Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 232 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Mundzir Kamiluddin
Abstrak :
Di negara-negara berkembang hampir 1 dari 5 Balita meninggal disebabkan oleh pneumonia. Balita merupakan kelompok umur yang rentan terhadap terserang pneumonia. Period prevalence pneumonia pada anak Balita di DKI Jakarta berdasarkan data Riskesdas 2013 mencapai 19,6 permil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor lingkungan fisik rumah dan faktor lainnya yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada Balita di DKI Jakarta dengan menggunakan data Riskesdas 2013. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti dan analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi pneumonia Balita di DKI Jakarta sebesar 4%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian pneumonia Balita adalah usia Balita. ......In development countries nearly 1 in 5 children under five years old died due to pneumonia. Children under five years old are the age group that susceptible to pneumonia. Period prevalence of pneumonia in children under five years old in Jakarta based on National Basic Health Research 2013 has reached 19.6 per mil. The objective of this study is to determine the physical environment of house and other factors associated to the incidence of pneumonia children under five years old in Jakarta using National Basic Health Research 2013 data. This study design is cross-sectional study. Univariate analysis is used to describe each variable studied and bivariate analysis is used to determine the relationship between the dependent and independent variables. The results showed that the prevalence of pneumonia children under five years old in Jakarta at 4%. Results of bivariate analysis showed that the variables associated with the incidence of pneumonia is age of children under five.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 2007
616.241 IND b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rindang Rizki Sisyara
Abstrak :
Angka kejadian pneumonia pada Balita tinggi dan terus meningkat. Oi Kota Depok angka pneumonia Balita tertinggi adalah di Puskesmas Pancoran Mas. Angka cakupan rumah sehat di Kecamatan Pancoran Mas masih sekitar 8] %, artinya sekitar 8000 rumah belum memenuhi keriteria rumah sehat. Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang (cross sectional). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara ventilasi, penyinaran, keJembaban dan kepadatan penghuni sebagai faktor rumah sehat, dengan kejadian pneumonia pada Balita. Data dianalisis menggunakan uji chi square, menggunakan interval kepercayaan 95 %. Jumlah sampel sebanyak 7 J. Hasil penelitian menunjukkan 3 dari 4 variabel lingkungan fisik rumah berhubungan dengan kejadian pneumonia Balita. Variabel yang berhubungan adalah penyinaran (p=O,OO I, OR=6,900), kelembaban (p=O,OO 1, OR= 8,095) dan kepadatan penghuni (p=O,OI6, OR=9,93I ). Ventilasi tidak berhubungan dengan kejadian pneumonia Balita. Variabel lain yang berhubungan dengan kejadian pneumonia Balita adalah AS! eksklusif (p=O,033, OR=2,940 BBLR (p=O,029, OR=3,294), imunisasi (p=O,028, OR=5,536), kebiasaan merokok penghuni rumah (p=0,004, OR=4,295), penggunaan obat oyamuk bakar (p=O,008, OR=4, J27), dan pendidikan !bu (p=O,042, OR= 4,074). Disarankan kepada pemegang kebijakan agar meningkatkan efektifitas program pengendalian dan pencegahan lSPA, kepada petugas sanitasi agar lebih gencar melakukan penyuluhan mengenai pentingnya rumah sehat dan kaitannya dengan kesehatan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Rumiyani
Abstrak :
ABSTRAK
Pneumonia merupakan suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme bakteri, virus, jamur, parasit . Pneumonia dapat menyebabkan masalah pernapasan yaitu bersihan napas, pola napas tidak efektif, maupun gangguan pertukaran gas. Penatalaksanaan yang dilakukan selain farmakologi dapat dilakukan pemberian intervensi keperawatan positioning/postural drainase untuk manajemen jalan napas. Penulis melakukan penerapan intervensi positioning/postural drainase dalam 2 kali sehari yaitu 1 jam sebelum makan pagi dan 1 jam sebelum tidur malam. Pelaksanaan positioning dilakukan selama 3-10 menit sesuai letak sekret. Penulis melakukan intervensi manajemen jalan napas selama satu minggu. Hasil yang didapatkan dari intervensi tersebut adalah kepatenan jalan napas meningkat yang dibuktikan dengan adanya penurunan frekuensi pernapasan, saturasi oksigen yang adekuat, serta penurunan tarikan dinding dada. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat menjadi informasi dalam pemberian intervensi manajemen jalan napas dan respirasi dengan positioning.
ABSTRACT
AbstractPneumonia is a lung inflammation caused by microorganisms bacteria, viruses, fungi, parasites . Pneumonia can cause respiratory problems of respiratory, ineffective breathing patterns, and gas exchange disruptions. Management performed in addition to pharmacology can be done nursing positioning / postural drainage intervention for airway management. The author conducted the application of positioning / postural drainage intervention in 2 times a day ie 1 hour before breakfast and 1 hour before bed night. Implementation of positioning performed for 3-10 minutes according to the location of the sekretions. The authors intervened for airway management for one week. The results obtained from these interventions are increased airway patency as evidenced by decreased respiratory frequency, adequate oxygen saturation, and decreased chest wall attractiveness. The authors hope this scientific work can be informed in the provision of airway management and respiratory management with positioning.
