Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monty P. Satiadarma
Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2001
306.8 MON m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raisya Humaira
Abstrak :
Dengan perkembangan teknologi, semakin meluasnya kesempatan dan sarana untuk melakukan perselingkuhan, salah satunya dengan dimediasi oleh internet. Namun sejauh ini lebih banyak penelitian yang membahas fenomena perselingkuhan dan perselingkuhan online secara terpisah, meskipun perselingkuhan online membahas bahayanya bila terjadi perselingkuhan di dunia nyata. Dalam penelitian ini yang menggunakan metode k, menemukan adanya dinamika perselingkuhan dan peran internet dalam memfasilitasi perilaku selingkuh (seperti selingkuh online yang dapat berlanjut ke dunia nyata, selingkuh di dunia nyata lalu berlanjut ke online, dan selingkuh online dengan orang yang sudah dikenal di dunia nyata). Selain itu, penelitian ini juga membahas bagaimana pelaku perselingkuhan laki-laki dan perempuan dalam mendefinisikan perilaku selingkuh, pandangan akan komitmen cinta ideal dalam hubungan romantis dan hubungannya dengan perilaku selingkuh yang dilakukan, serta persepsi akan kepuasan hubungan. ......With the development of technology, the opportunities and means for having an affair have expanded, one of which is mediated by the internet. However, so far research discussed the phenomenon of infidelity and online infidelity separately, although it is mentioned the dangers of having an online infidelity that can lead into an affair it the “real world”. In this research using qualitative methods, we found the dynamics of infidelity and the role of the internet in facilitating infidelity behavior (such as online infidelity which can continue in the real world, infidelity in the real world then continue online, and online infidelity with people who are already known in the real world). In addition, this study also discuss how male and female perpetrators of infidelity define their infidelity behavior, giving view of ideal love commitment in romantic relationships and its relation with infidelity behavior, and perception of relationship satisfaction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine Natalia
Abstrak :
ABSTRAK
Pernikahan adalah satu institusi sosial yang paling penting dan mendasar dalam masyarakat dan merupakan salah satu bentuk intimale relationship yang paling vital. Orang menikah karena berbagai macam alasan dan tujuan antara lain untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan psikologis. Dalam beberapa pernikahan ada kalanya terjadi suatu fenomena yang disebut perselingkuhan sehingga apa yang diharapkan pasangan dari pernikahan tidak lagi terpenuhi. Ada beberapa perselingkuhan yang berlangsung selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sepanjang pernikahan seseorang. Dalam kondisi seperti ini pasangan yang dikhianati tentunya merasakan penderitaan yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alasan dari para istri yang tetap bertahan dalam status pernikahannya walau suami mereka terlibat perselingkuhan jangka panjang. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh atas permasalahan tersebut, maka dicari juga gejala stress yang dialami para istri tersebut, masalah yang dihadapi, serta bagaimana mereka mengatasi hal-hal tersebut sehingga mampu bertahan selama ini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui tehnik penelitian studi kasus. Data yang diolah dalam penelitian ini diperoleh melalui metode wawancara dan observasi selama wawancara dilakukan. Pengambilan data dilakukan pada tiga orang wanita yang suaminya terlibat perselingkuhan jangka panjang. Ketiga subyek adalah ibu rumah tangga dan jangka waktu perselingkuhan suami berkisar antara delapan sampai sepuluh tahun. Ketiga subyek tetap berada dalam ikatan pernikahan dengan suaminya tersebut hingga wawancara dilakukan. Hasil dari penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa ketiga subyek tetap bertahan dalam pernikahannya karena mereka tidak mempunyai pilihan lain. Mereka tidak memiliki biaya untuk mengurus perceraian sendiri dan bahkan masih ada subyek yang menggantungkan hidup dari kiriman uang suaminya. Ketiga subyek juga percaya bahwa apa yang mereka alami ini adalah takdir yang digariskan Tuhan sehingga mereka harus menerimanya. Secara khusus, Ada satu subyek yang masih mengharapkan pernikahannya dapat pulih kembali suatu hari nanti dan ada satu subyek yang suaminya memang menolak untuk menceraikan dirinya. Masalah khusus yang mereka hadapi meliputi masalah ekonomi, pengasuhan anak, dan perbandingan diri dengan selingkuhan suaminya. Gejala stres yang dialami bervariasi mulai dari gejala fisik yaitu sakit, gejala kognitif, gejala emosi, dan gejala perilaku. Untuk coping terhadap masalah yang dialami, secara umum para subyek mengaku sudah mampu menerima kenyataan, tidak menyalahkan diri sendiri atas perselingkuhan yang dilakukan oleh suami, dan mencoba bersikap masa bodoh terhadap perselingkuhan tersebut. Secara khusus terdapat variasi dari ketiga subyek dalam mengatasi permasalahan mereka. Hal-hal tersebut antara lain adalah dengan mendekatkan diri pada Tuhan, mendapat dukungan dari kerabat dan teman, berharap untuk menikah lagi suatu hari nanti, mempertahankan belief negatif tentang pria, mencari kesibukan, dan hanya mengingat kejelekan suami saja. Ada juga subyek yang mengurangi rasa tertekannya dengan melampiaskannya secara verbal terhadap suami lewat makian dan kata-kata penghinaan. Untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan untuk menambah nara sumber yang diwawancara meliputi anak-anak, kerebat, dan sahabat subyek. Peneliti juga menyarankan untuk dilakukan penelitian mengenai pengaruh belief akan takdir terhadap sikap seseorang dalam pernikahannya. Pemikiran ini muncul karena ketiga subyek dalam penelitian ini memiliki 6e//e/bahwa apa yang mereka alami sekarang adalah takdir. Peneliti juga menyarankan agar penelitian selanjutnya tidak terpaku pada teori yang sebagian besar berasal dari luar negeri dalam menganalisis data karena kenyataan yang terjadi di Indonesia dapat berbeda dengan teori yang diperoleh.
