Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuki Melati
Abstrak :
Latar Belakang: Menopause adalah salah satu bagian dari siklus alami kehidupan reproduktif perempuan yang ditandai dengan berhentinya menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Tahap paskamenopause terjadi segera setelah tahap menopause selesai. Paskamenopause rata-rata terjadi pada perempuan berusia 50 tahun keatas. Seiring bertambahnya usia, terjadi kemunduran pada kondisi fisik dan psikologis yang dapat menyebabkan kesulitan dalam menjalankan prosedur pembersihan mulut yang maksimal. Prosedur pembersihan mulut dapat mempengaruhi pembentukan plak serta kalkulus gigi. Kalkulus gigi merupakan deposit keras hasil kalsifikasi plak gigi yang melekat erat pada permukaan mahkota klinis gigi asli, gigi tiruan, atau alat-alat yang dipakai dalam mulut lainnya. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kalkulus gigi dengan perempuan paskamenopause. Metode: Penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional study). Dilakukan wawancara mengenai riwayat menstruasi terakhir, serta pemeriksaan klinis menggunakan indeks kalkulus modifikasi Ramfjord dengan cara memeriksa jumlah deposit kalkulus pada 2 permukaan bukal dan lingual atau palatal dari gigi 16, 26, 36, 33, 32, 31, 41, 42, 43, dan 46 menggunakan kaca mulut serta dental explorer dan/atau periodontal probe pada 105 orang perempuan paskamenopause pada Bulan Oktober 2008 di Wilayah Bekasi. Hasil: Didapatkan 93 orang yang melengkapi seluruh data. Usia berkisar 46-82 tahun (usia rata-rata 61.3, SD ± 7.3). Hasil uji statistik chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05) antara lama menopause dengan tingkat akumulasi kalkulus gigi dan dengan tingkat kebersihan rongga mulut. Kesimpulan: Lama menopause berhubungan dengan tingkat akumulasi kalkulus gigi dan tingkat kebersihan rongga mulut pada perempuan paskamenopause.
Background: Menopause is one part of the natural cycle of a female's reproductive life, confirmed when a women has no menstrual period for 12 consecutive months. Menopause is always followed by postmenopause. Postmenopause generally occurs at the ages 50 years and above. As the aging, there are certain physiological changes which can affect in doing a maximal oral hygiene practices. A good oral hygiene practice can undermine the process of dental plaque and dental calculus formation. Dental calculus, which is mineralized bacterial plaque, is hard, tenacious mass that forms on the clinical crowns of the natural teeth, on dentures, and other dental protheses. Aim: To study the crosssectional relationship between dental calculus and postmenopausal women. Method: This study is a analitic-descriptive study using the cross-sectional study method. Years since the last menstrual period were obtained from 105 subjects of postmenopausal women at Bekasi area on October 2008. Clinical examination of dental calculus was studied using Calculus Index (Ramfjord Modification) to check the amount of calculus deposits at buccal and lingual or palatal surfaces of 16, 26, 36, 33, 32, 31, 41, 42, 43, and 46 using a mirror and dental explorer or periodontal probe. Results: Of the total subjects, 93 were useful for analysis. Age range between 46 and 82 years (mean age 61.3, SD ± 7.3). A strong positive correlations (p<0,05) were found between cross-sectional measurements of dental calculus and years since the last menstrual period. Another strong positive correlations (p<0,05) were also found between cross-sectional measurements of oral hygiene status and years since the last menstrual period. Conclusion: Years since last menstrual period correlated with accumulated level of dental calculus and oral hygiene status on postmenopausal women.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Permaesih
