Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The book seeks to provide readers with a broad multidisciplinary perspective on copyright law and copyright infringement by presenting paired articles by lawyers and non-lawyers that address such key questions as the relationship between plagiarism and copyright infringement, the impact of robust copyright law on either impeding or promoting creativity, whether the strong copyright law can maintain its normative appeal in the face of a general public that has not been responding to campaigns against "copyright piracy," the legal boundary between illegal imitation and legal inspiration, and how copyright has changed over time and how such changes may relate to the cultural norms of creators in different fields, among other questions. The paired articles are presented in sections devoted to history, comparative law, economics, linguistics, computer software, information studies, literature, art, sociology/​music, and criminology."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2010
346.048 2 COP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Agricultural material piracy as an illegal and imperialistic act may cause negative impacts such as: (a) violation on a country's sovereignty, (b) negatively affects the economics of local communities, and (c) decrease or even destroy particular species or plant varieties. Such a piracy may be prevented by developing related laws and rules as well as enforcement policy. In a center-periphery relation, the primary problem of Indonesian scientific community lies on weak discursive power and lobbying capability. Furthermore, Indonesia's position on socio-politics, economy and technology is also weak. Some alternatives to prevent biological piracy are developing related laws and rules, applying affirmative policy and social campaign on related action program."
FOPEAGE
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Botting, Douglas
Alexandria, Va. : Times-Life Books, 1978
910.453 BOT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
346.048 2 PEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tanzil, Giovanni Yugi
"[;Skripsi ini menggambarkan bajak laut sebagai isu keamanan dalam hukum internasional. Fokus pembahasan adalah terhadap rezim hukum internasional tentang bajak laut dari berbagai sumber hukum internasional. Salahs satunya adalah Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Hukum Laut yang mengandung peraturan dan definisi bajak laut dan juga rangka untuk pembrantasanya dengan kerjamasa antar-negara. Dengan menggunakan metode analisa-deskriptif, skripsi ini mengalisa dan menguji efektifitas hukum internasional sebagai alat untuk membrantas bajak laut. Contoh yang digunakan dalam skripsi ini adalah situasi di Teluk Aden dan di Selat Malaka, yang keduanya terkenal rawan bajak laut. Skripsi ini menyatakan bahwa tindakan PBB di Teluk Aden terhadap ancaman bajak laut melalui kontingen militer mancanegara telah membuktikan bahwa hukum internasional efektif dalam membrantas bajak laut berdasarkan statistika yang menunjukan turun dan jatuhnya kejadian-kejadian perompakan. Namun, tindakan tersebut hanya dapat menghasilkan keamanan sementara. Di lain kata di Selat Malaka, hukum internasional telah terbukti tidak terlalu efektif dalam pembrantasan bajak laut. Yang lebih efektif dalam pembrantasan bajak laut dan menghasilkan keamanan jangka panjang adalah rangka-rangka kerjasama regional dan multilateral seperti ReCAAP.

This thesis explores the concept of maritime piracy as security issue in international law. The discussion explores the existing regime of international laws governing maritime piracy from various sources of international law. Most prominent is the United Nations Convention on the Law of the Sea, which contains provisions regarding the definition of piracy and its repression through international cooperation. Through the descriptive-analysis method, this thesis analyzes and evaluates the effectiveness of international law as a tool to combat piracy. The example used in this thesis is the situation in the Gulf of Aden and the Strait of Malacca, both of which are prominent hotspots for pirate activities in recent years and are very different from one another in terms of geographical and political aspects. This thesis stipulates that the international response to the problem of piracy in the Gulf of Aden has been effective as can be seen in the decline and collapse of pirate activities in the Gulf of Aden, brought about by the counter-piracy operations of the multinational combined maritime forces task forces. However its long-term sustainability remains questionable. Whereas in the Strait of Malacca, the stipulations of UNCLOS 1982 are too narrow and undermine its effectiveness as a tool to combat piracy. Instead, in the Strait of Malacca, regional and multilateral cooperation avenues have been very effective in combating piracy and ensuring long-term security., Skripsi ini menggambarkan bajak laut sebagai isu keamanan dalam hukum internasional. Fokus pembahasan adalah terhadap rezim hukum internasional tentang bajak laut dari berbagai sumber hukum internasional. Salahs satunya adalah Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Hukum Laut yang mengandung peraturan dan definisi bajak laut dan juga rangka untuk pembrantasanya dengan kerjamasa antar-negara. Dengan menggunakan metode analisa-deskriptif, skripsi ini mengalisa dan menguji efektifitas hukum internasional sebagai alat untuk membrantas bajak laut. Contoh yang digunakan dalam skripsi ini adalah situasi di Teluk Aden dan di Selat Malaka, yang keduanya terkenal rawan bajak laut. Skripsi ini menyatakan bahwa tindakan PBB di Teluk Aden terhadap ancaman bajak laut melalui kontingen militer mancanegara telah membuktikan bahwa hukum internasional efektif dalam membrantas bajak laut berdasarkan statistika yang menunjukan turun dan jatuhnya kejadian-kejadian perompakan. Namun, tindakan tersebut hanya dapat menghasilkan keamanan sementara. Di lain kata di Selat Malaka, hukum internasional telah terbukti tidak terlalu efektif dalam pembrantasan bajak laut. Yang lebih efektif dalam pembrantasan bajak laut dan menghasilkan keamanan jangka panjang adalah rangka-rangka kerjasama regional dan multilateral seperti ReCAAP.

