Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roselynne Anggraini
Abstrak :
[ABSTRAK
Perubahan pada lingkungan makanan dapat mempengaruhi pola makan hingga meningkatkan resiko obesitas. Penelitian ini bertujuan mengeksplor lingkungan makanan (paparan promosi makanan dan pemilihan tempat belanja) dalam kaitannya perubahan pola makan perempuan dewasa di area kumuh perkotaan. Studi cross-sectional pada 200 perempuan usia 19-50 tahun telah dilakukan di Kelurahan Kampung Melayu. Pola makan di evaluasi dengan Analisis Cluster dan Analisis Factor. Studi ini menunjukkan bahwa pola makan perempuan dewasa di area kumuh perkotaan tidak berasodiasi dengan promosi makanan (durasi menonton TV dan frekuensi melihat penawaran spesial), melainkan berasosiasi dengan pemilihan tempat belanja
ABSTRACT
Food environmental approach to the obesity in urban slum area is important as the changes to food environment influence the dietary pattern. This study aimed to examine the association of food marketing exposure and food store choice toward dietary pattern among urban slum women. A cross-sectional study with 200 women (aged 19-50 years) was conducted in Kampung Melayu village. Dietary pattern was analyzed by Cluster and Principal Component Analysis. This results show that food store choice, instead of food marketing exposure (TV viewing and frequency of seeing special offer), contributed to certain dietary pattern of urban slum women;Food environmental approach to the obesity in urban slum area is important as the changes to food environment influence the dietary pattern. This study aimed to examine the association of food marketing exposure and food store choice toward dietary pattern among urban slum women. A cross-sectional study with 200 women (aged 19-50 years) was conducted in Kampung Melayu village. Dietary pattern was analyzed by Cluster and Principal Component Analysis. This results show that food store choice, instead of food marketing exposure (TV viewing and frequency of seeing special offer), contributed to certain dietary pattern of urban slum women;Food environmental approach to the obesity in urban slum area is important as the changes to food environment influence the dietary pattern. This study aimed to examine the association of food marketing exposure and food store choice toward dietary pattern among urban slum women. A cross-sectional study with 200 women (aged 19-50 years) was conducted in Kampung Melayu village. Dietary pattern was analyzed by Cluster and Principal Component Analysis. This results show that food store choice, instead of food marketing exposure (TV viewing and frequency of seeing special offer), contributed to certain dietary pattern of urban slum women, Food environmental approach to the obesity in urban slum area is important as the changes to food environment influence the dietary pattern. This study aimed to examine the association of food marketing exposure and food store choice toward dietary pattern among urban slum women. A cross-sectional study with 200 women (aged 19-50 years) was conducted in Kampung Melayu village. Dietary pattern was analyzed by Cluster and Principal Component Analysis. This results show that food store choice, instead of food marketing exposure (TV viewing and frequency of seeing special offer), contributed to certain dietary pattern of urban slum women]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alim Kidar Hanif
Abstrak :
Saat ini, toko online dan toko swalayan menjadi pilihan berbelanja.  Berbagai kebutuhan rumah tangga dapat dibeli dari pasar yang berbeda. Pilihan tempat belanja semakin beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial pemilihan tempat belanja keluarga yang ada di Kota Depok. Tempat belanja yang dimaksud adalah pasar rakyat, toko swalayan dan toko online. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lama tinggal, pendapatan, tipe keluarga, pola perjalanan, moda transportasi, dan jarak. Penelitian ini menggunakan sample responden yang didapat melalui survei kuisioner dengan metode systematic random sampling. Untuk mengetahui pola spasial pemilihan tempat belanja, akan dimulai dengan mengidentifikasi pola belanja masyarakat terlebih dahulu. Kemudian akan dilakukan analisis average nearest neighbor (ANN) untuk mengetahui persebaran tempat belanja. Selanjutnya akan dilakukan uji korelasi variable terhadap pemilihan tempat belanja berdasarkan jarak, uji korelasi ini menggunakan uji koefisien kontingensi. Uji korelasi tersebut, kemudian dijelaskan secara spasial deskriptif untuk menjabarkan pola spasial pemilihan tempat belanja yang terjadi. Hasilnya, pemilihan tempat belanja pasar rakyat berdasarkan jarak berkorelasi dengan pendapatan rumah tangga, sedangkan pemilihan tempat belanja toko swalayan berdasarkan jarak berkorelasi dengan lama tinggal, pola perjalanan, dan moda transportasi yang dipakai.
