Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mashuri
Abstrak :
Untuk mengetahui pengaruh agen ikat silang terhadap sifat kuat tarik dan titik leleh polietilen densitas tinggi (HDPE-High Density Polyethylene) dibuat sampel XPE (Crosslinked Polyethylene) dengan variasi prosentase berat (0,50 sampai 1,50 bwt) agen ikat silang DCP (Dicumyl Peroxyde). Selanjutnya dilakukan pengukuran dan pengujian seperti fraksi rantai ikat silang.. FTIR, densitas, XRD. titik leleh, temperatur dekomposisi dan sifat kuat tarik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa DCP merangsang meningkatkan terbentuknya rental ikat silang dalem HDPE, tetapi mulai 1.50% DCP cenderung menuju keadaan jenuh. XPE dengan kendungan DCP kurang dari 1,50' terbentuk fasa kristalin ( bidang kristal (010) ) namun secara bulk XPE lebih berfasa amorfphous. Hal ini ditandai dengan penurunan nilai derajat kristalinitas dan densitas. Fenomena ini menyebabkan titik leleh dan dekomposisi meningkat, modulus Young menurun, elongasi meningkat dan UPS meningkat walau relatif kecil.Sehingga XPE merupakan polietilen yang bersifat kuat tarik lebih baik dan lebih stabil pada pemakaian temperatur operasi tinggi.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaukat Rafifidhiya
Abstrak :
ABSTRAK
Bitumen termodifikasi polimer telah banyak diminati sebagai bahan pengeras jalan. Namun, kestabilan bitumen termodifikasi masih dirasa kurang sehingga dilakukan penelitian lanjutan untuk menemukan kompatibiliser yang sesuai kebutuhan, salah satunya lignin termodifikasi. Penelitian tentang bagaimana pengaruh dari lignin termodifikasi terhadap sifat mekanis bitumen termodifikasi polimer polymer modified bitumen-PMB dilakukan dengan mencampurkan ketiga komponen tersebut dengan hot melt mixing dengan komposisi lignin termodifikasi 0,1 , 0,3 , dan 0,5 serta suhu pencampuran 160 oC, 180 oC, dan 200 oC. Dan waktu pencampuran 15, 30, dan 45 menit. Penelitian dengan menggunakan STA, FTIR, sudut kontak dengan metode sessile drop, FE-SEM, dan uji mekanis pada daktilitas dan penetrasi menunjukkan penambahan lignin termdofikasi memengaruhi sifat mekanis PMB dengan menurunkan penetrasi hingga 33 dan daktilitas PMB hingga 68 . Selain itu, sifat termal juga terpengaruh dengan meningkatnya titik leleh hingga 5 oC seiring dengan penambahan konsentrasi lignin termodifikasi. Suhu dan waktu pencampuran memengaruhi distribusi dan dispersi campuran dengan indikasi peningkatan intensitas ikatan hidrogen
ABSTRACT
Polyethylene Modified Bitumen PMB has been developed to give an alternative in material selection on pavement engineering. However, PMB has no good stability especially on wet weather. Many compatibilisers has been developed to overcome this problem, and one of them is urethanized ndash modified lignin. HDPE, bitumen, and modified lignin has mixed on hot melt mixing with varied concentration of modified lignin, temperature of mixing, and mixing time. Concentration of modified lignin vary from 0,1 , 0,3 to 0,5 , temperature of mixing varied from 160 oC, 180oC, dan 200 oC and time of mixing varied from 15,30, dan 45 minutes. Observation with STA, FTIR, contact angle with sessile drop method, FE SEM, and mechanical test on ductility and penetration show that modified lignin effect on mechanical and thermal properties of PMB. The effect has been indicated by decreasing of value of penetration to 67 and ductility of PMB to 31 and increasing the melting point up to 5 oC. Beside that, temperature and time of mixing effect the distribution and dispersion on mixing.
