Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azizah Hanif
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kompetensi dengan kinerja petugas promosi kesehatan di Puskesmas se-Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan survey analitik cross sectional dengan metode peneltian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel semua variabel yaitukompetensi intelektual, kompetensi emosional dan kompetensi sosial berhubungan dengan kinerja petugas promosi kesehatan. Untuk pengaruh dari variabel kompetensi dengan kinerja, variabel yang sangat berpengaruh adalah kompetensi emosional. Hasil penelitian diharapkan Dinas Kesehatan Kota Tangerang membuat kebijakan untuk meningkatkan kompetensi dari petugas promosi kesehatan dengan memberikan pelatihan, pembinaan petugas promkesenam bulan sekali atau setahun sekali dan petugas dan pimpinan puskesmas maudan mampu berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk mengajukan usulan diadakannya pendidikan dan latihan sehingga petugas promosi kesehatan terampil. ......This thesis aims to analyze the relationship of competence with the performance of health promotion officers at the Health Center of Tangerang City. This research use cross sectional analytic survey with quantitative research method. The results showed that the variables of all variables, namely intellectual competence, emotional competence and social competence related to the performance of health promotion officers. For the influence of competence variable with performance, highly influential variable is emotional competence. The result of the research is expected by Tangerang City Health Office to make policy to increase the competence of Health Promotion Officer by giving training, guidance of six monthly or once a year promotion officer and officer and leader of puskesmas willing and able to coordinate with health department to propose education and training skilled promotion.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Triana Hapsari
Abstrak :
Implikasi penjatuhan pidana menimbulkan permasalahan tersendiri bagi anak yaitu hidup tanpa kehadiran orang tua atau keluarga. Peristiwa ini sangat merugikan proses perturnbuhan kepxibadiannya. Disebutkan dalam UU bahwa para andikpas harus dijamin hak-haknya agar dia dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang mempunyai harkat dan martabat Serta mampu mengelola masa depannya. Salah satu hak yang harus dipenuhi oleh pihak LPA adalah hak atas lingkungan keluarga dan perawatan alternatif. Salah satu wujudnya adalah hak untuk mengeluhkan masalah yang dihadapi Melihat kondisi ini maka, Direktur Jenderal Pemasyarakatan melalui Surat Edarannya nomor KP.10.13/13/1 tanggal 10 Mei 1973 menetapkan peraturan bahwa para petugas pemasyarakatan di LPA berperan untuk menjadi wali sebagai pengganti orangtua dan kawan bagi andikpas dalam Lapas. Tujuan dari pembentukan sistem perwalian ini adalah diharapkan para andikpas memiliki tempat untuk mencurahkan isi hatinya. Sehingga kerisauan dan tekanan yang dialami selama menjalani masa hukumannya dapat disalurkan dan ditemukan pemecahannya secara tepat. Berdasarkan hasil observasi, diskusi, dan kuesioner maka penulis menyimpulkan bahwa sistem perwalian ini berjalan kurang optimal dikarenakan banyaknya hambatan yang dialami para wali tersebut, antara lain : kurangnya kesadaran dan pemahaman mengenai tugas dan fungsinya sebagai wali, kurangnya pengetahuan mengenai tahap-tahap perkembangan anak dan kurangnya keterampilan sebagai wali. Oleh karena itu penulis mencoba untuk membuat program pelatihan sebagain upaya untuk meningkatan kompetensi petugas wali melalui metode Parenting Skills Workshop Series (PSWS) di LPA Pria Tangerang.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Jonni Syah R.
