Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariyanti Sarwono
Abstrak :
Pembuatan kopolimer (stirena/butil akrilat/metil metakrilat) dilakukan dengan metode polimerisasi emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi inisiator dan teknik polimerisasi terhadap ukuran partikel pada kopolimerisasi emulsi stirena-butil akrilat-metil metakrilat. Inisiator yang digunakan adalah inisiator anorganik dan organik, yaitu ammonium persulfat (APS), hidrogen peroksida (H2O2), ters-butil hidroperoksida (TBHP), serta inisiator redoks (H2O2/asam askorbat). Teknik polimerisasi yang dilakukan adalah teknik batch dan semi kontinu. Kopolimer yang dihasilkan ditentukan kandungan padatan, viskositas, ukuran dan distribusi ukuran partikel, temperatur glass, IR dan berat molekulnya. Hasil kopolimerisasi emulsi bila menggunakan inisiator TBHP dan H2O2 kurang sempurna, oleh karena itu digunakan pasangan inisiator redoks H2O2/asam askorbat. Asam askorbat berfungsi sebagai pemicu dalam pembentukan radikal OH, sehingga polimer emulsi yang dihasilkan lebih sempurna. Semakin banyak inisiator yang ditambahkan, ukuran partikelnya pun akan semakin besar. Ukuran partikel yang dihasilkan akan mempengaruhi sifat-sifat polimer yang dihasilkan. Kata kunci : polimerisasi emulsi, inisiator, surfaktan, teknik polimerisasi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noverra Mardhatillah Nizardo
Abstrak :
Ukuran partikel merupakan salah satu faktor yang menentukan sifat polimer emulsi. Polimer emulsi memiliki ukuran partikel antara 10 sampai dengan 1500 nm. Untuk aplikasi coating, dibutuhkan polimer emulsi dengan ukuran partikel yang kecil agar diperoleh hasil coating yang halus, kekuatan adhesi dan ketahanan terhadap air yang baik, serta kestabilan yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh dari surfaktan natrium dodesil benzena sulfonat (SDBS) rantai lurus dan bercabang serta beberapa teknik polimerisasi emulsi terhadap ukuran partikel pada kopoli(stirena/butil akrilat/metil metakrilat) dengan menggunakan kombinasi surfaktan anionik dan nonionik (nonil fenol, EO10) dan inisiator ammonium persulfat. Hasil pengukuran DSC, solid content, IR, dan berat molekul relatif rata-rata menunjukkan bahwa terbentuk kopoli(stirena/butil akrilat/metil metakrilat). Surfaktan SDBS rantai bercabang menghasilkan ukuran partikel yang lebih kecil dibandingkan surfaktan SDBS rantai lurus tetapi grit yang terbentuk lebih banyak. Teknik batch dapat menghasilkan solid content tertinggi yaitu 38,73% saat menggunakan surfaktan SDBS rantai lurus dan 38,47% saat menggunakan surfaktan SDBS rantai bercabang. Teknik semi kontinyu secara umum menghasilkan viskositas yang tinggi yaitu 168,5 mPas saat menggunakan SDBS rantai lurus dan 128 mPas saat menggunakan SDBS rantai bercabang.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pembuatan kopolimer (Vinil asetat / Veova 10) dilakukan dengan metode polimerisasi emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi monomer dan jenis surfaktan menggunakan teknik semikontinyu. Surfaktan yang digunakan adalah alkohol ethoxylate 30 EO dan alkil eter sulfat 7 EO. Inisiator yang digunakan adalah ammonium persulfat. Variasi monomer veova 10 yang dilakukan yaitu: 15%; 20%; 30%; 40%; dan 50%. Proses polimerisasi menggunakan alkohol ethoxylate 30 EO tetap sebesar 29,10 g, sedangkan untuk alkil eter sulfat 7 EO sebesar 29,10 g; 43,65 g; dan 58,2 g. Kopolimer vinil asetat dengan veova 10 yang dihasilkan ditentukan kandungan padatan, pH, viskositas, Tg, FTIR, dan ukuran partikel. Hasil kopolimerisasi emulsi optimal pada variasi 15% veova 10 baik yang menggunakan alkohol ethoxylate 30 EO atau alkil eter sulfat 7 EO. Pada 15% veova 10 menggunakan alkohol ethoxylate 30 EO dihasilkan nilai kandungan padatan 51,58%, nilai Tg 25,82°C, dan nilai viskositas 22,1 cPs. Pada 15% veova 10 menggunakan alkil eter sulfat 7 EO pada konsentrasi 1,5 X dihasilkan nilai kandungan padatan 49,84%, nilai Tg 25,33°C, dan nilai viskositas 403,2 cPs, sedangkan untuk konsentrasi 2 X dihasilkan kandungan padatan 50,69%, nilai Tg 21,02°C, dan nilai viskositas 813,6 cPs. Penggunaan alkil eter sulfat 7 EO lebih stabil daripada alkohol ethoxylate 30 EO, terlihat dari grid yang dihasilkan berkurang. Ukuran partikel yang dihasilkan bimodal dengan ukuran partikel yang besar, ini terjadi karena terbentuknya secondary nucleation.
