Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Frankel, Michael
New York: McGraw-Hill, 2012
621.8 FRA f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Oktawira
Abstrak :
ABSTRAK
Penerapan inspeksi berbasis resiko pada unit cracking heater merupakan suatu langkah jitu dalam mencegah terjadinya kegagalan secara tiba-tiba akibat korosi yang dapat menyebabkan kerugian. Hal ini dikarenakan unit cracking heater merupakan unit yang sangat vital di dalam kegiatan operasional pada industri petrokimia sehingga perlu dibuat skala resikonya. Penelitian bertujuan untuk membuat suatu analisa probabilitas kegagalan dan konsekuensi kegagalan dengan menggunakan sistem inspeksi berbasis resiko (Risk-Based Inspection) dengan bantuan perangkat lunak pada unit cracking heater, khususnya pada circuit piping yang menuju cracking heater pada pabrik etilena yang telah beroperasi bertahun-tahun, sehingga dapat diperoleh peringkat resikonya dan untuk dapat memberikan jadwal inspeksi dan metode inspeksi di masa yang akan datang. Risk-Based Inspection merupakan metode inspeksi yang menggunakan resiko sebagai dasar untuk memprioritaskan dan mengatur kegiatan di dalam program inspeksi. Resiko dapat didefinisikan sebagai kombinasi probabilitas dan konsekuensi. Probabilitas adalah kemungkinan kegagalan untuk terjadi, dan konsekuensi adalah ukuran kerusakan yang dapat terjadi sebagai hasil dari kegagalan. Hasil assessment terhadap circuit piping CL01A menunjukkan bahwa mekanisme degradasi yang terjadi adalah aerated-water corrosion dan flowinduced corrosion. Pipa tersebut memiliki tingkat probabilitas kegagalan medium. Penilaian terhadap konsekuensi kegagalan yang mencakup beberapa tinjauan, seperti kerugian ekonomi, efek terhadap kesehatan dan keselamatan dan dampak terhadap lingkungan memberikan peringkat resiko medium. Peringkat resiko total pada circuit piping CL01A adalah medium-high dan dengan tingkat kepercayaan high, maka akan menghasilkan interval faktor sebesar 0,4. Interval inspeksi maksimum atau maximum inspection interval (MII) yang merupakan hasil perkalian antara sisa umur pakai (remnant life) dan interval faktor memberikan nilai 5,16 tahun, sehingga jadwa inspeksi berikutnya adalah pada tahun 2016. Inspeksi dilakukan secara non instrusive dengan uji tidak merusak dengan menggunakan teknik ultrasonic thickness (UT) dan visual pada titik eksternal pipa. Selain itu, teknik inspeksi yang cukup aplikatif untuk memantau proses penipisan adalah dengan radiografi (RT). Resiko dapat direduksi dengan menggunakan sistem yang dapat menghilangkan atau mengurangi kandungan air, yang bertujuan untuk mengurangi probabilitas kegagalan, sehingga nafta yang masuk ke dalam aliran proses dapat diminimalisasi.
Abstract
Application of risk-based inspection in unit of cracking heater is a recommended method to avoid sudden failure which may cause losses as the result of corrosion process. Unit of cracking heater is a vital unit in petrochemical industry so that it is required to determine its risk-rank. The purpose of this study is to make probability of failure and consequence of failure assessment by using risk-based inspection system supported by software which is applied to the unit of cracking heater that focuses on circuit piping located before entering the cracking heater in the ethylene plant which has been operating for years so that risk-rank can be determined properly. Furthermore, inspection schedule and inspection method can be fixed based on the risk-rank. Evaluation to reduce risk is also established by applying system which may be able to remove or reduce water content in the process flow. Risk-based inspection is an inspection method which is applying risk as a base to obtain priority scale in inspection activity. Risk can be defined as the combination of probability failure and consequence of failure. Probability is a measure of failure to occur, and consequence is desribed as the measure of damage which may occur as the result of failure. Assessment result of circuit piping CL01A shows that degradation mechanism which may occur in CL01A piping is aerated-water corrosion and flow-induced corrosion. Probability of failure assessment gives result medium. Assessment of consequence of failure which is considering some aspect including economic cost, health and safety effect and environment impact shows medium risk-rank. Total risk-rank of circuit piping CL01A is medium-high and its confidence rating is high so that the obtained interval factor is 0,4. Maximum inspection interval (MII) as the result of multiplication of remnant life with interval factor gives value 5,16 years. Based on the result, then, next inspection date will be performed in 2016. Inspection is carried out intrusively by non destructive test method using ultrasonic thickness test (UT) and visual test on the eksternal location of the pipe. Radiography as the additional method is also be able to be applied to monitor thinning mechanism. Risk can be minimized by applying system which may eliminate or reduce water content in the process stream so that probability of failure can be reduced.