Nowadays, shopping for various family needs can be done from various different markets, as traditional market, modern market, and on line shops as well. The choice of shopping places is increasingly diverse.  This study aims to determine the spatial pattern of familys choosing shopping places in Depok City. Variables that were used in this study were length of stay, monthly income, family type, travel pattern, transportation mode, and distance. The data was acquired through sample survey, by distributing questionnaires to households. The result shows that households shops their needs from various markets. They shops to the closest market when this acitivity has only single purpose. However, distance is not their concern when shopping is part of the family recreational activity. With multiple purpose, households tend to choose market that provide various needs, such as daily needs, durable goods, and entertainment facilities as well. Variables that influence the decision in choosing markets are income, length of stay and transportation modes. The conclusion of this study showed that distance is not the main concern, but the economic status of the purpose of the trip is more significant.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Indrayono Mahar
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Waktu tempuh dan biaya transportasi dapat menjadi pertimbangan penduduk dalam memilih lokasi tujuan belanja (menuju ke pasar atau ke pusat perbelanjaan). Dalam menentukan kebijakan pada penyediaan layanan ekonomi keseharian masyarakat untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya transportasi diperlukan kajian yang mengetahui aksesibilitas penduduk untuk memenuhi kebutuhan harian dan kebutuhan bukan harian penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola belanja penduduk di Kecamatan Ciputat tahun 2005 dengan menggunakan waktu tempuh dan biaya transportasi selama satu kali perjalanan berbelanja sebagai variabel utamanya. Metode yang digunakan bersifat deskriptif yang mencakup tahapan pengumpulan data, pengolahan data dan analisis. Persebaran pusat pelayanan yang tidak merata di Kecamatan Ciputat dapat menyebabkan penduduk bergerak ke pusat pelayanan ekonomi yang berbeda satu sama lainnya. Hasil penelitian didapatkan bahwa penduduk untuk memenuhi kebutuhan harian bergerak ke pusat pelayanan ekonomi yang dekat dengan tempat tinggalnya. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan bukan harian (pakaian, elektronik, buku dan alat tulis), penduduk bergerak ke lokasi tujuan belanja yang tidak selalu dekat dengan tempat tinggalnya karena faktor waktu tempuh dan biaya transportasi tidak menjadi pertimbangan bagi individu yang melakukan kegiatan belanja.
Universitas Indonesia, 2006
S34036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnama Rismauli
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola keruangan belanja pangan dan sandang penduduk kampung pedalaman dan pesisir di Pulau Rote melalui wawancara dengan 160 responden yang tersebar pada tiap dusun, informasi tentang kebiasaan berbelanja dan kondisi sosial ekonomi nya diolah serta dianalisis dengan menggunakan metode analisis keruangan dan statistik. Hasil analisis menunjukkan pola keruangan belanja kebutuhan pokok (pangan) dan kebutuhan bukan pokok (sandang) yang dilakukan oleh penduduk kampung pedalaman dan pesisir tidak selalu sama. Pola keruangan belanja menurut waktu tempuh dan jenis transportasi, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, sedangkan berdasarkan jarak tempuh dan biaya transportasi menunjukkan perbedaan yang signifikan, hal ini disebabkan karena aksesibilitas di bagian barat dan utara Pulau Rote lebih baik dibandingkan bagian timur dan selatan. Penduduk kampung pedalaman dan penduduk kampung pesisir memilih pasar yang sama dengan jarak paling jauh 8 Km dari tempat tinggal penduduk kampung pedalaman dan 12 Km dari tempat tinggal penduduk kampung pesisir. Lamanya waktu tempuh tergantung dari jenis transportasi yang digunakan oleh penduduk dalam menempuh pasar. Namun rata-rata penduduk kampung pedalaman dan penduduk kampung pesisir cenderung memilih Ojek. Besarnya biaya transportasi yang dikeluarkan untuk mencapai pasar di kampung pedalaman jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya transportasi yang di keluarkan penduduk kampung pesisir, karena jarak tempuh penduduk kampung pesisir lebih jauh dibandingkan penduduk kampung pedalaman.
ABSTRACT
This study aims to determine the spatial pattern of food and clothing shopping inland and coastal villagers on the island of Rote through interviews with 160 respondents spread in every village, information about shopping habits and socioeconomic conditions of its processed and analyzed using spatial analysis and statistical methods. The analysis showed the spatial pattern of expenditure of basic needs (food) and not the basic needs (clothing) conducted by the inland and coastal villagers are not always the same. Spatial pattern of expenditure according to the travel time and other modes of transport, showed no significant difference, while based on mileage and transportation costs showed a significant difference, this was due to accessibility to the west and north of the island of Rote is better than the east and south. Villagers inland and coastal villagers chose the same market with the most distant 8 Km distance from residence villagers and 12 km inland from coastal villages where residents live. The length of travel time depending on the type of transportation used by residents in the travel market. Yet the average resident population of villages inland and coastal villages tend to choose Ojek. The amount of transportation costs incurred to reach the market in rural villages is much more expensive than the cost of transport in coastal villagers out, because the mileage of the population of coastal villages further inland than the villagers.
2011
S1635
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library