Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Rifqi Herjoko
"Penelitian ini mengkaji sistematika wacana penagihan pinjaman online. Pinjaman online merupakan salah satu jasa layanan keuangan yang ramai dimanfaatkan publik saat ini. Namun, upaya penagihan pinjaman online menimbulkan permasalahan tersendiri di kalangan masyarakat. Penelitian ini bertujuan memberikan paparan mengenai tindak tutur serta sistematika yang mengisi wacana penagihan pinjaman online. Sumber data penelitian ini adalah 50 tangkapan layar penagihan pinjaman online pada akun instagram. Data penelitian berupa tuturan-tuturan pada saat kreditur menagih debitur. Analisis dilakukan dengan mengimplementasikan taksonomi tindak tutur Searle (1979), konsep tindak tutur campuran dari Hancher (1979) dan tuturan ancaman Beller (2005). Berdasarkan hasil pencermatan, sistematika wacana penagihan pinjaman online dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu format dan fungsi. Tuturan penagihan pinjaman online terdiri atas berbagai format, yakni kondisional, konjungtif, disjungtif, dan temporal. Dilihat dari segi fungsi, tuturan penagihan pinjaman online hanya terdiri atas lokusi komisif dan direktif.
This study examines systematics of online loan collection discourse. Online loans are one of the financial services that are currently being used by the public. However, online loan collection have created its own problems among the public. This study aims to provide an explanation of the speech acts and systematics that fill the discourse on online loan collection. Data source for this research are 50 screenshots of online loan collection in Instagram accounts. The observed research data is in the form of utterances when the creditor collects loan from the debtor. The analysis was carried out by implementing Searle’s taxonomy of speech acts (1979) concept of mixed speech acts from Hancher (1979) and Beller's threatening utterances (2010). Based on the results of analysis, the systematic discourse of online loan collection can be seen from two perspectives, namely format and function. Online loan collection utterances consist of various formats, namely conditional, conjunctive, disjunctive, and temporal. In terms of function, online loan collection utterances only consist of commissive and directive locutions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Safa Tatsbita
"Karya ini membahas tentang perkembangan teknologi yang membuka peluang bagi penyelenggara pinjaman online untuk memberikan penawaran kemudahan dalam memperoleh pinjaman. Terlepas dari kemudahannya, masih banyak ditemukan permasalahan dalam pelaksanaan pinjaman online. Hadirnya pinjaman online legal diharapkan dapat memberikan jaminan keamanan terhadap konsumen. Tetapi, berdasarkan data terlihat ada permasalahan yang dialami oleh pengguna pinjaman online legal, termasuk kekerasan saat proses penagihan, seperti yang juga dialami oleh pengguna pinjaman ilegal. Studi ini melakukan analisis terhadap kekerasan yang dilakukan oleh pinjaman online legal, dengan studi kasus K, A dan R sebagai korban. Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis data sekunder. Melalui tulisan ini, diidentifikasi bahwa korban kekerasan pinjaman online legal mengalami kekerasan non-fisik berupa verbal dan psikis dalam bentuk ancaman, hinaan dan teror. Serangkaian tindakan tersebut menunjukkan bahwa korban mengalami viktimisasi yang berdampak pada kondisi individu dan relasi sosial mereka.
