Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatchiati Farida Fitri
"
ABSTRAK
Hubungan (relationship) antar mahluk yang satu dengan yang lain sangat diperlukan atau dengan kata lain hubungan (human relation) adalah merupakan suatu kebutuhan (Fisher, 1994 ), dirnana ada 5 kebutuhan dalam suatu hubungan, yaitu: need for intimacy, need for social integration, need for being nurturant, need for assistance dan need for reassurancy of our own worth.
"Need for Intimacy" yaitu merupakan suatu kebutuhan yang sifat dan orientasinya kepada kebutuhan individual yang sangat pribadi. Dari hubungan yang demikian itulah diharapkan timbulnya proses hubungan percintaan - intimate of love (Mary Ann,l985).
Dalam proses hubungan percintaan tidak dapat dilepaskan dari berbagai unsur yang mendukungnya yaitu : adanya subyek, sarana-komunikasi, pasangan dan produknya adalah cinta. Kecendrungan dewasa ini bcrkomunikasi melalui komputer menyebabkan seseorang tidak perlu lagi bertatap muka secara fisik karena baik subyek ataupun pasangan telah dapat menggunakan komputer dan internet sebagai sarana atau alat untuk melakukan hubungan dan bahkan menjalin kasih sayang antara keduanya yang disebut dengan cinta. Apabila sampai pada tingkat yang demikian dan tetjadi pada individu yang awalnya belum pernah kenal tatap muka, maka hubungan tersebut dinamakan internet romance, yaitu hubungan percintaan melalui internet dimana individu jatuh cinta pada orang asing yang belum pernah tatap muka sebelumnya.
Cinta itu sendiri merupakan suatu proses yang terdiri atas 3 (tiga) komponen yaitu : "intimacy" itu sendiri pada tingkat awal, "Passion" dan "Commitment" (SternBerg, 1988 ) yang dalam penelitian ini diungkapkan sebagai proses tahap awal, proses lanjut dan proses akhir. Keberhasilan pencapaian commitment karena adanya intimacy, dimana intimacy sangat ditentukan oleh kuantitas dan kualitas komunikasi.
Masyarakat pada umumnya masih asing dan belum percaya pada Internet romance bahwa hubungan percintaan dapat terjadi melalui internet dimana masing-masing individu belum mengenal satu sama Iain dan belum ada tatap muka umum dapat saling jatuh cinta, (Meng, 1994).
Dalam kaitan dengan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana sebenarnya proses terjadinya hubungan Internet romance dan melihat faktor-faktor atau elemen apa yang mendukung individu terlibat dalam hubungan tersebut. Mengingat penelitian ini hendak mengetahui pengalaman dan penghayatan pribadi, maka penelitian ini dilaksanakan dengan metode kasus melalui wawancara mendalam dengan analisis kualitatif. Untuk itu peneliti membatasi tingkat pendidikan subyek yang diwawancarai, yaitu 20-30 tahun dengan minimun tingkat pendidikkan calon Sl, disamping sebagai mayoritas pemakai internet, juga dengan asumsi bahwa orang yang pendidikannya cukup tinggi dapat lebih mahir dalam mengeluarkan pendapat dan perasaannya secara verbal ( komunikatif ).