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratno Widoyo
Abstrak :
Pneumonia pada anak di Indonesia merupakan penyebab kematian tertinggi setelah diare. Pengendalian pneumonia dapat dilakukan dengan peningkatan cakupan imunisasi campak. Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian imunisasi campak terhadap kejadian pneumonia. Metode penelitiannya adalah cross sectional dengan memanfaatkan 13.062 data anak yang terdapat pada data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012. Hasil analisis menunjukan prevalensi pneumonia pada anak di Indonesia adalah 5.4% sedangkan cakupan imunisasi campak 82.57%. Pemberian imunisai campak disertai dengan pemberian vitamin A dapat mencegah terjadinya kejadian pneumonia pada anak umur 12-59 bulan sebesar 26,5%. Intervensi pemberian imunisasi campak disertai pemberian vitamin A dilakukan sebagai upaya yang efektif dalam penurunan kejadian pneumonia sehingga dapat dijadiakan salah satu alternative yang dapat disarankan dalam upaya preventif. ...... In Indonesia, Pneumonia is the highest cause of death on children after diarrhea. improve vaccines against measles substantially can reduce pneumonia morbidity in children. The aim of this thesis was to determine the effect of vaccines against measles on the prevalence of pneumonia. The method of study is a cross sectional, utilize 13.062 child data contained in the data Indonesia Demographic and Health Survey on 2012. Results of the analysis showed the prevalence of pneumonia in children in Indonesia is 5,4% whereas 82,57% have been vaccines against measles. Results of analysis showed that Giving vaccines against measles supplemented by vitamin A can prevent the prevalence of pneumonia in children aged 12-59 months was 26,5%. Intervention vaccines against measles supplemented by vitamin A as part of efforts were effective in decreasing the incidence of pneumonia that can dijadiakan one alternative that can be suggested in preventive efforts.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Titiyani Amortiyana
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Eka Titiyani AmortiyanaProgram Studi: Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Perokok Aktif Terhadap Kejadian Infeksi Ulang Pneumonia PadaBalita Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan JakartaSelatanPneumonia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama padabalita. Balita dengan imunitas yang lemah sangat rentan terhadap penyakit, sehinggamenyebabkan bakteri pneumonia cepat berkembang dan berakibat menjadi infeksiulang pneumonia. Merokok dan lingkungan fisik rumah yang tidak sehatmemungkinkan berdampak pada kesehatan balita, seperti jenis atap rumah tidakgenteng asbes , dinding kayu dan lantai tanah beralas karpet. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh perokok aktif terhadap infeksi ulangpneumonia pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan JakartaSelatan. Metode penelitian cross sectional dengan sampel penelitian balita umur 2bulan ndash; 59 bulan yang beriwayat pernah menderita pneumonia dalam satu tahunterakhir dan tercatat pada rekam medik Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan,menggunakan kuesioner KPLDH tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,perokok aktif berisiko 1,449 kali lebih tinggi 0,807 ndash; 2,601 , setelah di adjust olehjenis kelamin, bahan bakar masak dan variabel interaksi. Promosi kesehatan sangatdiperlukan untuk mempromosikan tentang pneumonia, lingkungan bersih dan tanpaasap rokok di rumah-rumah dan wilayah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan.Kata kunci:Infeksi, Pneumonia, Balita, Lingkungan
ABSTRACT
Name Eka Titiyani AmortiyanaStudy Program Ilmu Kesehatan MasyarakatTitle Influence of Smokers Active In The Home Environment On TheIncidence Of Recurrent Pneumonia Infections In Under Five InPuskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta SelatanPneumonia is still a public health problem in Indonesia, especially in children underfive.Children under five who have a weak immune causing susceptibility to disease amajor causes of recurrent of pneumonia. The existence of smokers and the physicalenvironment of unhealthy homes may have an impact on the health of children underfive, such as the type of roof of the house is not tile asbestos , wooden walls andground floor with carpet. This study aims to determine the effect of smokers in thehome environment against recurrent of pneumonia in under five in the area ofPuskesmas Kecamatan Pesanggrahan South Jakarta. Methods of cross sectional studywith a 2 month until 59 months age study sample of pneumonia and recorded in themedical record of Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan, using the questionnaire inenvironmental factors KPLDH in 2016. The results showed that, active smokers had1.449 times higher risk 0.807 2.601 , after adjusted by sex, cooking fuel andinteraction variables. Health promotion is needed to convey for promotingpneumonia, cleaning environment to be free from smoke free environment fromsmoker in house environment at Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan JakartaSelatan.Keywords Infection, Pneumonia, Under Five, Environment.
2017
T48533
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Hero Wantara
Abstrak :

