran 15%; 17,5%; dan 20%, konsentrasi pektin 0%; 0,1% dan 0,2%, dan jumlah siklus freeze thaw 1, 2, dan 3 siklus. Proses optimasi dilakukan dengan metode Bohx-Behnken terhadap 15 sampel dengan respon kumulatif rilis pada jam ke-2 dan ke-6. Dari proses tersebut didapatkan formulasi rilis optimum sebesar 95,54% untuk konsentrasi PVA 15%, konsentrasi pektin 0% dan jumlah siklus freeze thaw sebanyak 1 siklus (-1, -1, -1). ......Turmeric is one of the plants in Indonesia that contains rich bioactive compound and have potential as antioxidants supplement that could counteract radical ions. The bioactive compounds there are curcumin in turmeric. Small intestine is one of the most important organs in the system. Drug delivery targeted small intestine is the method that has been developed lately due to small intestine function absorbing nutrients and water reaches 90-95% and distributing it to blood circulation. The challenge of releasing drugs in the small intestine is drugs that are degraded first due to acidic gastric conditions, so controlled drug delivery technology and appropriate formulations are needed so that the drug can arrive and release in the small intestine. The recently developed controlled drug release medium is PVA / pectin hydrogel matrix that has been proven can inhibit the rate of drug release. PVA can interact strongly with pectin through its ability to form hydrogen bonds. There were 3 variables with 3 variances for each variables that were used for optimization process, those were the PVA concentration with range 15%; 17,5%; and 20%, the pectin concentration with range 0%; 0,1% dan 0,2%, and freeze thaw cycles with range of 1, 2, and 3. The optimization process was done with Bohx-Behnken method to 15 samples with the percentage of cumulative release after 2 hours and 6 hours as the responses. From that process, we could determine the maximum release is 95,54% in combination of the PVA concentration is 15%, the pectin concentration is 0% and one times freeze thaw cycles (-1,-1,-1).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismadi
Abstrak :
Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis dan karakterisasi material komposit berbasis polyvinyl alcohol (PVA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi cross linker glutaral dehyde (GA) dan penambahan serat karbon terhadap sifat mekanik dan konduktivitas listrik komposit berbasis PVA dan potensinya untuk digunakan sebagai material shape memory polymer (SMPs). Konsentrasi GA yang digunakan adalah 0 dan 3% fraksi berat, sedangkan variasi konsentrasi serat karbon adalah 0, 2, 4, dan 6% fraksi berat. Sintesis film PVA dilakukan dengan cara melarutkan padatan PVA di dalam air pada suhu 80°C selama 6 jam dengan konsentrasi 8% dari berat air, dilanjutkan dengan pendinginan selama 12 jam. Selanjutnya ditambahkan GA dan serat karbon. Komposit diuji tarik dengan universal testing machine untuk mengetahui sifat mekaniknya, dilanjutkan dengan karakterisasi spektrum inframerah (FTIR), difraksi sinar X (XRD), analisis morfologi dengan SEM, karakterisasi termal (TGA), konduktivitas listrik dan uji shape recovery material. Dari hasil pengujian mekanik diketahui bahwa nilai kekuatan tarik menunjukkan peningkatan sebesar 16.9% dari 27.63 menjadi 32.3 N/mm2 dengan penambahan GA dari 0 ke 3%. Nilai kekuatan tarik optimal didapatkan pada penambahan serat karbon sebesar 2% yaitu 34.08 N/mm2 pada konsentrasi GA 0% dan 36.74 N/mm2 pada konsentrasi GA 3%. Dari spektrum inframerah terlihat adanya jembatan asetil sebagai akibat penambahan GA 3% yang menyebabkan peningkatan kekuatan ikatan kimia. Ukuran kristalit mengalami kenaikan dengan adanya penambahan GA 3% dan cenderung mengalami penurunan dengan adanya penambahan serat karbon yang terlihat pada hasil difraksi XRD. Analisis SEM menunjukkan tipe patahan getas pada penampang PVA dengan GA 3% dan fenomena fiber pull out pada