Abstrak :
ABSTRAK Program gizi di Indonesia dilaksanakan oleh Departemen Keschatan Republik Indonesia bemxjuan menurunkan angka penyakit kurang gizi yang terdiri dari Gangguan Akibat Kekurangan lodium (GAKI), Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekgrangan Vitamin A (KVA). Upaya ini diharapkan dapat mcndukung akselerasi penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Petugas Gizi Puskcsmas sebagai salah sam tenaga terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya di bidang gizi harus mernpunyai upaya yang baik agar program gizi bisa berhasil, tetapi temyata di Kota Pontianak dan Kabupalen Pontianak pcncapaiannya masih rendah akibat proses pelaksanaan kcgiatan oleh Petugas Gizi Puskesmas masih mcnunjukkan kinerja rendah. Bcrkenaan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dan mengetahui falctor-faktor yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan kinexja Petugas Gizi Puskcsmae di Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak. Penelitian ini diiakukan d§ Puskesmas Kota Ponnanak dan Kabupaten Pontianak pada bulan Oktober sampai Nopember 2000. Sampel penelilian adalah seluruh petugas gizi utama yang benugas di`Puskesmas Kota Pontia|1ak dan Kabupaten Pontianak sebanyak 62 orang. J enis penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Analisis yang digunakan adaiah analisis univadat, bivariat dan multi variat : distribusi fre!-ruensi, chi-square dan rcgresi logistik. I-Iasil pcnclitian ini menunjukkan bahwa kinerja petugas gizi masih rendah. Dari analisa bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan kinelja petugas gizi (p < 0,05) adalah motivasi, pcngetahuan, pendidikan, kcterpencilan, p¢mbinaan, rekan kezja dan kondisi kesja, sedangkan faktor yang tidak herhubungan dengan kinenja adalah umur, pengalaman, sosial budaya, keterjangkauan, pelatihan. Dari analisa multivariat, didapat bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan kinerja petugas gizi adalah pendidikan dan sosial budaya. Dari hasil ini disarankan lerutama kepada Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten Pontianak serta Kanwil DepkcsfDinas Kesehatan Propinsi Kalimanlan Barat agar melakukan pcnempatan dan pengadaan tcnaga gizi sesuai dengan Iatar belakang pendidikan dan mcmbuat pcdoman yang jelas tentang tugas pdkok dan tugas khusus sesuai dengan permasalahan gizi di wilayah kenja puskesmas. Daliar Bacaan 43 (I974 _ 2000) PERPUST U 5 2 l AKA/EN PU IINKVERSEMS ,szfsomggg Egmbdiin/i'5§c§ah dar!
Abstract
ABSTRACT Nutrition Program in Indonesia carried out by Indonesian Health Departement has the objective to decrease the morbidity rate of malnutrition which include Disturbances of lodium Deiiciency, Protein Deficiency, Anemia of Fen-um Deficiency, and Vitamin A deficiency. 'I`his effort is expected to support thc acceleration of The Infant Mortality Rate and The Mother Mortality Rate. The Nutritional oflicial of Public Health Clinic as the frontline staff practitioner/official in providing health services to public especially in the Held of nutrition must have good effort in sueceding the Nutrition Program. However, the achievement of the program in Pontianak City and Pontianak Distric has been low as the result ofthe poor perfomtance ofthe Nutrition Oflicial. Dealing with this matter, this research has thc objective to obtain and know the factors considered to have relation with the performance of Nutrition Ofiicial of Public Health Center in Pontianak City and Pontianak District This study was conducted at Health Cenue in Pontianak City and Pontianak Distric in October until November 2000. The sudy sample were 62 nutrition main staffs who worked at Health Centre in Pontianak City and Pontianak Distric. T`his study employed a cross sectional method. ~ The analysis techniques used were univariat, bivariat, multivariat analysis : iiequency distribution, ch-square, and logistic regression. This study reveals that the perfonnance ofthe nutrition staff is low. The bivariat analysis shows that factors that correlate with low performance of the nutrition staff (p < 0,05) were motivation, knowledge, education, remoteness, couclting, workmates end worltatmosphere, while factors that do not cotrelate with the performance are age, experience, social and cultural background, accessibility, and training. The multivariat analysis indicates that variables mostly correlating with thc perfonnance of the nutrition staffs are education background and social and cultural background. Based on the study, it is recommended that health departemcnt ofthe city and district as well as the provincial oflice ofthe health dcpartcment of West Kalimanlan province should recntit and assign nutrition stat? according to their education background and should estabilish explicit guidelines concerning the staB`s'major and minor duties based on the nutrition issues within the puskesmas service area. References 43 (1974-2000)
Universitas Indonesia, 2001
T 5877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S8728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Yogi Akbar
Abstrak :