Latar Belakang : Pasien kanker paru sering mengalami pneumonia, hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh. Pneumonia menyulitkan penanganan, memperburuk kualitas hidup, mengurangi survival  dan seringkali merupakan penyebab  langsung kematian pasien kanker paru. Penangananan pneumonia pada pasien NSCLC(non small cell lung cancer) dengan antimikroba yang terus menerus tanpa memperhatikan kultur sensisitivitas akan menyebabkan resistensi dari kuman penyebab pneumonia tersebut.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien NSCLC, pola kuman penyebab pneumonia pada pasien NSCLC, dan membandingkan kesintasan pasien NSCLC yang menderita pneumonia yang disebabkan oleh bakteri MDR (multidrug resistance) dengan yang disebabkan oleh bakteri non-MDR.

Metode : Penelitian ini merupakan kohort retrospektif dengan subjek penelitian adalah pasien NSCLC dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri MDR dan non-MDR yang dirawat di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo bulan Januari 2013–Desember 2017. Analisis dilakukan dengan analisis multivariat regressi cox.

Hasil: Setelah dilakukan pemeriksaan kultur BAL(Bronchoalveolar lavage), cairan pleura dan sputum, diperoleh 32 subjek hasil  kulturnya hanya bakteri MDR, 14 subjek  tumbuh bakteri MDR dan non-MDR, dan 23 subjek hanya tumbuh bakteri non-MDR.  Bakteri non- MDR terbanyak penyebab pneumonia pada pasien NSCLC adalah Klebsiella pneumoniae sebanyak 37,3%, sedangkan bakteri MDR yang terbanyak menyebabkan pneumonia pada pasien NSCLC adalah  Acinetobacter baumannii  sebanyak 23,2%. Median survival Pasien NSCLC dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri MDR adalah 57 hari(43,707-70,293) sedangkan yang oleh bakteri non-MDR 92 hari(58,772-125,228). 

Simpulan : kesintasan pasien NSCLC dengan pneumonia yang disebabkan  oleh bakteri MDR lebih singkat daripada yang disebabkan oleh bakteri non-MDR.