2005
S3513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Novalin Cahaya Difa Elizabeth
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3543
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Pudjirahayu
Abstrak :
ABSTRAK
Perkawinan merupakan ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri, yang mana dalam perkawinan bertujuan untuk membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sehingga perkawinan haruslah berlangsung seumur hidup dan tidak diputus karena hal apapun juga. Mengenai pemutusan perkawinan, yang paling banyak terjadi karena disebahkan oleh perceraian. Suatu perceraian dapat mengakibatkan dampak bagi suami, isteri serta anak-anak. Oleh karena itu sebaiknya perceraian dihindari, meskipun banyaknya persoalan dan masalah yang dihadapi, jangan sampai perceraian itu terjadi. Dalam kasus pada tesis ini perceraian terjadi karena kurangnya rasa kasih sayang dan perlindungan yang tidak diberikan oleh suami, hal ini menyebabkan isteri mencari kasih sayang dari laki-laki lain. Sehingga yang menjadi pokok pexmasalahannya adalah apa yang menjadi alasan bagi pihak isteri menggugat cerai suaminya padahal isteri sendiri yang melakukan selingkuh, dan bagaimana pandangan Majelis Hakim mengenai adanya bukti perselingkuhan yang dilakukan oleh isteri. Mengenai metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini bersifat yuridis normatif dengan memakai data sekunder, sehingga hasil penelitian yang diperoleh berbentuk evaluatif analitis. Kesimpulan yang dapat diambil dari tesis ini adalah isteri yang melakukan perselingkuhan menggugat cerai suaminya, hal ini dilakukan untuk menutupi perbuatan selingkuh yang dilakukannya, dengan alasan suami sering berlaku kasar dan tidak ada rasa hormat menghormati, tidak menghargai itulah isteri menggugat suami. Selanjutnya tentang adanya bukti perselingkuhan yang dilakukan oleh isteri, Majelis Hakim dianggap menyampingkan bukti tersebut, karena sudah jelas isteri terbukti bersalah. Akhirnya saran yang dapat diberikan adalah seberat apapun masalah yang dihadapi jangan diakhiri dengan perceraian, karena dampaknya dapat menimbulkan penderitaan khususnya bagi anak-anak. Suami isteri harus saling menghargai, saling menghormati, dengan begitu perceraian pasti tidak akan terjadi.
2007
T 17294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Ayu Ramadhani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran respon Thematic Apperception Test (TAT) pada pelaku perselingkuhan yang mencakup kebutuhan-kahutuhan utama, pandangan atau konflik-konflik yang dirasakan, kecemasan dan defense, terutama yang berkaitan dengan relasi interpersonal dengan lawan jenis, Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rnenggunakan TAT sebagai alat utama dan wawancara, serta observasi. Metode anatisis hasil TAT yang digunakan adalah metode Bellak (1993). Hasil penelitian terhadap 3 orang subyek (28-42 tahun) memperlihatkan bahwa tema yang banyak muncul dalam respon adalah mengenai kekecewaan, kesedihan, serta ketidakpuasan yang dirasakan terutama kepada pasangan. Mereka memiliki pandangan yang negatif terhadap pasangan, dimana pasangan dilihat sebagai orang yang tidak dapat rnemenuhi dan memahami kebutuhan dirinya. Lingkungan dianggap sebagai tempat yang menekan, mengabaikan dirinya serta mengecewakan. Konflik yang banyak muncul adalah antara harapan dan kenyataan dimana pelaku ingin rnemenuhi kebutuhan mereka tetapi terbentur oleh situasi yang tidak memungkinkan mereka memenuhi kebutuhannya tersebut. Kebutuhan-kebutuhan yang banyak muncul adalah kebutuhan akan cinta dan kasih sayang perhatian, dan komunikasi. Ketidakmampuan untuk mengatasi konflik membuat mereka merasa tidak berdaya. Mekanisme pertahanan diri yang rnenonjol adalah rasionalisasi dan represi yang menandakan kurangnya kemampuan mereka untuk memecahkan permasalahan.