[Universitas Indonesia, ], 2007
S30664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Oktavia
Abstrak :
Studi awal polimerisasi emulsi bertahap dilakukan terhadap dua monomer dengan perbedaan indeks refraksi yang cukup tinggi, antara monomer keras stirena dan monomer lunak butil akrilat. Polimer koloid yang dihasilkan mempunyai distribusi ukuran partikel yang monodisperse, untuk menghasilkan polimer berwarna opal yang elastomerik. Warna yang ditimbulkan film ini disebabkan oleh hamburan selektif panjang gelombang sinar yang dilewatkan sebanding dengan jarak kisi kristal koloid. Konsentrasi surfaktan dan inisiator dijaga rendah, agar dapat menghasilkan partikel polimer dengan ukuran diameter 200 - 300 nm. Polimer dalam wujud kering menunjukkan warna opal atau pelangi. Pengaruh konsentrasi surfaktan natrium lauril sulfat, inisiator amonium persulfat, dan penggunaan pengikat silang glisidil metakrilat diamati untuk mendapatkan nilai solid content polimerisasi emulsi yang sesuai dengan teoritis. Polimer yang disintesis dengan metoda ini mempunyai distribusi ukuran partikel yang monodisperse, yaitu dibawah 0,05. Penelitian ini belum menghasilkan polimer elastomerik dari core stirena - shell butil akrilat. ......A preliminary study of starved feed stepwise emulsion polymerization was conducted on two monomers, which have a large refractive index difference between the hard monomer styrene and the soft monomer butyl acrylate, These monomers are selected to obtain monodisperse polymer colloids for the preparation of elastomeric polymer opaline film. The films showed color shades due to selective reflection of the light wavelength corresponding to the lattice spacing. Surfactant and initiator were maintained at low concentrations in order to obtain polymer colloids of 200 - 300 nm in diameter. These polymer colloids in range sizes of particles were cast dried. They showed the opalescence or iridescent colors. The effect of concentration surfactant sodium lauryl sulfate, the concentration of initiator ammonium persulfate and the use of cross linker glycydil methacrylate was investigated to obtain the emulsion polymerization in appropriate way. The colloids prepared with this method were monodispersed (well below 5%), did not formed elastomeric film of core styrene - shell butyl acrylate.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T40074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Jaya
Abstrak :
Serangkaian percobaan mengenai teknik pembentukan material polimer adhesive, yaitu Poli(vinil) asetat (PVAc) melalui tahapan-tahapan reaksi sintesis mengunakan teknik polimerisasi emulsi semi kontinu telah dilakukan. PVAc disintesis dari vinil asetat monomer (VAM) dengan Ammonium Peroxydisulphate (APS) sebagai inisiator dalam medium air dengan suhu reaksi dijaga pada 70 ± 5 °C dan kecepatan pengadukan masingmasing 300 rpm selama 4 jam waktu reaksi. Zat koloid pelindung berupa Poli(vinil) alkohol (PVOH) parsial hidrolisis, surfaktan anionik (SLS) dan surfaktan nonionik (NP- 10) ditambahkan untuk meningkatkan kinerja emulsi PVAc. Semua produk hasil sintesis belum memenuhi target yield teoretis berdasarkan pengukuran solid content dengan kadar residual monomer > 29%. Pengukuran pH dan konduktivitas dengan Hanna Instrument pada proses reaksi menunjukan semua produk memiliki pH akhir 2,8 dan konduktivitas > 700 μS. pengukuran kekentalan menggunakan Viscometer Ostwald menunjukan semua sampel memiliki nilai < 3 Cp. Pengukuran bobot jenis menggunakan Pycnometer menunjukan semua sampel memiliki nilai > 1.03 g/ml. Pembentukan polimer PVAc yang terbentuk berdasarkan gugus fungsi menggunakan FTIR menunjukan karakteristik molekul pada bilangan gelombang 3310-3444 cm-1, 2935 cm-1 dan 1756 cm-1. Pola pemutusan rantai yang khas dengan menganalisis komponen menggunakan GC-MS, didapatkan pola pemutusan pada m/z 86 dan 43.