Skripsi ini membahas analisis hubungan faktor risiko ergonomi terhadap keluhan gejala MSDs petugas luar gedung UI di Depok tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional kuantitatif yang dilakukan pada 85 pekerja. Faktor risiko ergonomi didapatkan dengan menggunakan metode REBA, sedangkan keluhan gejala MSDs didapatkan dengan menggunakan Nordic Body Map. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 95% pekerja mengeluhkan gejala MSDs dengan keluhan terbanyak terdapat di bagian pinggang bawah (35.3%), diikuti dengan bagian leher atas dan bawah (27.1%). Distribusi keluhan gejala MSDs berdasarkan usia paling banyak pada usia ≥ 25 tahun, berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada wanita, berdasarkan masa kerja paling banyak pada pekerja dengan masa kerja > 3 tahun, berdasarkan IMT paling banyak pada pekerja dengan IMT normal, berdasarkan kebiasaan merokok paling banyak pada pekerja yang tidak merokok, dan berdasarkan kebiasaan berolahraga paling banyak pada pekerja yang tidak biasa berolahraga. Proses kerja dengan tingkat risiko ergonomi paling tinggi adalah mengastin. Namun dari hasil uji statistik tidak menunjukkan adanya hubungan antara faktor risiko ergonomi dengan keluhan gejala MSDs petugas kebersihan. ......The focus of this study was the analysis of ergonomic risk factor in relation with the complaints of musculoskeletal disorders symptom in the outdoor cleaning workers at the University of Indonesia. This was the cross sectional quantitative study that involved 85 workers. Ergonomic risk factor required by using REBA methode, and the complaints of MSDs' symptom required by using Nordic Body Map. The result showed that 95% of workers complain MSDs' symptom mostly on the low back (35.3%), followed with upper and lower neck (27.1%). The distribution of the complaints based on age mostly on the group ≥ 25 years old, based on gender mostly on women, based on the duration of employment mostly on the workers with > 3 years employment, based on body mass index mostly on the workers with normal category, based on smoking habit mostly on the workers who has never smoke, and based on sports habit mostly on the workers who were not used to do sports. Work process with the highest level of ergonomic risk were mengastin. However, statistical test did not show that there is a relation between ergonomic risk factor and the complaints of MSDs' symptom in the outdoor cleaning workers
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Sumawijaya
Abstrak :
The role of higher education in significant in developing a nation to produce superior human resource that compete in international level. The vision of University of Indonesia as a world class research university required professionalism and best effort from all the academic and non academic human resources. University function as a service organization conduct at the Central of Administration University of Indonesia, the application of the service based on the effort to developing structure and culture that support with efficiency and effectively of the university (enterprising), one of the effort is a good and integrated administration system. Part of this effort is by the fulfilment of the stationery Procurement Unit of Directorate of Facility and General Affair of stationary fulfilment at 2008.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Chrisanta Budiyatno
Abstrak :
Skrining penyakit Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) pada petugas kesehatan dan non kesehatan rumah sakit merupakan salah satu upaya mencegah penularan Covid-19 di rumah sakit. Siloam Hospitals Group menerapkan tiga komponen skrining Covid-19 pada petugas, yaitu pengkajian gejala klinis, penemuan kontak erat, serta pemeriksaan antibodi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) secara berkala. Temuan positif pada minimal satu komponen skrining Covid-19 akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan reverse transcription polymerase chain reaction (RT PCR). Meskipun demikian, keterlambatan penemuan kasus konfirmasi Covid-19 pada petugas di tahun 2020 menuntut penilaian terhadap kinerja skrining Covid-19 yang berjalan saat itu. Penelitian ini mengevaluasi kinerja skrining Covid-19 pada petugas di Siloam Hospitals Group pada tahun 2020 melalui analisis kuantitatif hubungan antara masing-masing komponen skrining Covid-19 dengan luaran hasil RT PCR, dilanjutkan dengan analisis kualitatif berdasarkan aspek evaluasi kinerja skrining menurut Wilson dan Jungner (1968). Desain kuantitatif penelitian ini berjenis kasus kontrol dengan memanfaatkan telaah data secara retrospektif. Data kualitatif penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap tiga kriteria informan dan telaah dokumen. Penelitian ini menemukan hubungan signifikan antara gejala klinis khas Covid-19 dan antibodi SARS-CoV-2 dengan luaran hasil RT PCR (p < 0,05), namun tidak terdapat hubungan signifikan antara riwayat kontak erat dengan luaran hasil RT PCR (p > 0,05). Gejala klinis merupakan komponen skrining Covid-19 yang menunjukkan kinerja paling baik dalam memperkirakan luaran hasil RT PCR pada kasus Covid-19 bergejala, namun untuk menangkap kasus Covid-19 presimptomatik dan asimptomatik, penemuan kontak erat seharusnya menjadi komponen skrining yang lebih unggul. Kejadian under reporting dan over reporting dalam penemuan kontak erat menyebabkan kasus konfirmasi Covid-19 terlewat untuk didiagnosis dan kasus non kontak erat terlaporkan sebagai kontak erat dengan mayoritas hasil RT PCR