Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jeffry Fendy
Abstrak :
Dermaga merupakan salah satu komponen yang penting dalam kegiatan perekonomian suatu daerah, dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar secara ekonomis jika mengalami kerusakan. Salah satu tipe dermaga yang banyak ditemui di Indonesia adalah dermaga tipe pile supported wharf, yaitu dermaga yang di dukung oleh tiang pancang. Salah satu alternatif desain dermaga yang sedang berkembang adalah dengan mempergunakan sistem sesimic isolation, yang diharapkan mampu memberikan performa yang lebih baik dari dermaga konvensional. Penelitian ini bertujuan antara lain mempelajari performa dermaga seismic isolation terhadap gaya statik dan dinamiknya, mengetahui korelasi antara dimensi dermaga, bentuk dermaga (irregular/ regular), dan seberapa besar penggunaan seismic isolation dapat menghemat material tiang pancang. Metode penelitian yang dipergunakan berupa analisa model Finite Element 3 dimensi, dimana untuk sistem seismic isolation dipergunakan tipe LRB (Lead Rubber Bearing). Model yang dipergunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu model konvensional dan seismic isolation, dimana masing-masing divariasikan menjadi bentuk reguler dan irregular, kemudian divariasikan terhadap rasio Panjang/lebar, dengan total 18 variasi model. Dimana dari hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan sistem seismic isolation mampu menghemat material tiang pancang sebesar 21% dan efektif pada dermaga dengan rasio panjang/lebar yang tinggi maupun dengan bentuk irregular. ...... Wharf structure is an important element in the economic activity of a society, it could cause a huge economic loss when its damaged and cannot be operated. Pile supported wharf is one of wharf variant that often found in Indonesia, this wharf is a deck (usually from concrete) supported by several piles. One of the alternative designs that has been emerging is the seismic isolation system, which expected to perform and give better results compared to the conventional wharf design. The objectives of this research are to study the seismic isolated wharf performance with its dynamic and static force, to study the correlation between the dimension/configuration and seismic isolation usage, and to study how much savings can be done (in terms of pile material) with seismic isolation system. The research method used is a 3D finite element modeling, which uses LRB (Lead Rubber Bearing) type isolator as the seismic isolation mechanism. The models are classified into 2 groups, seismic isolated and conventional. Each group are varied into regular and irregular configuration, and also varied with the dimension ratio, with total 18 variation models. From this research, it is shown that the usage seismic isolation system can be used to save 21 % pile material, and that seismic isolation system gives a better result when applied on wharf that has high length/width dimension and/or irregular configuration.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susilo Soepandji
Abstrak :
Dermaga tempat bertambat kapal merupakan konstruksi yang harus handal dalam menopang gaya axial dan lateral yang cukup besar untuk kemudian diteruskan struktur balok ke pondasi. Struktur balok beton di Pelabuhan mengalami kerusakan akibat mengelupasnya beton yang berakibat proses korosi pada besi beton yang berakibat dapat menurunkan kekuatan struktur-beton. Pondasi tiang pipa baja dipilih untuk menumpu struktur dermaga, dengan kedalaman tiang 56.00 meter yang tcrjepit lapisan tanah lunak sampai kedalaman 38.00 meter LWS, dan lapisan lempung kaku {stiff} sampai kedalaman yang bervariasi dari 38.00 meter sampai 56.00 meter atau 62.00 meter dibawah LWS. Untuk reperasi dermaga tersebut diperlukan penelitian dan perencanaan perbaikan dermaga beton & sistem pondasinya dengan beberapa metoda analisa struktur dan geoteknik.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP 1994 63
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syihan
Abstrak :
Timbunan bertiang merupakan salah satu metode dalam meningkatkan daya dukung tanah lunak ketika dilakukan pekerjaan penimbunan, dimana tanah dasar diberikan perkuatan berupa pondasi tiang. Adapun dengan adanya perkuatan pada tanah lunak ini ternyata dapat mengurangi penurunan yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh adanya mekanisme arching effect yang menyebabkan sebagian beban timbunan ditransfer ke pondasi tiang, sehingga tanah lunak mengalami reduksi beban. Penelitian ini merupakan turunan dari penelitian timbunan bertiang, dimana pada penelitian ini akan dianalisis perbedaan antara pondasi tiang yang menggunakan gesekan antara pondasi tiang dan tanah (friction piles) dengan pondasi tiang dengan menggunakan tahanan ujung (end bearing piles), dimana digunakan Program Plaxis 3D Foundation dalam permodelannya. Selain itu, studi ini juga memvariasikan