Dari ke-4(subyek) yang diwawancarai, Peneliti menemukan bahwa makin sering melakukan kontak atau chatting makin memberikan nilai positif dalam membentuk intimacy dimana hubungan yang berjalan melalui internet ini cendrung memerlukan frekuensi yang cukup tinggi dibanding di dunia nyata. Ini berarti keaktifan dalam hal ini sangat dibutuhkan (Grasha & Kirschenbaurn, 1980 ). Demikian pula mengingat bahwa komunikasi dalam internet romance ini tanpa kehadiran fisik yang bersangkutan, maka kualitas komunikasi jauh memperoleh perhatian penilaian dibanding apabila komunikasi dimana keduanya hadir secara fisik. Hal demikian menunjukkan bahwa setiap tutur-kata masing-masing akan direkam, dicatat, dan selalu diingat-ingat. Mengingat bahwa komunikasi dalam internet hanya mengandalkan kemampuan verbal dan pada umumnya berjalan dalam waktu yang cukup lama ( bisa sampai 5 atau 6 jam sehari bahkan Iebih ) maka seluruh aspek pribadi, tak jarang terungkapkan secara keseluruhan. Oleh karena itu melalui komunikasi internet dalam rangka membangun intimacy tersebut tidak jarang masing-masing lalu berawal dari adanya "Faktor keterbukaan", kemudian menimbulkan sikap "kepercayaan". Hal demikian menunjukkan bahwa komunikasi dalam lnternet-Romance orang mampu saling mengekspresikan dan menangkap elemen-elemen kepribadian sehingga dapat saling memberikan respon interpersonal secara positif untuk membangun ?intimacy"atau berespon negatif menolak. Dengan demikian proses komunikasi di internet ini, dipengaruhi 3 aspek, yaitu intensitas komunikasi, cara penyampaian komunikasi dimana subyek sering menggunakan simbol dan kalimat-kalimat spesial sebagai ungkapan elemen interpersonal, juga isi pembicaraan.
Dari penelitian ini ditemukan pula hal-hal yang mendorong subyek untuk online yaitu sebagai ekspresi cliri, mencari teman sekedar ngobrol, dan sengaja mencari pasangan. Walau pada awalnya subyek tidak serius dalam berrnain chairing, namun temyata charting mampu membawa individu ke arah pemikiran yang lebih serius. Dalam hal ini internet mampu menciptakan hubungan percintaan sampai ke jenjang pernikahan. Proses atau siklus terjadinya hubunganpun tidak jauh berbeda dengan yang didunia nyata., namun secara tehnis saja yang berbeda. Yang lebih menarik adalah ditemukannya suatu kepuasan bagi seorang subyek, bahwa dengan melalui hubungan Internet romance ini, kepribadian pasangan lebih mudah dapat dipahami dibanding dengan hubungannya di dunia nyata, hal ini menunjukkari bahwa hubungan Internet romance ternyata bisa terjadi dan tidak kalah mutunya dengan yang di dunia nyata.
Dari 7(tujuh)subyek yang akan diwawancarai, hanya 4(empat) subyek yang berhasil diwawancarai Peneliti. Dikarenakan ada yang balik ke Luar Negri untuk menyelesaikan studi dan ada yang kembali ke kota asalnya. Dari ke-4 subyek ini dua diantaranya masih dalam proses lanjut dimana belum ada tatap muka, dan 2 diantaranya akan melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Oeh karena itu, penelitian ini masih perlu pemantauan tindak lanjut mengingat para subyek belum ada yang berakhir sampai tuntas dan penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, antara lain dengan meneliti perbedaan antara dewasa muda pria dan wanita dalam menjalani hubungan internet romance ini, atau meneliti bagaimana karakteristik kepribadian orang-orang yang bermain internet ataupun yang menjalin hubungan internet romance."
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dewi Lestari
"ABSTRAK
Hubungan percintaan antara laki-laki Belanda dan perempuan pribumi telah lama menjadi tema cerita dalam karya sastra. Di masa kolonial sejumlah penulis Peranakan Cina telah melakukannya. Salah seorang di antaranya adalah Juvenile Kuo. Ia menulis Harta yang Terpendem yang berkisah tentang hubungan percintaan seorang perempuan pribumi dengan laki-laki Belanda. Novel ini terbit di Batavia pada 1928. Di dalamnya terkandung kisah yang menunjukkan bagaimana perempuan pribumi di masa lalu dapat menjalin hubungan asmara dengan laki-laki Belanda. Penelitian ini mengkaji hubungan perempuan pribumi dengan laki-laki berkebangsaan Belanda yang dilukiskan dalam novel Harta yang Terpendem. Kajian dilakukan dengan pendekatan kritis, terutama untuk menunjukkan bagaimana relasi kuasa dilukiskan di dalam novel tersebut. Dari kajian yang dilakukan penulis diperoleh kesimpulan bahwa perempuan pribumi yang menjalin hubungan cinta dengan laki-laki Eropa dilukiskan sebagai pribadi yang lemah dan tidak berdaya, berada dalam subordinasi laki-laki yang cenderung menindas. Ia cenderung menerima apa pun keputusan laki-laki asing yang menjadi pasangannya sekalipun keputusan itu merugikan dirinya. Sebaliknya, laki-laki asing Eropa digambarkan sebagai pribadi yang lebih superior dan berkuasa daripada perempuan pribumi.

