Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanny Mahardewo
Abstrak :
Kemenangan bangsa Jepang atas bangsa rusia pada perang tahun 1904-1905, adalah awal yang sangat penting bagi perkembangan bangsa Asia. Semangat yang diperlihatkan oleh bangsa Jepang itu menimbulkan pula semangat kepada bangsa asia yang lain. Bangsa Asia yang pada waktu itu banyak terjajah, mulai memberanikan diri untuk melepaskan diri dari ikatan penjajah. Timbulnya kesadaran untuk melepaskan diri dari penjajahan, merupakan awal dari kebangkitan bangsa Asia yang dipelopori oleh bangsa Jepang dalam perang tahun 1904-1905 dimana bangsa asia dapat mengalahkan bangsa asing. Bagi bangsa Indonesia kebangkitan bangsa Asia dan kemenangan bangsa Jepang itu, merupakan pendorong bagi bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Selain itu kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi bangsa Indonesia melalui politik etis yang dikeluarkan oleh pemerintah hindia belanda secara langsung telah merobah pola pikir bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia mulai sadar akan keadaan dirinya yang terbelakang akibat dari sistem penjajahan. Bangsa Indonesia yang diwakili oleh kaum mudanya mulai menyadari akan manfaat ilmu yang telah dipelajari. Pendidikan barat yang dipelajari telah memberikan cakrawala Baru bagi mereka. Mereka sadar tanpa adanya rasa persatuan diantara sesama pemuda, tidaklah akan tercapai cita.cita kemerdekaan. Kesadaran yang timbul di kalangan muda mulai terlihat pada awal abad ke 20. Hal ini ditandai dengan lahirnya sebuah perkumpulan yang bernama Boedi Oetomo. Lahirnya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 adalah awal dari apa yang disebut dengan rasa kebangkitan nasional Indonesia. Boedi Oetomo sebagai organisasi modern pertama di Indonesia telah memberikan dorongan kepada pemuda Indonesia lainnya untuk mendirikan organisasi semacam. Setelah kelahiran dan keberhasilan Boedi Oetomo maka lahirlah perkumpulan-perkumpulan pemuda lainnya. Sifat dari perkumpulan/organisasi pemuda setelah kelahiran Boedi Oetomo mempunyai berbagai macam bentuk dan sifat seperti, bersifat kedaerahan, bersifat politik, bersifat keagamaan dan ada pula yang berbentuk kepanduan . Salah satu organisasi pemuda yang lahir setelah itu adalah Perhimpoenan Peladjar Peladjar Indonesia. Organisasi ini lahir pada bulan September 1926 di Jakarta. Para pendirinya mempunyai tujuan Indonesia merdeka dengan mempersatukan gerakan perjuangan sehingga tidak ada perbedaan antara penjajah dan terjajah Perjuangan PPPI juga ingin mencapai kemakmuran bangsa melalui pemerataan hak dan ekonomi. PPPI dalam melaksanakan kegiatannya banyak bergerak di bidang politik, salah satunya ialah dalam Kongres Pemuda II dimana pada akhirnya terkenal dengan sumpah pemuda. Selain di bidang politik PPPI juga bergerak lapangan, sosial budaya dan juga ekonomi. Kegiatan yang mereka lakukan ini pada dasarnya demi kemajuan bangsa Indonesia, agar tujuan akhir kemerdekaan bangsa dan kemakmuran dapat tercapai serta hapusnya penjajahan dari Indonesia. Sekali lagi untuk mencapai tujuan kemerdekaan mereka para pendiri dan anggota lainnya menginginkan adanya persatuan di kalangan pemuda sehingga kekuatan yang menjadi satu lebih diperhitungkan. Kegiatan PPPI dan Organisasi pemuda lain yang menginginkan tercapainya Indonesia merdeka, tidaklah mendapat dukungan dari pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda merasa kegiatan pemuda itu adalah suatu ancaman. Peraturan-peraturan yang melarang kegiatan politik dan pengawasan terhadap orang-orang yang dicurigai diberlakukan. Pemuda Indonesia melihat peraturan yang ada tidaklah mundur bahkan terus berjuang dengan tujuan Indonesia merdeka. Bagi PPPI kegiatan mereka tidak berhenti hanya sampai tahun 1932 saja, kegiatan mereka terus berlanjut sampai kedatangan bangsa Jepang. Karena ketakutan Pemerintah Hindia Belanda terhadap kegiatan PPPI mereka membuat USI (Unitas Studiosorum Indonesiensis) tahun 1933, dengan maksud memecah perhatian pelajar yang menjadi anggota PPPI dari kegiatan politik. Bagi yang ingin terus berpolitik mereka tetap memilih PPPI sebagai tempat berjuang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uma Wahdiyanti Ruhmana
Abstrak :