ketinggian timbunan, jarak antar tiang, kekakuan aksial lapisan geosintetik, dan juga susunan pondasi tiang sehingga dapat terlihat pengaruhnya terhadap sistem timbunan bertiang ini. Bahasan dalam penelitian ini mencakup penurunan dan juga prilaku konsentrasi tegangan yang terjadi pada timbunan bertiang, serta pengaruhnya terhadap gaya tarik geosintetik yang terjadi pada pondasi tiang. ...... Piled embankment is one of the methods to improve soft soil’s bearing capacity when the embankment construction is done, in which the base soil is given piles as the support. With piles support the soft soil, the settlement of the embankment can be reduced. This is because of the arching effect mechanism which causes some of the loads of the embankment are transfered through the piles, so that the load working on soft soil is reduced. This study is a derivative of piled embankment case study, where this study will analyze the differences of behaviour between the friction piles system and end bearing piles system using Plaxis 3D Foundation for modeling the case. Besides that, this study is also varying the height of embankment, the spacing between piles, the axial stiffness of geosynthetic layer, and the arrangement of piles so that the affection against piled embankment system could be concluded. The discussion of this research concludes the settlements and also the stress concentration behaviour, and also the axial force of geosynthetic layer that occurs in the piled embankment system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Ramadona
Abstrak :
ABSTRAK
Semakin banyaknya kegiatan konstruksi pada lahan terbatas menyebabkan jarak antara bangunan satu dengan lainnya sangat dekat. Misalnya pada kasus embankment yang berdekatan dengan suatu bangunan yang sudah ada. Konstruksi embankment ini dapat menyebabkan tanah di bawahnya bergerak sehingga dapat mengganggu tiang-tiang eksisting yang menopang struktur bangunan. Pengaruh tersebut antara lain terjadinya settlement dan lateral soil movement. Komponen terakhir dianggap lebih kritis dampaknya terhadap adjacent piles, khususnya pada kondisi tanah yang lunak yang mengalami tekanan akibat konstruksi embakment sehingga tanah bergerak secara horizontal menekan adjacent piles. Untuk itu perlu diberikan shielding piles pada tanah yang berfungsi meminimalisasi efek embankment terhadap lateral soil movement.
ABSTRACT
Increasing number of construction activities on a limited land causes distance between the buildings to each other very closely, For example in embankment case adjacent to an existing building. Embankment construction can cause the ground beneath him move that can interfere with the existing pillars that support the structure buildings. Influences include the settlement and lateral soil movement. The last component is considered more critical impact on the adjacent iles, especially in soft ground conditions that have pressure due to construction so that the soil mbakment moves horizontal pressing adjacent piles. It needs to be given to shielding Pile on the ground that serves to minimize the effects of Embankment on lateral soil movement.
2010
S50490
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M.E. Suryatriyastuti
Abstrak :
Sebuah teknologi baru bernama pondasi geothermal, integrasi dari pipa penukar panas dengan pondasi tiang beton, adalah sebuah solusi inovatif untuk sistem pemanas bangunan yang mendukung pembangunan energi berkelanjutan. Pondasi geothermal menggunakan energy geothermal dangkal secara langsung dari tanah dan bekerja dengan prinsip energi transfer untuk memproduksi panas yang dibutuhkan oleh bangunan. Pondasi ini bertujuan untuk menghangatkan bangunan selama musim dingin dan mengembalikan energy panas ke dalam tanah selama musim panas. Tesis ini menyajikan studi literatur mengenai mekanisme kompleksitas transfer panas yang terdiri dari kopling termo-hidro-mekanis kemudian menjabarkannya dalam penurunan persamaan konservasi energi. Permasalahan timbul dalam sistem pengoperasian pondasi geothermal yang berbeda setiap musimnya, pondasi geothermal ini dibebani oleh kontraksi termal dan dilatasi termal secara bergantian sehingga mengancam kekuatan mekanis struktur pondasi tersebut, terutama di bagian interface tanah-pondasi. Untuk mengamati perngaruh difusi termal pada kekuatan mekanis pondasi, simulasi numerik pada satu pondasi geothermal di tanah homogen dilakukan dengan menggunakan finite difference code. Batasan studi ini terletak pada pengamatan area difusi termal dalam tanah dan pengaruh dilatasi termal pada pondasi dalam pembebanan termal monoton. Hasil studi diperoleh bahwa area difusi termal yang terpengaruhi mencapai luas 30xdiameter tiang pondasi dan bahwa pembebanan termal monoton hanya memberikan ±1 kPa tegangan termal. Kekuatan mekanis pondas geothermal menjadi suatu permasalahan besar ketika pondasi ini dibebani oleh pembebanan termal siklis sesuai