Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
Klitgaard, Robert
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia , 1998
364.132 3 KLI m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993
364.132 3 KOR
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mansyur Semma
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008
364.132 3 MAN n
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Steinberg, Sheldon S.
Jakarta: Rosda Jayaputra, 1998
320 STE g
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Yan, Sun
Ithaca, N,Y.: Cornell University Press, 2004
364.1 YAN c (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Romli Atmasasmita
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 2008
345.023 ROM p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Pengayoman, 2007
345.023 IND a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Schwindt-Bayer, Leslie A. author
Abstrak :
Summary:
The book argues that clarity of responsibility increases accountability and decreases corruption levels in democracies. The authors provide a number of empirical tests of this argument using an original cross-national time-series dataset, mass survey data, and a survey experimen
New York: Cambridge Univ. Press, 2017
364.1 SCH c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Hanjaya Chandra
Abstrak :
Pilkada langsung di Indonesia yang dimulai Juni 2005 sering dikatakan sebagai ?lompatan demokrasi?. Pilkada langsung sebagai sarana demokrasi memberikan kesempatan kepada rakyat sebagai infrastruktur politik untuk memilih kepala daerahnya secara langsung melalui mekanisme pemungutan suara. Sarana ini akan membuat keseimbangan dengan suprastruktur politik, karena melalui pemilihan langsung rakyat dapat menentukan jalannya pemerintahan dengan memilih pemimpin yang dikehendaki secara bebas dan rahasia.
Pada proses Pilkada sangat banyak pelanggaran terjadi dan diatara pelanggaran tersebut ada yang masuk kedalam unsur pidana Salah satunya adalah politik uang. Hasil penelitian pada lima kabupaten di wilayah Jawa Barat menunjukkan bahwa banyak temuan dan laporan ke Panwaa adanya politik uang namun sangat sulit untuk di tindaklanjuti ke penyidik untuk masuk kedalam sistem peradilan pidana. Dari gambaran diatas penulis membahas tiga permasalahan, yaitu: 1.Bagaimana mekanisme penanganan perkara politik uang pada sistem peradilan pidana ? 2.Mengapa politik uang pada pemilihan kepala daerah (Pilkada} langsung relatif sulit untuk dibuktikan sehingga kasusnya sulit berlanjut ? 3.Upaya apa saja yang dilakukan oleh aparat penegak hukum untuk mengatasi problematika ini ?
Dalam melakukan penyidikan terhadap perkara politik uang pada proses pilkada dilakukan sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, memang ada sedikit perbedaan dengan penyidikan yang dilakukan terhadap perkara tindak pidana umum lainnya, dimana perkara politik uang ditindaklanjuti oleh kepolisian atas adanya laporan dari Panitia Pengawas Pemilihan tentang telah terjadinya suatu tindak pidana pilkada.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada dua faktor yang prinsipil mengakibatkan sulitnya perkara politik uang untuk di tindak lanjuti yaitu mendapatkan barang bukti dan saksi. Dari kedua problem ini upaya yang dilakkan oleh aparat penegak hukum untuk mengatasi problem ini diataranya melakukan sosialisasi atau penyuluhan hukum tentang UU No.32/2004, meminta kepada Panwas untuk lebih pro aktif dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, pada tahap awal pilkada apabila adanya indikasi politik uang aparat penegak hukum berupaya untuk menindaklanjuti ke proses peradilan dengan tujuan untuk shock trapy agar tidak ada lagi yang nelakukan politik uang pada proses berikutnya dan yang terakhir aparat penegak hukum harus sangat mengerti apa defenisi dari politik uang tersebut agar mempermudah penanganan perkara politik uang itu sendiri.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16417
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Aksara Foundation, 2002
345.023 STE
Buku Teks Universitas Indonesia Library