 


Back Ground: Lung cancer patients often experience pneumonia. This is due to the decrease in body endurance of the patients. Pneumonia complicates treatment, worsens the quality of life, reduces survival and is often a direct cause of death for lung cancer patients. Dealing with pneumonia in non-small cell lung cancer (NSCLC) patients with continuous antimicrobials treatment without regard to culture sensitivity will cause resistance of germs that cause pneumonia.

Objectives: This study aims to study the characteristics of NSCLC patients, the pattern of germs that cause pneumonia in NSCLC patients, and to compare the survival of NSCLC patients suffering from pneumonia caused by MDR (multidrug resistance) bacteria with those caused by non-MDR bacteria.

Methods: This study was a retrospective cohort with research subjects was NSCLC patients with pneumonia caused by MDR and non-MDR bacteria who were treated at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital from January 2013 to December 2017. Analysis was performed with multivariate cox regression analysis.

Results: The results of the culture examination of BAL(Bronchoalveolar lavage), pleural fluid and sputum showed that 32 subjects were infected only from MDR bacteria, 14 subjects infected by both MDR and non MDR bacteria, and 23 subjects were infected by only non MDR bacteria. The most non-MDR bacteria that cause pneumonia in NSCLC patients was Klebsiella pneumoniae as much as 37,3%, while the most MDR bacteria that cause pneumonia in NSCLC patients was Acinetobacter baumannii as much as 23,2%. Median survival of NSCLC patients with pneumonia caused by MDR bacteria was 57 days(43,707-70,293) while those by non-MDR bacteria was 92 days (58,772-125,228).

Conclusions: The survival of NSCLC patients with pneumonia caused by MDR bacteria is shorter than that caused by non-MDR bacteria.

 