The aim of this study is to have a profile of persons who's engaged in extramarital relationships through Thematic Apperception Test (TAT) analysis. It consist their main needs) conception about the world, conflicts, anxiety dan defences especially in their relation with their spouse. This study use qualitatitative method with TAT as a main tools. The analysis of TAT use Short Fonn method from Bellak. Responses from three participants (28-42) who's engaged in extrrunarital relationship shows that dominant theme of their stories are about their dissapointment and dissatisfaction with their spouse and their life. They have a negative conceptions about the world, where spouse is seen as a person who can not fulfill and understand their needs. The world is seen as a place that ignoring, pressing, and disappointing. The main conflict is conflict between expectancy and reality, where a person who's engaged in extramarital relationships can not fulfill their needs because of the situation. They all have main needs, such as need for love, attention) and communication. Their inability to cope with the conflict create a situation that lead them to state of anxiety. They show helplessness and despair. The main defences are rationalization and repression, that show their inability to cope with the problems.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T33686
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Ratna Anggraini
Abstrak :
Penelitian ini adalah penelitian eksploratif pada perilaku selingkuh pada dewasa muda yang berpacaran. Penelitian ini dilakukan karena tingkah laku pada saat berpacaran akan dapat mempengaruhi tingkah laku pada masa pernikahan dan tingkah laku sendiri dapat dipengaruhi oleh salah satunya atribusi kausal. Atribusi kausal dalam penelitian ini adalah atribusi kausal dari Weiner, yang terdiri atas (1) locus of causality, (2) extemal control, (3) stability, (4) personal control. Melalui peninjauan atribusi kausal ini dapat diketahui gambaran dari apa yang dipersepsikan seseorang sebagai penyebab dari terjadinya perselingkuhan. Dengan diketahuinya gambaran tersebut maka seseorang akan dapat lebih memahami perilaku dirinya maupun orang lain, memprediksi perilaku dimasa mendatang, serta memungkinkan dirinya mengontrol lingkungannya. Dengan melihat permasalahan tersebut serta berbagai faktor yang terkait dengannya, dirumuskan masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini. Masalah yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah pola atribusi kausal perselingkuhan dewasa muda berpacaran pada kelompok dewasa muda? Permasalahan tersebut terbagi atas beberapa masalah khusus, yaitu : Bagaimana pola atribusi dewasa muda berpacaran pada kelompok dewasa muda yang berselingkuh? Bagaimana pola atribusi dewasa muda berpacaran pada kelompok dewasa muda yang diselingkuhi? Adakah perbedaan pola atribusi perselingkuhan dewasa muda antara kelompok dewasa muda yang berselingkuh dan yang diselingkuhi? Adakah perbedaan pola atribusi perselingkuhan dewasa muda antara kelompok pria dan wanita? Penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan menggunakan metode kuesioner. Sampel penelitian ini adalah 63 orang dewasa muda yang terdiri dari 31 pria dan 32 wanita. Kriteria subyek adalah, berusia 22 sampai 28 tahun, belum menikah dan pemah selingkuh dan atau diselingkuhi. Pendekatan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa hal, secara umum subyek mengatribusikan perselingkuhan kepada faktor internal, tidak stabil, terdapat kontrol personal dan tidak terdapat kontrol eksternal. Tidak ada perbedaan atribusi kausal yang signifikan antara kelompok subyek yang berselingkuh dan yang diselingkuhi, maupun antara kelompok pria dan wanita. Seluruh kelompok menunjukkan kecenderungan pola atribusi kepada satu sisi, kecuali kelompok pria yang diselingkuhi pada dimensi stabilitas. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai penerapan teori atribusi kausal dalam interpersonal relationship, khususnya dalam perselingkuhan di masa berpacaran. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi perkembangan terapi atribusi. Dengan diketahui pola atribusi kausal perselingkuhan baik dari kelompok yang berselingkuh dan diselingkuhi, dapat dikethui atribusi yang disfungsional, yang kemudian dapat diganti dengan atribusi yang lebih adaptif.
2003
S3287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Kasus-kasus perceraian di Indonesia 92% dipicu oleh salah satu pasangan,suami atau istri yang melakukan selingkuh dengan pria atau wanita lain......