This work discusses the development of technology that opens up opportunities for online lending platforms to offer ease in obtaining loans. Despite its convenience, many problems are still found in the implementation of online lending. The presence of legal online lending is expected to provide security guarantees for consumers. However, based on the data, there are problems experienced by users of legal online lending, including violence during the collection process, similar to those experienced by users of illegal lending. This study analyzes the violence committed by legal online lending, using K, A, and R as case studies. This writing uses a qualitative approach by analyzing secondary data. Through this writing, it is identified that victims of legal online lending violence experience non-physical violence in the form of verbal and psychological threats, insults, and terror. These actions show that victims experience victimization that affects their individual conditions and social relationships."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Faqih Fikri Fadholi
"Pada era teknologi, selain melalui pinjaman konvensional, individu juga dapat meminjam melalui pinjaman berbasis daring. Pinjaman berbasis daring membuat individu menjadi lebih banyak meminjam untuk memenuhi gaya hidup materialis. Penelitian terdahulu telah menemukan hubungan materialisme dan perilaku berutang. Perilaku finansial juga ditemukan berhubungan dengan materialisme serta perilaku berutang. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan materialisme dan perilaku berutang pada emerging adulthood pengguna pinjaman online serta ingin melihat peran perilaku finansial sebagai mediator pada hubungan tersebut. 110 pengguna pinjaman online yang berusia 18 – 29 tahun mengikuti penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materialisme tidak memiliki hubungan dengan perilaku berutang, akan tetapi perilaku finansial dapat menjadi mediator hubungan tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menjelaskan peran perilaku finansial sebagai faktor protektif dalam membantu menurunkan materialisme dan perilaku berutang.
In the era of technology, apart from conventional loans, people can also borrow through online-based loans. Online-based loans encourage people to borrow more to fulfill materialistic lifestyles. Previous research has found a relationship between materialism and debt behavior. Financial behavior has also been found to be related to materialism and debt behavior. This study aims to determine the relationship between materialism and debt behavior in emerging adulthood users of online loans and to examine the role of financial behavior as a mediator in this relationship. 110 online loan users aged 18-29 participated in this study. The research was conducted by distributing online questionnaires. The results show that materialism does not have a direct relationship with debt behavior. however, financial behavior can act as a mediator in this relationship. The findings of this study are expected to help explain the role of financial behavior as a protective factor in reducing materialism and debt behavior"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vir Risky Kustiani
"Tesis ini membahas mengenai praktik utang yang dilakukan calon pengantin untuk membiayai pesta pernikahan melalui aplikasi pinjaman online. Penelitian ini dilakukan dengan metode etnografi dan teknik pengumpulan data wawancara mendalam yang diambil sejak Januari – Maret 2024. Temuan menunjukkan bahwa dorongan untuk berutang didasarkan pada pandangan informan tentang pernikahan dan pesta pernikahan yang tidak lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Keputusan menggunakan pinjaman online untukk membiayai pernikahan dianalisis dengan konsep moralitas utang Gustav Peebles. Analisis menunjukkan bahwa dalam praktik pinjaman online untuk membiayai pernikahan tidak terlepas dari evaluasi terhadap pertimbangan moral yang dianut oleh calon pengantin. Pengantin memilih pinjaman online, karena kemudahan dan anggapan bahwa aplikasi pinjaman online memberi penawaran yang meringankan. Akan tetapi, hal tersebut menjebak para informan dan membuat informan terlibat dalam utang yang berkelanjutan. Dampak dari hal tersebut adalah pengantin melakukan praktik “gali lubang tutup lubang”, yaitu mengambil pinjaman baru untuk menutupi pinjaman terdahulu sebagai bentuk mempertahankan tanggung jawab moral pada diri individu yang sudah terbentuk.