This thesis explores the concept of maritime piracy as security issue in international law. The discussion explores the existing regime of international laws governing maritime piracy from various sources of international law. Most prominent is the United Nations Convention on the Law of the Sea, which contains provisions regarding the definition of piracy and its repression through international cooperation. Through the descriptive-analysis method, this thesis analyzes and evaluates the effectiveness of international law as a tool to combat piracy. The example used in this thesis is the situation in the Gulf of Aden and the Strait of Malacca, both of which are prominent hotspots for pirate activities in recent years and are very different from one another in terms of geographical and political aspects. This thesis stipulates that the international response to the problem of piracy in the Gulf of Aden has been effective as can be seen in the decline and collapse of pirate activities in the Gulf of Aden, brought about by the counter-piracy operations of the multinational combined maritime forces task forces. However its long-term sustainability remains questionable. Whereas in the Strait of Malacca, the stipulations of UNCLOS 1982 are too narrow and undermine its effectiveness as a tool to combat piracy. Instead, in the Strait of Malacca, regional and multilateral cooperation avenues have been very effective in combating piracy and ensuring long-term security.]"
Universitas Indonesia, 2014
S57989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roberto Bellarmino Kartiko Chrysna Jaya
"Pembajakan komik merupakan salah satu permasalahan yang kurang menjadi fokus perhatian, baik bagi masyarakat umum ataupun pihak yang berwajib. Terlebih lagi di era digital ini, banyak tindak kejahatan yang mengalami perpindahan dari ruang fisik ke ruang siber. Dalam tulisan ini akan diteliti mengenai fenomena perpindahan ruang dalam kejahatan pembajakan komik menggunakan space transition theory, sehingga ditemukan bahwa terjadinya pembajakan komik digital adalah karena ruang siber memberikan keuntungan yang besar bagi para pembajak, dimana pengawasan terhadap pembajakan komik digital masih minim dan adanya unsur anonimitas yang membuat ancaman resiko bagi pelaku cukup sedikit. Ditambah lagi dengan mudahnya mendapatkan keuntungan finansial menggunakan iklan di internet membuat banyak orang lebih memilih untuk melakukan pembajakan komik digital dibandingkan pembajakan komik secara cetak.