ABSTRACT
The romantic relationship between Dutch men and indigenous women has long since become a theme in literature. In the era of colonialism, writers of Chinese descent had incorporated such theme in their literary works. One example is Juvenile Kuo, who wrote Harta yang Terpendem, which tells the love story between an indigenous woman and a dutch man. The novel was published in Batavia in 1928. The book shows how indigenous women in the past engaged themsleves in an affair with Dutch men. This study examines the romantic relationship between indigenous women and Dutch men as illustrated in Harta yang Terpendem. This study is conducted using a critical approach so as to reveal how power relations are portrayed in the novel. This study concludes that indigenous women engaged in romantic relationship with European men are depicted as weak and powerless individuals who submit to the subordination and oppression of women to men. The women do not deny any decision made by their men significant others. On the contrary, the European men are portrayed as superior and powerful individuals compare to the indigenous women. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Widiarini
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang bagaimana pemaknaan kelompok dewasa muda
tentang konsep trust dalam konteks hubungan percintaan yang menggunakan
Facebook. Saat ini Facebook merupakan situs jejaring sosial yang banyak
digunakan kelompok dewasa muda untuk membina hubungan interpersonal,
termasuk hubungan percintaan. Kondisi ini menjadi unik karena identitas
pasangan hanya terbatas pada informasi di facebook. Penelitian ini menggunakan
paradigma konstruktivis dengan strategi penelitian fenomenologi. Sedangkan
metode penelitian adalah wawancara mendalam dan observasi kemudian
dianalisis dengan metode analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dewasa muda memaknai trust dalam konteks diatas secara negotiated dan
oppositional.

Abstract
This research focus on reception toward trust concept among young adult who
conduct love relationship by using Facebook. Nowadays, Facebook is one the
most popular social networking site which is used by young adult to build
interpersonal relationship, particularly love relationship. This case is unique
because partner?s identity is very limited (merely rely on profile on Facebook).
The research paradigm is constructivist and research strategy in phenomenology.
Meanwhile the research methods use are observation and in-depth interview and
use thematic analysis. The researcher found that young adult perceive trust in
negotiated and oppositional ways."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Widiarini
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang bagaimana pemaknaan kelompok dewasa muda tentang konsep trust dalam konteks hubungan percintaan yang menggunakan Facebook. Saat ini Facebook merupakan situs jejaring sosial yang banyak digunakan kelompok dewasa muda untuk membina hubungan interpersonal, termasuk hubungan percintaan. Kondisi ini menjadi unik karena identitas pasangan hanya terbatas pada informasi di facebook. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan strategi penelitian fenomenologi. Sedangkan metode penelitian adalah wawancara mendalam dan observasi kemudian dianalisis dengan metode analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewasa muda memaknai trust dalam konteks diatas secara negotiated dan oppositional.

ABSTRACT
This research focus on reception toward trust concept among young adult who conduct love relationship by using Facebook. Nowadays, Facebook is one the most popular social networking site which is used by young adult to build interpersonal relationship, particularly love relationship. This case is unique because partners identity is very limited (merely rely on profile on Facebook). The research paradigm is constructivist and research strategy in phenomenology. Meanwhile the research methods use are observation and in-depth interview and use thematic analysis. The researcher found that young adult perceive trust in negotiated and oppositional ways."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library