negatif. Uji antibodi SARS-CoV-2 memiliki kinerja yang paling buruk karena memberikan yield yang rendah dalam penemuan kasus dan pengambilan keputusan klinis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengkajian gejala klinis masih direkomendasikan sebagai komponen skrining Covid-19 yang memiliki kinerja baik. Penemuan kontak erat juga masih direkomendasikan sebagai komponen skrining Covid-19 meskipun kinerjanya memerlukan perbaikan. Sebaliknya, pemeriksaan antibodi SARS-CoV-2 berkala tidak lagi direkomendasikan sebagai komponen skrining Covid-19 karena menunjukkan kinerja yang paling buruk. Pemeriksaan berkala antigen SARS-CoV-2 atau pemeriksaan Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) lainnya lebih direkomendasikan jika sudah tersedia. ......The Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) screening on healthcare and non-healthcare workers is one of the means to prevent Covid-19 transmission within hospitals. Siloam Hospitals Group implements three components for Covid-19 screening on hospitals’ workers which consists of clinical symptoms assessment, contact finding, and serial Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) antibody testing. Positive finding on at least one of Covid-19 screening components will be followed up by reverse transcription polymerase chain reaction (RT PCR) testing. However, delay in Covid-19 confirmed case findings in hospitals’ workers in 2020 period requires assessment regarding Covid-19 screening performance implemented at the time. This study evaluates Covid-19 screening performance in Siloam Hospitals Group’s workers in 2020 through quantitative analysis of correlation between each of the Covid-19 screening components and RT PCR result, followed by qualitative analysis based on Wilson and Jungner’s (1968) principles of screening performance evaluation. The quantitative approach uses case control study design which collects quantitative data retrospectively. Qualitative data is acquired through in-depth interview with informants from three different criteria and through document study. This study finds significant correlation between Covid-19 clinical symptoms and RT PCR result as well as between SARS-CoV-2 antibody result and RT PCR result (p < 0,05), although no significant correlation is found between contact history and RT PCR result (p > 0,05). Clinical symptom is Covid-19 screening component which shows high performance in predicting RT PCR result for Covid-19 symptomatic cases. However, for Covid-19 presymptomatic and asymptomatic caeas, contact tracing should be placed as superior Covid-19 screening component. Under-reporting and over-reporting found in contact tracing implementation cause misdiagnosis of Covid-19 confirmed cases, while non-eligible contacts are reported as eligible contacts with predominant negative RT PCR results on follow up. SARS-CoV-2 antibody testing shows the lowest performance due to its low yield in case finding and clinical decision making. This study concludes that clinical symptoms assessment is still recommended as Covid-19 screening component with high performance. Contact tracing is also recommended to be used as Covid-19 screening component with performance improvement. In contrast, SARS-CoV-2 antibody testing is no longer recommended as Covid-19 screening component due to its low performance. Antigen SARS-CoV-2 or other Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) serial testing is more recommended, if available.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Lukman
Abstrak :
Setiap organisasi/instansi baik itu swasta maupun pemerintah selalu mengharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga mampu meningkatkan pelayanan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Seperti halnya Lembaga Pemasyarakatan (selanjutnya disebut Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (selanjutnya disebut Rutan) merupakan instansi pemerintah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan (selanjutnya disebut Warga Binaan Pemasyarakatan disingkat WBP). Kesuksesan pembinaan sangat bergantuug dari beberapa hal, salah satunya dipengaruhi oleh integritas sumber daya manusianya (petugas). Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas diperlukan proses pembelajaran dalam program pelatihan. Pengembangan petugas yang sudah ada jauh lebih efektif daripada merekrut dan mendidik karyawan baru. Pelatihan merupakan alternatif yang paling menguntungkan (Baker, 2003). Permasalahan yang diusung dalam penulisan tugas akhir ini adalah tentang rancangan program pelatihan terhadap petugas Lapas/Rutan dengan meningkatkan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan salah satu jenis pelatihan dalam bidang kajian perubahan sikap dan perilaku. Dari hasil telaahan selama melakukan analisa kebutuhan, penulis menganggap ini penting karena petugas (petugas pengamanan) selama melaksanakan tugasnya seringkali terbentur dengan ketidakmampuan petugas dalam mengendalikan emosi sehingga cenderung melakukan kekerasan. Untuk itu, pelatihan ini diharapkan mampu membangun sebagian dari kompetensi petugas dalam menghadapi segala pennasalahan yang ada di Lapas / Rutan sehingga tercipta iklim kerja yang kondusif.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Aswani
Abstrak :