A series of experiments on the technique of forming adhesive polymer materials, namely Poly(vinyl) Acetate/PVAc through stages of a synthesis reaction using a semicontinuous emulsion polymerization technique have been carried out. PVAc was synthesized from Vinyl Acetate Monomer (VAM) with Ammonium Peroxydisulphate (APS) as an initiator in water medium with the reaction temperature being maintained at 70 ± 5 °C and stirring speed of 300 rpm for 4 hours of reaction time. A protective colloid in the form of partial hydrolysis Poly(vinyl) Alcohol (PVOH), anionic surfactant (SLS) and nonionic surfactant (NP-10) was added to improve the performance of the PVAc emulsion. All synthesized products have not met the theoretical yield target based on solid content measurement with monomer residual content > 29%. Measurement of pH and conductivity using Hanna Instrument in the reaction process showed that all products had a final pH of 2,8 and conductivity > 700 μS. Viscosity measurement using the Ostwald Viscometer shows all samples have a value < 3 Cp. Measurement of specific gravity using a Pycnometer shows that all samples have a value > 1.03 g/ml. The formation of the PVAc based on structural characteristics in the form of functional groups using FTIR showed molecular characteristics shows at wavenumber of 3310-3444 cm-1, 2935 cm-1 and 1756 cm-1. A typical chain breaking pattern by analyzing the components using GCMS, the breaking patterns were obtained at m/z 86 and 43.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Purwito
Abstrak :
Pembuatan kopoli(stirena/butil akrilat/metil metakrilat) dilakukan dengan metode polimerisasi emulsi. Ukuran dan distribusi partikel sangat menentukan sifat polimer emulsi seperti sifat aliran dan kestabilan polimer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh jenis dan konsentrasi surfaktan, konsentrasi inisiator, dan teknik polimerisasi emulsi terhadap ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel kopoli(stirena/butil akrilat/metil metakrilat). Surfaktan yang digunakan adalah sodium dodecyl benzene sulphonate (SOBS) dan sodium Iaury/ sulphate (SLS), inisiator yang digunakan yaitu ammonium persulfat (APS), dan teknik polimerisasi yang dilakukan yaitu tek!fik semikontinyu, seeding 10%, dan batch. Kopolimer yang dihasilkan ditentukan solid content, viskositas, temperatur glass, spektrum IR, ukuran dan distribusi ukuran partikel. Penggunaan surfaktan SOBS memberikan hasil polimerisasi yang kurang sempurna. Pada pengunaan surfaktan SLS, dengan meningkatnya konsentrasi SLS yang ditambahkan memberikan hasil solid content yang meningkat, viskositas larutan yang meningkat, dan ukuran partikel yang mengecil. Hasil polimerisasi terbaik diperoleh pada penggunaan surfaktan SLS dengan konsentrasi 20 kali nilai critical micelle concentration (CMC), inisiator APS sebesar 1 %, dan teknik polimerisasi semikontinyu, dimana pada kondisi ini - dihasilkan solid content sebesar 39,6% (mendekati nilai solid content teoritis sebesar 40%), viskositas sebesar 15 mPas, diameter partikel sebesar 47,21 nm, dan distribusi ukuran partikel yang monodispers
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Dinda Millenia Putri
Abstrak :
Penilitian ini berfokus pada sintesis Polivinil Asetat (PVAc) emulsi dengan penambahan polivinil alkohol (PVA) sebagai agen pelindung koloid. Sintesis dilakukan dengan penambahan PVA menggunakan tiga jenis PVA terhidrolisis Sebagian yang dibedakan berdasarkan derajat polimerisasinya yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Selama reaksi berlangsung sistem berada pada temperatur 70-800C, kecepatan agitator 300 rpm, dan menggunakan teknik semi-continuous selama 5 jam. Beberapa karakterisasi PVAc yang terukur sebagai parameter antara lain temperatur antara 67-770C, pH antara 6-1, densitas antara 1,19-1,2 g/mL, kandungan padatan yang memiliki rentang nilai 19,75-22,29 %, ukuran partikel antara 67,1-1310,5 nm, berat molekul 1307,4015-5226,3346 g/mol, viskositas antara 