penambahan serat karbon. Penambahan GA sebesar 3% menaikkan nilai konduktivitas listrik hingga 13.91%, dari 2.3 x 10-8 menjadi 2.62 x 10-8 S/cm, sementara penambahan serat karbon sebesar 2% menaikkan nilai konduktivitas listrik hingga 14000 dan 15900 kali pada kadar GA 0 dan 3%, yaitu sebesar 3.39 x 10-4 dan 4.18 x 10-4 S/cm. Secara umum, penambahan cross linker dan serat karbon mampu menaikkan nilai kekuatan tarik dan konduktivitas listrik secara signifikan pada material komposit berbasis PVA. Dari hasil uji shape recovery material terlihat bahwa nilai shape recovery komposit PVA dengan GA 3% bernilai di atas 80% menjadikannya berpotensi digunakan untuk aplikasi material SMPs. ...... Fabrication and characterization of polyvinyl alcohol (PVA) based composite has been done in this research to investigate the influence of concentration of cross linker glutaral dehyde (GA) and the addition of carbon fiber toward mechanical properties and electrical conductivity of PVA based composite, and also its potential as shape memory polymer (SMPs) material. The concentration of GA used was 0 and 3% of weight fraction, while variation of carbon fiber concentration was 0, 2, 4, and 6% of weight fraction. Fabrication of PVA film was done by dissolving PVA bulk into 80oC water for 6 hours with 8% concentration of w/w, continued with chilling for 12 hours and addition of GA and carbon fiber. Tensile test for the composite was done with universal testing machine to investigate the mechanical properties, continued with infrared spectrum (FTIR) characterization, X-ray diffraction (XRD), morphology analysis with SEM, thermal characterization (TGA), electrical conductivity and shape recovery measurement. From the mechanical testing, the tensile strength showed an increase of 16.9% from 27.63 to 32.3 N/mm2 with addition of GA from 0 to 3%. The optimal value of tensile strength was obtained with addition of carbon fiber of 2%, from 34.08 N/mm2 in GA concentration of 0% to 36.74 N/mm2 in GA concentration of 3%. The infrared spectrum showed an acetyl bridge as the result of addition of 3% GA which caused increasing in the strength of chemical bond. Crystallite size increased with addition of 3% GA and tended to decrease with the addition of carbon fiber which was showed in the XRD. SEM analysis showed brittle failure in the PVA morphology with 3% GA and a phenomenon of fiber pull out in the addition of carbon fiber. Addition of 3% GA increased the electrical conductivity of 13.91% from 2.3 x 10-8 to 2.62 x 10-8 S/cm, while addition of 2% carbon fiber increased electrical conductivity of 14000 and 15900 times at GA concentration of 0 and 3%, which were 3.39x10-4 and 4.18x10-4 S/cm. Generally, the addition of cross linker glutaral dehyde and carbon fiber reinforcement can enhance significantly the tensile strength and electrical conductivity of the PVA based composite. From shape recovery measurement, the shape recovery value of PVA composite with 3% GA is over 80%, thus it has the potential in application of SMPs material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Holilah
Abstrak :
Film sensitif kelembaban bahan polyvinyl Alcohol (PVA) yang dimodifikasi dengan Polyethylene Oxide (PEO) telah berhasil dipreparasi. Preparasi bahan dilakukan dengan mendeposisikannya di atas substrat PCB berelektroda interdigital dari material tembaga yang dilapis dengan perak melalui metode pencelupan (dip-coating). Karakterisasi film meliputi sifat mekanik, struktur dan sifat listrik. Sifat mekanik film dipelajari melalui pengukuran uji tarik, fraksi gel dan swelling. Struktur film dikarakterisasi dengan Infra Red (IR), sedangkan sifat listrik dikarakterisasi dengan RCL meter dari mode dc dan ac dengan frekuensi dari 1kHz ? 