Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chichester: John Wiley & Sons, 1981
639.99 BIO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Leigh, John
Canberra : National Park and Wildlife Service, 1979
582.1 LEI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Arifatul Ulya
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya penurunan devisa dari sektor kehutanan secara terus menerus yang perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Sementara itu terdapat kontradiksi antara usaha untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri berbasis kehutanan dengan upaya konservasi. Dengan terbatasnya kawasan hutan produksi maka diperlukan pengelolaan yang efisien agar dalam jangka.panjang kelestarian hasil tercapai tanpa harus mengancam kawasan konservasi. Diharapkan dengan adanya efisiensi dalam pengelolaan HTI maka dengan luas areal konsesi yang terbatas HTI dapat berproduksi secara. lestari. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat produksi yang telah dicapai HTI dan mengetahui tingkat efisiensi teknis HTI. Dengan kerangka analisis fungsi produksi Cobb-Douglas yang dilinearkan, ukuran efisiensi teknis diketahui dengan menjumlahkan koefisien regresi yang merupakan elastisitas dari masing-masing faktor produksi. Output yang berupa luas realisasi penanaman diduga dipengaruhi oleh luas target penanaman, bibit, pupuk, herbisida dan tenaga kerja baik yang berupa karyawan maupun buruh. Data yang digunakan merupakan data bulanan dari tahun 1999 sampai 2004 yang bersumber dari manajemen PT. Musi Hitan Persada. Hasil estimasi menunjukkan bahwa faktor produksi yang secara statistik berpengaruh terhadap produksi hutan tanaman industri PT. Musi Hutan Persada yang diwakifi oleh luas realisasi penanaman sebagai cerminan dari kelestarian basil adalah luas areal yang harus ditanami, herbisida yang digunakan dalam kegiatan penanaman dan tenaga kerja yang berupa karyawan. Faktor produksi yang berupa jumlah bibit yang digunakan, tenaga kerja yang berupa buruh dan pupuk yang digunakan dafam kegiatan penanaman tidak signifikan mempengaruhi produksi (luas realisasi penanaman). Tingkat kombinasi penggunaan input (faktor produksi) dalam kegiatan produksi berada pada kondisi belum efisien secara teknis karena berada pada posisi decreasing returns to scale yang berarti persentase pertambahan produksi yang diperoleh lebih kecil dari persentase pertambahan faktor produksi yang digunakan. Sedangkan proses produksi masih berada pada daerah yang rasional untuk berproduksi. Besarnya skala operasional perusahaan yang antara lain dicerminkan oleh luasnya areal konsesi HTI tidak mencerminkan efisiensi perusahaan. Bagi penentu kebijakan di sektor kehutanan hal ini mengimplikasikan perlunya diketahui skafa operasional yang ideal agar dihasilkan output optimal dengan efisiensi teknis sebagai salah satu pertimbangan.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: LIPI , 2013
712.5 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, 2013
712.5 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, 2013
712.5 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Tunggul
Abstrak :
ABSTRAK
Pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah dalam pengelolaan pembangunan hutan tropis merupakan penerapan cara bertindak oleh para implementor di bidang kehutanan sesuai dengan pedoman yang telah dirumuskan pemerintah (Departemen Kehutanan). Salah satu kebijaksanaan pemerintah di bidang kehutanan ini adalah Kebijasanaan Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).

Tujuan Pelaksanaan Kebijaksanaan TPTI adalah untuk mengatur pemanfaatan hutan alam produksi dan meningkatkan nilai hutan baik kualitas maupun kuantitas pada areal bekas tebangan untuk rotasi tebangan berikutnya, agar terbentuk tegakan hutan campuran yang diharapkan dapat berfungsi sebagai penghasil kayu penghara industri secara lestari. Realisasi dari Pelaksanaan kebijaksanaan TPTI ialah hadirnya perusahaan-perusahaan HPH di propinsi Riau.