1,01-11,07 mPa.s. Efek penambahan PVA sebagai agen pelindung koloid akan memengaruhi nilai viskositas dari hasil akhir polimerisasi. Selain itu juga dapat memengaruhi kekuatan daya rekat pada sintesis polimerisasi. ......This research focuses on the synthesis of polyvinyl acetate (PVAc) emulsion with the addition of polyvinyl alcohol (PVA) as a protective colloid agent. The synthesis was carried out by adding PVA using three types of partially hydrolyzed PVA which were distinguished by their degree of polymerization, i.e. low, medium, and high. During the reaction, the system was at a temperature of 70-800C, stirring 300 rpm, and used a semi-continuous technique for 5 hours. Characterizations of PVAc that are measured as parameters include temperature at 67-770C, pH at 6-1, density at 1.19-1.2 g/mL, solids content which has a value range from 19.75-22.29%, particles size at 67.1-1310.5 nm, molecular weight at 1307.4015-5226.3346 g/mol, viscosity at 1.01-11.07 mPa.s. The effect of adding PVA as a protective colloid agent will affect the viscosity value of the final polymerization result. In addition, it can also affect the adhesive strength of the polymerization synthesis.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya Azzahra
Abstrak :
Polimerisasi emulsi banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, pada tahun 1998 penggunaan polimer emulsi mencapai 7,4 juta metrik ton, dan bertambah seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 2007 penggunaan polimerisasi emulsi meningkat menjadi 10,1 juta metrik ton, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 3,6%. Penelitian ini berfokus pada sisntesis kopolimerisasi emulsi dua monomer Stirena dan Asam metakrilat (MAA) dengan penambahan APS sebagai larutan inisiator dan SDS sebagai larutan surfaktan, dengan tujuan mempelajari karakteristik pada proses kopolimerisasi Stirena dan Asam Metakrilat menggunakan ammonium persufat sebagai insiator dengan media polimerisasi di dalam fasa air. Sebagian dibedakan berdasarkan penggunaan monomer Asam Metakrilat (MAA) yaitu, 17,5 g, 25 g, dan 32,5 g. Selama reaksi polimerisasi berlangsung temperatur berada pada suhu 70-80℃, kecepatan agitator 300 rpm, dan menggunakan teknik semi-kontinu selama 4 jam. Beberapa karakterisasi Stirena/MAA antara lain pH bernilai 3 dan 4, densitas antara 0,9 - 1,1 g/mL, kandungan padatan yang memiliki nilai berkisar 15,7-28,9%, viskositas antara 7,96-16,9 mPa.s. Sintesis Stirena/MAA pada spektrum FTIR menunjukan hilangnya peak pada gelombang yang berkisar diantara 900 cm-1 sampai dengan 3082 cm-1 sehingga dapat ditetapkan kopolimer pada Stirena/MAA sudak terbentuk. Efek penambahan penggunaan surfaktan SDS mempengaruhi viskositas kekentalan dari proses selama polimerisasi. Pada aplikasi kekuatan daya rekat dapat dipengaruhi penggunaan SDS pada produk. ......Emulsion polymerization is widely used for daily needs, in 1998 the use of emulsion polymers reached 7.4 million metric tons, and increased over time, in 2007 the use of emulsion polymerization increased to 10.1 million metric tons, with an annual growth of 3.6%. This research focuses on the copolymerization synthesis of two monomer Styrene and Methacrylic Acid (MAA) emulsions with the addition of APS as an initiator solution and SDS as a surfactant solution, with the aim of studying the characteristics of the copolymerization process of Styrene and Methacrylic Acid using ammonium persulfate as an initiator with polymerization media in the phase water. Some are differentiated based on the use of methacrylic acid monomer (MAA), namely, 17.5 g, 25 g, and 32.5 g. During the polymerization reaction, the temperature was at 70-80 ℃, the agitator speed was 300 rpm, and used a semi-continuous technique for 4 hours. Several characterizations of Styrene/MAA include a pH value of 3 and 4, a density between 0.9-1.1 g/mL, a solids content that has a value ranging from 15.7-28.9%, viscosity between 7.96-16.9 mPa. s. The synthesis of Styrene/MAA in the FTIR spectrum shows the loss of peaks in waves ranging from 900 cm-1 to 3082 cm-1 so that it can be determined that the copolymer in Styrene/MAA has not been formed. The effect of adding the use of SDS surfactant affects the viscosity of the process during polymerization. In the application of adhesive strength can be affected by the use of SDS in the product.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Gempar Wicaksono