2017
S67219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Ardi Maulana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis nano-komposit Ag/TiO2 untuk dikaji kemampuannya dalam mendegradasi mikroplastik dalam air, dilanjutkan dengan memvariasikan konsentrasi serta ukuran dari partikel mikroplastik sebagai polutan di dalam air minum. Mikroplastik polietilena dipilih sebagai sampel pada penelitian ini. Variasi konsentrasi mikroplastik yang digunakan yaitu 100, 500, dan 1000 ppm dengan ukuran partikel awal 100-150 mikrometer. Sedangkan variasi ukuran mikroplastik yang digunakan yaitu 100-125, 125-150, dan 150-250 mikrometer dengan konsentrasi awal 100 ppm. Pengaduk magnetik digunakan pada kecepatan putar 2000 rpm selama proses irradiasi dengan lampu UV. Penambahan dopan Ag memberikan efek yang cukup baik dalam mendegradasi mikroplastik, dimana persentase degradasi mencapai 100% dalam waktu 120 menit irradiasi pada konsentrasi awal 100 ppm dan ukuran partikel 100-150 mikrometer. Dengan konsentrasi awal 100 ppm diperoleh persen degradasi terbaik pada ukuran partikel 125-150 mikrometer, dimana degradasi 100% dicapai pada waktu irradiasi selama 90 menit.
The aim of this research is to synthesize Ag/TiO2 nano-composites to study their ability to degrade microplastics in water, followed by varying the concentration and size of microplastic particles as pollutants in drinking water. Polyethylene microplastics were selected as samples in this study. The variation of microplastic concentrations used are 100, 500, and 1000 ppm with an initial particle size of 100-150 micrometers. While the microplastic size variations used are 100-125, 125-150, and 150-250 micrometers with initial concentrations of 100 ppm. Magnetic stirrers are used at a rotational speed of 2000 rpm during the irradiation process with a UV lamp. The addition of Ag dopant has a fairly good effect in microplastic degradation, where the percentage of degradation reaches 100% within 120 minutes of irradiation at an initial concentration of 100 ppm and particle size of 100-150 micrometers. With an initial concentration of 100 ppm obtained the best percent degradation at particle size 125-150 micrometers, where 100% degradation was achieved at 90 minutes of irradiation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Johannes P.
Abstrak :
Pada extrusion coating, polietilen dipergunakan sebagai perekat, dengan cara degradasi termal yang dilanjutkan oksidasi oleh oksigen. Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh jenis rantai polietilen (antara LDPE, Low Density Polyethylene dan LLDPE, Linear Low Density Polyethylene) terhadap degradasi termal, pengaruh lama waktu tinggal polietilen di dalam extruder terhadap degradasi rantainya, dan pengaruh dari input gas nitrogen ke hopper extruder. Pengaruh dari ketiga kondisi tersebut di atas dipelajari dengan alat Infra Red, Differensial Scanning Calorimetry, dan uji tarik. Semakin lama LDPE berada di dalam extruder maka konsentrasi gugus alkohol dan karbonil juga semakin meningkat. Berbeda dengan LLDPE yang terlihat hanya peningkatan konsentrasi gugus alkohol. Ini terjadi karena LDPE memiliki lebih banyak percabangan dibandingkan LLDPE. Pengaruh dari input gas nitrogen ke hopper extruder tidak memperlihatkan perubahan konsentrasi gugus alkohol dan karbonil. Dengan Differensial Scanning Calorimetry dapat diketahui bahwa degradasi termal memberikan kesempatan bagian amorfus dari polietilen untuk tersusun lebih teratur (kristalinitas bertambah). Dari uji tarik dapat dipelajari perubahan sifat mekanik yang terjadi. Baik pada LDPE maupun LLDPE dapat dilihat penurunan persen perpanjangan, stress at break, dan stress at yield, dengan nilai masing-masing yang lebih tinggi untuk LLDPE. ......In extrusion coating, polyethylene was used as adhesive, by thermal degradation and followed by oxygen oxidation. In this research, we studied the effect of polyethylene chain (between LDPE, Low Density Polyethylene and LLDPE, Linear Low Density Polyethylene) to thermal degradation, the effect of polyethylene resident time in the extruder, and the effect of input nitrogen gas to hopper extruder. The effects of that conditions were studied with Infra Red Spectroscopy (IR), Differential Scanning Calorimetry (DSC), and tensile strength. As long as LDPE in the extruder, then the alcohol and carbonyl groups also increased. But it was different with LLDPE, it can only increased the carbonyl groups, since LDPE has many chain branching. Input nitrogen gas did not make different to alcohol and carbonyl groups concentration. From DSC known that thermal degradation give chance to amorphus region of polyethylene to be ordered. From tensile test we studied that thermal degradation decreased the mechanical properties of polyethylene.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21431