1MHz. Hasil uji sifat mekanik film menunjukkan bahwa penambahan PEO dapat meningkatkan fraksi gel dan menurunkan swelling yang dapat diterangkan karena telah terjadi jaringan interpenetrating antara PVA dan PEO. Penambahan PEO ini mempunyai efek samping berupa penurunan kekuatan tarik film. Hasil karakterisasi struktur menunjukkan film sangat mudah menyerap uap air sehingga yang terlihat sebagian besar adalah absorpsi dari gugus OH. Penambahan PEO tidak berpengaruh pada nilai impedansi film. Studi efek frekuensi pada impedansi film menunjukkan bahwa film hanya sensitif terhadap perubahan frekuensi pada RH rendah. Sifat terbaik sebagai film sensitif kelembaban ditunjukkan oleh frekuensi 1 kHz. Hasil ukur menunjukkan bahwa penambahan PEO dapat memperbaiki reprodusibilitas fabrikasi dan stabilitas impedansi film PVA. Film PVA-PEO yang difabrikasi dengan dua kali celup (dua lapis) dengan PEO 40,0 mg memberikan reprodusibilitas dan stabilitas impedansi terhadap kelembaban terbaik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Huda Apriliana
Abstrak :
Keanekaragaman hayati Indonesia memiliki potensi untuk dapat diambil manfaatnya. Salah satunya eceng gondok yang memiliki kandungan selulosa sebesar 60 . Pemanfaatan selulosa eceng gondok dapat meningkatkan nilai guna eceng gondok yang selama ini menjadi tanaman gulma air. Selulosa dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar produk polimer seperti hidrogel. Polimer superabsorben yang bersifat hidrofilik ini memiliki kemampuan menyerap cairan sampai 200 kali berat material hidrogel itu sendiri dengan mempertahankan strukturnya. Dalam pembuatan hidrogel, selulosa diturunkan menjadi Carboxymethyl Celluose CMC melalui tahap alkalisasi dan karboksimetilasi dengan media perekasi etanol dan isopropanol 2:8. Selain itu untuk memperkuat sifat penyerapan hidrogel maka perlu ditambahkan polimer yang biodegradable yaitu Polyvinyl Alcohol PVA partially hydrolyzed dengan variasi perbandingan 20:80, 80:20, 50:50, 25:75 dan 75:25 serta menggunakan asam sitrat 10 sebagai chemical crosslinker agent. Berdasarkan hasil penelitian, komposisi optimal dalam pembentukan hidrogel dengan PVA Partially Hydrolyzed yaitu PVA:CMC 20:80 dan 25:75 dan nilai swelling ratio yang dicapai yaitu 29 dan 25 . Nilai yang rendah ini dikarenakan struktur morfologi yang lebih compact dan sedikit pori sehingga menyulitkan air untuk berdifusi ke dalam hidrogel. Jika dibandingkan dengan hidrogel yang mengandung PVA Fully Hydrolyzed, Hidrogel dengan penambahan PVA Partially Hydrolyzed mengandung vinil asetat yang mengakibatkan rendahnya sifat hidrofilik dan nilai kesetimbangan liofil-hidrofil pada hidrogel.
Many benefits can be retrieved from Indonesia rsquo s biodiversity. One of them is cellulose of Water hyancinth. Water hyancinth contains 60 cellulose. Cellulose of water hyancinth can be used as material for polymer product, hydrogel. Hydrogel is a hydrophilic superabsorbent polymer that can absorb water until 200 times from its weight without dissolved in water. In synthesis of hydrogel, the cellulose should be modified to Carboxymethyl Cellulose CMC by alkalization and carboxymethylation process in reaction media ethanol and isopropanol 2 8 . In order to increase swelling ratio of hydrogel, polyvinyl alcohol PVA Partially Hydrolyzed is added with different composition and use citric acid 10 as chemical crosslinker agent. The variation of PVA CMC composition used are 20 80, 80 20, 50 50, 25 75 dan 75 25. Based on the result, the optimal PVA CMC composition are 20 80 and 25 75 which give results 29 and 25 in their swelling ratio. This low swelling ratio is caused by morphology structure of hydrogel that has a compact structure and small pores. This structures lead to difficulity in water diffusion. In compare with hydrogel from PVA Fully Hydrolyzed addition, hydrogel with PVA Partially Hydrolyzed addition contain vinyl acetate that cause hydrogel less hydrophilic and has a low value on liofil hidrophilic balance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>