Brain drain merupakan isu yang sedang berkembang di Indonesia. Akan tetapi isu ini belum disadari sebagai ancaman bagi ketahanan nasional. Di tengah persaingan global, semua negara berlomba menarik sumber daya manusia unggul dari negara-negara di dunia. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia dirasa penting menerapkan kebijakan untuk menangani brain drain. Brain drain dapat dikelola dengan menerapkan brain circulation untuk mendapatkan reversed brain drain/brain gain. Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) telah berkontribusi dalam meningkatkan terjadinya jaringan brain circulation melalui aktivitas dan komunitas diaspora di luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi PPI Dunia dalam meningkatkan potensi terbentuknya brain circulation network melalui aktivitas organisasi dan menganalisis kontribusi strategi tersebut terhadap ketahanan nasional. Hasilnya digunakan untuk merumuskan strategi pemberdayaan PPI Dunia dalam meningkatkan terbentuknya jaringan brain circulation. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan data primer dan sekunder yang didapatkan melalui wawancara, observasi, studi dokumen dan catatan lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga strategi PPI Dunia dalam meningkatkan potensi terbentuknya jaringan brain circulation Indonesia yaitu (1) Menguatkan nasionalisme diaspora pelajar Indonesia. (2) Membangun kolaborasi baik nasional maupun internasional. (3) Membentuk komunitas diaspora. Kontribusi strategi tersebut terhadap ketahanan nasional adalah meningkatkan kapasitas pengetahuan Sumber Daya Manusia, meningkatkan diplomasi budaya, meningkatkan promosi pariwisata, dan memelihara ideologi dan nasionalisme. Rekomendasi strategi tersebut antara lain: (1) Pemberian proyek jangka pendek dengan PPI Dunia dan komunitas yang telah dibentuk yaitu Ikatan Ilmuan Indonesia Internasional (I4), Ikatan Keluarga Alumni Luar Negeri (IKRAR) dan Global Indonesian Professional Association (GIPA). (2) Menciptakan platform terpadu promosi pariwisata dan budaya Indonesia dengan memberdayakan seluruh PPI Negara di bawah koordinasi PPI Dunia. (3) Menyediakan skema pengelolaan lulusan universitas luar negeri pasca studi. (4) Melakukan inovasi manajemen penerima dan alumni beasiswa pemerintah Indonesia bersama PPI Dunia dan Mata Garuda. (5) Mengembangkan Research Center Indonesia dengan menjalin hubungan dengan PPI Dunia. ......Brain drain is a source of ongoing concern in Indonesia. However, this issue has not been recognized as a threat to national resilience. In the era of global competition, all countries in the world compete to attract highly skilled migrants from countries around the world. Therefore, the Indonesian government needs to implement policies to manage the brain drain. Brain drain can be managed by applying the concept of brain circulation to get a reversed brain drain/brain gain. Overseas Indonesian Students Association Alliance (OISAA) has contributed in increasing brain circulation through it's activites and diaspora community in other countries. The purpose of this research was to identify the strategy of OISAA in increasing the potential formation of brain circulation network and the contribution of the strategy toward national resilience. The results were used to formulate the OISAA empowerment in increasing the potential formation of brain circulation network. This research adopted a qualitative methods using primary and secondary data obtained through interviews, observations, document study, and field notes. The results of this study showed that there were three strategies of OISAA in increasing the potential formation of brain circulation network, namely (1) Strengthening the nationalism of Indonesian student diaspora. (2) Building collaboration both nationally and internationally. (3) Creating Diaspora Communities. The contributions of the strategy to national resilience were to increase the knowledge capacity of Human Resources, to increase cultural diplomacy, to increase tourism promotion, and to maintain ideology and nationalism. The researcher also recommended some strategies: (1) Giving short-term projects to OISAA and it's community, the International Indonesian Scientists Association (I4), Overseas Alumni Association (IKRAR) and the Global Indonesian Professional Association (GIPA). (2) Creating an integrated platform for promoting Indonesian tourism and culture by empowering all PPI Negara under the coordination of OISAA. (3) Providing a management scheme for overseas university graduates. (4) Conducting Innovation management of Indonesian government scholarships awardee and alumni with OISAA and Mata Garuda. (5) Developing Indonesia's Research Center by establishing mutual relations with OISAA.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library