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai proses sintesis polyacrylic acid yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan polimer pada peningkatan kapasitas penyerapan air. Sampel yang digunakan untuk mengetahui kapasitas penyerapan air yaitu produk absorben komersial berupa Disposable Baby Diapers. Proses sintesis polimer dilakukan dengan metode polimerisasi emulsi dengan teknik semi-kontinyu dengan komponen komposisi yaitu aquades, surfaktan anionik SDS, dan larutan PVA terhidrolisis sebagian medium viscosity. Kemudian untuk monomer acrylic acid dan inisiator APS dicampurkan secara kontinyu selama proses sintesis berlangsung pada temperatur ±70°C, kecepatan agitasi 300 rpm, dan waktu sintesis selama 4 jam dengan tiga variasi komposisi yaitu PAA, PAA+SDS, dan PAA+SDS+PVA. Kapasitas penyerapan air dihitung dengan mengikuti standar dari ASTM D570-98 dan diperoleh nilai kapasitas penyerapan air yang meningkat pada semua variasi komposisi dengan dilakukan pelapisan sebanyak 1 gram pada sampel diapers dan diperoleh peningkatan kapasitas penyerapan air pada variasi komposisi satu sebesar 229%, variasi kedua sebesar 206%, dan variasi ketiga sebesar 705%. ......Research has been conducted on the synthesis process of polyacrylic acid to determine the effect of adding polymer on the water absorption capacity. The sample used to determine water absorption capacity is a commercial absorbent product in Disposable Baby Diapers (DBD). The polymer synthesis process utilized the emulsion polymerization method with a semi-continuous technique. The composition included distilled water, SDS anionic surfactant, and partially hydrolyzed PVA solution with medium viscosity. Acrylic acid monomer and APS initiator were continuously mixed during the synthesis process at a temperature of approximately 70°C, an agitation speed of 300 rpm, and a synthesis time of 4 hours. Three composition variations were used, namely PAA, PAA+SDS, and PAA+SDS+PVA. The water absorption capacity was calculated following the ASTM D570-98 standard. The resultsshowed an increased water absorption capacity for all composition variations. Coating 1 gram of the sample diapers resulted in an increase of 229% for the first composition variation, 206% for the second variation, and 705% for the third variation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janti Octavia
Abstrak :
Pembuatan homopolimer polistirena dilakukan dengan metoda polimerisasi emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi konsentrasi monomer, surfaktan dan inisiator terhadap ukuran partikel pada polimerisasi stirena sehingga bisa didapatkan kondisi optimum dari monomer stirena yang nantinya dapat digunakan untuk sintesis core-shell. Inisiator yang digunakan adalah ammonium persulfat (APS), surfaktan yang digunakan adalah sodium lauril sulfat (SLS) sedangkan teknik polimerisasi yang digunakan adalah seeding. Homopolimer yang dihasilkan ditentukan kandungan padatan, viskositas, ukuran dan distribusi ukuran partikel, temperatur glass, IR dan berat molekulnya. Telah diperoleh kondisi optimum pada formula 35% monomer, APS 1%, SLS 2 CMC dengan nilai persen konversi 99,54%, indeks polidispersitas 0,005 dengan ukuran partikel yang dihasilkan sebesar 133,5 nm dan bersifat monodispers. Proses terjadinya polimerisasi dari monomer stirena menjadi homopolimer polistirena didukung oleh data spektrum IR dan temperatur transisi gelas (Tg).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
KIM.026/08 Oct p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>