2011
T 29885
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Joki R.R.
Abstrak :
Korosi terjadi tanpa mengenal waktu di segala aspek kehidupan manusia dan dapat mengakibatkan banyak kerugian. Di industri minyak dan gas, kerugian yang terjadi akibat korosi berdampak pada penurunan kualitas material yang digunakan. Dan hal ini berarti berhubungan dengan lamanya operasional alat berfungsi atau kemampuan jangka panjang dari suatu alat dan kemungkinan terjadinya kegagalan pada peralatan yang digunakan. Sehingga jika korosi menyerang, maka selain kerugian finansial yang dialami, kerugian berupa dampak terhadap lingkungan sekitar dan juga safety dari pekerja dan masyarakat sekitar juga bisa terjadi. Oleh karena itu inspeksi terhadap peralatan yang ada penting untuk dilakukan. Indonesia yang masih mengacu pada inspeksi berdasarkan jangka waktu (timebased inspection) masih memberikan peluang untuk terjadinya kegagalan pada peralatan yang digunakan. Oleh karena itu penting untuk menggunakan acuan lain seperti inspeksi berdasarkan tingkat resiko (Risk-Based Inspection)/RBI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 8 pipa yang dianalisa, 5 pipa (6" dan 4 pipa 16") memiliki nilai 2D yang berarti berstatus resiko medium dan mendapatkan respon corrective maintenance dan 3 pipa (8", 12", dan 18") memiliki nilai 2E yang berarti berstatus resiko medium-high dan mendapatkan respon preventive maintenance. Usulan inspeksi yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan visual, ultrasonic straight beam, eddy current, flux leakage, radiography, dan pengukuran dimensi. Usulan waktu inspeksi yang dapat dilakukan kembali adalah 7 tahun kemudian untuk pipa-pipa yang memiliki nilai 2D dan 5 tahun kemudian untuk pipa-pipa yang bernilai 2E dari inspeksi terakhir. Nilai rendah yang diperoleh melalui penelitian ini dikarenakan pipa memiliki sistem inspeksi yang baik terhadap mix point/injection yang ada dan juga karena sistem pipa yang ada tidak mengenal adanya deadleg, sehingga nilai TMSF tidak mengalami pertambahan yang signifikan. ......Corrosion happen everytime in all human-life aspects and can caused lot of losses. In oil and gas industry, losses caused by corrosion affect directly to material quality that used in the industry. And it means relate to how long an equipment can perform or long-term compability of an equipment and probability of a failure occured in an equipment. So, if corrosion attacks, beside financial loss, another loss that can happen are environtmental loss and also human safety which is include the worker and also community around the industry. Therefore, it is very important to hold an inspection to every equipments in oil and gas industry. Indonesia still hold time based inspection to all equipment in oil and gas industry, and that methode still open for a failure occured. So that, it is very important to use another inspection management methode like Risk-Based inspection (RBI). Result of this paper are, from 8 pipes that checked, 5 pipes (a 6" pipe and 4 pipes of 16") got 2D rank, which mean have medium status and got corrective maintenance respon. And 3 pipes (8", 12" and 18") got 2E rank which mean have medium-high status and got preventive maintenance response. Inspection methode that proposed are visual examination, ultrasonic straight beam, eddy current, flux leakage, radiography, and dimensional measurement. Inspection time interval from last inspection activity that proposed are 7 years for pipes that got 2D rank and 5 years for pipes that got 2E rank. Low rank that several pipes received because those pipes have good inspection system on mix point/injection area and also the overall piping system do not have the deadleg system, so the TMSF value not multiplied by a value factor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T31723
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ziu, Christopher G.,
New York: McGraw-Hill, 1995