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan yang menyatakan, bahwa sistem pemasyaralcatan diselcnggarakan dalam rangka membentuk warga binaan pemasyarakatan (narapidana) menjadi manusia seutuhnya baik sebagai pribadi, anggota masyarakat maupun sebagai insan Tuhan. Untuk itu suasana yang kondusii tertib dan kesehatan jasmani dan psikologis yang terpelihara dari warga binaan pemasyarakatan merupakan sesuatu yang sangat bcrarti dan diharapkan oleh sebuah institusi lembaga pernasyarakatan di lingkungan Deparlcmen Hukum dan HAM RI. Undang -- undang nomor 12 tahun 1995 telah menggariskan hak-hak yang dimiliki oleh warga binaan lembaga permasyarakatan, tanpa kecuali. Adapun hak-hak tarsebut antara lain mendapatkan pcrawatan, baik perawatan rohani maupun jamani. Selain itu UU HAM Nomor 39 Tahun 1999 juga mencantumkan tentang Hak untuk Hidup : Sctiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, meningkatkan taraf hidupnya, hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin scrta bcrhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Bunuh diri (suicide) di dalam lcmbaga pemasyarakatan dapat texjadi dan merupakan kasus yang paling fatal karcna mcrupakan gangguan psikologis yang paling berbahaya dan wargabinaan yang melakukan bunuh diri dapat menimbulkan kericuhan pada teman-teman sekamarnya maupxm orang-orang sekjtamya. Data yang diambil dari Dircktorat Jcndcral Pemasyarakatan tentang bunuh diri di dalam lembaga pemasyrakatan di seluruh Lndonmsia yang terlihat cenderung meningkat Pada tahun 2004 ada 19 kasus, tahun 2005 sebanyak 21 kasus, dan tahun 2006 dari Ianuari- Oktober sebanyak 17 kasus. Berdasarkan kejadian diatas maka perlu upaya identiiikasi resiko bunuh did (suicide risk) tcrhadap warga binaan pcmasyarakatan oleh petugas kesehatan lembaga pemasyamkatan melalui pelatihan untuk mcningkatkan pemahaman dan kemampuannya dalam memberikan pelayanan pemcriksaan kcschatan fisik dan psikologis warga binaan schingga dapat dilakukan pcnoegahan bunuh diri warga binaan di lembaga pemasyarakatan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akliah
Abstrak :
[ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kesesuaian harapan masyarakat dan kinerja pemerintah pada Kotamadya Tangerang Selatan, dan untuk menentukan strategi alternatif dengan harapan agar sesuai dengan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Metode penelitian ini adalah: inportance dan analisis kinerja (IPA), data diperoleh berasal dari informan seperti kepala kantor dari semua aspek kehidupan. Hasil penelitian adalah: Kesesuaian harapan dan kinerja dari 9 aspek, yaitu: pendidikan, kesehatan, pertanian, energi, sumber daya manusia, infrastruktur, politik, budaya, keamanan. Strategi alternatif adalah untuk menghentikan pengembangan Mall, akan lebih baik untuk pasar tradisional, dan untuk membangun infrastruktur seperti jembatan layang.
ABSTRACT
The objectives of the research are : To describe the suitability and performance of society on the government of the Mayor of the Municipality of South Tangerang, and To determine alternative strategies in order expectation of the society fit on the performance of the government. The method of the research is : Inportance and Performance Analysis (IPA), collected data was from the informan such as chief officer of all aspect of life. The research finding are : The suitability of expectation and performance are 9 aspect, those are : education, health, agriculture, energy, human resources, infrastructure, politics, cultur, security. The alternative strategies are : To stop development of Mall, it would be better to develop traditional market, and to built more infrastructure such as fly over.;The objectives of the research are : To describe the suitability and performance of society on the government of the Mayor of the Municipality of South Tangerang, and To determine alternative strategies in order expectation of the society fit on the performance of the government. The method of the research is : Inportance and Performance Analysis (IPA), collected data was from the informan such as chief officer of all aspect of life. The research finding are : The suitability of expectation and performance are 9 aspect, those are : education, health, agriculture, energy, human resources, infrastructure, politics, cultur, security. The alternative strategies are : To stop development of Mall, it would be better to develop traditional market, and to built more infrastructure such as fly over., The objectives of the research are : To describe the suitability and performance of society on the government of the Mayor of the Municipality of South Tangerang, and To determine alternative strategies in order expectation of the society fit on the performance of the government. The method of the research is : Inportance and Performance Analysis (IPA), collected data was from the informan such as chief officer of all aspect of life. The research finding are : The suitability of expectation and performance are 9 aspect, those are : education, health, agriculture, energy, human resources, infrastructure, politics, cultur, security. The alternative strategies are : To stop development of Mall, it would be better to develop traditional market, and to built more infrastructure such as fly over.]
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>