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Gracia
Abstrak :
Beberapa studi terdahulu menjelaskan bahwa perselingkuhan dalam perkawinan merupakan salah satu pelanggaran yang sulit untuk dimaafkan terutama pada individu dengan trait neuroticism. Mindfulness diketahui mampu membantu meningkatkan pemaafan pada individu yang diselingkuhi oleh pasangan dalam perkawinan. Penelitian dilakukan untuk menguji efek mindfulness sebagai moderator dalam hubungan antara trait neuroticism dengan pemaafan pada individu yang mengalami perselingkuhan rumah tangga. Data diambil menggunakan convenience sampling pada partisipan laki-laki dan perempuan berusia ≥ 18 tahun, heteroseksual, sudah menikah, pernah atau masih mengalami diselingkuhi oleh pasangan. Partisipan penelitian sebanyak 329 orang mengisi kuesioner Marital Offence-Specific Forgiveness Scales (MOFS) untuk mengukur variabel pemaafan, International Personal Pool-Big Five Model 50 (IPIP-BFM50) dimensi emotional stability untuk mengukur variabel trait neuroticism, dan Cognitive-Affective Mindfulness Scales- Revised (CAMS-R) untuk mengukur variabel mindfulness. Melalui moderated regression analysis diketahui bahwa mindfulness tidak berperan secara signifikan dalam memoderatori hubungan antara trait neuroticism dan pemaafan. Meski demikian terdapat trend perubahan dalam bentuk pemaafan pada partisipan dengan trait neuroticism apabila ditinjau dari tingkat mindfulness. Hal ini mengindikasikan adanya potensi yang mengarah pada proses dinamis yang kemudian mampu membantu individu neuroticism untuk memaafkan. ......Recent studies describe Infidelity in marriage as a serious offense and is difficult to forgive, especially for individuals with the neuroticism trait. Mindfulness is known to be able to help increase forgiveness in individuals who have been cheated on by their partners in marriage. The study was conducted to examine the effect of mindfulness as a moderator in the relationship between the neuroticism trait and forgiveness in individuals who experience marriage infidelity. Data were taken using convenience sampling on male and female participants aged ≥ 18 years, heterosexual, married, had or still experienced being cheated on by their partner. Research participants as many as 329 people filled out the Marital Offence-Specific Forgiveness Scales (MOFS) questionnaire to measure forgiveness, the International Personal Pool-Big Five Model 50 (IPIP-BFM50) dimensions of emotional stability to measure the neuroticism trait variable, and Cognitive-Affective Mindfulness Scales- Revised (CAMS-R) to measure the mindfulness variable. Through moderated regression analysis, it was found that mindfulness did not play a significant role in moderating the relationship between the neuroticism trait and forgiveness. However, there is a trend of change in the form of forgiveness in participants with the neuroticism trait when viewed from the level of mindfulness. This indicates the potential that leads to a dynamic process which is then able to help neuroticism individuals to forgive.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Dian
Abstrak :
Di kota besar seperti di Jakarta, sangatlah terbuka kesempatan bagi seseorang untuk berselingkuh. Hal ini terjadi karena adanya dasar yang kuat dari individualisme di kota besar. Selingkuh atau infidelity yang dimaksud di sini adalah pelangggaran norma-norma eksklusifitas suatu hubungan yang mana melibatkan dua individu yang telah membuat suatu komitmen untuk tidak menjalin hubungan lagi dengan orang lain. Masalah yang ingin dilihat di sini adalah gambaran sikap terhadap perselingkuhan di antara orang-orang dewasa muda yang masih berpacaran. Alasan peneliti mencari gambaran sikap dewasa muda yang masih berpacaran ini adalah karena adanya teori yang mengatakan bahwa perilaku yang dianut seseorang pada masa berpacaran bisa dipertahankan atau dilakukan lagi hingga pada masa perkawinan. Masalah dalam penelitian ini dijawab dengan menggunakan teori sikap dari Thurstone (1946). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Teknik pengabilan sampel adalah dengan cara incidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, yang menggunakan skala sikap dengan metode Summated Ratings dari Likert, dan berisi 33 item. Reliabilitas alat ukur skala sikap ini adalah 0,9465 berdasarkan penghitungan koefisien Alpha Cronbach. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa orang-orang dewasa muda di Indonesia ternyata masih memiliki sikap yang cenderung negatif terhadap perselingkuhan pada masa berpacaran. Sedangkan hasil lainnya adalah pengalaman langsung seseorang terhadap perselingkuhan dan kesiapan menikah dari seseorang ternyata secara signifikan berpengaruh pada sikapnya terhadap perselingkuhan. Hal ini kiranya kurang sejalan dengan hasil penelitian yang sudah ada dari Hansen (dalam Weisgerber,2000), yaitu adanya sikap yang cenderung positif terhadap perselingkuhan pada masa berpacaran. Penjelasan dari hal ini adalah karena adanya faktor social desirability dari subyek karena perselingkuhan merupakan masalah yang cukup sensitif, dan juga karena kurangnya alternatif pilihan pada alat ukur.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>