This thesis discusses about debt practices carried out by the bridegroom to pay wedding cost using online loans. This research was conducted use ethnographic methods and in dept interview to collect data since January – March 2024. The findings show that the motives to pay wedding cost using online loans was based on the informants’ view about marriage and wedding celebration which influenced by their surrounding. The decision to used online loan to pay wedding cost was explained by Gustab Peebles’ concept of morality in debt. The analysis show that the practice of online loans to pay wedding cost surrounded with the bridegroom’ morality. Online loans offer conveniences to get loans with profitable offer for borrowers. However, this condition leads the bridegroom’ trapped in overindebtedness. It caused the bridegroom’ “gali lubang tutup lubang”, take new debt to pay previous debt to maintain moral responsibility that had been formed."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Jasmin Afifah Andriani
"Penulisan ini membahas tentang kasus penyerangan doxing ‘Open BO’ oleh perusahan pinjaman online ilegal terhadap tiga korban perempuan yang gagal bayar pinjaman sebagai bentuk dari kekerasan berbasis gender terhadap perempuan di ruang siber. Teks dari foto penawaran jasa ‘Open BO’, serta wawancara dengan korban digunakan sebagai data utama penulisan. Analisis wacana kritis model Van Dijk digunakan untuk melihat kekerasan dalam teks dan aspek yang mempengaruhi produksi teks tersebut. Feminis radikal melihat hal tersebut dipengaruhi oleh patriarki yang membentuk ekspektasi peran perempuan dan misogini. Doxing ‘Open BO’ merupakan kekerasan berbasis gender di ruang siber terhadap perempuan yang dibentuk oleh doxing, gendered based slurs, dan pornografi sebagai alat untuk mewujudkan online shaming yang berfungsi memproduksi rasa malu sebagai hukuman terhadap perempuan gagal bayar tagihan pinjaman online ilegal yang dianggap melanggar ekspektasi peran gender.
This paper discusses the case of the ‘Open BO’ doxing attack by an illegal online loan company against three female victims who failed to pay their loans as a form of gender-based violence against women in cyberspace. The text of the photo of the ‘Open BO’ service offer, as well as interviews with victims, were used as the primary data for writing. Van Dijk's critical discourse analysis model is used to see the violence in the text and the aspects that affect the production of the text. Radical feminists see this as influenced by patriarchy which shapes women's role expectations and misogyny. Doxing ‘Open BO’ is gender-based violence in cyberspace against women formed by gendered-based slurs, pornography, and doxing as a tool to realize online shaming that functions to produce shame as a punishment for women who fail to pay their illegal online loan bills which are considered to violate gender roles expectations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ryesfa Umamy
"Tugas karya akhir ini membahas mengenai financial technology peer-to-peer lending atau pinjaman online ilegal sebagai bentuk kejahatan yang difasilitasi teknologi yang terjadi di ruang siber. Studi ini melakukan melakukan analisis terhadap data dari akun @PinjolLaknat, yang memperlihatkan adanya viktimisasi terhadap konsumen aplikasi pinjaman online ilegal. Menggunakan teori aktivitas rutin, diidentifikasi adanya pelaku yang termotivasi melakukan kejahatan yaitu pemilik aplikasi pinjaman online ilegal yang melakukan kejahatan pencurian identitas. Sasaran atau suitable target dari pelaki adalah anggota masyarakat atau konsumen yang memiliki data sebagai jaminan. Identifikasi selanjutnya adalah adanya ketidakmampuan untuk melakukan penjagaan oleh pemerintah. Pemerintah memiliki peran penting untuk memastikan keamanan data masyarakat serta akses untuk pemberian pinjaman. Dari tiga identifikasi teori aktifitas rutin, bisa menjelaskan bagaimana proses viktimisasi yang terjadi pada korban. Dari tulisan ini menghasilkan bahwa korban selain mengalami kondisi viktimisasi, juga mereka mengalami digital divide atau ketimpangan dalam kemampuan untuk mengakses internet. Tidak adanya tanggung jawab formal dari lembaga negara, memunculkan adanya kontrol sosial informal dengan bentuk digital activism yaitu @PinjolLaknat.