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Magdalena
Abstrak :
Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi penyebab utama banyaknya angka kematian pada anak-anak di bawah usia lima tahun diantara penyakit lainnya seperti AIDS, malaria dan campak disebut juga. Pneumonia pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor karakteristik balita, ibu responden dan lingkungan tempat tinggal di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian menggunakan cross-sectional dengan menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 Provinsi Jawa Barat dengan populasi penelitian sebanyak 196 balita yang mengalami pneumonia. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 69,9% persen balita mengalami pneumonia di Provinsi Jawa Barat. Riwayat berat lahir balita dan bahan bakar tidak memenuhi syarat yang digunakan untuk memasak berhubungan secara signifikan terhadap pneumonia pada balita dengan nilai OR 95%CI masing-masing 1,105 (1,047-1,166), 9,915 (1,298-75,708). Bahan bakar tidak memenuhi syarat yang digunakan untuk memasak merupakan variabel yang paling dominan terhadap kejadian pneumonia pada balita di Provinsi Jawa Barat ......Pneumonia is a disease that is the main cause of the number of deaths in children under the age of five years among other diseases such as AIDS, malaria and measles are also mentioned. Pneumonia in children under five is influenced by several factors such as the characteristics of children under five, the respondent's mother and the environment in which they live in West Java Province. The research method used is cross-sectional using secondary data from the Indonesian Demographic and Health Survey, 2017 West Java Province with populatiof 196 children who had pneumonia. The analysis showed that 69.9% percent of children under five had pneumonia in West Java Province. History of birth weight, where children live and fuel used for cooking were significantly associated with pneumonia in children under five with OR 95% CI values ​​of 1.105 (1.047-1.166), 0.557 (0.212-1.464), 9.915 (1.298-75.708), respectively. ). Age children, exclusive breastfeeding, history of vitamin A administration, completeness of vitamin DPT, and maternal knowledge had no significant relationship. Fuel used for cooking is the most dominant variable on the incidence of pneumonia in children under five in West Java Province.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Astuti Mirasanti
Abstrak :
Pneumonia merupakan masalah kesehatan anak di seluruh dunia. Terapi antibiotik digunakan secara empiris karena sulitnya pengambilan sampel langsung dari sumber infeksi. Namun, di era resistensi antibiotik ini, identifikasi patogen spesifik bermanfaat untuk pemberian antimikroba yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil mikroorganisme penyebab pneumonia pada anak dan sensitivitasnya terhadap antibiotik empiris yang diberikan. Penelitian ini merupakan suatu studi potong lintang terhadap 106 pasien di RSCM yang dirawat dengan pneumonia sepanjang Juli 2018 – Juni 2020. Data demografi serta jenis mikroorganisme, daftar sensitivitasnya, dan antibotik yang digunakan diambil dari rekam medis. Mayoritas mikroorganisme yang tumbuh adalah kuman Gram negatif dengan jenis kuman terbanyak adalah Pseudomonas aeruginosa (38,3%). Antibiotik terbanyak yang digunakan adalah sefotaksim (37,7%) dan sensitivitas mikroorganisme terhadap antibiotik empiris adalah sebesar 17,3%. Perbaikan klinis didapatkan pada 35,8% subjek dan amikasin memiliki tingkat sensitivitas terbesar dari mikroorganisme yang tumbuh (65,4%). Pemeriksaan biakan setelah atau pada 5 hari perawatan memiliki rasio odds 1,264 kali untuk memiliki etiologi berupa polimikroba (p=0,641). pengambilan sampel dari saluran napas bawah untuk biakan pada hari rawat ke-13 dan selanjutnya memiliki rasio odds sebesar 6,328 kali lebih tinggi untuk tumbuhnya jamur (p=0,014). Angka mortalitas pada penelitian ini sebesar 35,8%. Angka mortalitas pada subjek yang mengalami sepsis lebih tinggi dibandingkan pada subjek yang tidak mengalami sepsis (rasio odds 4,222 (95%IK 1,792-9,947); p=0,0001).
Pneumonia is one of child health problem in the world. Antibiotic therapy is used empirically due to difficulty in obtaining sample from the source of infection. However, in this antibiotic resistance era, identification of specific pathogen is more beneficial. We aimed to identify microorganisms causing pneumonia in children and their sensitivity towards empiric antibiotic. This is a cross sectional study examined 106 patients hospitalized with pneumonia during July 2018 - June 2020. Baseline characteristics, species of microorganisms, their sensitivity pattern, and antibiotics used were obtained from medical record. Most microbes were Gram negative species. The most common bacteria was Pseudomonas aeruginosa (38.3%). The most frequently used empiric antibiotic was cefotaxime (37.7%) and microorganisms' sensitivity towards empiric antibiotic was 17.3%, Clinical improvement was shown in 35.8% subjects. Amikacin had the highest sensitivity rate (65.4%). Culture performed on the 5th day of admission onwards had higher odds for multiple growth (OR 1.264, p=0,641) while culture performed on the 13th day of admission onwards had higher odds for the growth of fungi (OR 6.328, p=0,014). Mortality rate was 35,8%. Mortality rate was higher in subjects with sepsis (OR 4.222; 95% CI 1.792-9.947; p=0.0001).
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Nuraeni
Abstrak :
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh steam inhalation terhadap usaha bernapas pada balita dengan pneumonia. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental dengan jenis rancangan pre-posttest non equivalent control group dengan pengambilan sampel berdasarkan consecutive sampling. Jumlah sampel 28 balita pneumonia terdiri dari 14 responden sebagai kelompok kontrol dan 14 responden sebagai kelompok intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan dan penurunan rerata frekuensi napas setelah dilakukan steam inhalation tetapi tidak bermakna (p value >0,05). Hal ini dipengaruhi karena pelaksanaan steam inhalation hanya dilakukan satu kali sedangkan dalam referensi harus dilakukan sebanyak 4 kali sehari. ......The objectives of this research was to determine the effects of steam inhalation on breathing effort in children under five with pneumonia. This study used quasi experiment research design with non equivalent control group, pre-posttest design. The study used devided into consecutive sampling involving 28 sample a control group of 14 respondents and 14 respondents as a group intervention. Show that there was no significant difference in children breathing effort. The implementation of steam inhalation only once while in the reference should be made as much as 4 times a day.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31047
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>