Comic piracy is an issue that rarely addressed by many people, even by the law enforcers. Moreover, in this digital era, many crimes are moving from the physical space into the cyber space. This paper will do the research about space transition phenomenon in crimes, especially comic piracy using space transition theory, therefore, it was found that digital comic piracy happened because the cyber space is giving benefit for the for the pirates, since the surveillance and law enforcement for digital comic piracy is still low, and the anonimity aspect on the internet that makes the risks for the pirates are low. Plus, digital comic piracy is giving financial profit using adsense, encouraging people to choose digital comic piracy over physical print comic piracy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adhiguna A. Herwinda
"Piracy merek masih banyak terjadi di Indonesia meskipun kita sudah menganut sistem pendaftaran konstitutif. Ini menunjukkan bahwa ada kendala lain yang menyebabkan masih memungkinkannya piracy merek untuk dilakukan dan berkembang di Indonesia. Piracy merek ini Brat kaitannya dengan merek terkenal. Sebagai negara yang meratifikasi Konvensi Paris, juga sebagai anggota WTO, Indonesia wajib melindungi keberadaan merek terkenal. Namun, di Indonesia merek terkenal mempunyai permasalahannya sendiri, c?iantaranya regulasi yang belum jelas. Maka pemeriksaan substantif yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Dirjen HaKI) terhadap suatu permohonan pendaftaran merek memegang peranan panting dalam mencegah pembajakan merek. Dirjen HaKI-pun mempunyai kendalanya sendiri dalam melakukan pemeriksaan substantif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan pemeriksaan substantif dengan pembajakan merek, tanggung jawab Dirjen HaKI terhadap putusan yang telah dibuat bila terjadi pembajakan merek, dan upaya hukum korban pembajakan merek. Dengan metode penelitian normatif, melalui bahan hukum sekunder sebagai bahan hukum utama, penelitian ini mempunyai sifat perskriptif. Dan basil penelitian, penulis menemukan Undang-Undang Merek kita sekarang mempunyai celah hukum dalam melindungi merek terkenal, namun juga memberikan upaya hukum bagi korban pembajakan merek, serta Dirjen HaKI dalam juga sangat membutuhkan bantuan pihak-pihak lain dalam tugasnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giantra Rizky Barata
"Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memunculkan media internet yang mengubah dunia. Media digital ini telah mengubah sebagian besar sistem dalam perindustrian, termasuk industri musik. Fitur dan teknologi yang dimiliki media baru ini memberikan kemudahan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi ancaman bagi industri beserta pelaku di dalamnya. Tidak hanya di negara-negara asing, kemudahan yang didapatkan oleh masyarakat juga membuat pengunduhan ilegal menjadi fenomena yang marak di Indonesia. Namun saat ini perkembangan teknologi sekali lagi telah menciptakan sebuah sistem baru untuk masyarakat dapat menikmati produk musik secara legal dalam bentuk layanan streaming musik berlangganan. Walaupun sebagian masyarakat menganggap sistem yang masih baru ini masih memiliki banyak kekurangan, legalitas dan keefisienan biaya menjadi aspek-aspek penting yang membuat layanan ini dianggap dapat menjadi solusi bagi pembajakan musik digital.

The advancement of Information and Communication Technology (ICT) has emerged the internet media which changed the world. This digital media has changed most of the industrial system, including the music industry. The features and technology owned by this new media provides convenience for the community, but also doubles as a threat for the industry as well as actors inside. Not only in countries abroad, the convenience available for the people leads to illegal downloading has become a massive phenomenon in Indonesia. But once again the technological advancement now has created a new system for the people, to be able to enjoy music legally in the form of subscription-based music streaming service. Although some people think this new system still has its inadequacy, legality and cost efficiency has become important aspects which makes the service considered to be the solution for digital music piracy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Aliya Idaman
"ABSTRAK
Dalam dunia sekarang ini, teknologi dan internet sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Bisa dikatakan bahwa internet menghubungkan orang-orang dari semua bagian dunia. Saat ini, hampir semua konten terutama musik dan film dapat diakses melalui internet. Namun, sebagian besar konten ini dilindungi oleh hukum hak cipta dan distribusi yang tidak sah, atau pembajakan, adalah ilegal, dan telah menjadi isu utama dalam industri ini. Baru-baru ini, layanan media streaming seperti Netflix dan Spotify telah datang dan mengisi celah di pasar. Ini memiliki potensi untuk mengurangi pembajakan dengan cara menjadi alat yang mudah untuk mengakses musik dan film.Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana layanan berlangganan khususnya Netflix dan Spotify akan mengurangi atau menambah pembajakan. Sebagai studi kualitatif, penelitian ini akan menganalisis aktivitas pembajakan sebelum dan sesudah tahun Spotify dan Netflix timbul. Untuk melakukannya, baik data primer dan sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber di internet. Hasilnya, terlihat bahwa pengenalan layanan berlangganan, khususnya Netflix dan Spotify, telah memiliki peranan yang penting dalam penurunan tingkat pembajakan, meskipun tidak memliki efek yang signifikan. Sebagai tambahan, penting untuk tidak hanya meningkatkan penegakan hukum di industri musik dan film, tetapi juga untukmeningkatkan investasi di layanan berlangganan. Kata Kunci: pembajakan, layanan berlangganan, netflix, spotify