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
U. Vonny Susanti M.
Abstrak :
Hidrogel merupakan suatu jenis polimer hidrofilik y ng mempunyai kerangka jaringan yang menyerap sejumlah air dan mengembang dalam air tetapi tidak dapat larut dalam air. Polietilen oksida (PEO) merupakan polimer yang dapat larut dalam air dengarl-struktur kimia yang relatif sederhana . . · Polietilen oksida (PJ;O) diiradiasi dengan variasi dosis 20, 30 dan 40 kGy serta variasi koqsentrasi 1, 3, 5 dan 7 %:-<"Metode yang digunakan spektrofotometri lnframerah untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat dalam hidrogel, spektrofotometri UV-Vis untuk mengetahui monomer sisa dan imobilisasi tetrasiklin HCI serta fraksi gel untuk mengetahui banyaknya gel yang terbentuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui imobilisasi sediaan obat tetrasiklin HCI pada hidrogel pcilietilen oksida (PEO) hasil iradiasi gamma. Hasil yang diperoleh untuk fraksi gel memiliki kisaran 71-95 %. HasiiiR menunjukkan terjadi ikatan silang PEO. Untuk hasil swelling PEO untuk variasi waktu mencapai konstan pada jam ke 20 dan 24 serta memiliki suhu maksimum 50 °C untuk masing-masing dosis dan konsentrasi. Sedangkan dalam variasi suhu, polimer sisa yang terdapat dalam hidrogel PEO berkisar 10-17% untuk setiap dosis dan konsentrasi. lmobilisasi tetrasiklin HCI terjadi pada jam ke-20 dan 24 untuk konsentrasi 7 % dan masing-masing dosis radiasi. Suhu maksimum tetrasiklin HCI dapat berimobilisasi adalah 40 °C.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ingrid Fortunata
Abstrak :
ABSTRAK
Nanopartikel emas memiliki permasalahan yaitu mudah beragregasi. Hal ini menyebabkan kestabilan dari nanopartikel emas yang terbentuk tidak dapat bertahan lama. Salah satu upaya untuk meningkatkan kestabilan dari nanopartikel emas tersebut yaitu dengan memberikan agen pelapis atau penstabil. Pada penelitian ini, nanopartikel emas tersebut akan dikonjugasikan dengan kurkumin, dimana konjugat tersebut ditambahkan dengan polietilen glikol (PEG) dan dilihat pengaruh PEG pada konjugat nanopartikel tersebut melalui uji karakterisasi dan stabilitas. Proses pembuatan konjugat nanopartikel emas ? kurkumin termodifikasi PEG ini dilakukan dengan pemanasan dan pengadukan diatas hot plate. Hasil TEM menunjukkan bahwa tidak terlihat pelapisan PEG pada permukaan konjugat nanopartikel emas ? kurkumin. Namun, pada pengukuran panjang gelombang dengan spektrofotometri menunjukan pergeseran 4,5 nm. Untuk pengujian pH menunjukkan hasil sebesar 3,11. Pada pengujian PSA menunjukkan hasil ukuran partikel sebesar 45,76 nm, sementara untuk hasil potensial zeta memberikan hasil -24,4; -23,3; dan -22,2 untuk pengukuran tiga kali berturut-turut. Sementara untuk pengujian stabilitas pada berbagai medium (PBS, PBS dengan 0,05% BSA, sistein, dan DI Water) memberikan hasil yang bervariasi dimana dapat diamati perubahan warna, absorbansi, panjang gelombang, dan terbentuknya endapan. Penggunaan PEG pada pembuatan konjugat nanopartikel emas ? kurkumin belum memberikan hasil yang optimal sehingga belum dapat melindungi dari agregasi.