Berhasil tidaknya implementasi kebijaksanaan TPTI sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Para implementor adalah faktor kunci keberhasilan implementasi kebijaksanaan. Marilee S. Grindle mengemukakan bahwa aktivitas penerapan kebijaksanaan dipengaruhi oleh isi kebijaksanaan dan konteks kebijaksanaan.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan HPH PT. Wana Riau Sentosa, PT. Bina Lestari, PT. Pulau Sumbu dan PT. Shorea Mer Timber di propinsi Riau dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Pada awalnya informan dipilih secara purposive sample dari para karyawan (staf) perusahaan HPH dan selanjutnya dengan teknik Snowball sample. Sama halnya dengan data yang diperoleh dari para informan yang berasal dari aparat intansi kehutanan propinsi Riau.

Hasil studi menunjukkan bahwa perusahaan HPH di propinsi Riau belum menerapkan pedoman kebijaksanaan TPTI sebagaimana mestinya. Dalam pelaksanaan aktivitas penebangan dan penanaman kembali, perusahaan-perusahaan HPH sangat berorientasi pada profit sehingga mereka lebih mengutamakan fungsi produktif daripada fungsi protektif dari hutan. Hasil studi juga menunjukkan bahwa para implementor yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan TPTI telah mengetahui pentingnya kelestarian hasil hutan tetapi nilai kelestarian hasil hutan belum menjadi nilai-nilai spirit bagi mereka. Hal-hal ini dapat dilihat pada aktivitas penebangan pohon di luar blok RRT yang sedang berjalan, aktivitas penanaman kembali yang hanya dilakukan di sebelah kiri dan kanan jalan utama HPH dengan luas areal yang sangat minim, dan sebagainya. Penerapan aktivitas yang tidak sesuai dengan pedoman kebijaksanaan TPTI ini semakin cenderung terjadi karena longgarnya pengawasan langsung oleh pihak instansi kehutanan ke lapangan.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Helmanto
Abstrak :
ABSTRAK
Plant collection management is main activity in Center for Plant Conservation Botanic Gardens Indonesian Institute of Sciences (LIPI) as mandated by Presidentials regulation No. 93 Th 2011. As ex situ Conservation institution, Botanic Garden has play its role as research, education and recreation center which in turn provide environmental services for the surrounding area. Being one of the oldest botanical garden in the world, aged trees collections has face several problems. Aged trees are easily damage, broken, felled or dead risking safety of visitors, employees, vehicles, buildings and other plant collections as well. This conditions require authorities to take preventive action to prevent negative impact. One of the effort is trees health monitoring program. It is expected that a series of recommendation could be released for long term management of plants collection in PKT Kebun Raya LIPI.
Bogor: Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, 2018
580 WKR 16:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erti Ernawati
Abstrak :
ABSTRAK
Archival matters have been the most important part in almost all activities in The Center of Plant Conservation Botanical Garden Indonesia Institute of Science (Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya - LIPI. With times, various documents in the form of official letters and reports has been increasing in numbers in accordance with high intense official activities, when space is limited or even no longer available this create a storage problem. Establishment of more efficient dynamic archival database system is needed to replace manual system currently used. Application of electronic or digital system is expected to improve archives management and service quality in terms of information loss, delay or any other obstruction.
Bogor: Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, 2018
580 WKR 16:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Cestrum aurantiacum Lindl. is an exotic species found in native remnant forest of GPNP which is located inside the Cibodas Botanic Garden (CBG). Risk assessment is an important tool to choose best decision for invasive plant management. Risk assessment analysis on C. aurantiacum in Cibodas Botanic Garden was conducted using Multi Criteria Decision Analysis (MCDA) method. Analytical Hierarchy Process (AHP) used in the valuation process. Three sub-criteria used: minimizing the ecological impact, minimizing the management cost, and maximizing the public acceptance. Five management alternatives were used: do nothing (DN), eradication (E), containment (C), bio-control (BC) and harvesting (H). Harvesting (H) recommended as the best management decision for C. aurantiacumin at CBG remnant forest. This harvesting decision is not only creating environment/ ecosystem remediation but also as sources of fund in the management activity of the area.
580 BKR 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library