621.867 2 ZIU h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Frankel, Michael
New York: McGraw-Hill, 1996
R 621.8672 FRA f
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Frankel, Michael
New York: McGraw-Hill, 2002
R 621.867 2 FRA f
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Djamallail Malik
Abstrak :
Di dunia maritim sekarang, industri pembuatan kapal sangat kompetitif. untuk mengembangkan atau bahkan bertahan dalam persaingan pasar global, pembuat kapal perlu menemukan metode untuk memproduksi kapal secara efisien untuk memperbarui energi dalam bisnis pembuatan kapal dan menstabilkan biaya pembuatan kapal. Oleh karena itu, pengembangan metode baru seperti modul pembuatan kapal, desain optimisasi, dan konsep modularisasi diperlukan. makalah ini menyajikan pendekatan baru untuk desain sistem perpipaan pada ruang mesin di kapal berdasarkan konsep algoritma Berbasis Aturan. Karakteristik dari metode yang diusulkan adalah sebagai berikut: Pertama, Perhatian diberikan pada sistem perpipaan dari beberapa sistem perpipaan yang berbeda. kesamaan modul dan pengaturan dipertimbangkan dan biaya dan ukuran sistem perpipaan dan kesamaan. Kedua, proses desain sistem perpipaan akan dibagi menjadi dua tahap: definisi modul dan pengembangan desain. Ketiga, untuk mendefinisikan modul efektif yang dapat digunakan secara umum pada kapal yang berbeda, matriks struktur desain diadopsi. Dan keempat, Dalam perancangan pengembangan, sistem optimisasi dikembangkan menggunakan algoritma Rule Based untuk mendapatkan pola yang sama dalam pengembangan modul pada beberapa sistem perpipaan pada kapal dengan pertimbangan biaya dan kesamaan yang khusus. Studi ini membahas perincian metode yang diuraikan di atas. Selain itu, sistem perpipaan kapal dirancang menggunakan metode yang diusulkan dan efektivitasnya dievaluasi untuk mencapai efisiensi
In the maritime world now, the shipbuilding industry has been very competitive. to develop or even survive in global market competition, shipbuilders need to find methods to efficiently produce ships in order to renew energy in the shipbuilding business and stabilize shipbuilding costs. Therefore, the development of new methods like ship building modules, optimization design, and modularization concepts is necessary. This paper presents a new approach to the design of piping systems on engine room in ships based on the concept of Rule Based algorithms. The characteristics of the proposed method are as follows: First, Attention is given to piping systems from several different piping systems. similarity of modules and settings considered and costs and size of piping systems and similarities. Second, the design process of the piping system will be divided into two stages: module definition and design development. Third, to define effective modules that can be used in general on different ships, the design structure matrix is adopted. And fourth, In the design of the development, the optimization system was developed using a Rule Based algorithm to obtain the same pattern in the development of modules on several piping systems on ships with special consideration of costs and similarities. This study discusses the details of the method outlined above. In addition, the ship piping system is designed using the proposed method and its effectiveness is evaluated to achieve efficiency.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silowash, Brian
New York: McGraw-Hill, 2010
621.867 2 SIL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pulung Arya Pranantya
Abstrak :
ABSTRAK