ABSTRACT
In today rsquo s world, technology and the Internet are essential to our daily life. It could be said that Internet connects people from every parts of the world. Nowadays, contents especially music and movies can be access via the Internet. However, the majority of this shared content is protected under copyright law and unauthorised distribution of these contents, also knows as piracy, is illegal, and has become a major issue in this industry. Recently, legal media streaming services such as Netflix and Spotify has came along and fill the gap in the market. These have a potential to reduce piracy by way to being convenient tools to access both music and movies.The aim of this paper is therefore to know how the legal subscription services particularly Netflix and Spotify will decrease or increase piracy. As a qualitative study, this research will analysed the activity of piracy before and after the years of Spotify and Netflix arise. In order to do so, both primary and secondary data was collected from various sources in the Internet. As a result, it is apparent that the introduction of subscription service, particularly Netflix and Spotify, has had a role in the reduction of piracy rates, even though the effects are definitely not that drastic. Based on the results, it is important to not only increasing the enforcement law in the industry, but also to encourage and support by increasing investment in legal subscription services. Key words piracy, subscription services, netflix, spotify "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Suripto
"Tesis ini dimaksudkan untuk rnendalami bagaimana prelindungan hak cipta bagi penulis buku di Indonesia. Hal ini mengingat bahwa buku merupakan jendela dunia sebab dengan buku kita bisa belajar apa saja untuk mengasah penalaran dan intelegensia bangsa. Namun demikian bagi penulis buku saat ini terganjal oleh maraknya praktek-praktek pembajakan buku yang dapat mematahkan semangat para penulis maupun penerbit, dan banyak pihak yang dirugikan dengan praktek semacam ini.
Penulis mengajukan permasalahan bagaimana Undang-Undang Hak Cipta melindungi penulis buku, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pembajakan buku dan akibatakibatnya, siapa saja yang dirugikan dan bagaimana usaha penegakan hukumnya. Akibat yang jelas adalah timbulnya kerugian dari bidang ekonomi karena hak ekonomi penulis terampas, juga penerbit maupun negara. Dengan adanya pembajakan buku yang matting hanyalah para pelaku dengan modal seadanya akan mendapatkan hasil yang berlimpah. Sebaliknya penulis, penerbit dan negara yang rugi. Mengingat hal semacam ini Undang-undang Hak Cipta mencoba mengatur dan memuat sanksi yang cukup keras terhadap para pembajak, namun patut disayangkan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta sampai sekarang belum ada peraturan pelaksanaannya, sedangkan para penegak hukum belum optimal dalam penegakan Undang-Undang Hak Cipta, sering dijumpai aparat kurang mendukung pemberantasan pembajakan buku. Apabila terjadi pembajakan buku dan pelakunya tertangkap tidak diproses jalur hukum tetapi diselesaikan secara ekonomi dalam arti dengan damai. Jalan ini sebenarnya tidak terlalu salah karena lebih menguntungkan, namun dalam pembelajaran penegakan hukum tidak akan terwujud, karena membuka terjadinya praktek KKN. Kondisi yang demikian ini dapat dikarenakan budaya hukum di Indonesia masih relatif rendah, padahal budaya hukum merupakan kunci bagi tercapainya suatu pembangunan sistem hukum di suatu negara.
Akhirnya penulis mengambil kesimpulan dan mengajukan saran sebagai berikut :
a. Hak cipta penulis buku sudah terakomodasi dalam Undang-Undang Hak Cipta, dan aturan internasionalpun sudah dicakup di dalamnya karena Indonesia sudah meratifikasi konvensi internasional yang menyangkut hal itu.
b. Pembajakan buku di Indonesia dipengaruhi berbagai aspek, baik aspek social budaya, hukum maupun ekonomi.
c. Dalam penegakkan hukum masih terjadi hambatan-hambatan yang terutama di bidang struktur, dan budaya hukum.
Saran :
a. Penegakkan hukum dalam kasus pembajakan buku seyogyanya diterapkan secara konsisten, melalui pendekatan hukum bukan pendekatan ekonomi.
b. Prinsip pengadilan yang cepat dan murah diusahakan secepat mungkin dapat diwujudkan sehingga masyarakat akan lebih memilih penyelesaian melalui jalur hukum bukan pendekatan ekonomi.
c. Segera diterbitkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T14483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>