Abstrak :
ABSTRAK Kesegaran jasmani diperlukan untuk aktifitas sehari-hari. Tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat diketahui dengan melakukan pengukuran statis maupun dinamis. Kesegaran jasmani statis ditentukan berdasarkan status gizi dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan beberapa parameter biokimia, sedangkan kesegaran jasmani secara dinamis ditentukan dengan memberikan pembebanan pada tubuh. Pengukuran yang dilakukan dapat dengan cara mengukur kemampuan yang dapat dicapai dengan adanya pembebanan tersebut dan dapat pula dengan melihat perubahan faal tubuh. Pengukuran kesegaran jasmani secara dinamis memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan pengukuran statis. Penelitian ini merupakan pemanfaatan data yang tersedia di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Saryanto Jakarta. Data yang dianalisis adalah data hasil pemeriksaan dari pria berumur antara 22 - 40 tahun pada kelompok tertentu diperiksa pada periode tahun 1994 - 1996. Sebagai variabel terikat adalah kesegaran jasmani, sementara variabel bebas adalah umur, Indeks Massa Tubuh (IMT), kadar trigeliserida, kadar HDL kholesterol, kadar LDL kholesterol, kadar gula darah puasa, kadar gula darah 2 jam setelah puasa, kadar hemoglobin dan tekanan darah diastolik. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan analisis faktor dan analisis regresi linier ganda. Hasil penelitian mendapatkan tingkat kesegaran jasmani rata- rata sebesar 59.2 ± 9.06 termasuk pada kiasifikasi cukup. Disamping itu diketahui umur mereka rata-rata 30.36 ± 4.88 tahun, status gizi berdasarkan IMT menunjukkan nilai rata-rata 23.66 ± 2.36 masih dalam batas normal, sedangkan HDL kholesterol mendapatkan nilai rata-rata sebesar 48.5 + 11.3 mg/dL Dari hasil analisis bivariat diketahui variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kesegaran jasmani adalah umur, IMT, kadar trigeliserida, kadar HDL kholesterol dan tekanan darah diastolik. Hasil analisis multivariat faktor yang berasal dari variabel kadar trigeliserida, kadar HDL kholesterol, kadar LDL kholesterol, kadar gula darah puasa dan kadar gula darah 2 jam setelah makan mendapatkan kadar HDL kholesterol yang dapat digunakan dalam variabel faktor. Hasil analisis multivariat regresi linier ganda menciptakan 2 model prediksi kesegaran jasmani yaitu : (1) dugaan kesegaran jasmani = 98.18 - 0.27 umur - 1.3 IMT - 1.5 faktor 2 (-0.36 HDL + 0.18 LDL), dengan koefisien determinasi 24 % dan F signifikansi = 0.005 dan (2) dugaan ketahanan kardiorespirasi = 1016 - 0.89 umur - 1.3 IMT - 2.1 faktor 2 (-0.36 HDL + 0.18 LDL), dengan koefisien determinasi 37 % dan F signifikansi = 0.005 Berdasarkan penelitian di atas disarankan pada pengguna model prediksi untuk berhati-hati dalam menggunakan model prediksi di atas karena ada nilai batas tertentu, sedangkan untuk peneliti dianjurkan untuk menggunakan variabel lain sesuai dengan kerangka teori agar menghasilkan model prediksi yang lebih baik.