Tembok sisi luar waduk pada rancangan fase Darurat tanggul laut NCICD merupakan rencana pengamanan kawasan DKI Jakarta dari banjir ROB. Banjir yang terjadi merupakan rangkaian dari besarnya curah hujan di bagian hulu dan naiknnya muka air laut di bagian hilir. Diantara penyebab tersebut juga terdapat fenomena land subsidence yang memberi dampak terhadap banjir. Tanggul sisi luar tersebut masih memiliki beberapa alternatif jensi tanggul yang akan dibangun, diantaranya adalah tembok laut, sheet pile, spun pile bahkan timbunan tanah biasa. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai kemungkinan tanggul timbunan untuk pengamanan banjir Ketersediaan data untuk perhitungan adalah tiga buah titik sondir di sekitar kawasan muara Kalibaru. Dari data tersebut, didapatkan parameter masing masing litologi sehingga analisis dapat dilanjutkan menjadi analisis rembesan dan stabilitas. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat juga diprediksi mengenai bahaya piping atau erosi buluh di dasar timbunan. Bahaya piping di dasar tanggul terjadi pada material pasir pada saat ketinggian muka air laut existing dan saat ketinggian muka air laut bertambah dua meter tanpa menggunakan sheet pile. Berdasarkan korelasi tiga titik lokasi data sondir di daerah penelitian terhadap Grafik Robertson 1990 didapatkan lima lapisan tanah berturut-turut dari atas ke bawah adalah: lempung lanauan, pasir lanauan, lanau pasiran, pasir lanauan, dan pasir.
Bandung : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018
551 JSDA 14:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yanwarizal
Abstrak :
Bahan bakar merupakan suatu kebutuhan primer pada masyarakat Indonesia. Pada umumnya, masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan bahan bakar untuk rumah tangga dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi yaitu gas LPG. Karena cadangan minyak bumi Indonesia terus mengalami penurunan, maka sudah waktunya untuk menggunakan gas kota sebagai sumber bahan bakar yang berasal dari gas alam. Hal ini dikarenakan jumlah cadangan gas alam Indonesia yang masih banyak. Meskipun demikian, sistem distribusi gas kota ke perumahan masih sangat minim khususnya masalah infrastruktur. Padahal gas kota memiliki lebih banyak keuntungan dari bahan bakar yang berasal dari minyak bumi. Oleh karena itu, dalam studi ini akan dirancang perpipaan distribusi gas untuk perumahan sebagai salah satu langkah awal pembangunan infrastruktur sistem distribusi gas kota. Studi kasus yang akan dilakukan mengambil studi kasus di perumahan pesona kayangan estat yang terletak di kota Depok. Perancangan diawali dengan menghitung kebutuhan gas kota. Selanjutnya, dibuat beberapa rute alternatif dan disimulasikan menggunakan piranti lunak fluid flow. Hasil rancangan berupa desain jaringan, proses instalasi dan konstruksi, tekanan operasi, pipa dan komponen penunjang yang dibutuhkan. Untuk menentukan kelayakan sistem jaringan distribusi ini maka dilakukan perhitungan investasi yang akan dibutuhkan.
Fuel is a primary need for Indonesian people. In general, Indonesian fulfils their household need of fuel by using petroleum based fuel, one of them is the LPG. Because Indonesia's petroleum reserve slightly decline, city gas should be considered to be used as a natural gas based fuel. It is also caused by Indonesia's plenty of natural gas reserve. Somehow, the problem is that the lack of its distribution system to residential costumer. In fact, city gas is more advantegous than those from petroleum based fuel, such as LPG. In order to that, city gas piping system in residence will be designed as a first step of city gas infrastructure development. This time, pesona kayangan estat located in Depok will be chosen as our residential model. The design is begun with calculating how much is costumer's need of city gas. Then, several alternative routes will be constructed and simulated using fluid flow software. After that, the design turns out to be the network design, installation and construction process, operation pressure, pipe and its supporting component. Finally, capital investment is calculated to determine wheter this distribution network system will be valuable or not economically.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>