This final work assignment discusses financial technology peer-to-peer lending or illegal online lending as a form of technology-facilitated crime that occurs in cyberspace. This study conducts an analysis of data from the @PinjolLaknat account, which shows the victimization of consumers of illegal online loan applications. Using routine activity theory, it is identified that there are actors who are motivated to commit crimes, namely owners of illegal online loan applications who commit identity theft crimes. The target or suitable target for men is members of the public or consumers who have data as collateral. The next identification is the inability to carry out security by the government. The government has an important role to play in ensuring public data security and access to lending. From the three identification theories of routine activities, it can explain how the victimization process occurs in victims. From this paper it results that victims besides experiencing victimization conditions, they also experience digital divide or inequality in the ability to access the internet. The absence of formal responsibility from state institutions has led to informal social control in the form of digital activism, namely @PinjolLaknat."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Agnes Angelica
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi intensi penggunaan pinjaman online. Peneilitian ini menggunakan responden yang menggunakan layanan pinjaman online dengan kualifikasi sebagai pengguna yang pernah/sedang menggunakan pinjaman online. Faktor yang dibahas dalam penelitian ini merupakan Perceived Usefulness, Perceived Trust, Perceived Risk, Ease of Use, dan Financial Literacy terhadap intention to use pinjaman online. Penelitian ini menggunakan metode non probability sampling dengan mencakup 135 responden dan pengolahan data melalui aplikasi SPSS dengan uji Regresi, uji T, uji F, uji R. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Perceived Trust dan Financial Literacy berpengaruh positif secara signifikan. Sedangkan Perceived Usefulness, Perceived Risk, Ease of Use, tidak berpengaruh signifikan terhadap intention to use pinjaman online.
This study aims to evaluate factors influencing the intention to use online loans. This research uses respondents who use online loan services with qualifications as users who have/are currently using online loans. The factors discussed in this study are Perceived Usefulness, Perceived Trust, Perceived Risk, Ease of Use, and Financial Literacy on the intention to use online loans. This study uses a non-probability sampling method that includes 135 respondents and data processing through the SPSS application with regression tests, T tests, F tests, R tests. This study concludes that Perceived Trust and Financial Literacy have a significant positive effect. Meanwhile, Perceived Usefulness, Perceived Risk, Ease of Use, do not significantly effect the intention to use online loans."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Restyna Fauzia
"Mahasiswa, sebagai bagian dari Generasi Z, dikenal dengan karakteristik utama mereka yaitu Fear of Missing Out (FoMO) berdampak pada perilaku mereka sebagai konsumen, salah satunya adalah perilaku berhutang. FoMO mempengaruhi perilaku meminjam online pada mahasiswa dan berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis mereka. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji hubungan antara FoMO dan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Universitas Indonesia pengguna pinjaman online. Metode analisis korelasi digunakan dalam penelitian ini dengan melibatkan sebanyak 120 partisipan yang merupakan mahasiswa aktif Universitas Indonesia dan saat ini menggunakan pinjaman online. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan bersifat negatif antara FoMO dan kesejahteraan psikologis (r= -0,900, p < 0,01). Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat FoMO pada mahasiswa, semakin rendah kesejahteraan psikologisnya. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa tingkat FoMO dan kesejahteraan psikologis mahasiswa Universitas Indonesia pengguna pinjaman online berada dalam kategori sedang. Dari hasil penelitian, peningkatan literasi keuangan oleh institusi pendidikan dan pengurangan FoMO pada mahasiswa dengan self-regulation dan self-acceptance dapat membantu mahasiswa terhindar dari risiko pinjaman online dan meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka.
University students, as part of Generation Z, are known for their main characteristic of Fear of Missing Out (FoMO), which impacts their behavior as consumers, including their borrowing behavior. The phenomenon of FoMO (Fear of Missing Out) influences online borrowing behavior among students and negatively impacts their psychological well- being. This study aims to examine the relationship between FoMO (Fear of Missing Out) and psychological well-being among University of Indonesia students who use online loans. The correlation analysis method was used in this study, involving 120 active University of Indonesia students who currently use online loans. The results reveal a significant negative relationship between FoMO and psychological well-being (r = - 0.900, p < 0.01). This indicates that the higher the level of FoMO among students, the lower their psychological well-being. The study also found that the levels of FoMO and psychological well-being among University of Indonesia students who use online loans are in the moderate category. Based on the research results, improving financial literacy through educational institutions and reducing FoMO among students through self- regulation and self-acceptance can help students avoid the risks of online loans and enhance their psychological well-being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library