ABSTRAK
Gold nanoparticles have a problem that is easily aggregate. This leads to the stability of the gold nanoparticles will not last long. One of the efforts to increase the stability of the gold nanoparticles is to provide capping or stabilizing agents. In this study, gold nanoparticles will be conjugated with curcumin, which the conjugate will be added with poly ethylene glycol (PEG) and the effect of PEG on the conjugated nanoparticles will be seen through characterization and stability testing. The process of making the conjugates of gold ? curcumin modified PEG nanoparticles is done by heating and stirring on a hot plate. The result of TEM showed that PEG capping is not visible on the surface of the conjugates. However, in wavelength by spectrophotometric measurements showed 4.5 nm shift. For pH testing shows the result is 3.11. For PSA testing shows the result of particle size is 45.76 nm, while for the results of zeta potential are -24.4; -23.3; and -22.2 for the three times measurement in a row. As for stability testing in various mediums (PBS, PBS with 0.05% BSA, cysteine, and DI Water) give results in vary ways which can be observed in changes of colors, absorbances, wavelengths, and the formation of aggregates. The use of PEG in manufacture of conjugated gold ? curcumin nanoparticles did not provide optimal results so nanoparticles are not protected from aggregation
2016
S65036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angeline Paramitha
Abstrak :
Teknologi alternatif yang potensial untuk pemisahan CO2 dari gas alam adalah kontaktor membran. Teknologi tersebut terus dikembangkan sampai sekarang karena kontaktor membran memiliki kekurangan seperti selektivitas yang semakin lama semakin menurun. Pada kali ini, pemisahan CO2 dari gas alam akan dilakukan dengan pelarut fisika, yaitu PEG. Pemisahan gas dengan pelarut fisika dapat memberikan keuntungan, dapat menghasilkan selektivitas yang cukup tinggi terhadap CO2 serta lebih tidak korosif dibandingkan dengan pelarut kimia. Ada tiga buah jumlah serat membran yang digunakan, yaitu 1000, 3000, 5000. Laju alir pelarut divariasikan dari 100-500 cm3/s. Konsentrasi pelarut divariasikan dari 5-20 b/v. Laju alir gas yang digunakan tetap yaitu sebesar 305 mL/menit. Penelitian dilakukan pada tekanan dan temperatur ambien. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran gas sintetik CO2 dan CH4 dengan komposisi masing-masing 30 dan 70. Berdasarkan penelitian, didapatkan jumlah CO2 terabsorpsi mencapai 1,07 x 10-5 mol/s dan efisiensi penyerapan mencapai 12,44 . Koefisien dan fluks perpindahan massa masing-masing mencapai 4,47 x 10-7 m/s dan 2,05 x 10-5 mol/m2.s, serta acid loading mencapai 1,3 x 10-2 mol CO2/mol PEG untuk variasi laju alir dan jumlah serat membran. Sedangkan untuk variasi konsentrasi, kondisi optimumnya adalah PEG 10 b/v.
Alternative technology for CO2 separation is a membrane contactor. This technology continuous to be developed untul now to overcome the weaknesses of the membran itself such as the selectivity progressively decreased as the time goes by. The present study will be done with a physical solvent, PEG. Gas separation with physical solvent provides benefits such as it can produce sufficiently high selectivity towards CO2 and less corrosive than the chemical solvents. There are 3 total membrane fiber that we used, 1000, 3000, and 5000. The solvent flow rate varied from 100 500 cm3 s. Solvent concentration varied from 5 20 wt. The gas flow rate used remains at 305 mL min. The study was conducted at ambient pressure and temperature. The gas used in this study is a synthetic gas mixture of CO2 and CH4 with the composition of their respective 30 and 70. Based on research, it was obtained the amount of CO2 absorbed reached 1.07 x 10 5 mol s and absorption efficiency reached 12.44 . Mass transfer coefficient and flux respectively reached 4.47 x 10 7 m s and 2.05 x 10 5 mol m2.s, as well as acid loading of 1.3 x 10 2 mol CO2 mol PEG for the variation of solvent flow rate and total membrane fiber. Whereas for the concentration variation, the optimum condition was PEG 10 wt.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Puspitasari
Abstrak :
ABSTRAK