musim. ......A new technology called energy piles, an integration of heat exchanger pipes with concrete piles foundations, is an innovative solution of thermal building system to support energy sustainability development. Energy piles use direct shallow geothermal energy in soil as their heat source and work with the heat transfer principle in order to produce potential heat energy for the building. They intend to warm the building during winter season and to recharge the thermal energy of soil during summer season. This paper reviews literally complex heat transfer mechanism of system that consists of thermo-hydro-mechanics coupling and divides them into different energy conservations. Nevertheless, due to their seasonal operation time, energy piles are subjected by thermal contraction and dilatation alternately which threaten their mechanical durability, especially at interface soil-pile. Numerical model of a single energy pile in homogenous soil is conducted in this study by using finite difference code. It aims to observe the thermal influence on mechanics behaviour of energy pile. The main observations in this study are limited on the area of thermal diffusions in soil and thermal dilatations effect under monotonic thermal loading. The result shows that area diffusion influenced is about 30xdiameter of pile and monotonic thermal loading just gives ±1 kPa thermal dilatation stress. Behavior of energy piles is threatened under cyclic thermal loading in their seasonal operation time.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T29840
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Hafid Laksana
Abstrak :
Pelaksanaan konstruksi embankment atau penyimpanan material industri pada suatu lahan menimbulkan pergerakan tanah secara lateral. Pergerakan ini membuat material tanah dibawahnya mengalami gangguan berupa terganggunya tiang yang berdekatan (adjacent pile). Pergerakan tanah secara lateral tersebut perlu diketahui dampaknya terhadap tiang-tiang yang ada dan juga perlu diketahui suatu soil support yang dapat mengurangi efek pergerakan tanah secara lateral tersebut. Salah satu soil support yang mendukung adjacent pile dalam menahan pergerakan tanah tersebut adalah shielding piles. Penelitian difokuskan pada nilai tekanan lateral tanah ultimate terhadapadjacent pile serta efek penggunaan shielding piles pada reduksi nilai tekanan tanah lateral ultimate. Hasil penelitian pada group tiang 2x1, 2x3, 2x5, 2x7 tanpa group tiang memperlihatkan penurunan nilai tekanan lateral tanah pada group tiang yang semakin besar. Nilai tekanan lateral tanah near pile lebih besar dari pada far pile. Untuk group tiang 2x5 dan 2x7 nilai tekanan lateral tanah terkecil terjadi pada spasi Sh=2.5w; Sv=2.5w. Hasil penelitian group tiang 2x7 dengan shielding piles sisi near pile menampilkan reduksi terbesar terjadi pada sisi near pile. Reduksi terbesar terjadi pada penerapan shielding piles dengan jarak 2.5w dari tiang ukuran 100%w. Nilai tekanan lateral tanah rata-rata terkecil terjadi pada spasi Sh=2.5w; Sv=2.5w. Pada penggunaan shielding piles sisi near pile dan far pile untuk group 2x7 menampilkan reduksi terbesar terjadi pada sisi near pile dan far pile. Reduksi terbesar terjadi pada penggunaan shielding piles dengan jarak 2.5w dari tiang ukuran 100%w. Dan nilai terkecil terjadi pada spasi Sh=2.5w; Sv=2.5w.
The construction activities of embankment or industrial material storage cause lateral soil movement of the land. This movement causes disturbance to the soil beneath that affects the adjacent pile. The effect of lateral soil movement and a soil support that reduce its effect need to be known. Shielding piles is known to be a soil support that reduces the effect. This research is focused on the value of ultimate lateral soil pressure to the adjacent pile and effect of shielding pile in reducing the ultimate lateral soil pressure. The results of pile group 2x1, 2x3, 2x5, and 2x7 without pile group indicates decreasing value of lateral soil pressure of bigger pile group. The smallest lateral soil pressure value is obtained on pile group 2x5 and 2x7 with spacing of Sh=2.5w, Sv=2.5w respectively. On the application of shielding pile on near pile side for pile group 2x7, biggest reduction is observed on the near pile side respectively. The biggest reduction happened on applying shielding pile with spacing of Sh=2.5w of 100%w pile size. The smallest average of lateral soil pressure is observed at spacing of Sh=2.5w, Sv=2.5w. On the application of shielding pile on near pile and far pile side for pile group 2x7, biggest reduction is observed on the near pile and far pile side respectively. The biggest reduction happened on applying shielding pile with spacing of Sh=2.5w of 100%w pile size. The smallest average of lateral soil pressure is observed at spacing of Sh=2.5w, Sv=2.5w.
2011
S113
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library