Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monna Maharani Hidayat
Abstrak :
Kondisi kesehatan mental maternal kurang menjadi perhatian pada pelayanan kesehatan. Kepedulian terhadap aspek psikologis maupun sosial masih jarang diperhatikan bila dibandingkan dengan aspek fisik. Hasil temuan pada studi ini diketahui lebih dari seperempat ibu hamil memiliki kondisi psikososial ibu postpartum yang berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara prenatal distress dengan kondisi psikososial ibu postpartum. Desain penelitian yang digunakan yaitu desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 162 ibu hamil di kabupaten Cianjur yang dipilih dengan teknik two stage cluster sampling. Analisis menggunakan chi square, t-test, dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara prenatal distress dengan kondisi psikososial ibu postpartum p=0,001. Ketidaknyamanan fisik saat hamil merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kondisi psikososial ibu postpartum OR=4.65; 95 CI, 2.0; 10.8. Ibu yang tidak nyaman saat hamil berpeluang sebesar 4.65 kali mengalami psikososial ibu postpartum yang berisiko dibandingkan dengan ibu yang nyaman saat hamil setelah dikontrol oleh prenatal distress dan perencanaan kehamilan. Petugas kesehatan direkomendasikan untuk melakukan skrining prenatal distress dan kondisi psikososial postpartum pada ibu sejak awal kehamilan. Tindakan keperawatan juga diperlukan jika diketahui ada risiko gangguan prenatal distress sehingga tidak menambah masalah pada kondisi psikososial ibu postpartum. ......Mental health condition of maternal less attention to health service. Concern for both psychological and social aspects is rarely noticed when compared to the physical aspect. The findings of this study found that more than a quarter of pregnant women had a risky postpartum psychosocial condition. The aim of this study was to identify the relationship between prenatal distress with postpartum psychosocial condition. The research design was analytic descriptive with cross sectional approach. The sampels were 162 pregnant women in Cianjur District, selected by two stage cluster sampling technique. The analysis used chi square, t test, and logistic regression. The results showed a significant correlation between prenatal distress with postpartum psychosocial condition p 0,001 . Pregnancy physical discomfort is the most influential factor on the occurrence of postpartum psychosocial conditions risk OR 4.65 95 CI, 2.0 10.8 . Pregnancy discomfort are 4.65 times more likely to have psychosocial postpartum women rsquo s at risk than comfortable pregnant women after being controlled by prenatal distress and pregnancy planning. Health care workers are recommended to perform prenatal distress screening and postpartum psychosocial conditions in the mother since early pregnancy. Nursing intervention is also necessary if there is known to be a risk of prenatal distress disorder so as not to increase the problem on the psychosocial condition of the postpartum period.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Indriayani
Abstrak :

Pada periode postpartum, orang tua harus beradaptasi dengan perubahan keseimbangan kondisi fisik dan mental mereka. Kegagalan untuk beradaptasi dapat menyebabkan depresi pada kedua orang tua. Dalam penelitian ini, kami bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian depresi ayah pada periode postpartum dan faktor-faktor yang mempengaruhi di Jakarta, Indonesia. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 390 ayah dengan pengambilan sampel berturut-turut. Depresi ayah diukur menggunakan EPDS versi Indonesia. Instrumen lain yang digunakan adalah versi Bahasa Indonesia dari Family Coping Questionnaire dan Postpartum Social Support Questionnaire, Dyadic Adjustment Scale dan Postpartum Bonding Questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 36,7% ayah berisiko mengalami depresi pada periode postpartum dan faktor yang mempengaruhi kepuasan hubungan dengan pasangannya (rasio odds [OR] = 34,43, interval kepercayaan 95% [CI]: 15,8-74,6) , dukungan sosial (OR = 33.728, 95% CI 15.4-73.8), ikatan ayah dan bayi (OR = 17.816, 95% CI 8., 9-35.4), pendapatan keluarga (OR = 2.415, 95% CI: 1.323-4.411 ), dan status pekerjaan (OR = 0,091, 95% CI: 0,01-0,8) Penelitian ini memberikan wawasan tentang kondisi ayah selama periode postpartum di Indonesia. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki faktor-faktor psikososial ayah lainnya selama periode childbearing di Indonesia.


In the postpartum period, parents must adapt to changes in the balance of their physical and mental conditions. Failure to adapt can lead to depression in either parent. In this study, we aimed to identify the incidence of paternal depression in the postpartum period and the influencing factors in Jakarta, Indonesia. This cross-sectional study involved in 390 fathers with consecutive sampling. Paternal depression was measured using the Indonesian version of the Edinburgh Postpartum Depression Scale. Other instruments used were the Indonesian version of the Family Coping Questionnaire and Postpartum Social Support Questionnaire, Dyadic Adjustment Scale, and the Postpartum Bonding Questionnaire. The results revealed that approximately 36.7% of fathers are at risk for depression in the postpartum period and the influencing factors are satisfaction of relations with their partner (odds ratio [OR]=34.43, 95% confidence interval [CI]: 15.8-74.6), social support (OR = 33,728, 95% CI 15.4-73.8), father and baby bonding (OR = 17,816, 95% CI 8.,9-35.4), family income (OR = 2.415, 95% CI: 1.323-4.411), and working status (OR = 0.091, 95% CI: 0.01-0.8)  This study provides insight into the father's condition during the postpartum period in Indonesia. Further research is needed to investigate other psychosocial factors of the father during the childbearing years in Indonesia.

 

2019
T53261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library