Plastik jenis polietilen yang terdiri dari 1000 atom karbon, kebanyakan diproduksi sebagai kantong plastik yang biasa digunakan hanya sekali pakai lalu menjadi sampah plastik. Banyak sampah plastik tidak terangkut dan menjadi sumber pencemar udara karena dimusnahkan dengan cara dibakar atau dibuang ke badan air atau tanah. Salah satu upaya penanggulangan sampah plastik adalah dengan memanfaatkannya menjadi bahan baku pembuatan karbon aktif. Karbon aktif dari sampah plastik kantong kresek memiliki luas permukaan terbaik dengan agen pengaktivasi aseton 1M sebesar 352,55 m2/g. Penyisipan TiO2 pada karbon aktif mampu meningkatkan luas permukaan sebesar 370,86 m2/g. Karbon aktif berbahan baku sampah plastik dapat digunakan sebagai media penyerap gas CO dan HC pada emisi gas buang kendaraan bermotor. Dari hasil penelitian diketahui bahwa media karbon aktif yang dipasang sepanjang 3 cm, 4 cm dan 5 cm pada tabung adsorpsi memberikan hasil penurunan konsentrasi gas CO masing-masing sebesar 53,74 , 61,35 dan 67,40 , sementara HC sebesar 44,02 , 57,78 dan 59,91 . Pada karbon aktif termodifikasi TiO2 dengan variasi panjang yang sama memiliki efisiensi penurunan konsentrasi gas CO sebesar 58,31 , 69,57 dan 74,83 , HC sebesar 48,18 , 60,40 dan 67,10 . Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa media karbon aktif sepanjang 5 cm dengan penyisipan TiO2 lebih efektif dalam menurunkan konsentrasi gas CO dan HC.
ABSTRACT
Plastics polyethylene comprising 1000 carbon atoms, mostly produced as plastic bags are used only disposable then became trash. Many plastic waste is not transported and be a source of air pollutants since destroyed by fire or discharge into water bodies or soil. One of the plastic waste reduction efforts is to use it as raw material for the preparation of activated carbon. Activated carbon from plastic bags has the best surface area by chemical activation with acetone 1M of 352.55 m2 g. The insertion of TiO2 on activated carbon can increase the surface area by 370.86 m2 g. Activated carbon from plastic waste can be used to adsorbe of CO and HC from motor vehicle exhaust emissions. The result of this research, to make active carbon with 3 cm, 4 cm and 5 cm length in the adsorption tube can be reduce concentrations of CO are 53,74 , 61,35 and 67.40 , while HC are 44.02 , 57.78 and 59.91 . Activated carbon with the modified TiO2 with the same length variation has the efficiency of CO gas concentration reduction of 58.31 , 69.57 and 74.83 , while HC are 48.18 , 60.40 and 67.10 . From the research results can be known the medium of active carbon along the 5 cm with the insertion of TiO2 more effective in reduction the concentration of CO and HC.
2017
S66932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Cindy Pratiwi
Abstrak :
Mikrosfer merupakan salah satu bentuk sediaan untuk pelepasan terkendali. Pelepasan obat di dalam tubuh dari bentuk sediaannya dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan pH dan enzim dalam saluran cerna. Pada penelitian ini, diuji efek enzim-enzim proteolitik pada pelepasan obat dari mikrosfer alginat dengan dan tanpa penambahan polietilen glikol 6000. Alginat telah menjadi perhatian sebagai pembawa dalam penghantaran obat terkontrol. Mikrosfer kalsium alginat dibuat dengan menggunakan metode ionotropic gelation dengan penambahan polietilen glikol 6000. Adanya polietilen glikol dalam formulasi mikrosfer kalsium alginat diperkirakan dapat mempengaruhi stabilitas enzimatik mikrosfer. Evaluasi yang dilakukan adalah pemeriksaan bentuk dan morfologi mikrosfer, distribusi ukuran partikel, uji perolehan kembali proses, penetapan kadar air, uji kadar obat yang terjerap dalam mikrosfer dan uji pelepasan obat in vitro. Uji pelepasan obat dilakukan dalam medium simulasi cairan lambung (pH 1,4) dan simulasi cairan usus (pH 7,4) tanpa enzim atau dengan enzim yaitu pepsin dan tripsin. Hasil uji pelepasan obat menunjukkan bahwa pelepasan obat dari mikrosfer kalsium alginat meningkat dengan peningkatan polietilen glikol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32706
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erny S.A. Soekotjo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40277
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>