ABSTRACT Physical fitness needed for daily activities. The level of physical fitness for someone could be recognized through the measurement of static and dynamic fitness. The measurement of static fitness was based on the nutritional status by using Body Mass Index and some biochemical parameters, where as dynamic fitness measures the ability of the body to resist the burden. Its measurement also can observe the physiological changes in the body. The measurement of dynamic fitness need some more time than the static one. This research was using the data which were available in "Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Saryanto, Jakarta ". The research analyses were results of observation for men aged 22 - 40 years in a certain group who were examined in this institute for the period from 1994 to 1996. The only dependent variable was the physical fitness and independent variables were age, Body Mass Index (BM[), the content of triglycerides, HDL and LDL cholesterols, the content of blood glucose during fasting, 2 hours after fasting, the content of haemoglobin and diastolic blood pressure. The analyses done were univariate, bivariate and multivariate by a factor analysis and a linier multiple regression. The study revealed that the level of physical fitness within the group analyzed was average 59.2 + 9.06. In addition it was known that the average of their age 30.36 ± 4.88 years, the nutritional status based on BMI was 23.66 ± 2.36. The result of bivariate analysis was known that the variables related significantly to the physical fitness were age, BMI, the trigelicerides and the HDL cholesterols contents and the diastolic blood pressure. The result of multivariat factors from variables of triglycerides, HDL cholesterol. LDL cholesterol, blood glucose during fasting and 2 hours after meal, the content of HDL cholesterol which could be used in the factor variables. Whereas the result of multiple liner regression was gained two models of prediction for the physical fitness that were : (1) the prediction of physical fitness A and B = 98.18 - 0.27 age - 1.3 BMI - 1.5 factor 2 (-0.36 HDL + 0.18 LDL), whose the coefisien determination was 24 % and F significantly = 0.005; (2) the prediction of cardiovascular endurance = 103.6 - 0.89 age - 1.3 BMI - 2.1 factor 2 (-0.36 HDL + 0.18 LDL), which the coefisien determination 37 % and F significantly = 0.005. Based on the result of the study it was suggested for the using the prediction models carefully since there were limited values, and for the researchers were suggested to use other variables appropriate with the theory in order to gain the better result for prediction model. References : 54 (1947 - 1996)
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosnani
Abstrak :
Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia dimulai sejak trimester I. Perubahan fisiologis dan psikologis yang terjadi mengharuskan ibu beradaptasi agar tercapai kehamilan yang sehat. Aktivitas ibu bekerja di luar rumah menyebabkan ibu memiliki beban tambahan untuk beradaptasi dibandingkan dengan ibu rumah tangga. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan fisiologis dan psikologis pada trimester I dengan kemampuan adaptasi ibu hamil yang bekerja dan ibu rumah tangga. Jumlah sampel dalam penelitian ini 94 orang dengan usia kehamilan >12 minggu sampai 20 minggu ditentukan dengan cara purposive sampling. Untuk menguji hubungan antara karakteristik, perubahan fisiologis dan psikologis dengan kemampuan adaptasi ibu hamil yang bekerja dan ibu rumah tangga, uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square, kemudian dilakukan uji regresi logistik ganda model prediksi untuk mengetahui variabel yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan adaptasi ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan adaptasi ibu hamil yang bekerja dengan OR = 59,226. Demikian pula pada ibu rumah tangga dengan nilai OR = 19,079. Hal ini dapat terjadi karena melalui perencanaan ibu dapat memprediksi kemungkinan yang akan dialami selama kehamilan sehingga ibu cenderung lebih siap secara fisik dan psikologis. Oleh sebab itu perawat maternitas perlu memfasilitasi ibu atau keluarga dengan memberikan konseling pendidikan kesehatan mengenai perubahan fisik dan psikologis kehamilan dan perencanaan kehamilan melalui KB.
The effort to improve quality of human resources starts at the first trimester of pregnancy. The pregnant women should be able to adapt with physiological and psychological changes to have a healthy pregnancy. Comparing to housewife, activities of working mother could result in additional burden for mother to be adjusted. This research is a descriptive correlation design with cross sectional approach which aims to explore the relationship of physiological and psychological changes at first trimester with adaptation of working mother and housewife being in pregnancy. The sample size was 94 women with more than 12 weeks until 20 weeks pregnancy taken by purposive sampling. To test the relationship of physiological and psychological changes at first trimester with adaptation of working mother and housewife being in pregnancy, the chi square test was used, and the test of multiple logistic regressions, model of prediction was used as well to find dominant variable related to the ability of pregnant women to adapt. The research result indicated that the planning was a most dominant variable related to the adaptation ability of pregnant working mother with OR = 59,226 and to the adaptation ability of housewife pregnant mother with OR = 19,079. Planning of pregnancy makes mother could predict any possibilities encountered during pregnancy and mother is tend to be better prepared physically and psychologically. A maternity nurse needs to facilitate mother or family through counseling and health education on physical and psychological changes during pregnancy and to plan pregnancy with family planning.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library